You are on page 1of 26

Modul – 3 .

Statistika Ekonomi I
Materi

 Konsep Probabilitas
 Perhitungan dalam Konsep
Probabilitas.
 Konsep Kombinasi Peristiwa :
- mutually exclusive (saling asing)
- non mutually exclusive (saling
tindih)
- gayut (dependent)
- tak gayut (independent)
Pengantar
Mungkin kehausan manusia yang tak
terpuaskan terhadap perjudianlah yang
akhirnya membawa pada pengembangan awal
teori peluang. Dalam usaha untuk
memperbesar kemenangan para penjudi
meminta bantuan para ahli matematika untuk
mengatur siasat yang optimum bagi berbagai
permainan judi. Matematikawan yang
menghasilkan siasat tersebut, antara lain :
Pascal, Leibniz, Fermat, dan James Bernoulli.
Akibat pengembangan awal teori peluang ini,
inferensia statistik, yang berusaha meramal
dan mengeneralisasi dan telah berkembang di
luar permainan judi, seperti bidang politik,
Pendahuluan

Definisi:
Probabilitas adalah peluang suatu kejadian
Manfaat:
Manfaat mengetahui probabilitas adalah
membantu pengambilan keputusan yang tepat,
karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian,
dan informasi yang tidak sempurna.
Contoh:
• pembelian harga saham berdasarkan analisis
harga saham
• peluang produk yang diluncurkan perusahaan
(sukses atau tidak), dll.
Konsep Probabilitas
 Probabilitas:
Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu
peristiwa (event) akan terjadi di masa
mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0
sampai 1 atau dalam persentase.
 Percobaan:
Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau
proses yang memungkinkan timbulnya paling
sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan
peristiwa mana yang akan terjadi.
 Hasil (outcome):
Suatu hasil dari sebuah percobaan.
 Peristiwa (event):
Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi
pada sebuah percobaan atau kegiatan.
Contoh :

Percobaan/ Pertandingan sepak bola Persija


Kegiatan VS PSIS di Stadion Senayan, 12
September 2009.

Hasil Persija menang


Persija kalah
Seri -- Persita tidak kalah dan
tidak menang

Peristiwa Persija Menang


Probabilitas Frekuensi
Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama,
tergantung dari berapa banyak suatu kejadian
terjadi.
Probabilitas = jumlah peristiwa yang terjadi (ni)
suatu peristiwa jumlah total percobaan (N)
Contoh :
PERCOBAAN HASIL PROBABILIT
AS
Kegiatan Melempar Uang 1. Muncul gambar ½
2.   Muncul angka ½

Kegiatan perdagangan 1. Menjual saham ½


saham 2. Membeli saham ½

Perubahan harga 1.   Inflasi (harga ½


naik) ½
2.   Deflasi (harga
Mahasiswa melaksanakan turun)
1.   Lulus 1/2
ujian 2. Tidak Lulus ½
Teori Probabilita Klasik (1)
Teori probabilita Klasik terdiri atas :
2) Probabilitas /Peluang “Sukses”
Apabila peristiwa E dapat terjadi melalui h cara dari
kemungkinan n cara (yang terjadi) maka probabilitas
sukses adalah :

6) Probabilitas /Peluang “Gagal”


Teori Probabilita Klasik (2)
 Setiap hasil dari n hasil yang mungkin
muncul dengan kesempatan yang sama itu
berpeluang muncul yang sama dengan
1/n.
 Jika kejadian yang diharapkan tidak pernah
terjadi, berarti n(A) = 0, maka P(A) = 0/n
= 0, sehingga peluangnya = 0.
 Jika kejadian A yang diharapkan itu selalu
terjadi terus menerus, berarti n(A)=n
maka P(A) = n/n = 1. Sehingga
peluangnya = 1
 Kesimpulannya adalah bahwa nilai P(A)
terletak diantara nol dan satu, atau ditulis
0 ≤ P(A) ≤ 1.
Diagram Venn

iagram ini biasanya digunakan untuk mempermudah


menjelaskan teori probabilitas. Area (set) yang
dibatasi oleh garis luar adalah “bidang atau ruang
sampel” yaitu seluruh kemungkinan kejadian yang
secara teoritis dapat muncul, dan bagian dari bidang
serta yang terletak di dalam “bidang sampel”
S
menggambarkan sebuah peristiwa (hasil) tertentu.
A A B A B
Mutually Exclusive & Non
Exclusive
 Mutually Exclusive atau disjoint (saling asing) :
Apabila kedua atau lebih peristiwa itu tidak dapat
terjadi bersama-sama.

A B

 Non Exclusive atau joint (saling tindih) : apabila


kedua atau lebih peristiwa terjadi bersama-sama.

A B
Hukum Penambahan
 Apabila kedua kejadian saling pisah atau Mutually
Exclusive atau disjoint (saling asing), maka :

 Apabila kedua kejadian Non Exclusive atau joint


(saling tindih), maka :

 Bila A1,A2,...,An saling pisah, maka

 Bila A danA’ adalah dua kejadian yang satu


merupakan komplemen lainnya, maka :
Kasus 1
1. Pada pelemparan dua buah dadu, tentukanlah
probabilitas munculnya dua dadu dengan
jumlah 7 dan 11?
2. Peluang seorang mahasiswa lulus statistika
ekonomi 1 adalah 2/3 dan peluang ia lulus etika
bisnis adalah 4/9. Bila peluang lulus sekurang-
kurangnya satu mata kuliah diatas adalah 4/5,
berapa peluang ia lulus kedua mata kuliah itu ?
3. Dari 100 orang mahasiswa, 54 orang
mempelajari matematika , 69 orang
mempelajari sejarah, dan 35 orang
mempelajari keduanya. Hitung peluang :
a. ia mempelajari matematika atau sejarah
b. ia tidak mempelajari keduanya.
c. ia mempelajari sejarah tetapi tidak
Peristiwa Tak Gayut, Gayut dan prob.
Bersyarat
 Peristiwa “Tak Gayut” : Apabila kejadian atau
ketidakjadian suatu peristiwa tidak berpengaruh
terhadap terjadinya peristiwa lain. Maka probabilitas
bersyaratnya saling bebas adalah

 Peristiwa “Gayut” : Apabila kejadian atau


ketidakjadian atau peristiwa berpengaruh terhadap
terjadinya peristiwa lainnya. Maka probabilitas
bersyaratnya adalah
Hukum Perkalian (1)
a. Hukum Perkalian Tak Gayut

Hukum perkalian untuk peristiwa “tak gayut”


atau bila peristiwa A dan peristiwa B saling
bebas, maka :

b. Hukum Perkalian Gayut


Hukum perkalian untuk peristiwa “gayut” atau
bila peristiwa A dan peristiwa B keduanya dapat
terjadi sekaligus, maka :
Hukum Perkalian (2)
a. Hukum Perkalian Tak Gayut
Hukum perkalian untuk peristiwa “tak gayut”
atau bila peristiwa A1, A2,...,Ak (lebih dari dua)
saling bebas, maka :

b. Hukum Perkalian Gayut


Hukum perkalian untuk peristiwa “gayut” atau
bila peristiwa A dan peristiwa B keduanya dapat
terjadi sekaligus, maka :
Diagram Pohon
Keputusan Jual atau Beli Jenis Saham Probabilitas bersama

Probabilitas Bersyarat 0,35 1 x 0,6 x 0,35 = 0,21


BC
A
Jual BLP 0,40 1 x 0,6 x 0,40 = 0,24

BNI 0,25 1 x 0,6 x 0,25 = 0,15


0,6
1

BC 0,35 1 x 0,4 x 0,35 = 0,14


Beli A
BLP 0,40 1 x 0,4 x 0,40 = 0,16

Suatu diagram berbentuk pohon BNI 0 1 x 0,4 x 0,25 = 0,10


,25
yang membantu mempermudah
mengetahui probabilitas suatu 0,21+0,24+0,15+0,14
Jumlah Harus =
peristiwa 1.0 +0,16+0,10 =1,0
Kasus 2
1. Misalkan kita mempunyai sebuah kotak berisi 20
lampu, yang 5 diantaranya rusak. Bila 2 lampu
diambil secara acak dan tanpa pengembalian.
Berapa peluang lampu yang diambil itu
keduanya rusak ?

3. Sebuah kantung berisi 4 kelereng putih dan 3


kelereng hitam, kantung kedua berisi 3 kelereng
putih dan 5 kelereng hitam. Satu kelereng
diambil dari kantung pertama dan tanpa dilihat
dimasukkan kedalam kantung kedua. Berapa
peluang mendapatkan kelereng hitam bila
sekarang kita mengambil satu kelereng dari
kantung kedua?
Analisis Kombinasi

Prinsip dasar
 Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n1
cara, dan bila untuk setiap cara tersebut
operasi kedua dapat dilakukan dalam n2 cara,
maka kedua operasi itu secara bersama-sama
dapat dilakukan dalam n1.n2 cara.
 Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n1
cara, bila untuk setiap cara tersebut operasi
kedua dapat dilakukan dalam n2 cara, bila
untuk setiap pasangan dua cara yang pertama
operasi ketiga dapat dilakukan dalam n3 cara,
dan demikian seterusnya, maka k operasi
dalam urutan tersebut dapat dilakukan dalam
Kasus 3

1) Bila sepasang dadu dilemparkan


sekali, berapa banyaknya cara dadu
tersebut mendarat? Susunlah cara
dadu tersebut mendarat.
2) Berapa macam menu makan siang
yang dapat disusun terdiri atas sup,
sandwich, desert, dan minuman, yang
dapat dipilih dari 4 macam sup, 3 jenis
sandwich, 5 desert dan 4 jenis
minuman ?
Bilangan Faktorial

Bila n bilangan bulat positif, maka bilangan


faktorial ditulis dengan n! dan didefinisikan
sebagai berikut:

n! = n.(n-1).(n-2).(n-3)...3.2.1
0! = 1 dan 1! = 1
Contoh :
3 ! = 3.(3-1).(3-2) = 3.2.1 = 6
5! = 5.(5-1).(5-2).(5-3).(5-4) = 5.4.3.2.1 = 120
6! = ..............?
7!/5! =................?
17!/15! = ......................?
Permutasi
 Permutasi adalah suatu susunan yang dibentuk oleh
keseluruhan atau sebagian dari sekumpulan benda.
 Urutan susunan diperhatikan. Contoh ab ≠ ba, bc ≠
cb.
 Banyaknya permutasi n benda yang berbeda ada n!.
 Banyaknya permutasi akibat pengambilan r benda
dari n benda yang berbeda :

 Banyaknya permutasi n benda yang berbeda yang


disusun dalam suatu lingkaran adalah (n-1)!
 Banyaknya permutasi yang berbeda dari n benda
yang n1 diantaranya berjenis pertama, n2 berjenis
kedua,..., nk berjenis-k adalah
Kasus 4

1) Berapa macam susunan antrian yang dapat


dibentuk bila 6 orang mengantri untuk naik bis ?
2) Dua kupon lotere diambil dari 20 kupon untuk
menentukan hadiah pertama dan kedua. Hitunglah
berapa kemungkinan cara penyusunannya?
3) Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 4 orang
duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Dalam
berapa cara keempat orang mahasiswa tadi dapat
duduk mengelilingi meja tersebut.
4) Berapa banyak susunan yang mungkin, bila kita
ingin membuat sebuah rangkaian lampu hias untuk
gapura dari 3 lampu merah, 4 kuning, 5 hijau dan 2
biru?
Kombinasi
 Tidak memperhatikan urutan susunan. Contoh: AB=
BA, AC =CA,
BC=CB.
 Jumlah perhitungan banyaknya sampel yang dapat
ditarik diperkecil.
 Kombinasi dari “n” objek yang diambil sebanyak “r”
ditulis sebagai nCr atau C(n,r) atau Cnr atau
saja.
Kasus 4

Bila dalam suatu kelompok terdapat 6


Ekonom dan 5 Sosiolog. Buatlah panitia
kecil yang terdiri dari 3 orang, dimana
terdiri atas 2 ekonom dan 1 sosiolog.
Berapa banyak cara yang dapat dilakukan
untuk membuat panitia tersebut ?

You might also like