You are on page 1of 14

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Ditinjau Dari Gaya Belajar Matematika

Oleh: Mulyadi Abstrak Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional (Fobs = 9.9232 > 4.0800 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%). Pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (rataan marginal 72,5) menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode konvensional (rataan marginal 67,78). (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik (Fobs = 14.622 > 3.2300 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%). siswasiswa yang mempunyai gaya belajar auditorial lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar visual (F12 = 13,0299 > 6,460 = Ftabel), siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik (F13 = 14,5156 > 6,460 = Ftabel) dan siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar visual sama baik prestasi belajarnya dengan siswasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik (F23 = 0,0387 < 6,460 = Ftabel). (3) Pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar visual (F11-12 = 23,1099 > 11,85 = Ftabel), siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik (F11-13 = 12,6147 > 11,85 = Ftabel) dan siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar visual sama baik prestasi belajarnya dengan siswasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik (F12-13 = 3,7653 > 11,85 = Ftabel), pada model pembelajaran konvensional, siswa-siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial, visual dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama (F2122 = 0,4337 < 11,85= Ftabel; F21-23 = 10,040 < 11,85= Ftabel; F22-23= 8,051 < 11,85 = Ftabel). (4) Pada tipe gaya belajar auditorial dan visual, siswa-siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share mendapatkan hasil yang sama dengan siswa-siswa dengan model pembelajaran konvensional (F1121= 9,9075 < 11,85 = Ftabel; F12-22 = 1,7146 < 11,85 = Ftabel), tetapi pada tipe gaya belajar kinestetik, siswa-siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswasiswa dengan model pembelajaran konvensional (F13-13 = 12,1506 > 11,85 = Ftabel). Kata kunci: Think-Pair-Share, Konvensional, Gaya Belajar, Prestasi Belajar

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

A. Latar Belakang Masalah Usaha mencapai keberhasilan pembangunan dalam bidang pendidikan bukan hanya merupakan tanggung jawab dari pemerintah semata, melainkan juga seluruh masyarakat termasuk di dalamnya adalah guru. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan pendidikan matematika. Matematika adalah sumber bagi ilmu pengetahuan yang lain, artinya banyak ilmu pengetahuan yang pengembangannya bergantung pada matematika. Pendidikan matematika mencakup proses mengajar, proses belajar, dan proses berfikir kreatif. Proses mengajar dilakukan oleh pengajar dan proses belajar dilakukan oleh siswa sebagai anak didik. Kenyataannya sampai saat ini matematika masih menjadi masalah bagi sebagian siswa. Sebagian siswa masih menganggap matematika sangat sulit sehingga mereka sering acuh tak acuh dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, prestasi belajar mengajar matematika yang dicapai siswa masih tergolong rendah. Salah satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika kemungkinan adalah metode mengajar guru yang tidak sesuai dengan kondisi siswa maupun materi yang disampaikan. Banyak metode mengajar yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika. Tetapi tidak setiap metode dapat diterapkan dalam setiap materi, sehingga pemilihan metode mengajar sangatlah penting guna mencapai tujuan mengajar dan mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan pemikiran yang sangat matang dalam pemilihan metode mengajar

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

yang tepat untuk suatu pokok bahasan yang akan disajikan. Hal tersebut dimaksudkan agar pengajaran matematika menjadi efektif dan efisien. Namun yang terjadi guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode mengajar. Umumnya yang terjadi di lapangan, bahwa guru menggunakan metode ceramah dan metode ekspositori pada setiap materi. Kedua metode tersebut berpusat pada guru. Metode ceramah berpusat penuh pada guru sedangkan metode ekspositori, dominasi guru sudah agak berkurang karena siswa diberi kesempatan bertanya jika kurang mengerti dan mengerjakan latihan soal sendiri. Dominasi guru tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat berfikir kritis dan kreatif. Karena itu penggunaan metode ceramah atau metode ekspositori pada kompetensi dasar melakukan operasi aljabar dan

menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya yang menuntut siswa dapat berfikir kritis, dan kreatif dimungkinkan menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal. Pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pengajaran waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan dengan proses belajar mengajar. Metode mengajar yang dipilih hendaknya metode yang dapat mendorong siswa untuk aktif. Terutama dalam pengajaran matematika, siswa harus aktif sehingga dapat berfikif kritis, kreatif, dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pada kompetensi dasar melakukan operasi aljabar dan menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP pada kelas VIII semester I. Seperti kompetensi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

dasar-kompetensi dasar matematika yang lain, kompetensi dasar melakukan operasi aljabar dan menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornyapun menjadi kelihatan sukar untuk diterima siswa karena sulit dan terasa membosankan. Oleh karena itu, salah satu metode yang dapat diterapkan dalam mengatasi masalah tersebut adalah metode kooperatif tipe Think-PairShare. Metode kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan suatu metode mengajar yang memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola kreatif siswa, dan memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir dan merespon serta saling membantu antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Metode ini dapat meningkatkan penguasaan akademis siswa. Selain itu, dengan metode ini siswa tidak akan cepat merasa bosan dalam belajar matematika. Rendahnya prestasi belajar siswa tidak mutlak disebabkan metode mengajar yang tidak cocok. Tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar matematika, diantaranya adalah gaya belajar matematika. Gaya belajar matematika merupakan cara yang khas dan konsisten dilakukan oleh siswa dalam menyerap informasi. Gaya belajar matematika dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar visual menggunakan indera penglihatannya untuk membantunya belajar. Gaya belajar auditorial memanfaatkan kemampuan pendengaran untuk mempermudah proses belajar, sehingga akan lebih mudah menerima

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

materi yang disajikan dengan diskusi atau tanya-jawab. Gaya belajar kinestetik menggunakan fisiknya sebagai alat belajar yang optimal. Siswa kinestetik dibantu dengan membawa alat peraga yang nyata. Pada umumnya siswa memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun ada satu yang paling dominan dimilikinya. Kebanyakan siswa belum mengenal persis gaya belajar yang dimilikinya sehingga mereka belum dapat menerapkannya secara optimal. Pemanfaatan sumber belajar matematika, cara memperhatikan pembelajaran matematika di kelas, serta cara mudah bagi siswa untuk berkonsentrasi penuh saat belajar dapat digunakan untuk mengenal gaya belajar matematika. Hal-hal tersebut di atas dipergunakan seorang guru maupun siswa itu sendiri untuk mengetahui gaya belajar matematika masing-masing. B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) Pendekatan cooperative learning lainnya dikembangkan selama dekade lalu, terutama oleh Spencer Kangan (1992-1998). Meskipun pendekatan ini memiliki banyak persamaan dengan pendekatan lainnya, pendekatan struktural menekankan penggunan struktur tertentu yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan oleh Kangan dimaksudkan sebagai alternatif untuk struktur kelas yang lebih tradisional, seperti resitasi, bahwa guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan dipanggil namanya.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Struktur Kangan menuntut siswa untuk bekerja secara interdependen di kelompok-kelompok da ditandai oleh reward kooperatif dan bukan reward individual. Sebagian struktural memiliki tujuan untuk meningkatkan perolehan isi akademis oleh siswa; struktur-struktur lamanya dirancang untuk meningkatkan perolehan isi akademis oleh siswa; struktur-struktur lainnya dirancang untuk megajarkan berbagai keteampilan sosial atau kelompok. Think-PairShare dan Numbered Heads Together, yang dideskripskan di

bagian ini, adalah dua contoh struktur yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi akademis atau memeriksa pemahaman siswa tentang isi tertentu. Strategi Think-PairShare timbul dari penelitian tentang cooperative learning dan wait-time. Pendekatan yang didekripsikan di sini, yang awalnya dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dan rekan-rekannya di Universitas of Maryland, adalah cara efektif untuk mengubah pola wacana dalam kelas. Pendekatan ini menantang asumsi semua resitasi atau diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan memiliki prosedur-prosedur built-in untuk memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berpikir, untuk merespon, untuk saling membantu. Dalam menerapkan pendekatan struktural Think-Pair-Share, Frank Lyman dalam Arend, R.I (2001: 325-326) menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Thingking Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswa-siswanya untuk menggunakan waktu satu

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

menit untuk memikirkan sendiri tentang jawaban untuk isu tersebut. Siswa perlu diajari bahwa berbicara tidak menjadi bagian dari waktu berpikir. 2) Pairing Setelah itu guru meminta murid untuk berpasang-pasangan mendiskusikan segala yang sudah mereka pikirkan. Interaksi dalam periode ini dapat berupa saling berbagi jawaban bila pertanyaan yang diajukan atau berbagi ide bila sebuah isu tertentu diidentifikasi. Biasanya, guru memberikan waktu lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan (pairing). 3) Sharing Dalam langkah terakhir ini, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah dibicarakan bersama pasangannya masing-masing dengan seluruh kelas. Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai sekitar seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka. C. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Kebonagung, yang terdiri dari 7 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas yaitu kelas VIIIB dan VIIIC dengan jumlah siswa kedua kelas tersebut adalah masing-masing 32 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Uji coba instrumen dilaksanakan

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

di MTs Negeri Kebonagung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode angket dan metode tes. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai persyaratan analisis yaitu populasi berdistribusi normal menggunakan uji Lilliefors dan homogenitas variansi menggunakan metode Bartlett. Sedangkan untuk uji lanjut pasca anava digunakan metode Scheffe. D. Hasil-Hasil Pembahasan 1. Terdapat perbedaan pengaruh antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika, terlihat dari efek faktor A: Fa > F atau 9.9232 > 4,0800 sehingga H0A ditolak. Berdasarkan rerata kedua kelas, rerata kelas eksperimen lebih tinggi daripada rerata kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih baik daripada prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran konvensional; 2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe auditorial, tipe visual dan tipe kinstetik terhadap prestasi belajar matematika. Hal tersebut berdasarkan efek faktor B: Fb > F atau 14,6226 > 3,2300 sehingga H0B ditolak. Untuk mengetahui efektivitas ketiga tipe gaya belajar tersebut perlu dilanjutkan dengan uji komparasi ganda.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

3. Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan ukuran sel tak sama untuk sumber variasi interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar diperoleh nilai Fobs = 6,752 > 3,230 = F0,05;2;58, sehingga Fobs DK. Oleh karena itu H0AB ditolak, ini berarti terdapat interaksi antara faktor model pembelajaran dengan faktor gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi aljabar. Dari uji komparasi rataan antar sel pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan metode Scheffe diperoleh hasil bahwa pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial prestasinya lebih baik dari siswa yang mempuyai gaya belajar visual dan kinestetik, dan pada model pembelajaran konvensional semua tipe gaya belajar mempunyai prestasi belajar yang sama. 4. Dari hasil uji komparasi rataan antar sel pada tipe gaya belajar dengan metode Scheffe diperoleh hasil bahwa pada tipe gaya belajar kinestetik, mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Tidak demikian halnya, pada tipe gaya belajar auditorial maupun gaya belajar visual, pemberian pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) maupun model pembelajaran konvensional tidak menyebabkan perbedaan prestasi belajar.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

E. Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian serta mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika pada aljabar. Pada siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada materi aljabar kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonagung. 2. Terdapat pengaruh tipe gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi aljabar kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonagung. Pada mereka yang mempunyai gaya belajar auditori lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik, akan tetapi mereka yang mempunyai gaya belajar visual prestasi belajarnya sama dengan mereka yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 3. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) mereka yang mempunyai gaya belajar auditorial lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik akan tetapi mereka yang mempunyai gaya belajar visual prestasi belajarnya sama dengan mereka yang mempunyai gaya belajar kinestetik. Pada model pembelajaran Konvensional semua tipe

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

gaya belajar (auditorial, visual dan kinestetik) tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar/prestasi belajarnya sama. 4. Pada tipe gaya belajar kinestetik, mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan mereka yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Tidak demikian halnya, pada tipe gaya belajar auditorial maupun gaya belajar visual, pemberian pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS) maupun model pembelajaran konvensional tidak

menyebabkan perbedaan prestasi belajar.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Halim. 2009. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Adi W. Gunawan. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arend, R.I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Chatarina Tri Anni, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Dikti. Ika Rahmawati. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif dengan Numbered Heads Together (NHT) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Siswa. Tesis tidak diterbitkan.

Surakarta:UNS. Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. John W. Creswell. 2010. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwoto. 2003. Stategi Pembelajaran Mengajar. Surakarta: UNS press. Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Rose, Colin & J. Nicholl, Malcolm. 2003. Accelerated Learning. Bandung: Nuansa. R. Soejadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutratinah Tirtonagoro. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Wahyu Triambodo. 2010. Eksperimentasi Pengajaran Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share Pada Sub Pokok Bahasan Luas Dan Volume Bangun Ruang Ditinjau Dari Gaya Belajar Matematika. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: UNS. Yamin, Martinis. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: GP Press. Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruktional. Bandung: Remadja Karya.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

BIODATA PENULIS

Mulyadi. Lahir di kota Pacitan, Jawa Timur, tanggal 5 Januari 1990 anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan suami istri Muksin dan Saginem. Pendidikan formalnya dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Gawang Kebonagung (1996), Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kebonagung (2002), Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pacitan (2005) dan sekarang dalam proses penyelesaian studi S1 Jurusan Pendidikan Matematika di STKIP PGRI Pacitan. Sejak awal menjadi mahasiswa aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, diantaranya pernah sebagai Ketua Bidang Buletin HIMATIKA, Staf Menteri Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa, Menteri Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua I Badan Legislatif Mahasiswa, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan, Ketua Umum HMI Komisariat STKIP PGRI Pacitan, Wakil Sekretaris Umum Bidang PTKP HMI Cabang Pacitan. Pengalaman bekerja dimulai sebagai tenaga pengajar les privat, tentor bimbingan belajar, tenaga pengajar di MTsM Tegalombo, surveyor ATTN Kementerian Perhubungan RI, surveyor pemetaan sekolah PWM Jawa Timur, surveyor LSI, Manager Pelatihan di Lembaga Konsultan Publik Pacitan. Kini tinggal di kota 1001 Goa, tepatnya di RT. 03 RW. 01 Dusun Dadapan Desa Klesem Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan. Telp. 087758444435 email: mulyadipacitan@gmail.com.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

You might also like