You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Media akan sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Ketidaksesuaian media tanam akan membuat pertumbuhan tanaman terganggu atau bahkan membuat tanaman tidak dapat tumbuh sama sekali. Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Kecambah sebagai salah satu bahan pangan yang kaya dengan vitamin sehingga kecambah sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia/tubuh. Bagi orang Indonesia tanaman kacang hijau adalah tanaman yang penting, karena Indonesia terkenal dengan makanan yang bernama bubur kacang hijau yang biasanya disantap untuk menghangatkan badan. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang hijau yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya .Mengapa hal itu bisa terjadi ? ,mungkin sebagian orang tidak mengetahui sebabnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pertumbuhan kecambah yang paling penting adalah media tanam. Pertumbuhan kecambah akan lebih cepat bila media tanam yang digunakan sesuai, jika kecambah tersebut ditanam pada media yang tidak sesuai maka pertumbuhannya akan lambat. Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan makalah ini. Kami ingin membuktikan bahwa teori yamg sudah ada itu benar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui adanya pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

1.4 Hipotesis media tanam akan berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kacang hiajau. Media tanam yang tidak sesuai akan menghambat pertumbuhan biji.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah bertambahnya volume (ukuran) dan massa (jumlah) sel makhluk hidup, yang ditandai dengan bertambahnya ukuran (massa,panjang) makhluk hidup tersebut secara kuantitatif yang dihasilkan dari pertumbuhan jumlah sel & bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer Perkembangan ( development ) merupakan perubahan dalam bentuk dan kompleksitas yang terjadi selama pertumbuhan. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup. Proses ini bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan bilangan. Suatu mahluk hidup dikatakan sudah dewasa apabila alat perkembangbiakannya secara seksual telah berfungsi, misalnya tumbuhan dikatakan sudah dewasa apabila telah mampu berbunga. Pertumbuhan dan perkembangan sering juga disebut morfogenesis. (Slamet, Sri Hidayati, 2007)

2.2 Macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan Pertumbuhan Primer Pertumbuhan yang terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan miristem apikal.

Akar terbagi atas 3 daerah pertumbuhan yaitu:

Pembelahan sel, terjadi pada daerah titik tumbuh akar

serta pada jaringan

kambium. Daerah ini dilindungi oleh tudung akar dan berada pada bagian ujung akar.

Pemanjangan sel, terjadi pada meristem primer yang mengalami pembelahan secara apikal sehingga mengakibatkan akar bertambah panjang.

Differensiasi sel, sel-sel yang terletak pada pangkal dari daerah pemanjangan akan struktur dan fungsinya. Daerah ini ditandai adanya rambut akar.

Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral. Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air).

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Faktor internal a. b. Gen, sebagai pengatur pola sintetis protein. Hormon pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman meliputi:

auksin, merangsang perpanjangan sel terutama pada titik tumbuh dan juga merangsang partenokarpi, yaitu timbulnya buah tanpa didahului, mempercepat diferensiasi.

giberelin, meningkatkan pemanjangan sel. sitokinin, merangsang pembelahan sel. rhizokalin, merangsang pembentukkan akar. kaulokalin, merangsang pembentukkan batang. filokalin, merangsang pembentukkan daun. anthokalin, merangsang pembentukkan bunga. traumalin, mempercepat penyembuhan luka. gas etilen, merangsang pematangan buah. asam absisat, menghambat pertumbuhan, membantu menggugurkan daun pada musim gugur.

Faktor Eksternal

Nutrisi, adalah zat makanan yang diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan sel. Tumbuhan memperoleh makanannya dari lingkungan hidupnya. Gas CO 2 dan O 2 diambil dari udara melalui mulut daun. Unsur-unsur lain diambil dari susbtrat/tempat hidupnya melalui akar, dalam bentu garam mineral. 4

Air, berfungsi: a. Bahan pembentuk karbohidrat ( dalam proses fotosintesis) b. Sebagai pelarut garam mineral di tanah. c. Sebgai pelarut senyawa-senyawa dalam sel

Cahaya, Merupakan sumber energi. Kelembaban, Mempengaruhi proses penyerapan air oleh akar. Suhu, mempengaruhi kerja enzim.

2.4 Perkecambahan 1. Perkecambahan tipe epigaeal Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil. Perkecambahan epigeal terjadi akibat pertumbuhan ruas batang di bawah kotiledon yang lebih cepat dibandingkan dengan ruas batang di atas kotiledon. Akibatnya kotiledon akan terangkat ke atas tanah. 2. Perkecambahan tipe hipogaeal Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil. Perkecambahan epigeal terjadi akibat pertumbuhan ruas batang di atas kotiledon yang lebih cepat dibandingkan dengan bagian bawahnya.Akibatnya kotiledon tidak terangkat ke atas dan tetap berada di dalam tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu Lokasi : 15 Desember 2013 19 Desember 2013 : Jln. Gejayan gang Buntu 2 no. 1a Sleman Yogyakarta.

3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat 3.2.2. Bahan 12 biji kacang hijau Air murni ( aquades) Tanah Kapas secukupnya Tanah berpasir Pupuk kandang Penggaris Alat tulis Buku catatan Gelas Aqua 4 buah Sendok teh

3.3. Variabel dan Prosedur / Cara Kerja 3.3.1. Variabel Variabel bebas Variabel kontrol :Media tanam :Intensitas cahaya, volume air,

waktu penyiraman, konsentrasi dihomogenkan. Variabel tergayut : Pertumbuhan dan

perkembangan biji kacang hijau (tinggi tanaman , jumlah daun )

3.3 Langkah Kerja 1. 2. 3. Rendam kacang hijau selama satu malam. Kemudian tanam kecambah pada polybag yang berisi tanah. Setelah satu minggu, kecambah dicabut dengan tidak melukai akarnya. Kemudian pilih 20 kecambah yang panjangnya hampir sama. 4. Siapkan penggaris, buku, dan alat tulis untuk mencatat panjang batang, lebar daun, panjang daun, dan jumlah daun kecambah. Kemudian setiap 2 kecambah ditanam pada satu polybag. Lalu diamati dan dicatat. Dan disiram dengan sedikit air. 5. Kemudian, kecambah yang telah ditanam diletakkan di tempat yang berbeda-beda. Setiap satu tempat untuk satu polybag. Polybag diberi tanda, misalnya P1A. 6. Lakukan pengamatan pada pertumbuhan kecambah ( panjang batang, lebar daun, panjang daun, dan jumlah daun) setiap satu hari sekali dan siramlah dengan teratur. Pengamatan dilakukan sampai satu minggu.

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Tabel Hasil Pengamatan Hari ke 1 Mulai menanam Pupuk kandang (gelas A) Tanah (gelas B) Mulai menanam biasa Tanah ber-pasir Kapas (gelas D) (gelas c) Mulai menanam Mulai menanam 2 3 4 5 6 Muncul tunas 2 cm 6 cm 12 cm 15 cm Muncul tunas 2 cm 5 cm 11,5 cm 13 cm Muncul tunas 1,5 cm 5 cm 8,5 cm 12,5 cm Muncul tunas 2 cm 5,5 cm 9,5 cm 12,5 cm

4.2. Pembahasan Pertumbuhan pada biji kacang hijau di gelas A dengan media pupuk kandang terlihat baik pertumbuhan tunas paling cepaat jika dibandingkan dengan media tanam yang lain. Pertumbuhan pada biji kacang hijau di gelas B dengan media tanah tanah biasa juga terlihat sangat baik batang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan gelas C dan D yang pertumbuhannya tidak terlalu signifikan. Pertumbuhan pada biji kacang hijau di gelas C dan D dengan media tanam tanah berpasir dan kapas terlihat kurang tumbuh dengan baik batang lebih pendek dibanding gelas A dan B

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian,kami menyimpulkan bahwa media tanam berupa pupuk kandang merupakan media tanam terbaik dibandingkan tiga media tanam lainnya. Karena kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi dan baik dengan media tanam berupa pupuk kandang. B.Saran Dari kesimpulan yang telah dibahas, maka saran untuk pengembangan lebih lanjut adalah perlunya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui jenis media tanam yang paling tepat untuk dapat menjadikan kecambah tumbuh lebih cepat dan baik.

DAFTAR PUSTAKA Champell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Hidayati, Sri, dkk. 2007. Sains Biologi 3. Jakarta : Bumi Aksara. Pratiwi. 2007. Biologi SMA jilid 3. Jakarta : Erlangga.

10

You might also like