You are on page 1of 12

MAKALAH PASAR MODAL

JUDUL :

Peran Akuntan dalam Menerapkan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam Melindungi Transaksi Derivatif

Disusun oleh : I WAYAN BAYU DIATMIKA (2012210756)

JOINT PROGRAM AKUNTANSI PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG DESEMBER 2013

ABSTRAK

Instrumen Derivatif merupakan suatu instrumen yang nilainya diturunkan atau bergantung pada underlying assets dari derivatif tersebut. Derivatif contohnya seperti forward, opsi, futures, dan swap. Instrumen Derivatif digunakan untuk melakukan kegiatan lindung nilai resiko akibat ketidakpastian masa depan. Alih-alih digunakan untuk lindung nilai, dewasa ini instrumen derivatif justru berkembang menjadi instrumen yang tidak sehat dan wajar. Hal ini diakibatkan oleh ketidakjelasan underlying assets yang mendasari derivatif tersebut. Kejatuhan perekonomian Amerika pada setahun ke belakang ini juga diakibatkan oleh penggelembungan nilai derivatif yang tidak wajar dengan nilai underlying assets yang tidak jelas sehingga menyebabkan jatuhnya ekonomi di negara tersebut. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) berkembang sangat pesat guna menciptakan lingkungan pengendalian dan pertanggungjawaban yang baik. Prinsipprinsip GCG dapat diterapkan guna melindungi kegiatan transaksi derivatif agar aman dan tidak merugikan. Peran akuntan untuk bisa masuk dan menjamin kewajaran nilai derivatif di pasaran mampu menciptakan lingkungan aman dalam transaksi derivatif. Akuntan dapat memunculkan perannya dalam mengamankan transaksi derivatif dengan menerapkan nilai prinsip-prinsip GCG di dalam transaksi derivatif. Kata Kunci : derivatif, good corporate governance, peran akuntan

DAFTAR ISI ABSTRAK .......................................................................................................... 2 PENDAHULUAN .............................................................................................. 4 Latar Belakang ................................................................................................ 4 PEMBAHASAN ................................................................................................. 5 Penggunaan Instrumen Derivatif untuk Kegiatan Lindung Nilai Resiko (Hedging Risk) ................................................................................................ 5 Lemahnya Dasar Fundamental Instrumen Derivatif ....................................... 6 Prinsip Good Corporate Governance (GCG) .................................................. 7 Peran Akuntan dalam Menjamin Kewajaran Instrumen Derivatif .................. 8 Peran Akuntan dalam Menjaga Akuntabilitas Transaksi Derivatif................. 9 Peran Akuntan dalam Mendorong Responsibilitas dalam Transaksi Derivatif .......................................................................................................... 9 Peran Akuntan dalam Mewujudkan Transparansi dalam Transaksi Derivatif ........................................................................................................ 10 KESIMPULAN ................................................................................................. 11

PENDAHULUAN Latar Belakang Runtuhnya perekonomian Amerika Serikat tahun 2013 ke belakang ini disebabkan oleh adanya transaksi derivatif yang tidak sehat. Derivatif merupakan suatu instrumen keuangan yang pembayaran dan nilainya berasal atau diturunkan atau tergantung pada sesuatu yang lain (Ross, Westerfield, Jaffe, & Jordan, 2008). Transaksi Derivatif yang tidak sehat merupakan transaksi turunan yang tanpa dasar (underlying assets) yang jelas dan wajar. Bila dilihat dari bentuknya, derivatif sebenarnya merupakan suatu kontrak transaksi masa depan, dengan tujuan untuk melakukan transaksi tertentu dengan jumlah tertentu pada periode waktu di masa depan. Derivatif turun dari underlying assets-nya yang menjadi dasar nilai dari derivatif tersebut. Hal yang berkebalikan terjadi saat derivatif tersebut

menggelembung nilainya dan sudah tidak sudah tidak sesuai dengan nilai dari underlying assets-nya, dengan kata lain derivatif tersebut memiliki nilai yang tidak wajar. Akuntan sebagai penyedia informasi keuangan perusahaan-perusahaan yang kerap melakukan transaksi derivatif dan menghasilkan produk derivatif sendiri memiliki tanggung jawab untuk aktif menyediakan informasi yang memadai kepada publik. Tujuannya adalah agar publik dapat menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pertimbangan pembelian derivatif perusahaan. Dengan informasi yang memadai, publik dapat menilai kembali kewajaran dari nilai derivatif yang diperdagangkan di pasar (bursa ataupun private) dan memutuskan keputusan, pantaskah derivatif yang tidak sehat tersebut dipertahankan atau dibeli. Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai bagaiamana peran akuntan dalam melindungi transaksi derivatif. Isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) yang berkembang sejak tahun 2000-an di Indonesia merangsang iklim penerapan prinsip-prinsip GCG di berbagai aspek bisnis, organisasi, dan pemerintahan. Makalah ini mencoba untuk mensintesiskan bagaimana peran akuntan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG di dalam menjamin keamanan transaksi derivatif di dalam dunia bisnis. Penulis berharap

semoga makalah ini dapat merangsang akuntan dalam berperan melindungi transaksi derivatif agar menjadi transaksi derivatif yang sehat dan wajar. Bagi akademisi, makalah ini diharapkan mampu mendorong adanya motivasi-motivasi peneliti untuk melakukan penelitian berkaitan dengan peran akuntan dalam menerapkan prinsip GCG di dalam transaksi derivatif.

PEMBAHASAN Penggunaan Instrumen Derivatif untuk Kegiatan Lindung Nilai Resiko (Hedging Risk) Derivatif merupakan suatu instrumen keuangan yang pembayaran dan nilainya berasal atau diturunkan atau tergantung pada sesuatu yang lain (Ross, Westerfield, Jaffe, & Jordan, 2008). Kieso, et al., (2007) mendefinisikan Instrumen Derivatif sebagai suatu instrumen keuangan yang nilainya diturunkan atau diperoleh dari nilai aktiva lainnya (misalnya saham, obligasi, atau komoditi) atau dari indikator yang ditentukan di pasar (misalnya suku bunga atau indeks saham gabungan). Derivatif merupakan instrumen keuangan yang pada dasarnya digunakan oleh perusahaan atau individu guna melindungi diri dari resiko. Resiko yang dimaksud merupakan resiko yang muncul akibat adanya perubahan pada nilai wajar aktiva atau indikator yang ditentukan di pasar, di masa depan, yang merupakan underlying atau dasar turunan dari instrumen keuangan derivatif tersebut. Contoh dari Instrumen Keuangan Derivatif ialah : Opsi, Forwards, Futures, dan Swap. Derivatif memungkinkan perusahaan yang memiliki derivatif tersebut untuk berspekulasi atau lindung nilai (hedging) terhadap resiko perubahan di masa depan atas faktor pasar dengan biaya awal yang minimal (Bragg, 2010). Ketika perusahaan mengurangi paparan resiko yang dihadapinya dengan menggunakan derivatif, kegiatan ini disebut dengan Lindung Nilai atau Hedging. Hedging men-saling hapuskan resiko perusahaan, misalnya terkait dengan resiko suatu proyek, dengan satu atau lebih transaksi di pasar keuangan. Derivatif juga dapat digunakan untuk mengubah atau bahkan meningkatkan resiko perusahaan. Ketika hal ini terjadi,

perusahaan sedang melakukan spekulasi atas pergerakan beberapa variabel ekonomi yang mendasari derivatif. Lemahnya Dasar Fundamental Instrumen Derivatif Sebagai suatu instrumen turunan, nilai dari instrumen derivatif seharusnya bergantung pada nilai dari underlying assets-nya. Hal yang bertolak belakang terjadi dewasa ini, dengan semakin pesat berkembangnya penggunaan instrumen derivatif, nilai dari instrumen derivatif justru jauh dari dari cerminan akan nilai underlying assets-nya (Solang, 2013). Nilai Instrumen Derivatif yang menggelembung sangat tinggi (overvalue) tanpa dasar underlying assets yang wajar akan menyebabkan kegagalan kegiatan lindung nilai. Pembeli Derivatif akan merasa dirugikan dan apabila hal ini terjadi secara makro-ekonomi maka berpotensi menyebabkan terjadinya krisis ekonomi. Mengutip pandangan salah satu pengusaha sukses di Amerika Warren Buffet (dalam Solang, 2013) tentang Transaksi Derivatif :
I view derivatifs as time bombs, both for the parties that deal in them and the economic sistem. In my view, derivatifs are financial weapons of mass destruction, carrying dangers that, while now latent, are potentially lethal

Derivatif bagaikan sebuah bom waktu yang siap meledak kapan saja dan menjatuhkan perekonomian suatu negara atau secara global. Derivatif yang tidak wajar, dengan dasar yang lemah serta tidak jelas, dan kemudian diperjualbelikan baik melalui bursa maupun private market, menyebabkan terjadinya penggelembungan ekonomi yang suatu saaat akan siap pecah dan menjerumuskan perekonomian kita. Kegagalan Transaksi Derivatif ini sebenarnya mampu diatasi dengan penyediaan informasi yang cukup terkait dengan derivatif yang dijual-belikan serta underlying asstes yang mendasarinya. Informasi yang memadai akan membuat pembeli derivatif tidak seakan membeli kucing dalam karung yang artinya membeli sesuatu yang tidak jelas detail-nya. Informasi yang memadai belum sepenuhnya cukup untuk melindungi transaksi derivatif karena ketersediaan informasi akan memiliki manfaat apabila pasar merespon informasi yang tersedia, yang berarti kita juga akan melihat apakah pasar derivatif tersebut adalah pasar efisien atau lemah. Pasar Derivatif di Indonesia masih tergolong pasar tidak efisien atau lemah (Dewi,

2002), hal inilah yang akhirnya membuat ketersediaan informasi terkait derivatif yang diperdagangkan menjadi suatu hal yang tidak berguna. Mendorong Masyarakat untuk sadar dan memanfaatkan informasi yang ada sebelum pembelian derivatif dan menyediakan informasi yang memadai ke pasar merupakan upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menciptakan keamanan ekonomi di negaranya dari kegagalan tranksasi derivatif. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Corporate Governance (CG) merupakan istilah yang pertama kali

diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992. Surat Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN No. 23/M PM/BUMN/2000 tentang Pengembangan Praktik GCG dalam Perusahaan Perseroan (PERSERO), Good Corporate Governance adalah prinsip korporasi yang sehat yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan. Tujuan GCG pada intinya adalah menciptakaan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak eksternal yang meliputi investor, kreditur, pemerintah, masyarakat dan pihakpihak lain yang berkepentingan (stakeholders). Menurut Organization for Economic Corporation and Development atau OECD (Arifin, 2005), prinsip dasar GCG adalah: kewajaran (fairness), akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas (responsibility). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh GCG telah diterapkan dalam perusahaan. Ada beberapa versi menyangkut prinsip-prinsip CG, namun pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan. Versi ini disebabkan oleh perbedaan praktik CG di setiap negara dan perusahaan karena berkaitan dengan sistem ekonomi, hukum, struktur kepemilikan, sosial dan budaya.

Peran Akuntan dalam Menjamin Kewajaran Instrumen Derivatif Prinsip Kewajaran (Fairness) menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak kepada pemegang derivatif. Praktik kewajaran juga mencakup adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak (Arifin, 2005). Hal ini penting untuk melindungi kepentingan pembeli derivatif dari praktik kecurangan transaksi derivatif yang menjual derivatif dengan underlying assets yang tidak jelas. Nilai Derivatif yang overvalue mencerminkan

ketidakmampuan derivatif untuk menjamin underlying assets-nya. Nilai Derivatif yang overvalue ini akan menjadi suatu transaksi derivatif yang tidak wajar di masa depan dan apabila dibiarkan akan mampu menjadi suatu bom waktu seperti yang dijelaskan oleh Warren Buffet. Akuntan Eksternal memegang peranan penting dalam menjamin kewajaran instrumen derivatif, yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, melalui jasa audit assurance yang diberikannya. Karena Derivatif akan tergantung pada Underlying Assets-nya, contohnya Opsi, maka performa harga saham perusahaan penerbit opsi akan sangat mempengaruhi nilai opsi tersebut. Opini Audit Akuntan Eksternallah yang dapat menjadi salah satu penentu pergerakan harga saham perusahaan di pasar. Pelaksanaan Audit yang berkualitas dapat memposisikan akuntan dalam perannya menjaga ketersediaan informasi kepada publik sehingga publik dapat menilai sendiri kewajaran nilai opsi dan nilai pasar saham yang menjadi dasarnya, apakah wajar, atau ternyata berlebihan. Peran Akuntan Eksternal sebenarnya tidak terlepas dari pemberian opini audit saja, akuntan eksternal dapat memberikan review atau analisisnya terhadap laporan keuangan perusahaan tertentu kepada publik yang membutuhkan guna penilaian kewajaran antara nilai derivatif dan underlying-nya. Peran Akuntan Internal dalam mencatat, mengevaluasi dan melaporkan produk derivatif perusahaan dan transaksi derivatif yang dilakukan oleh perusahaan. Keberadaan Komite Audit Internal dalam perusahaan dalam melakukan pemeriksaan derivatif dan transaksi dengan membandingkannya terhadap tujuan perusahaan akan sangat penting untuk menjaga perusahaan agar terhindar dari praktek derivatif yang berpotensi merugikan perusahaan. Intinya adalah akuntan internal memegang peranan

untuk menjaga perusahaan tempat bekerjanya dari penciptaan dan kegiatan transaksi derivatif yang tidak wajar. Kode Etik Profesi harus dipegang teguh oleh akuntan sehingga kepercayaan publik akan derivatif yang tersedia di pasar merupakan derivatif dengan nilai yang wajar dengan underlying assets yang jelas. Peran akuntan internal dalam menjamin kewajaran transaksi derivatif perusahaan akan semakin jelas saat akuntan internal mewujudkan perannya dalam menjaga akuntabilitas di dalam transaksi derivatif perusahaan. Derivatif yang dilandasi dengan dasar akuntabel akan menciptakan derivatif yang berkualitas dan wajar Peran Akuntan dalam Menjaga Akuntabilitas Transaksi Derivatif Prinsip Akuntabilitas dalam GCG berhubungan dengan adanya sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit pengawasan dalam perusahaan. Dalam hal ini, akuntanbilitas terwujud dari adanya suatu prosedur pengendalian, monitoring, serta evaluasi terkait dengan transaksi derivatif perusahaan. Adanya divisi khusus yang menangani transaksi derivatif dan secara periodik melaporkan kinerja derivatif perusahaan. Akuntan Internal sangat berperan di dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan transaksi derivatif. Analisis terkait transaksi derivatif perusahaan merupakan suatu fungsi tambahan yang dijalankan oleh akuntan internal guna menganalisa transaksi derivatif perusahaan. Keberadaan komite audit internal juga akan mendukung pelaksanaan prinsip akuntabilitas dengan fungsinya sebagai monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap fungsi derivatif. Audit Independen yang dilakukan oleh akuntan eksternal merupakan aktivitas pendukung yang mampu mengevaluasi dan meningkatkan lingkungan pengendalian aktivitas transaksi derivatif perusahaaan. Peran Akuntan dalam Mendorong Responsibilitas dalam Transaksi Derivatif Responsibilitas diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan kebutuhan sosial. Dalam hal ini, perusahaan telah memerhatikan segala aspek legal terkait dengan transaksi derivatif yang dilaksanakan perusahaan. Transaksi derivatif harus mematuhi peraturan hukum yang ada dan berlaku di

Indonesia. Dalam pelaporan transaksi derivatif perusahaan, aspek standar akuntansi keuangan di Indonesia, contohnya PSAK No.50, 55, merupakan bagian dari fungsi akuntan internal perusahaan. Akuntan Eksternallah yang berfungsi melakukan pemeriksaan kepatuhan perusahaan terhadap standar akuntansi keuangan berkaitan dengan instrumen derivatif. Mewujudkan instrumen derivatif dan transaksi derivatif yang wajar, aman, dan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia merupakan cerminan dari peran akuntan itu sendiri dalam menciptakan iklim responsibel terhadap kebutuhan masyarakat. Peran Akuntan dalam Mewujudkan Transparansi dalam Transaksi Derivatif Prinsip transparansi mengharuskan adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam penyajian ( disclosure) informasi yang dimiliki perusahaan (Arifin, 2005). Dalam hal ini, pembeli derivatif sangat membutuhkan suatu informasi yang berkualitas agar mampu mereka gunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian derivatif. Akuntan harus mampu menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan. Akuntan Internal berperan untuk mengembangkan sistem akuntansi yang sesuaii dengan standar akuntansi dan best practices yang menjamin output laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas. Informasi yang berkualitas juga harus diungkapkan secukupnya kepada publik. Hal ini berarti akuntan internal harus mampu menyediakan kebutuhan informasi keuangan perusahaan kepada publik, terutama kepada para calon pembelli derivatif perusahaan. Informasi yang memadai akan membantu publik dalam menilai kewajaran nilai derivatif perusahaan dengan underlying assets-nya sehingga jangan sampai derivatif yang beredar justru overvalued dengan underlying yang tidak jelas. Kualitas informasi perusahaan akan menjadi bertambah baik dengan adanya pemberian jasa audit keuangan oleh akuntan eksternal. Penilaian kewajaran laporan keuangan perusahaan akan menghasilkan opini audit dari akuntan eksternal. Opini audit ini akan menjadi sangat penting bagi publik untuk mempertimbangkan kewajaran nilai derivatif. Ada kalanya perusahaan tidak mengungkapkan informasiinformasi tertentu dengan tujuan yang menguntungkan bagi dirinya, akuntan

10

eksternal akan memainkan perannya dalam audit keuangan dan meminta perusahaan untuk mengungkapkan informasi-informasi tersebut. Dalam hal ini, semua penolakan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan akan berakibat pada opini audit yang akan diberikan oleh akuntan eksternal.

KESIMPULAN Prinsip-prinsip GCG dapat diterapkan untuk mengamankan transaksi derivatif agar tidak menjadi transaksi yang tidak sehat dan tidak wajar. Dalam penerapan prinsip GCG tersebut, akuntan memiliki peran besar dalam menciptakan suatu iklim kepercayaan publik terhadap kewajaran produk derivatif yang beredar di pasaran (private maupun bursa). Oleh karena itulah, menjaga kewajaran transaksi derivatif merupakan penerapan prinsip GCG pertama yang diperankan oleh akuntan. Menciptakan lingkungan pengendalian yang kuat guna meminimalisir kemungkinan penciptaan instrumen derivatif yang tidak sehat serta tidak wajar, dan aktivitas transaksi derivatif yang tidak sehat, merupakan bagian penting dari peran akuntan dalam menerapkan prinsip akuntabillitas dan responsibilitas oleh akuntan. Dan puncak dari perannya dalam menciptakan keamanan transaksi derivatif, akuntan sebagai penyedia informasi keuangan perusahaan menjadi sumber yang sangat penting bagi publik guna menilai wajar atau tidakkah nilai derivatif yang beredar di pasaran. Opini audit yang dikeluarkan oleh akuntan eksternal menjadi bagian yang penting sebagai infomasi tambahan kepada publik terkait kewajaran nilai derivatif dengan dasar dari derivatif tersebut. Akuntan menciptakan lingkungan pengungkapan penuh informasi yang memadai ke publik merupakan penerapan prisnisp transparansi di dalam peran akuntan menciptakan lingkungan keamanan transaksi derivatif di pasaran.

11

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2013, April 6). Wikipedia. Dipetik Juli 10, 2013, dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi Arifin. (2005). PERAN AKUNTAN DALAM MENEGAKKAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA (TINJAUAN PERSPEKTIF TEORI KEAGENAN). Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro (hal. 13). Semarang: Fakultas EKonomi Universitas Diponegoro. Bertens, K. (2000). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI). Bragg, S. M. (2010). Panduan IFRS (Edisi Terjemahan dari The Vest Pocket Guide to IFRS). Jakarta Barat: PT. Indeks. Chwastiak, M., & Young, J. (2003). SILENCES IN ANNUAL REPORTS. Critical Perspectives on Accounting, 533552. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. Australia: McGraw-Hill Australia Pty limited, NSM. Dewi, A. (Bogor). ANALISIS PRILAKU DAN STRUKTUR PASAR DI BURSA BERJANGKA JAKARTA. Kaihatu, T. S. (2006). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, 1-9. Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. (2007). Akuntansi Intermediate Edisi 12. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ross, Westerfield, Jaffe, & Jordan. (2008). Modern Financial Management, 8th edition. McGraw-Hill. Securities, I. P. (2011). Pengetahuan Efek. (Indo Premier Securities) Dipetik Desember 11, 2013, dari Pasar Investasi.com: http://www.pasarinvestasi.com/library.php?page=pengetahuan_efek Solang, A. N. (2013). KAJIAN YURIDIS TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM PERBANKAN DI INDONESIA. 1 No.5.

12

You might also like