You are on page 1of 25

TINEA VERSIKOLOR

Disusun oleh : Silvie adistiana wijaya 406127052

Pembimbing : dr. Linda Yulianti Wijayadi, Sp. KK

Penyakit jamur superfisial yang kronik, Tidak memberikan keluhan subjektif Bercak berskuama halus yang berwarna putih - coklat hitam, Terutama meliputi badan kadang-kadang : lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.

Pitiriasis versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots, tinea flava, pitiriasis versikolor flava dan panau.4

ETIOLOGI

Malasezia furfur Robin

PENULARAN

Tidak diketahui, namun diduga tidak menular.10 autothocus flora

EPIDEMIOLOGI

Dewasa muda (paling banyak usia 15-24 tahun).8 Daerah tropis

penggunaa n minyak seperti cocoa butter anak kecil

keringat berlebihan

Pengobatan dengan glukokortikoid

Faktor predisposisi endogen

faktor eksogen

M. furfur
hipopigmentasi. Produksi asam azelaik hyperpigmentasi

mengganggu produksi pigmen melanin,

menginhibit pemecahan melanosome

Gejala klinis
1 bercak/ makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) pada tubuh, punggung dan lengan atas lesi makula oval atau lingkaran dan papul yang kadang-kadang berkonvulsi sering ditemukan pada musim panas

pola yang sebaliknya tipe plak yang sama pada wajah, lipat tubuh, dan ekstremitas seringnya pada individu yang imunocompromise.

terdapat di wajah, dada dan ketiak. (>> dada) pustul follikular tanpa sisik atau perubahan pigmen sulit dibedakan dengan folikulitis bakteri pityrosporu pasien yang bekerja di lingkungan yang lembab , DM, atau pasien yang m folliculitis diterapi dengan steroid, antibiotik, atau agen imunosupresif.

DIAGNOSIS

Sediaan langsung Lampu Wood Gambaran klinis


kuning keemasan

makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kemerahan yang berbatas sangat tegas, tertutup skuama halus

DIAGNOSA BANDING

Dermatitis seboroika Eritrasma Sifillis II Pitiriasis alba Vitiligo Morbus hansen Pitiriasis rosea Tinea corporis Hipopigmentasi pasca inflamasi

dermatitis seboroika
tempat-tempat seboroik

predileksi
Terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya Gejala klinis agak kurang tegas

Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 50

Seborrheic dermatitis of face: adult-type Erythema and yellow-orange scaling annular of the forehead, cheeks, nasolabial folds, and chin. Scalp and retroauricular areas were also involved.

eritrasma

Erythrasma: groins Sharply marginated red patch in the axilla (infectious intertrigo). Wood lamp examination shows bright coral-red, differentiating erythrasma from intertriginous psoriasis. KOH negative for hyphae.

Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 593

Sifillis II
Tidak gatal, Sering disertai limfadenitis generalisata, S II dini kelainan kulit juga tampak pada tangan dan kaki. Antara S II dini dan lanjut terdapat perbedaan. S II dini kelainan kulit generalisata, simetrik dan lebih cepat hilang (beberapa hari-minggu). S II lanjut Setempat-setempat, tidak simetrik dan lebih lama bertahan (beberapa minggu-bulan). Bentuk lesi dapat berbentuk roseola, papul, dan pustule atau bentuk lain.16

A disseminated papulosquamous eruption, i.e., secondary syphilis, was present at the time of the examination.

Sifillis II

Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 925-26

Secondary syphilis: disseminated papulosquamous eruption on palms A. A solitary keratotic papule on palm of patient in Fig. 30-21; the chancre was also present on the tongue at the time of presentation of secondary syphilis. Papulosquamous lesions were also disseminated on trunk. B. This is the more usual appearance of secondary syphilis on the palms: multiple psoriasiform keratotic papules.

morbus Hansen

Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 667-69

Penyakit kusta tanpa komplikasi dapat hanya berbentuk : makula saja, infiltrate saja, atau keduanya. Kalau secara inspeksi mirip penyakit lain Anastesi Mengenai saraf perifer pembesaran, konsistensi, dan nyeri atau tidak.

Leprosy: tuberculoid type Welldefined, hypopigmented, slightly scaling, anesthetic macules and plaques on the posterior trunk.

Leprosy: borderline-type A 26-year-old Vietnamese male. A. Well-demarcated, infiltrated, erythematous plaques on the face. B. Identical red plaques on the lower back.

Fp hal 699

Pitiriasis alba
bercak kemerahan dan skuama area yang depigmentasi. Lesi berbentuk bulat, oval dan plakat yang tak teratur.
Pada orang dewasa ekstremitas dan badan.19,20

Pada anak-anak (3-16 tahun) (3040%). muka.


Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 352

Vitiligo.

(A) Depigmented macules distributed rather symmetrically on trunk and extremities. (B) macula berbatas tegas pada tempat tempat tertentu yang progresif, (C) warna putih kapur Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & (D) Tidak terdapat skuama synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The
McGraw-Hill companies, 2009: 336-37.

Sampo ketokonazol 2%

Suspensi selenium sulfide 2,5%

Topikal
Solusio terbinafin (solusio lamisil 1% spray)

Terapi
Sistemik

Krim antijamur

Itrakonazol oral

Ketokonazole

Fluconazole

TOPIKAL
Jenis sediaan Sampo ketokonazol 2% Cara pakai Digunakan sekali saja/setiap hari selama 3 hari. Cara pakai : gunakan pada seluruh area tubuh dari area belakang kulit kepala-paha diamkan selama 5 menit dibilas hingga bersih.7 Dibiarkan di kulit selama beberapa menit (10 menit) setiap hari selama 7 hari. Gunakan pada area yang terkena 2 kali sehari selama 1 minggu.7 Digunakan pada area yang terkena 1-2 kali sehari selama 2-4 minggu.7

suspensi selenium sulfide 2,5% Solusio terbinafin (solusio lamisil 1% spray) Krim antijamur : -Mikonazole -Ketokonazole -Clotrimazole -Econazole -Cicloproxolamine

Sistemik
Jenis sediaan Itrakonazol Ketokonazole Dosis (200mg perhari selama 7 hari).7 200mg/ hari selama 5 hari 400mg seminggu sekali selama 2 minggu 400mg 3 dosis yang dibagi setiap 12 jam.7 150 - 300 mg seminggu sekali selama 2-4 minggu 150 mg seminggu sekali dalam 4 minggu 300mg seminggu sekali dalam 2 dosis 300 mg dosis tunggal diulang setelah 2 minggu.7 Tidak efektif.7

Fluconazole

Griseofulvin dan terbinafin

Pencegahan

Pada daerah endemik, kasus kronis residif :


Jenis sediaan Ketokonazol Dosis 200mg/ hari selama 3 hari 400mg/1 kali/bulan 200mg/1 kali/ bulan selama 6 bulan berturut-turut sekali seminggu.3,7

Itrakonazol

Sampo selenium sulfide

Prognosis

Prognosis baik Pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Floresensi (-) dengan pemeriksaan lampu Wood & sediaan langsung negatif. pengobatan diteruskan 2 minggu Tinea versikolor cenderung kambuhpengobatan harus diulangi. Daerah hipopigmentasi waktu yang lama untuk repigmentasi janganlah dianggap sebagai suatu kegagalan pengobatan.3,4

Daftar Pustaka
1.

Adiguna MS. Epidemiologi dermatomikosis di Indonesia. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S eds. Dermatomikosis Superfisialis pedoman untuk dokter dan mahasiswa kedokteran, Jakarta: Balai penerbitan FKUI, 2001: 1-6.

2.

Budimulja U. Penyakit jamur kulit, beberapa catatan. Dalam: Diagnosis dan penatalaksanaan dermatomikosis. Budimulj U dkk.ed. Jakarta z; Balai penerbitan FKUI,1992: 1-15.
Brown RG, Burns T. Lecture Notes dermatologi, 8th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005 : 349-52 Budimulja U. Mikosis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007:100-2 Radiono S. Pitiriasis versicolor. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S eds. Dermatomikosis Superfisialis pedoman untuk dokter dan mahasiswa kedokteran, Jakarta: Balai penerbitan FKUI, 2001: 17-21. Gawkrodger DJ. Dermatology an illustrated colour text. 3rd ed. UK : Elsevier science, 2003: 38 Habif TP. Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy, 5th ed. Inggris : Mosby Elsevier, 2010 : 538-540 Schalock PC, Hsu JTS, Arndt KA. Lippincotts Primary Care Dermatology, 1st ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health, 2011: 132-34. Buxton PK, Jones RM. ABC of dermatology, 5th ed. UK : Wiley-Blackwell, 200: 118-19. Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 732-35 Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007:200-1

3. 4.

5.

6. 7.

8.

9. 10.

11.

Daftar Pustaka
12.

Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 50 Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 593 Budimulja U. Eritrasma. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007:334-35 Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 925-26 Djuanda A, Natahusada EC. Sifilis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007:393-96 Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 667-69 Kosasih A, Wisnu IM, Daili ES, Menaldi SL. Kusta. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 73-77 Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 352 Soepardiman L. Pitiriasis Alba. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 333-34

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Wolff k, Johnson RA. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 6th ed. USA: The McGraw-Hill companies, 2009: 336-37.
Soepardiman L. Kelainan pigmen. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 296-97

22.

TERIMA KASIH
Terima

You might also like