You are on page 1of 5

C.

COR PULMONAL KRONIK Definisi Cor pulmonal kronis adalah hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi pulnomal yang disebabkan oleh penyakit paru kronis. Pada perkembangannya akan berlanjut menjadi gagal jantung kanan (Harun dan Ika, 200 !. Etiologi Penyakit yang mendasari terjadinya "or pulmonal dapat digolongkan mejadi # kelompok $ %. Penyakit pembuluh darah paru. 2. Penekanan pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum, aneurisma, granuloma atau fibrosis. &. Penyakit neuro muskular dan dinding dada. #. Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli, termasuk Penyakit Paru 'bstruktif (ronis (PP'(!, penyakit paru interstisial dan gangguan pernafasaan saat tidur. Penyakit yang menjadi penyebab utama dari "or pulmonal kronis adalah PP'(, diperkirakan )0* 0+ kasus (Harun dan Ika, 200 !. Patofisiologi Penyakit paru kronis akan mengakibatkan $ %. ,erkurangnya -vaskular bed. paru, dapat disebabkan oleh semakin terdesaknya pembuluh darah oleh paru yang mengembang atau kerusakan paru 2. /sidosis dan hiperkapnia &. Hipoksia alveolar, yang akan merangsang vasokontriksi pembuluh darah #. Polisitemia dan hiperviskositas darah.

(eempat kelainan ini akan menyebabkan timbulnya hipertensi pulmonal. 0alam jangka panjang akan mengakibatkan hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan dan kemudian berlanjut menjadi gagal jantung kanan (1eit2enblum, 200&!. Diagnosis Pada anamnesis, biasanya pasien mengeluhkan $

Fatigue, takipnue, exertional dyspnea, dan batuk 3yeri dada atau angina yang disebabkan oleh iskemia pada ventrikel kanan atau teregangnya arteri pulmonalis. Hemoptisis, karena rupturnya arteri pulmonalis yang sudah mengalami arteroslerotik atau terdilatasi akibat hipertensi pulmonal. ,isa juga ditemukan variasi gejala*gejala neurologis, akibat menurunnya "urah jantung dan hipoksemia. Pada tahap lanjut, gagal jantung kanan akan mengakibatkan kongestif hepar, sehingga mun"ul gejala anoreksia, nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut kanan atas, dan ikterus.

4elanjutnya pada pemeriksaan fisik, kita bisa mendapatkan $


Inspeksi $ diameter dinding dada yang membesar, sianosis Palpasi $ edema tungkai, peningkatan vena jugularis yang menandakan terjadinya gagal jantung kanan. Perkusi $ pada paru bisa terdengar hipersonor pada PP'(, pada keadaan yang berat bisa menyebabkan asites. /uskultasi $ pada paru ditemukan wheezing dan rhonki, bisa juga ditemukan bising sistolik di paru akibat turbulensi aliran pada rekanalisasi pembuluh darah pada chronic thromboembolic pulmonary hypertension. 4plit pada bunyi jantung II, dapat ditemukan pada tahap a5al, namun pada tahap lanjut dapat terdengar systolic ejection murmur yang terdengar lebih keras di area pulmonal. ,unyi jantung III dan I6 juga terdengar serta mumur sistolik dari regurgitasi pulmonal.

Pada pemeriksaan penunjang$

Pada foto thoraks, ditemukan "orakan vaskuler meningkat, pelebaran hilus dan trunkus pulmolnal. (emudian tanda*tanda pembesaran ventrikel kanan, seperti apeks terangkat, pinggang jantung menghilang. Pada 7(8, ditemukan gelompang P pulmonal, deviasi aksis jantung ke kanan dan 96H. Pada 7"hokardiografi ditemukan penebalan dinding ventrikel kanan, pelebaran rongga ventrikel kanan ke arah kiri, septum interventrikuler bergeser ke kiri dan bergerak berla5anan selama siklus jantung. (ateterisasi jantung, akan membantu untuk menilai tekanan vaskuler paru, kalkulasi tahanan vaskular paru serta responnya terhadap pemberian oksigen dan vasolilator (:au"i dkk, 200)!.

Penatalaksanaan ;ujuan dari terapi pada "or pulmonal kronik adalah $ %. <engoptimalkan efisiensi pertukaran gas 2. <enurunkan hipertensi pulmonal &. <eningkatkan kelangsungan hidup #. Pengobatan penyakit dasar dan komplikasinya. Penatalaksanaan tentu dia5ali dengan istirahat, diet jantung yang rendah garam, kemudian menghentikan faktor resiko seperti merokok pada pasien PP'(. (emudian penatalaksanaan selanjutnya sebagai berikut $ a. ;erapi 'ksigen <ekanisme bagaimana terapi oksigen dapat menigkatkan kelangsungan hidup belum diketahui pasti, namun ada 2 hipotesis $ (%! terapi oksigen mengurangi vasikontriksi dan menurunkan resistensi vaskular paru yang kemudian meningkatkan isi sekun"up ventrikel kanan. (2! terapi oksigen meningkatkan kadar oksigen arteri dan meningkatkan hantaran oksigen ke jantung, otak dan organ vital lainnya. Pemakaian oksigen se"ara kontinyu selama %2 jam (National Institute of Health, !"!= %> jam (#ritish $edical %esearch &ounsil! meningkatkan kelangsungan hidup dibanding pasien tanpa terapi oksigen. Indikasi terapi oksigen adalah $ Pa'2 ? >> mmHg atau 4a'2 ? ))+, Pa'2 >>*

> mmHg disertai salah satu dari $ edema disebabkan gagal jantung kanan, P pulmonal pada 7(8, eritrositosis hematokrit @ >A+. b. 6asodilator Pemakaian vasodilator seperti nitrat, hidrala2in, antagonis kalsium, agonis alfa adrenergik, /C7* I, dan postaglandin belum direkomendasikan se"ara rutin. 6asodilator dapat menurunkan tekanan pulmonal pada "or pulmonal kronik, meskipun efisiensinya lebih baik pada hipertensi pulmonal yang primer. 6asodilator yang biasa dipakai adalah nifedipine dengan dosis %0*&0 mg P' & kali sehari, maksimal %20 *%)0 mg per hari. ". 0igitalis Hanya digunakan pada pasien kol pulmonal bisa disertai gagal jantung kiri. 0igoksin bisa diberikan dengan dosis 0,%2>*0,&B> mg P' % C %. Pada pemberian digitalis perlu di5aspadai resiko aritmia. d. 0iuretik 0iberikan bila ditemukan gagal jantung kanan, pemberian diuretik berlebihan dapat menimbulkan alkalosis metabolik yang dapat memi"u peningkatan hiperkapnia. 0isamping itu pemberian diuretik dapat menimbulkan kekurangan "airan sehingga mengakibatkan preload ventrikel kanan dan "urah jantung menurun. :urosemid dapat diberikan dengan dosis 20*)0 mg per hari P' D I6, dosis maksimal A00 mg per hari. e. /ntikoagulan 0iberikan untuk menurunkan resiko terjadinya tombroemboli akibat disfungsi dan pembesaran ventrikel kanan adanya faktor imobilisasi pada pasien. 1arfarin dapat diberikan dengan dosis 2*%0 mg P' % C % (Harun dan Ika, 200 = 1eit2enblum, 200&!. Prognosis Pada "or pulmonal kronik yang disertai gagal jantung kanan, prognosisnya buruk. 3amun dengan pemberian terapi oksigen dalam jangka panjang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (/llegra et al, 200>!.

DAFTAR PUSTAKA %. Harun 4 dan Ika Prasepta 1ijaya, Cor Pulmonal (ronik, dalam ,uku /jar Ilmu Penyakit 0alam Eilid II 7disi 6. Interna Publishing 200 = 2)B$ %)#2* ## 2. /llegra et al. Possible 9ole 'f 7rythropoietin In ;he Pathogenesis 'f Chroni" Cor Pulmonale. 3ephrol 0ial ;ransplant. 200>. 20$ 2)AB &. 1eit2enblum 7, Chroni" Cor Pulmonale. Heart 200&= ) $22>*&0. 0iakses dari situs http$DD555.n"bi.nlm.nih.govDpm"Darti"lesDP<C%BAB>&&D. tanggal %) 'ktober 20%&. #. :au"i /4, 0ennis F(, dkk. Heart :ailure and Cor Pulmonale. 0alam HarrisonGs Prin"iples of Internal <edi"ine %Bth ed. Hnited 4tates of /meri"a. ;he <"8ra5*Hill Companies, In". 200)= 2%B*2##&.

You might also like