You are on page 1of 10

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi.

Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dapat diamati bahwa perkembangan pembangunan daerah telah berlangsung dengan pesat dan diperkirakan akan terus berlanjut. Perkembangan ini akan membawa dampak keruangan dalam bentuk terjadinya perubahan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan. Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan untuk (1) mencapai tata ruang kawasan perkotaan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang dalam pengembangan kehidupan manusia. (2) Meningkatkan fungsi kawasan perkotaan secara serasi, selaras, dan seimbang antara perkembangan lingkungan dengan tata kehidupan masyarakat. (3) Mengatur pemanfaatan ruang guna meningkatkan kemakmuran rakyat dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial (UU Nomor 24 Tahun 1992). Ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan merupakan bagian dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga kawasan hijau dan kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur. Pemanfatan ruang terbuka hijau lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya (Inmendagri No. 14 Tahun 1988). Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana dan sarana. Pertambahan jumlah penduduk juga akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan

bahan pangan dan energi serta bertambahnya limbah domestik dengan cepat. Sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi atau pengembangan kawasan, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah yang ada di Kota Pekanbaru terjadi pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, sehingga lingkungan menjadi berkembang secara ekonomi, namun menurun secara ekologi. Kondisi demikian menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem, yang dapat berupa terjadinya peningkatan suhu udara dan pencemaran udara. Peningkatan konversi lahan sekitar 60,11 % pada tahun 2004 dilakukan untuk pengembangan kawasan-kawasan pemukiman (Anonim, 2002). Rencana tata ruang untuk pemukiman tahun 2000 berjumlah 14.172 hektar, sementara pada tahun 2004 jumlahnya meningkat menjadi 35.531 hektar. Pengembangan kawasan untuk pemukiman terjadi karena jumlah penduduk semakin berkembang pesat, baik itu penduduk lokal ataupun pendatang yang ambil bagian dalam kegiatan perekonomian. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru Tahun 2002-2006 memperkirakan jumlah penduduk Kota Pekanbaru sampai dengan tahun 2006 mencapai 704.220 jiwa, sementara pada tahun 2002 hanya berjumlah 615.195 jiwa, terjadi peningkatan sekitar 12,64%. Peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada perubahan penggunaan lahan baik untuk pemukiman, kawasan hijau kota ataupun peruntukan lainnya. Pembangunan yang belum merata memberikan pengaruh terhadap penyebaran jumlah penduduk. Daerah pusat kegiatan merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dalam suatu kota sehingga pada kawasan ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan sosial ekonomi (Yunus, 2002). Rute transportasi dari segala penjuru memusat pada kawasan ini sehingga daerah pusat kegiatan merupakan kawasan dengan derajat aksesibilitas tertinggi. Penduduk Kota Pekanbaru tahun 2003 berjumlah 653.920 jiwa (BPS Kota Pekanbaru, 2003). Kecamatan yang berada pada pusat kota mempunyai kecenderungan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Kecamatan Pekanbaru Kota mempunyai kepadatan penduduk dengan jumlah 135 jiwa/hektar, Senapelan 55 jiwa/hektar,

Sukajadi 121 jiwa/hektar, Sail 66 jiwa/hektar, Rumbai 5 jiwa/hektar, Bukit Raya 7 jiwa/hektar, dan Tampan 14 jiwa/hektar. Besarnya pemakaian energi listrik di Kota Pekanbaru terjadi seiring dengan meningkatnya populasi dan aktifitas masyarakat untuk berbagai kegiatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Pekanbaru, terjadi peningkatan konsumsi listrik dalam hitungan kWh. Rata-rata peningkatan hingga tahun 2004 sekitar 8,74 %. Jumlah kWh yang terpakai pada tahun 1998 yaitu sebesar 346.506.282 dan pemakaian sampai dengan tahun 2004 berjumlah 563.669.923 kWH (Lampiran 1). Jumlah kendaraan di Kota Pekanbaru pada Tahun 2000 berjumlah 247.683 unit. Terjadi peningkatan sekitar 12,14 %, pada akhir Tahun 2004 berjumlah 300.112 unit (Direktorat Lalu Lintas, Polda RIAU). Peningkatan jumlah kendaraan akan meningkatkan kebutuhan energi yang berdampak terhadap peningkatan jumlah karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan. Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya. Supaya udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi lingkungan hidup, maka udara perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara (PP No.41 Tahun 1999). Berdasarkan informasi dari Laboratorium Udara BAPEDALDA Kota Pekanbaru bahwa untuk saat tertentu keadaan kualitas udara ambien Kota Pekanbaru telah melebihi ambang batas. Kriteria ambang batas ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-45/MENLH/10/1997 tentang perhitungan dan pelaporan serta informasi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Parameter pencemaran udara meliputi nilai partikulat (PM-10), ozon (O3), CO, SO2 dan NO2. Nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) disajikan pada Lampiran 2. Masing-masing jenis polutan terpapar dengan kriteria baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, sampai dengan berbahaya. Dampak yang ditimbulkan

dari partikulat (PM-10) untuk kategori sedang adalah terjadi penurunan pada jarak pandang, kategori tidak sehat selain gangguan jarak pandang terjadi juga pengotoran debu, kategori sangat tidak sehat akan terjadi peningkatan sensitivitas pada penderita asma dan bronhitis (Lampiran 3). Dampak yang ditimbulkan dari Ozon (O3) untuk kategori sedang akan mengakibatkan luka pada beberapa spesies tumbuhan, kategori tidak sehat mengakibatkan penurunan kemampuan daya tahan tubuh, kategori sangat tidak sehat akan mempengaruhi pernafasan penderita paruparu kronis (Lampiran III Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107 Tahun 1997). Sementara dampak untuk masing-masing kategori sedang yang ditimbulkan dari karbon monoksida (CO), nitrogen (NO2), dan sulfur dioksida (SO2) adalah terjadinya perubahan kimia darah, berbau, dan luka pada beberapa spesies tumbuhan. Perubahan yang terjadi mempunyai pengaruh buruk terhadap lingkungan, apalagi jika sebelumnya aparat pemerintah belum mempersiapkan strategi perencanaan khusus untuk mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi khususnya terhadap pengelolaan lingkungan hidup kawasan perkotaan secara berkesinambungan. Permasalahan lingkungan di Kota Pekanbaru ditimbulkan akibat terjadi peningkatan kawasan untuk pemukiman, peningkatan jumlah penduduk yang berhubungan dengan daya tampung lingkungan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan serta keberadaan vegetasi atau kawasan hijau sebagai daya dukung lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai dengan pembangunan berkelanjutan adalah menggeser titik berat pembangunan dari hanya pembangunan ekonomi menjadi juga mencakup pembangunan sosial-budaya dan lingkungan (Keraf, 2002). Dalam konsep dasar pembangunan yang berwawasan lingkungan ada dua aspek penting yang menjadi perhatian utama yaitu lingkungan dan pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan berwawasan lingkungan berarti pembangunan yang baik dari titik pandang ekologi atau lingkungan. Berwawasan lingkungan juga berarti adanya keharmonisan dalam hubungan manusia dan alam atau lebih spesifik antara manusia dan lingkungan fisiknya (Yakin, 1997).

Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang timbul maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan fisik perkotaan sesuai dengan daya dukung dan kebutuhan kota. Bentuk pengelolaan dapat berupa pemanfaatan ruang yang diperuntukkan bagi penghijauan kota. Penelitian ini dilakukan supaya dapat memperoleh gambaran mengenai jumlah kebutuhan luas vegetasi untuk mendukung perkembangan kota di Kota Pekanbaru. 1.2 Kerangka Pemikiran Kota yang sedang berkembang pada umumnya berusaha untuk mengembangkan dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat tradisional dengan keadaan ekonomi terbelakang, menuju ke arah keadaan yang lebih baik. Dalam hal ekonomi, ditujukan untuk mendapatkan kesejahteraan dan tingkat ekonomi yang lebih baik. Akan tetapi perhatian terhadap pembangunan ekonomi saja tidak akan memberikan jaminan untuk suatu proses pembangunan yang stabil dan berkelanjutan apabila mengabaikan aspek lain seperti lingkungan

(Tjokroamidjojo, 1995). Meningkatnya jumlah populasi penduduk kota dan kebutuhan sumber daya, keberadaan kota tidak dapat dilepaskan dari masalah-masalah lingkungan seperti keterbatasan lahan, polusi air, udara dan suara, sistem sanitasi yang buruk, dan kondisi perumahan yang tidak memadai serta masalah transportasi. Lebih lanjut, persoalan lingkungan kota juga mempunyai implikasi yang kompleks, terutama berkaitan dengan persoalan sosial ekonomi masyarakat kota. Lingkungan kota yang kurang baik dan sehat memicu berkembangnya berbagai persoalan sosial kota, baik menyangkut kriminalitas kota, persoalan psikologis penduduk kota, kemiskinan, serta konflik-konflik sosial lainnya. Pertumbuhan kegiatan ekonomi dan pembangunan yang terpusat pada daerah perkotaan, memacu arus urbanisasi sehingga berpengaruh terhadap penyebaran penduduk. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan luas lahan yang terbatas akan berakibat terhadap menurunnya kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Permasalahan lain yang timbul akibat adanya pertambahan jumlah penduduk diantaranya adalah terjadinya penurunan kualitas

lingkungan yang diakibatkan dengan terjadinya penurunan kualitas udara oleh adanya kegiatan industri dan transportasi. Pencemaran terjadi dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, dalam hal ini adalah semakin banyaknya jumlah kendaraan di kawasan perkotaan akan menimbulkan berbagai macam polusi udara yang membahayakan kesehatan manusia. Terjadinya perubahan iklim mikro dapat dirasakan dengan

meningkatnya suhu udara di kawasan perkotaan sebagai dampak dari banyaknya sumber pencemar. Keadaan ini juga akan menimbulkan penurunan nilai estetika, artinya pada kawasan perkotaan, masyarakat sudah tidak dapat lagi merasakan kenyamanan yang nantinya juga akan menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis bagi manusia di kawasan perkotaan. Pencemaran udara juga menjadi bagian dari penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan industri, jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah dan berbagai jenis aktifitas masyarakat. Perkembangan kota yang terjadi di Kota Pekanbaru terlihat dengan semakin berkembangnya perekonomian di segala sektor. Industri, perdagangan dan jasa juga memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Bertambahnya tingkat pertumbuhan penduduk juga merupakan dampak dari suatu perubahan kota yang menunjukkan banyaknya aktivitas yang terjadi di dalam kota tersebut yang pada akhirnya membutuhkan lahan yang banyak untuk pemukiman. Perkembangan kota juga akan mengakibatkan konversi terhadap lahan-lahan hijau, sehingga peran lahan hijau tersebut menjadi prioritas yang terakhir dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota. Ketiga kelompok tersebut yaitu kegiatan industri, perdagangan dan jasa berpengaruh terhadap perekonomian, pemukiman serta konversi lahan-lahan hijau akan menimbulkan dampak-dampak perubahan yang negatif dari keadaan sebelumnya terhadap lingkungan, hal ini tentu akan menimbulkan masalah-masalah baru terhadap lingkungan yang akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Perlu dilakukan suatu cara untuk penanggulangan kerusakan lingkungan akibat dari permasalahan-permasalahan lingkungan yang timbul. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan perkotaan adalah

dengan pengadaan ruang terbuka hijau yang tepat dan sesuai fungsinya serta lebih khusus untuk menghasilkan suatu perencanaan hutan kota yang nantinya akan memberikan sumbangan yang positif dengan keberadaan pohon-pohon yang ditata dengan suatu perencanaan yang baik. Hutan kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau kota,

keberadaannya memiliki makna mengamankan ekosistem alam yang besar pengaruhnya terhadap eksistensi dan kelangsungan hidup kota itu sendiri. Manfaat keberadaan hutan kota yaitu untuk memperbaiki lingkungan dan menjaga iklim, meresapkan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota serta mendukung pelestarian plasma nutfah dan aspek lainnya, sehingga pembangunan dapat berjalan seiring sejalan dengan aspek kelestarian lingkungan. Pendekatan pembangunan hutan kota yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan parsial yakni menyisihkan sebagian dari kota untuk kawasan hutan kota (Dahlan, 2004). Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk menetapkan luasannya yakni berdasarkan perhitungan: (1) persentase luas (Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988); (2) luasan perkapita (Simonds,1983); dan (3) isu penting pada suatu kota. Persentase luas yang dipakai menjadi acuan adalah 40 % dari luas wilayah adalah kawasan hijau. Luasan perkapita yang digunakan adalah kebutuhan ruang terbuka hijau masyarakat yaitu 40 meter persegi/jiwa. Isu penting yang digunakan adalah berdasarkan jumlah karbon dioksida berdasarkan kemampuan tipe vegetasi untuk menyerap karbon dioksida (Iverson et. al. 1993). Diagram alir kerangka penelitian yang dilakukan untuk merencanakan pembangunan hutan kota untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru disajikan pada Gambar 1.

Perkembangan Kota

Existing Condition RTH

Standar Kebutuhan RTH

Kondisi Kota

RUTRK Kawasan Hijau

Inmendagri No.14/88 Analisis Penutupan Lahan

Luas Wilayah

Luas dan Sebaran Jumlah Penduduk Kependudukan

Jumlah Karbon dioksida Luas dan Sebaran

Konsumsi Energi (listrik, minyak tanah, premium, solar)

Analisis Kebutuhan RTH

Luas dan Sebaran Kesesuaian Luas RTH Kesesuaian Luas RTH

No
Permasalahan Lingkungan

No

Arahan Penanaman Vegetasi Dengan Hutan Kota

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.3 Rumusan Masalah Pembangunan di Kota Pekanbaru merupakan rangkaian upaya

pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Kawasan Kota Pekanbaru merupakan tempat yang sangat menarik bagi masyarakat untuk mengembangkan kehidupan sosial ekonomi. Kehidupan sosial ekonomi berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk baik secara alamiah maupun migrasi sehingga menyebabkan tidak terkendalinya perkembangan pemukiman dan lingkungan perumahan.

Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana dan sarana. Pertambahan jumlah penduduk juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan energi seperti energi listrik, minyak tanah, bahan bakar transportasi yaitu premium dan solar. Sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi atau pengembangan kawasan, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah yang ada di Kota Pekanbaru terjadi pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup. Ruang terbuka hijau semakin terdesak keberadaannya dan berubah menjadi bangunan untuk mencukupi kebutuhan fasilitas penduduk kota. Penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dalam suatu wilayah, akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap daya dukung lingkungan. Kebutuhan energi sebagai dampak adanya kegiatan pembangunan, meningkatkan

pengaruhnya terhadap kualitas udara Kota Pekanbaru. Rencana tata ruang yang merupakan aplikasi peraturan mengenai ruang terbuka hijau, belum bisa diwujudkan dengan baik untuk mengakomodasi aspek-aspek yang membutuhkan ruang terbuka hijau. Secara lebih khusus, permasalahan pokok yang hendak diteliti atau diungkapkan pada penelitian ini adalah : 1. Apakah ruang terbuka hijau yang ada telah memberi keseimbangan lingkungan terhadap penyebaran dan jumlah penduduk, luas wilayah serta dampak yang ditimbulkan dari penggunaan energi (listrik, minyak tanah, premium, dan solar) ? 2. Apakah rencana tata ruang untuk kawasan hijau sudah mampu

mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau yang dibutuhkan masyarakat dan fungsi untuk menyerap karbon dioksida dapat terpenuhi ?

10

1.4 Tujuan Penelitian Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis luas dan sebaran ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru. 2. Menganalisis jumlah kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru berdasarkan luas kawasan, jumlah penduduk, dan karbon dioksida yang dihasilkan. 3. Mengidentifikasi apakah luas dan sebaran ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru telah sesuai terhadap kebutuhan luas kawasan hijau berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH), jumlah penduduk, dan jumlah karbon dioksida yang dihasilkan. 4. Mengidentifikasi kesesuaian jumlah dan sebaran ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) terhadap kebutuhan ruang terbuka hijau. 5. Arahan penambahan ruang terbuka hijau untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian adalah ini : 1. Memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru mengenai kebutuhan ruang terbuka hijau Kota Pekanbaru. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru untuk menentukan lokasi dan luas kawasan hijau kota. 3. Sebagai bahan rujukan dan perbandingan untuk penentuan kebutuhan ruang terbuka hijau khususnya bagi kawasan-kawasan kota yang mengalami permasalahan lingkungan yang sama.

You might also like