You are on page 1of 3

PENATAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS JAMUR MELALUI SANGGAR TANI MEDIA AGRO MERAPI Agribisnis merupakan kepercayaan

jangka panjang. Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) kegiatan produksi pertanian yang dilaksanakan oleh pelaku utama harus didasarkan pada analisis kebutuhan pasar sehingga produk yang dihasilkan pelaku utama telah memiliki pasar yang jelas. Di sisi lain, usaha agribisnis harus menguntungkan serta memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Produk/komoditi yang diusahakan oleh pelaku utama harus lebih menguntungkan dibandingkan denganproduk/komoditi unggulan lainnya. Berdasar pada kenyataan tersebut, maka kegiatan agribisnis secara keseluruhan terangkai dalam satu kesatuan sistem yang disebut dengan sistem agribisnis. Secara konsepsional sistem agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usahatani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan yang terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) (off-farm) merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian. Subsistem produksi/ usahatani (on-farm agribusiness) merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, dan lain-lain. Subsistem agribisnis hilir (downstream agribusiness) merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Adapun subsistem lembaga penunjang (off-farm) merupakan seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah.

Bagi masyarakat Dusun Grogol, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta potensi wilayah sekarang ini sudah semakin dioptimalkan, seiring dengan diberdayakannya lembaga yang berkembang dari tengah masyarakat sendiri, yaitu Sanggar Tani Media Agro Merapi yang berkonsentrasi dalam bidang ekonomi masyarakat melalui kegiatan agribisnis jamur. Dusun Grogol, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Salah satu diantaranya adalah komoditas bidang pertanian, terutama tanaman kopi, melinjo, alpokat, sayur-sayuran dan lain-lain. Selain pengembangan jenis-jenis tanaman tersebut, jamur juga merupakan salah satu alternatif komoditas yang sudah mulai dikembangkan dan diproduksi oleh masyarakat di wilayah ini, terutama jamur kuping dan jamur tiram. Budidaya kedua jenis jamur tersebut sesuai dengan kondisi klimatologi di Dusun Grogol, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan yang cocok untuk pertumbuhan jamur. Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak potensi agro di lereng Gunung Merapi yang belum tertangani secara optimal dan memadai yang mengarah kepada kegiatan yang berorientasi pada kegiatan agribisnis dan agroindustri. Berdirinya Sanggar Tani Media Agro Merapi adalah atas inisiatif dan keinginan yang kuat dari salah seorang petani jamur senior di Dusun Grogol, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang juga sebagai pemuda pelopor Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2000. Keberadaan Sanggar tani ini merupakan respon terhadap perkembangan pembudidayaan jamur yang pada saat itu mengalami kelesuan, utamanya di wilayah Kabupaten Sleman. Hal ini disebabkan pada tahun 1999 terjadi penurunan kualitas bibit jamur (khususnya jamur kuping) yang berakibat pada menurunnya hasil produksi petani jamur. Di samping itu, terjadi pula kemacetan di bidang pemasaran jamur kuping kering (terutama pasar ekspor) sehingga pedagang dengan leluasa mempermainkan harga yang mengakibatkan harga jatuh. Dalam hal ini, petani mengalami kerugian, terutama untuk berusahatani jamur kembali. Melihat kenyataan tersebut, maka diperlukan penumbuhan dan penguatan kapasitas kelembagaan pelaku utama untuk membangun kemitraan yang setara dan saling menguntungkan dengan basis agribisnis melalui Sanggar Tani Media Agro Merapi yang digunakan sebagai tempat percontohan,

pelatihan dan magang khususnya dalam cara berbudidaya jamur bagi petani yang berorientasi ke arah agribisnis dan agroindustri yang sederhana dan tepat guna. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu masyarakat sekitar memahami cara budidaya jamur sebagai upaya revitalisasi kelembagaan kelembagaan petani. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani yang berorientasi agribisnis melalui Sanggar Tani Media Agro Merapi dilaksanakan dengan mempertimbangkan: minat dan usaha yang sama, adanya kepemimpinan (leadership) yang memiliki visi ke depan dan mampu mengembangkan partisipasi aktif anggotanya, dan kemampuan manajerial untuk mengelola organisasi petani dengan menerapkan prinsip-prinsip pengorganisasian secara modern. Jamur merupakan potensi unggulan dan komoditas andalan di Kabupaten Sleman. Jamur banyak dikonsumsi oleh masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya dimana komoditas ini dapat dipasarkan dalam bentuk segar maupun kering, baik untuk pasar lokal maupun untuk diekspor. Di sisi lain, ada juga yang memasarkannya dalam bentuk olahan siap saji seperti keripik jamur, sop jamur, sate jamur, teh jamur, sirup jamur, kapsul, dan lain lain. Namun pada umumnya jamur biasanya dipasarkan dalam bentuk kering ke berbagai daerah antara lain Jakarta, Bogor, Tangerang, Palembang, Batam, dan Kota lainnya (untuk lokal). Adapun untuk pasar ekspor antara lain ke negara Taiwan, Singapura, Hongkong, Jepang, Amerika dan beberapa negara di Eropa. Hal ini membuktikan bahwa petani jamur Kabupaten Sleman benar-benar membudidayakan jamur sebagai salah satu komoditas dan produk olahan yang berkualitas. Sanggar Tani Media Agro Merapi mampu melakukan diversifikasi produk olahan jamur yang berbahan baku jamur Lingzhi menjadi sirup Lingzhi , teh Lingzhi, dan kapsul Lingzhi. Selain itu juga memproduksi keripik jamur yang berbahan baku jamur tiram. Dengan demikian, upaya diversifikasi produk olahan jamur akan meningkatkan citra, daya saing, dan nilai jual produk jamur sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat. Harapan selanjutnya agribisnis jamur di Kabupaten Sleman dapat berkembang lagi tidak hanya berpusat di lereng Gunung Merapi. Oleh karena itu diperlukan penataan dan penguatan kelembagaan petani pembudidaya jamur untuk membangun kemandirian dan keswadayaan dengan pelaksanaan usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan, para pelaku utama akan lebih mandiri dalam membantu dirinya untuk mengembangkan usahanya.

You might also like