Professional Documents
Culture Documents
Frederick T. Fraunfelder, James J. Sciubba, William D. Mathers Pembimbing dr. Hj. Sri Sutarsih, Sp.M Di presentasikan oleh : Siti Amanda Chairi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RSUD Kota Bekasi Periode 10 Juni 2013 13 Juli 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Artikel Ulasan
Latar Belakang
1.
2.
Tiga peneliti dalam artikel ini (ocular toxicology FTF, dry mouth JJS, dry eye WDM) menguji beberapa hipotesis yang berkaitan dengan peran obat-obatan dalam menyebabkan mata kering. Studi hipotesis mengenai mata kering masih sulit karena untuk menegakkan diagnosis penyakit tersebut masih dengan tes yang bernilai subjektif.
Latar Belakang
3.
4.
Di masa nanti beberapa tes seperti tes osmolaritas, tes kelenjar meibom, Fourier domain optical coherence tomography akan memberikan pengaruh yang besar terhadap penegakkan diagnosis. Studi pada masa sekarang masih sangat bergantung dengan penilaian yang subjektif, laporan kasus, atau ringkasan atau pendapat dari para ahli.
Latar Belakang
5.
6.
Data yang disajikan pada artikel ini bersifat spekulatif dan kurang secara kuantitas, tetapi secara konsep berguna sampai ditemukannya evidence-based mengenai mata kering. Tulisan ini juga diharapkan dapat membantu sebagai pedoman bagi para dokter untuk membuat keputusan klinis.
Pertanyaan Penelitian
Adakah peran penggunaan obatobatan dalam menyebabkan penyakit mata kering?
HIPOTESIS
1.
2.
3.
Jika obat-obatan sistemik dapat menyebabkan mulut kering, obatobatan tersebut juga dapat menyebabkan dan memperburuk keadaan mata kering. Polifarmasi memainkan peranan penting terhadap mata kering. Obat-obatan sistemik dapat menimbulkan mata kering.
HIPOTESIS
4. 5.
6.
Obat mata topikal dapat menimbulkan mata kering. Penggunaan obat mata topikal jangka panjang dengan pengawet, Benzalkonium Chloride (BAK), dapat menyebabkan mata kering. Obat-obatan yang menimbulkan mata kering dan mulut kering dapat menyamarkan sindrom sjrogen primer.
Hipotesis 1 : Jika obat-obatan sistemik dapat menyebabkan mulut kering, obat-obatan tersebut juga dapat menyebabkan dan memperburuk keadaan mata kering.
Hipotesis 1
Sistem saraf otonom dan saraf perifer pada mulut dan mata hampir serupa. Masing-masing memiliki kelenjar sekretoris utama. Keduanya mendapatkan suplai dari kelenjar eksokrin acinar untuk memproduksi protein, elektrolit, dan enzim pada medium aqueus.
Sekresi mukus pada mata di dapatkan dari sel epitelial goblet konjungtiva, submandibular, dan kelenjar saliva. Farmakologi keduanya sangat mirip dan dengan agen kolinergik dan antikolinergik dapat memberikan efek pengeringan yang hebat.
Keluhan pada mulut kering dapat dirasakan pasien dengan meningkatnya frekuensi minum, gangguan artikulasi saat berbicara. Keluhan pada mata kering biasanya adalah mata gatal, sensasi terbakar, nyeri, seperti ada benda asing, berpasir, silau, pandangan buram.
Table 1 : Systemic medications that may cause both dry mouth and dry eyes.
Adjuncts to anesthesia Analgesics Antipyretic agents Antirheumatic agents
Antiandrogens
Antiarrythmics Anticholinergics Antidepressants Antiemetics Antihistamins Antihypertensives Antileprosy agents Antimalarial agents
Antispasmodics
Antivirals Anxiolytics Bronchodilators Chelating agents Decongestans Diuretics Neurotoxins Opioids
Antimuscarinics
Antineoplastics Antiparkinsonians Antipsychotics
Psychedelic agents
Retinoids Sedatives and hypnotics
Polifarmasi adalah penggunaan lima atau lebih resep obat. Permasalahan utama yang dialami lansia atau meningkat seiring degan bertambahnya usia. Survei dari The National Ambulatory Medical Survey, pasien usia lebih atau sama dengan 60 thn 12.4% mengkonsumsi 2 obat dalam seharinya, 27.3% 3-4 obat dalam sehari, 36.7% 5 atau lebih.
Masalah utama pada polifarmasi adalah : Interaksi dari dua jenis obat sulit untuk diprediksi dan semakin kompleks dengan penambahan jenis obat lainnya. Terdapat bukti yang cukup kuat polifarmasi adalah penyebab utama mata kering.
Schein et al pada studinya menemukan hubungan yang kuat antara penambahan satu jenis obat yang memiliki efek sika dengan terjadinya mulut dan mata kering. The adjusted ratio : 1.8 (0.7-4.0) one drug 2.9 (1.2-6.9) three drugs 7.0 (2.7-18) five drugs
Penggunaan polifarmasi harus diperhatikan sebagai faktor utama penyebab mata kering Polifarmasi sebagai penyebab dari mata kering memiliki potensi yang lebih penting dari mulut kering dikarenakan dapat diperburuk dengan obat-obatan baik topikal maupun sistemik
The WHO classification system, Causality Assestment of Suspected Adverse Reaction Berlaku untuk semua jenis obat dan digunakan sebagai standar untuk National Registry of Drug-Induced Ocular Side Effects. Table : Systemic drugs that probably causing or aggravating dry eyes.
Berkurangnya produksi air mata Perubahan pada sistem saraf sehingga menganggu sekresi Berkurangnya sensasi kornea Inflamasi pada kelenjar sekresi Beberapa obat juga meningkatkan evaporasi dengan merubah komposisi dari selaput air mata, lapisan mata yang abnormal, perubahan mengedip, perubahan sel-sel yang produksi mukus.
dapat
Dry eyes: Kumpulan gejala yang berhubungan dengan disfungsi kelenjar meibom yang dapat meningkatkan proses evaporasi dan osmolaritas, yang berhubungan dengan lapisan mata yang abnormal dan berkurangnya produksi air mata.
Mekanisme obat mata topikal dapat menyebabkan mata kering sedikit berbeda dengan obat-obatan sistemik. Efek evaporasi pada obat mata topikal dapat meningkatkan insiden terjadinya mata kering. Komplikasi dapat terjadi akibat penggunaan dengan konsentrasi yang tinggi, tingginya frekuensi pemakaian, tingginya insidens drug-induced blefaritis, dan drug-induced ocular surface inflammation.
WHO Causality Classifiation System 1. Latanoprost 2. Cyclosporine 3. Bimatoprost 4. Moxifloxacin 5. Travoprost 6. Brimonidine 7. Olopatadine
Proses inflamasi yang terjadi merupakan peran terbesar terhadap timbulnya dry eye dan keratokonjungtivitis sika. Obat mata topikal dapat menyebabkan inflamasi pada jaringan mata seperti uveitis, skleritis. Laporan studi mengatakan pengobatan glaukoma dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar
Hipotesis 5 : Penggunaan obat mata topikal jangka panjang dengan bahan pengawet, Benzalkonium Chloride (BAK), dapat menyebabkan mata kering.
Baudouin et al dalam peneilitiannya mengatakan obat mata topikal yang mengandung BAK dapat menyebabkan selaput air mata tidak stabil, perubahan lapisan mata, inflamasi konjungtiva, epitelial apoptosis, dan subkonjungtiva fibrosis.
Terdapat studi pada 9,658 pasien yang menggunakan kriteria subjektif dan objektif , dapat disimpulkan terdapat tanda dan gejala dari penyakit ocular surface disease pada pasien yang mengkonsumsi obatobatan glaukoma dengan preservatives dibandingkan dengan mereka yang preservative free.
Hipotesis 6 : Obat-obatan yang menimbulkan mata kering dan mulut kering dapat menyamarkan sindrom sjrogen.
Terdapat banyak jenis obat yang dapat menyebabkan mulut kering dan mata kering Polifarmasi adalah penyebab utama timbulnya mata kering Kedua hal tersebut harus disingkirkan sebelum diagnosis Sindrom Sjrogens primer ditegakkan.
Dalam evaluasinya perlu ditanyakan riwayat penggunaan secara polifarmasi dan konsumsi obat-obatan jenis tertentu dalam 3 bulan terakhir.
KESIMPUAN
Peran obat-obatan sistemik dan mata topikal dalam menyebabkan mata kering masih kurang jelas. Harus dibedakan apakah efek terhadap mata kering tersebut merupakan interaksi atau akibat penambahan jenis obat. Pada dokter perlu memikirkan obatobatan yang menyebabkan mulut kering dapat juga menyebabkan atau memperburuk keadaan mata kering.
Lamanya terapi obat mata topikal mungkin berhubungan dengan penyebab mata kering. Obat mata topikal BAK harus dipikirkan sebagai faktor utama yang menyebabkan mata kering. Dalam mendiagnosis sindrom sjrogens tanpa konfirmasi laboratorium yang lengkap perlu ditanyakan riwayat pasien dalam konsumsi obat secara polifarmasi atau onset mata kering timbul dalam perubahan obat-obatan yang dikonsumsi dalam 3 bulan terakhir.