You are on page 1of 9

Contoh HASIL PERENCANAAN KOMUNIKASI SATELIT

Dalam hal ini akan ditampilkan data yang diperoleh dari hasil perhitungan perencanaan jaringan VSAT yang telah dibuat. Parameter tersebut akan digunakan untuk mengetahui unjuk kerja jaringan VSAT pada link yang telah ditentukan secara simulasi, sehingga dapat diketahui apakah perencanaan yang dilakukan dapat memenuhi syarat atau tidak.

4.1 Hasil Perencanaan Disini dijelaskan hasil perhitungan untuk satu link inbound dan outbound terjauh yaitu link Long Apari Sebatik, apabila dengan menggunakan parameter perencanaan terjauh syarat perencanaan jaringan telah terpenuhi maka diharapkan untuk link inbound dan outbound lainnya syarat perancangan jaringan dapat terpenuhi.

4.1.1 Hasil Perhitungan Link (Long Apari - Sebatik) Pemilihan spesifikasi perangkat sangat mempengaruhi kelayakan operasi jaringan yang akan dirancang, sehingga jaringan yang dirancang berkualitas dan dapat beroperasi secara optimal. Berikut ini adalah spesifikasi perangkat yang digunakan untuk merancang jaringan VSAT link (inbound-outbound) Long ApariSebatik. Dengan parameter perencanaan seperti yang tercantum dalam tabel dibawah, maka melalui simulasi diperoleh hasil perencanaan sebagai berikut: o Link inbound (Long Apari Stasiun HUB) nilai daya terima uplink : -122.4888 dB (req: -130 dB)

nilai daya terima downlink : -116.082 dB (req: -130 dB) nilai C/N telepon nilai C/N data nilai Eb/No telepon nilai Eb/No data : 29.78 dBHz (req: 12.11 dBHz) : 27.66 dBHz (req: 21.05 dBHz) : 21.49 dB (req: 3.8 dB) : 13.32 dB (req: 6.71 dB)

37

Tabel 4.1: Data parameter perencanaan link Long Apari - Stasiun HUB
No. Diskripsi 1. Tahap Inisialisasi Spesifikasi Bit rate telepon : 16 Kbps / user Bit rate data : 104.4 Kbps / user Frekuensi uplink : 5.985 GHz Frekuensi downlink : 3.760 GHz Modulasi: QPSK ( = 0.2) Multiple acces :Pure ALOHA FEC: HPA: 3 Watt Diameter antena: 1.8 m Effisiensi antena: 50 % Gain antena: 38.09 dBW Redaman ruang bebas: 199.12 dB Redaman hujan: 4.562 dB Redaman atmosfer: 0.03 dB Redaman salah sorot: 0.032 dB Redaman attenuator: 3.2 dB EIRP VSAT: 39.63 dBW LNA: -130 dB Diameter antena: 5 m Effisiensi antena: 50 % Gain antena: 42.92 dBW Redaman ruang bebas: 195.12 dB Redaman hujan: 0.556 dB Redaman atmosfer: 0.03 dB Redaman salah sorot: 0.096 dB Redaman attenuator: 3.2 dB G/T HUB: 17.74 dB

2.

Spek. perangkat uplink VSAT Tx

3.

Spek perangkat dowlink Stasiun HUB

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai hasil perencanaan lebih dari nilai requirement yang ditentukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan untul link inbound (Long Apari - Stasiun HUB) diatas layak untuk dilaksanakan. Kemudian untuk link outbound Stasiun HUB Sebatik, melalui simulasi diperoleh hasil perencanaan sebagai berikut: o Link outbound (Stasiun HUB Sebatik) nilai daya terima uplink : -111.6601 dB (req: -130 dB)

nilai daya terima downlink : -124.787 dB (req: -130 dB) nilai C/N telepon nilai C/N data nilai Eb/No telepon nilai Eb/No data : 39.75 dBHz (req: 12.11 dBHz) : 31.62 dBHz (req: 15.03 dBHz) : 31.44 dB (req: 3.8 dB) : 23.29 dB (req: 6.71 dB) 38

Tabel 4.2: Data parameter perencanaan link Stasiun HUB - Sebatik


No. Diskripsi 1. Tahap Inisialisasi Spesifikasi Bit rate telepon : 16 Kbps / user Bit rate data : 104.4 Kbps / user Frekuensi uplink : 5.985 GHz Frekuensi downlink : 3.760 GHz Modulasi: QPSK ( = 0.2) Multiple acces :Pure ALOHA FEC: 3/4 HPA: 5 Watt Diameter antena: 5 m Effisiensi antena: 50 % Gain antena: 46.96 dBW Redaman ruang bebas: 199.16 dB Redaman hujan: 4.57 dB Redaman atmosfer: 0.03 dB Redaman salah sorot: 0.244 dB Redaman attenuator: 3.2 dB EIRP HUB: 50.51 dBW LNA: -130 dB Diameter antena: 1.8 m Effisiensi antena: 50 % Gain antena: 34.05 dBW Redaman ruang bebas: 195.08 dB Redaman hujan: 0.515 dB Redaman atmosfer: 0.03 dB Redaman salah sorot: 0.012 dB Redaman attenuator: 3.2 dB G/T VSAT: 8.95 dB

2.

Spek. perangkat uplink Stasiun HUB

3.

Spek perangkat dowlink VSAT Rx

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai hasil perencanaan lebih dari nilai requirement yang ditentukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan untul link outbound (Stasiun HUB - Sebatik) diatas layak untuk dilaksanakan. Untuk menganalisa pengaruh pemilihan spesifikasi perangkat terhadap parameter hasil perancangan, maka dilakukan perencanaan dengan pemilihan spesifikasi perangkat yang berbeda- beda untuk link yang sama. Secara detail akan dijelaskan di bawah ini.

4.1.1.1 Penggunaan Antena Remote Pemilihan diameter antenna remote (VSAT) sangat mempengaruhi kelayakan operasi. Diameter antena VSAT yang digunakan antara 1.8 3.5 m.

39

Diameter ini akan memepengaruhi nilai C/N. Berikut ini adalah tabel nilai C/N dan Eb/No untuk beberapa ukuran diameter antena VSAT

Tabel 4.3: Nilai C/N dan Eb/No untuk beberapa ukuran diameter antena
Diameter antena Tx (m) dan Efiisiensi antena (%) 1.8 meter ; 50 % 2 meter ; 50 % 2.3 meter ; 50 % 2.6 meter ; 50 % 2.9 meter ; 50 % 3.2 meter ; 50 % 3.5 meter ; 50 % Gain antena Tx (dB) 38.09 39 40.22 41.28 42.23 43.08 43.86 C/N Telepon dBHz 29.78 30.68 31.88 32.93 33.85 34.68 35.43 C/N Data dBHz 27.66 28.56 29.77 30.81 31.74 32.56 33.32 Eb/No Telepon dB 21.49 22.37 23.57 24.62 25.54 26.37 27.12 Eb/No Data dB 13.32 14.22 15.42 16.47 17.39 18.22 18.97

Gambar 4.1: D ant dan C/N

Gambar 4.2: D ant dan Eb/No 40

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai C/N telepon, C/N data, Eb/No telepon dan Eb/No data memiliki nilai yang semakin naik apabila dipilih nilai diameter antena yang semakin besar juga, jadi bisa disimpulkan pemilihan diameter antena secara langsung berpengaruh terhadap nilai C/N dan Eb/No. Dalam memilih jenis antena yang digunakan tidak hanya memperhatikan aspek teknis saja tetapi harus memperhatikan juga aspek biaya yang dibutuhkan karena makin besar diameter antena makin besar pula biaya yang dibutuhkan. Dari hasil analisa diatas maka dengan menggunakan antena yang berdiameter 2 m atau 2.3 m hasil yang didapat untuk perancangan lebih optimal ditinjau dari aspek teknis dan aspek biaya.

4.2.1.2 Penggunaan Teknik Modulasi Penggunaan modulasi ini akan mempengaruhi C/N:daya carrier yang digunakan dan besarnya bandwidth yang akan menempati transponder di satelit. Pada table dibawah ini dapat dilihat pengaruh penggunaan teknik modulasi BPSK, QPSK, dan 8PSK terhadap nilai C/N dan bandwidth yang dibutuhkan di transponder satelit. Tabel 4.4: Nilai bandwidth dan Eb/No untuk beberapa teknik modulasi
FEC 3/4 3/4 3/4 BER Telepon: 10-4 Data: 10-7 Telepon: 10-4 Data: 10-7 Telepon: 10-4 Data: 10-7 Roll of factor 0.2 0.2 0.2 Modulasi BPSK QPSK 8PSK Bandwidth (KHz) Telepon: 4.71 Data: 7.68 Telepon: 2.36 Data:3.84 Telepon: 1.57 Data: 2.56 C/N (dBHz) Telepon: 26.78 Data: 24.65 Telepon: 29.78 Data: 27.66 Telepon: 31.55 Data:29.43

Gambar 4.3: BW dan C/N Telepon

41

Gambar 4.4: BW dt dan C/N dt

Dalam memilih jenis modulasi yang digunakan harus memperhatikan efisiensi bandwidth dan biaya yang dibutuhkan. Dari tabel diatas, dengan menggunakan modulasi 8PSK dibutuhkan nilai C/N yang lebih besar daripada modulasi BPSK dan QPSK untuk proses pengiriman informasinya, akan tetapi dari segi effisiensi bandwidth, penggunakan modulasi 8PSK memiliki tingkat effisiensi yang lebih baik daripada modulasi BPSK dan QPSK. Sedangkan jika menggunakan modulasi BPSK untuk pengiriman nilai informasi yang sama dibutuhkan daya transmit yang kecil dan bandwidth yang lebih lebar yang akan menempati transponder di satelit. Semakin besar nilai N (orde modulasi) pada modulasi digital biaya yang dibutuhkan semakin besar pula karena harga modemnya pun semakin mahal. Dalam tugas akhir ini digunakan modulasi QPSK karena membutuhkan daya transmit yang tidak terlalu besar dan bandwidth yang cukup effisien pula serta biaya yang tidak terlalu mahal.

4.2.1.3 Penggunaan FEC FEC merupakan suatu metode koreksi error yang menggunakan penambahan bit koreksi pada bit yang dikirim sehingga apabila terjadi error pada pentransmisian dapat dikoreksi berdasarkan pada bit koreksi. Dalam tabel dibawah ini dapat dilihat pengaruh penggunaan jenis FEC 1/2, 2/3, 3/4, 7/8, dan 1

42

Tabel 4.5: Nilai bandwidth dan C/N untuk beberapa jenis FEC
FEC 1/2 2/3 3/4 7/8 1 Modulasi QPSK QPSK QPSK QPSK QPSK Bandwidth (KHz) Telepon Data 3.53 23.05 2.65 15.37 2.36 3.84 2.02 2.88 1.77 2.31 C/N (dBHz) Telepon Data 28.03 19.88 29.28 21.64 29.78 27.66 30.45 28.91 31.03 29.87

Gambar 4.5: BW tel dan C/N tel

Gambar 4.6: BW dt dan C/N dt FEC akan mempengaruhi banyaknya bit redundancy yang ditambahkan dan besarnya bandwidth occupancy yang kemudian akan mempengaruhi C/Ntotal. 43

Semakin besar FEC yang digunakan maka bandwidth required yang digunakan akan semakin kecil dan C/Ntotal yang didapat akan semakin besar tetapi error yang terjadi pada bit informasi akan semakin banyak pula seiring dengan sedikitnya bit redundancy yang ditambahkan.

4.2

Penggunaan Daya dan Lebar Pita Transponder Dari hasil perhtungan link budget, pembebanan transponder untuk

komunikasi inbound dan outbound adalah sebagai berikut : Penggunaan daya Penggunaan bandwidth : 0.357 % : 0.14 %

Dari data diatas terlihat bahwa persentase bandwidth yang digunakan lebih kecil daripada persentase power transponder yang terpakai, maka sistem bersifat power limited.

4.3

Perhitungan Link Power Budget Model pathloss yang digunakan pada perhitungan link budget

menggunakan model free space path loss. Model ini memodelkan loss daya karena jarak dan frekuensi. Semakin jauh posisi VSAT dari satelit dan semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka redaman yang terjadi semakin besar sehingga perlu cadangan daya untuk menjaga kualitas link. Besarnya redaman hujan yang terjadi tidak terlalu mempengaruhi kualitas link karena redaman ini bernilai kecil yaitu sebesar 0.55 4.53 dB (R: 145 mm). Kondisi ini terjadi karena satelit yang digunakan menggunakan frekuensi sekitar 5.985 GHz untuk uplink dan 3.760 GHz untuk downlink dengan nilai availability 99.99 %. Daya EIRP yang dibutuhkan stasiun bumi untuk hubungan outbound lebih besar dibandingkan dengan hubungan inbound. EIRP yang dibutuhkan untuk inbound 39.63 dBW dan outbound 50.51 dBW. Besarnya daya yang dibutuhkan untuk uplink sangat tergantung pada gain antena dan daya HPA yang digunakan untuk hubungan tersebut.

44

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai C/N(telepon) (29.78 dBHz) dan C/N(data) (27.66 dBHz) untuk komunikasi inbound lebih besar dari C/Nreq(telepon) (12.11 dBHz) dan C/Nreq(data) (21.05 dBHz), begitu juga dengan komunikasi outbound nilai C/N(telepon) (39.75 dBHZ) dan C/N(data) (31.62 dBHz) lebih besar dari C/Nreq(telepon) (12.11 dBHz) dan C/Nreq(data) (15.03 dBHz), yang berarti hubungan antar remote memenuhi kualitas link yang ditentukan.

45

You might also like