Professional Documents
Culture Documents
47
OTOPSI JENAZAH
MENGINGAT :
(:)
(:)541
rezki
dari
yang
baik-baik
dan
Kami
lebihkan
mereka
dengan
kelebihan
yang
sempurna
(:
atas kebanyakan makhluk yangtelah
)Kami
ciptakan.
(QS.
al-Isra
[17]:
70).
)(:
)(:
yang
menjadikan
segala
Dia-lah
:(
Allah,
)
kamu.
(QS.
alyang
ada
di
bumi
untuk
Baqarah
[2]:
29).
)(:
(
)
(
:
)
:(
))
(:
(
:
)
supaya
kamu )
menjadi
badanmu(
dapat
pelajaran bagi orang-orang yang datang
sesudahmu
:
sesungguhnya
(
)
:
(
)dan
kebanyakan
dari manusia
(:lengah
dari)
tanda-tanda
(Yunus:
:
)
kekuasaan Kami. (QS.
)92
:
(
)
)
(:
)
(
(
:)
)
Bukankah
Kami
menjadikan
bumi
)(tempat
)25
orang
?mati).:
(QS.
Al-Mursalat)
[77]:
25
2. (
Hadis
Rasul).:
Allah
;s.a.w.)
antara
lain:
)
)
:()(
Diwajibkan
atas )
umatku
untuk
memandi
kan,
).
dan)
je(
:(
(menshalatkan,
menguburkan
)
)6
nazah.
)
(Kitab
al-Hawi
al-Kabir,
Juz
3 hal.
(
).
(
Mandikanlah
( )
jenazah
dengan
air
dan
daun
().
seperti sabun),
dan.
kafanilah
ia
dalam
dua
pakainnya
(Muttafaq
)Alaih
(.
( )
542
):
(
(
)(:
(
:
HIMPUNAN(
:)
MAJELIS)
ULAMA
(
INDONESIA
FATWA
):
(
(
:
)
).:
)
(
():
(
Engkau
jangan
memecahkan
)(merusak
)(
karena
tulang
jenazah,)
(
:
merusak
tulang
)
yang
seseorang
telah
meninggal
:
tulang
(
sebagaimana
perbuatan).
((
merusak
))
seseorang
yang
masih
hidup.
(Riwayat
)(
Dawud
dengan
Malik, Ibn(Majah,
dan
Abu
(
shahih).
)
sanad
yang
)(
().
)
().
().
Memecahkan
)(merusak
tulang
(
seseorang
yang
meninggal )
telah
)(hukumnya.
berdosa
tulang)
sebagaimana
perbuatan
merusak
seseorang
yang )
masih
hidup.
(
(HR.
Abu( )
(
)
(
4. Qaidah Fiqhiyyah,
lain:
antara
.
Mencegah kemafsadatan
lebih
didahulukan
pada
dari.
menarik
)(di-utamakan
.
kemaslahatan.
.
.
Kondisi darurat membolehkan
hal-hal
yang
(sebelumnya) dilarang.
itu
Darurat
)(Kebolehan melakukan
dihitung seperlunya.
543
dengan
jalan
melakukan
dihindari
perbuatan yang resiko bahayanya lebih
kecil.
Kehormatan seseorang
yang
hidup
lebih
: FATWA
TENTANG
OTOPSI
JENAZAH
Ketentuan Umum
: Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan
otopsi meliputi dua macam otopsi, yaitu
otopsi forensik dan otopsi klinikal, yang
dilakukan untuk tujuan medis legal
seperti menentukan penyebab kematian
untuk tujuan pemeriksaan, penyelidikan,
riset dan/atau pendidikan.
Ketentuan Hukum
544
KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua
Sekretaris
ttd
ttd
545