Professional Documents
Culture Documents
Materi 1) Sistem Newton dan non-Newton 2) Jenis aliran pada sistem non-Newton 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas 4) Penentuan sifat rheologi Tujuan 1) Dapat menjelaskan perbedaan sistem Newton dan non-Newton 2) Dapat menjelaskan konsep shear rate dan shear stress terkait sifat alir bahan 3) Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas 4) Dapat menjelaskan dan memberi contoh aplikasi rheologi dalam bidang farmasi
Rheologi
Viskositas
Kosmetik Farmasi
Formulasi, analisis, kontrol kualitas, dan karakterisasi produk cair dan semisolod
Patient atau consument acceptability Stabilitas fisik Bioavailabilitas Proses produksi Pengemasan
Sifat rheologi?
Mengikuti hukum Newton mengenai aliran Kecepatan alir secara langsung berkaitan dengan gaya yang diberikan. Visualisasi tumpukan kartu
Cairan Newtonian
Cairan non-Newtonian
F: gaya A: luas permukaan cairan dv: perbedaan kecepatan dr: perbedaan jarak dengan permukaan
Pergerakan air pada lapisan atas (yang disebabkan oleh gaya yang diberika) lebih cepat daripada lapisan di bawahnya.
Shearing stress
, koefisien viskositas viskositas
Rate of share
Shearing stress gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan rate of shear tertentu.
Rate of shear kecepatan pergerakan cairan yang dihasilkan oleh shearing stress.
Viskositas Resistensi cairan terhadap suatu gaya (shearing stress) yang diberikan untuk mengalir. Resistensi karena ada gaya friksi internal cairan yang disebabkan oleh gaya molekuler sehingga membuatnya tertahan untuk mengalir.
Semakin besar viskositas, semakin besar tahanan untuk mengalir. Dengan demikian akan makin besar shearing stress yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu.
Hk. Newton: Cairan Newtonian memiliki rate of shear berbanding langsung dengan shearing stress. Artinya, semakin besar gaya yang diberikan, akan semakin besar kecepatan alirnya.
Cairan non-Newtonian
Cairan yang tidak menunjukkan hubungan konstan antara shearing stress dan rate of shear
Variasi rate of shear tidak proporsional terhadap shearing stress viskositas bervariasi Deviasi terhadap hukum cairan Newton terjadi karena dalam cairan ada zat terdispersi atau koloid: emulsi, suspensi, gel.
Cairan non-Newtonian
Plastis
Pseudoplastis
Dilatan
Aliran Plastis
Yield value
Fluida berperilaku seperti zat padat pada kondisi statis. Ciri: Memerlukan besaran shear stress tertentu untuk membuatnya mulai mengalir Yield value Menyerupai cairan Newton setelah melampaui yield value
Yield value
Yield value diperlukan untuk memecah ikatan antar partikel suspensi yang saling berdekatan.
Yield value indikasi terhadap besarnya kekuatan flokulasi suspensi
Pseudoplastis
Ciri: shearing stress meningkat viskositas fluida menurun shear-thinning system Dimiliki oleh fluida yang mengandung polimer-polimer tragakan, gom, metilselulosa
Ketika diberi shearing stress molekul dalam fluida menyusun diri beraturan tahanan aliran menurun mengalir
Sediaan yang sifatnya pseudoplastis (misalnya suspensi) memiliki viskositas tinggi (untuk menjaga stabilitasnya) saat penyimpanan saat diberi shearing stress (ketika penggojogan, penuangan) viskositasnya menjadi rendah mudah dituang.
Formulasi sediaan cair agar diperoleh karakteristik pseudoplastis menggunakan bahan pembantu yang dapat memberikan sifat pseudoplastis.
Dilatan
Ciri: shearing stress meningkat viskositas fluida meningkat shear-thickening system Sifat aliran dilatan dimiliki oleh suspensi yang memiliki persentase zat padat terdispersi tinggi dan mengalami deflokulasi.
Pada keadaan istirahat (sebelum diberi shearing stress) partikel tersusun rapat sehingga volume antar partikel minimum volume medium pembawa cukup fluida mudah mengalir pada shear rendah. Tapi, saat shearing stress dinakikkan, volume partikel memuai (dilate) volume antar partikel meningkat menjadi lebih kental sulit mengalir.
Cairan non-Newtonian
Plastis Pseudoplastis
Rhopeksi Tiksotropi
Kategori berdasarkan perubahan viskositas terhadap variasi waktu
Dilatan
Kategori berdasarkan perubahan viskositas terhadap variasi shearing stress
Rheopeksi
Semakin diperlama waktu pemberian shearing stress viskositas fluida meningkat. Sol membentuk gel lebih cepat jika diberikan pengadukan (shearing stress) daripada jika tanpa pengadukan.
Bahan memerlukan pengadukan untuk mempercepat pembentukan konsistensi yang padat.
Thiksotropi
Cairan thiksotropi cairan yang kehilangan viskositasnya menurun karena shearing stress dan membutuhkan pemulihan yang lambat pada pendiaman.
Hysteresis loop
Pada keadaan diam struktur fluida thiksotropi saling terhubung fluida kaku menyerupai gel. Adanya shearing stress struktur terpisah dan tertata bertransformasi menjagi sol dapat mengalir Saat shearing stress ditiadakan fluida memerlukan waktu untuk kembali menjadi kondisi semula.
Tipe aliran fluida dikarakterisasi berdasarkan respon viskositas terhadap variasi shearing stress.
Viskometer
Satu Titik
Viskometer
Satu Titik
Bekerja pada satu kecepatan geser, hanya dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan Newton
Viskometer Kapiler
Mengukur waktu yang dibutuhkan cairan melewati dua garis tanda pada alat.
Waktu alir cairan sampel dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan cairan pembanding yang viskositanya telah diketahui.
1 / 2 = (1. t1 ) / (2. t2)
Laju jatuhnya bola gelas atau bola besi yang memiliki kerapatan dan diameter tertentu dalam suatu tabung dengan posisi hampir vertikal beriisi cairan uji. = t (Sb Sf) B t: waktu yang dibutuhkan bola Sb : gravitasi jenis dari bola Sf : gravitasi jenis dari cairan B : Konstanta untuk bola
Biasanya digunakan untuk kontrol kualitas sediaan semi solid mengukur konsistensi sediaan jadi.
Sampel diletakkan pada plate, kemudian posisinya dinaikkan mendekati dibawah cone. Cone di putar dengan berbagai kecepatan tertentu (rpm) sampel pada plate teraduk viskositas sampel akan terbaca pada alat.
Viskometer Stormer
Beban (stress) Hanger
Kerja Viskometer Stormer Beban tertentu diletakkan pada hanger menyebabkan rotor berputar dicatat waktu yang dibutuhkan untuk berputar 100 kali (data ini kemudian diubah ke rpm).
Beban tersebut ditambah lalu dicatat lagi waktu yang dibutuhkan rotor untuk berputar 100 kali.
REFERENCES
Aulton, M.E., Pharmaceutics the Science of Dosage Form Design 2nd Ed, Churcill Livingstone Sinko, P.J., dan Singh, Y., 2011, Martins Physical and Pharmaceutical Science 6th Edition,