You are on page 1of 4

Empat Teknik Perbanyakan Tanaman Stevia Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P.

(Pengawas Benih Tanaman BBPPTP Surabaya) Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) adalah tanaman tahunan berbentuk perdu. Tingginya 30 90 cm dengan batang berbentuk bulat, beruas dan bercabang hijau. Daun Stevia saling berhadapan satu sama lain, berbentuk bulat telur, ujungnya tumpul, runcing pada pangkalnya, tepi daun rata dengan panjang 2 - 4 cm & lebar 1 5 cm, tulang daun menyirip & berbulu serta memiliki tangkai yang pendek berwarna hijau. Produk utama Stevia adalah daun yang digunakan sebagai bahan baku pembuat gula atau pemanis alami. Daun stevia mengandung steviosida yaitu suatu senyawa glikosida yang memiliki tingkat kemanisan 200 300 kali lebih tinggi dibandingkan gula tebu atau sukrosa. Rasa manis siklamat sebesar 30 kali gula tebu. Jika rendemen glikosida yang didapat dari daun tanaman stevia sebesar 2.5%, dengan produksi daun kering sekitar 2.5 ton/ha/tahun, maka diperlukan 20.000-30.000 ton daun stevia untuk mengganti pemanis sintetik di Indonesia (Rodiansah, 2007). Klon tanaman Stevia cukup banyak. Pusat Penelitian Perkebunan Bogor dan PT Garsela telah menghasilkan sejumlah klon pilihan dari hasil seleksi terhadap 10.000 tanaman Stevia yang berasal dari Jepang. Indentifikasi klon stevia didasarkan pada kriteria produksi daun yang tinggi, pembungaan yang lambat, pertumbuhan yang baik dan kadar pemanis yang tinggi. Klon tanaman stevia yang telah dikembangkan antara lain BPP 02, BPP 08, BPP 16, BPP 18, BPP 22, BPP 26, BPP 43, BPP 46, BPP 50, BPP 68, BPP 70, BPP 72, BPP 76 (Rukmana, 2003). Di Indonesia pembudidayaan dan pengolahan tanaman Stevia berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya areal pertanaman Stevia dan semakin beragamnya penggunaan produk stevia. Dengan makin dikenalnya stevia sebagai bahan pemanis pengganti gula, perlu dilakukan pengembangan tanaman Stevia. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah perbanyakan tanaman Stevia. Stevia dapat dikembangbiakkan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan Stevia dengan generatif dapat dilakukan melalui biji sedangkan perbanyakan tanaman stevia secara vegetatif dapat dilakukan dengan anakan, stek batang dan kultur jaringan.

1. Perbanyakan Stevia dengan biji Biji Stevia berbentuk jarum yang berwarna putih, biji harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. Sebelum ditanam dilahan, biji Stevia harus disemai terlebih dahulu. Biji-biji yang telah disemai harus dijaga kelembabannya dengan cara ditutup plastik transparan yang telah dilubangi. Biji akan berkecambah dalam waktu 4 hari. Plastik penutup dapat dibuka saat kecambah sudah berumur 2 minggu. Kecambah yang sudah memiliki dua pasang daun dapat dipindahkan ke bedengan. Kelembaban media persemaian juga dapat dilakukan dengan memberikan sedikit air pada bagian bawah media (Goettemoeller, 2006). Kriteria bibit yang siap ditanam di lapang antara lain memiliki 6 daun, bibit yang sehat mempunyai 5-6 daun, tinggi tanaman 12-15 cm, batang sedikit berkayu, daun lebar berwarna hijau, daun pucuk berbentuk konkaf, mempunyai 5-7 akar sekunder, 2-3 daun telah memiliki cabang (Rahayu, 1986). Persentase biji yang tumbuh berbeda dari jumlah biji yang disemai. Keberhasilan perbanyakan melalui biji tergantung dari pengalaman petani. Beberapa pembibitan melalui biji tidak dapat berkecambah sama sekali. Perkecambahan biji Stevia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kontaminasi media tanam. Perbanyakan tanaman Stevia juga tergantung pada persiapan lahan yang tepat, pengelolaan gulma & hama, kelembaban di dalam tanah, panen hati dll (Anonim 1, 2013).

2. Perbanyakan Stevia melalui tunas / bonggol Penjual bibit Stevia memilih menjual dalam bentuk bonggol untuk menghindari kematian bibit muda saat di perjalanan. Bonggol Stevia dapat ditanam di tempat yang tidak langsung terkena matahari. Setelah bertunas dan tumbuh sekitar 15 sentimeter (cm), bonggol Stevia baru bisa dipisah-pisah dan ditanam langsung di lahan. Tunas yang keluar menandakan bahwa bonggol masih hidup. Satu bonggol bisa menghasilkan 20 bibit baru. Untuk mendapat tunas/bonggol yang bermutu, harus dipilih tanaman induk yang baik antara lain tanaman mempunyai pertumbuhan dan penampilan yang baik, tanaman sehat tidak terserang hama dan penyakit dan bonggol berasal dari tanaman yang mempunyai daun dengan kandungan pemanis yang tinggi. Penanaman dapat dilakukan pada musim hujan, karena pada awal penanaman dibutuhkan naungan dan pengairan yang cukup (Rahayu, 1986).

3. Perbanyakan Stevia melalui Stek Perbanyakan melalui stek adalah salah satu perbanyakan Stevia secara vegetatif yang banyak dilakukan oleh para petani. Keuntungan dari perbanyakan ini adalah dapat dihasilkan tanaman yang sempurna dalam waktu relatif lebih cepat dibanding secara generatif (Yusmaini, 2008). Dengan perbanyakan melalui stek, pertumbuhan tanaman lebih cepat dan memiliki sifat yang sama dengan tanaman induk. Oleh karena itu pemilihan tanaman induk yang tepat adalah hal yang penting dalam perbanyakan ini. Kriteria pohon induk yang bermutu yaitu memiliki pertumbuhan dan penampilan yang baik, berasal dar pohon induk yang sehat, mengandung kadar stevioside yang tinggi. Stek diambil dari batang tanaman bagian atas dengan 5-6 pasang daun. Agar pertumbuahn akar dapat terpacu, diperlukan perlakuan dengan memberikan zat pengatur tumbuh (Rahayu, 1986).

4. Perbanyakan Stevia melalui Kultur Jaringan Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara massal dan cepat untuk menyediakan bahan tanam unggul. Penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan multiplikasi tunas dan keragaan planlet stevia. Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Sumaryono dan Masna, 2011 yaitu dengan menggunakan eksplan tunas pucuk dan tunas samping dari planlet yang ditumbuhkan pada medium MS. Ada tiga tahap yang dilakukan dalam perbanyakan secara kultur jaringan yaitu tahap inisiasi tunas, tahap perbanyakan tunas dan tahap perakaran (Wahyono, 2005).

DAFTAR PUSTAKA Anonim 1. 2013. Important Information On Quality Stevia Seeds (Seedling Emergence vs Seeds Germination). Available at http://www.everstevia.com/stevia-seeds.html. Diakses tanggal 8 Mei 2013. Goettemoeller, Jeffrey. 2006. Starting Stevia From Seed. Available http://www.prairieoakpublishing.com. Diakses tanggal 20 Maret 2013. at

Rahayu, Sri Puji. 1986. Pedoman Bercocok Tanam Stevia. Kerjasama Ditjen Perkebunan dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat. Available at http://cybex.deptan.go.id/. Diakses tanggal 20 Maret 2013. Rodiansah, Asep. 2007. Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin pada Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertonii) Klon Zweeteners secara In Vitro. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Rukmana. H.R. 2003. Budidaya Stevia Bahan Pembuatan Pemanis Alami Kanisius, Yogyakarta. Sumaryono dan Sinta, M.M , 2011. Peningkatan Laju Multiplikasi Tunas dan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana pada Kultur in vitro. Menara Perkebunan. Balai penelitian Bioteknologi Perkebunan. Bogor Wahyono, Slamet. 2005. Metode Perbanyakan Vegetatif Stevia (Stevia rebaudiana bertonii M.) dengan Kultur Jaringan. Available at http://digilib.b2p2toot.litbang.depkes.go.id.

You might also like