You are on page 1of 8

A. Jenis tenaga kesehatan dan fungsinya di pelayanan kesehatan primer 1.

Dokter sebagai kepala puskesmas a) Melaksanakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik b) Menyusun perencanaan puskesmas c) Mengawasi pelasanaan kegiatan d) Mengevaluasi kegiatan e) Menerima konsultasi dari semua kegiatan puskesmas f) Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan berkualitas sesuai keahlian dan kewenangan g) Melakukan jejaring kerja dengan RS atau sarana kesehatan yang lengkap dan mampu untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan, dan dukungan terhadap pasien selanjutnya h) Berkoordinasi dengan semua instani/dinas tingkat kecamatan serta pihak terkait lainnya i) Mengkoordinir pencatatan pelaporan kegiatan dan pelaporan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota

2. Dokter puskesmas a) Melakukan tatalaksana dan tindakan medis sesuai indikasi, dalam rangka rujukan menerima konsultasi b) Membuat catatan penatalaksanaan tindakan medis c) Mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat d) Mengkoordinir pembinaan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD

3. Dokter gigi a) Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mlut di wilayah kerja puskesmas dapat berjalan dengan baik

b) Mengawasi pelasanaan pelayanaan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas c) Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja puskesmas secara teratur d) Mengadakan supervise dan bimbingan teknis pada perawat gigi di puskesmas e) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat di wilayah kerjanya f) Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen g) Membantu pembinaan kerjasama lintas sector dalam pengembangan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD

4. Bidan di desa a) Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa di wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan b) Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya adar tumbuh kesadaran untuk dapat berlaku hidup sehat c) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, menangani persalinan, pemberian kontrasepsi, dan pengayoman medis keluarga berencana d) Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan setempat e) Membina dan memberikan bimbingan teksnis kepada kader serta dukun bayi f) Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan g) Membina kerjasama lintas program, lintas sector adan lembaga swadaya masyarakat

h) Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke puskesmas atau bilamana dalam keadaan darurat dapat merujuk ke fasilitas kesehatan lainnya i) Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha untuk mengatasi sesuai dnegan kemampuannya

5. Perawat a) Melakukan tindakan asuhan keperawtan dan tindakan P3K b) Melakukan pengelolaan obat dan alkes (limpahan kewewenangan) c) Melakukan rujukan sesuai indikasi (pelimpahan kewenangan) d) Melakukan penyuluhan kesehatan e) Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan dan P3K f) Bekerja sama dengan tim kesehatan

6. Tenaga gizi a) Melakukan pemantauan dan analisis staus gizi bayi, balita, dan ibu hamil b) Memberikan suplemen gizi c) Melakukan penyuluhan/konseling dan pembinaan kader d) Merekap hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan posyandu

7. Tenaga sanitarian a) Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsure fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat b) Membantu kepada puskesmas dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas

c) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan, serta penanaman pekarangan d) Membantu kepala puskesmas memimpin regu pemberantasan penyakit menular e) Membantu/mengembangkan PKMD f) Mencatat dan melaporkan kegiatan g) Mengamayi kesehatn lingkungan di sekolah serta member sarana-sara teknis perbaikan h) Membantu penyuluhan gizi i) Membantu kepala puskesmas dalam melaksanakan fungsi manajemen j) Ikut serta dalam puskesmas keliling k) Aktif dalam memperkuat kerjasama lintas sektoral

a) Peran serta kader PMO TBC Orang yang bisa menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah petugas kesehatan, misalnya bidan desa, juru imunisasi, dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang

memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Peran seorang PMO adalah mengawasi pasien tuberkulosis agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat secara teratur, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan, dan memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien tuberkulosis yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan tuberkulosis untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan. Menurut Nuraini (2003) tugas PMO bagi penderita tuberkulosis paru adalah :

a. Mengetahui tanda-tanda tersangka tuberkulosis paru. b. Mengawasi penderita agar minum obat setiap hari. c. Mengambil obat bagi penderita seminggu sekali d. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak : 1. Seminggu sebelum akhir bulan ke dua pengobatan, pemeriksa ulang dahak dilakukan untuk menentukan obat tambahan. 2. Seminggu sebelum akhir bulan ke lima pengobatan, pemeriksaan ulang dahak dilakukan untuk mengetahui kegagalan. 3. Seminggu sebelum akhir bulan ke enam pengobatan, pemeriksaan ulang dahak dilakukan untuk mengetahui kesembuhan. e. Memberikan penyuluhan f. Memberitahukan jika terjadi suspek pada keluarga penderita. g. Menujuk kalau ada efek samping dari penggunaan obat

Menurut

Hapsari

(2010)

tugas

PMO

bagi

penderita

tuberkulosis paru adalah : a. Bersedia mendapat penjelasan di poliklinik. b. Melakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat. c. Mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal yang telah ditentukan. d. Memberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratur hingga selesai. e. Mengenali efek samping ringan obat, dan menasehati pasien agar tetap mau menelan obat. f. Merujuk pasien bila efek samping semakin berat. g. Melakukan kunjungan rumah h. Memberikan penyuluhan pada anggota keluarga penderita tuberkulosis yang mempunyai gejala-gejala tersangka

tuberkulosis untuk segera memeriksakan diri kepada petugas kesehatan.

Dalam buku panduan PMO yang diterbitkan oleh Depkes RI (2007), untuk kesuksesan menjalankan tugasnya PMO perlu memiliki ketentuan sebagai berikut : a. Umur Umur adalah usia yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis (Notoatmodjo, 2007). Seperti yang dikatakan Hurlock (1999) bahwa semakin tinggi umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercaya. Semakin tua umur seseorang, makin konstruktif dalam

menganalisis terhadap masalah yang dihadapi. Pengalaman dan kematangan jiwa seseorang disebabkan semakin cukupnya umur dan kedewasaan dalam berfikir dan bekerja. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007)bahwa seseorang yang umurnya lebih tua akan lebih banyak pengalamannya sehingga mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki, artinya semakin tua umur seseorang maka semakin baik pengetahuannya. Dalam menjalankan tugasnya seorang PMO diharapkan memiliki umur yang cukup dewasa sehingga dalam melakukan pendampingan terhadap penderita tuberkulosis, dapat menganalisis setiap permasalahan yang timbul dan memberikan solusi secara cepat dan tepat. b. Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap dan berperan serta dalam perkembangan kesehatan. Semakin tinggi tingkat kesehatan seseorang, maka akan semakin makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pola pengetahuan yang dimiliki. Pengawas menelan obat (PMO) yang memiliki tingkat pendidikan yang baik akan lebih mudah untuk menyerap pengetahuan terutama tentang tugas pokok, fungsi dan peranya dalam menjalankan tugas sehingga tujuan dari kegiatan mendampingi penderita tuberkulosis dalam menjalani

pengobatan dapat tercapai c. Pekerjaan Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia dengan berbagai tujuan. Pekerjaan dilakukan oleh seseorang biasanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Orang yang memiliki pekerjaan yang lebih layak guna pemenuhan semua kebutuhan hidupnya juga memiliki kecenderungan untuk

memiliki tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan yang lebih baik dari pada orang yang memiliki tingkat pekerjaan yang lebih rendah dengan asumsi memiliki kebutuhan hidup yang sama, oleh sebab itu seseorang yang memiliki pekerjaan yang layak akan lebih memperhatikan perilaku kesehatan untuk diri sediri dan lingkungannya. Pemilihan seorang PMO yang memiliki pekerjaan yang layak diharapkan lebih memiliki perhatian yang serius bagi perkembangan kesehatan penderita tuberkulosis paru dengan memahami perannya sebagai pengawas menelan obat.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2011. Buku Saku Tenaga Kesehatan yang Bertugas di Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan. Jakarta: Kemenkes RI Kemenkes RI. 2011.Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Jakarta: Kemenkes RI Fallen, R dan R. Budi Dwi K.2010.Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.Yogyakarta : Nuha Medika

You might also like