You are on page 1of 10

Oleh : Rifka Anggraini Anggai Febriyanto Hasan Malinda Musalam Ade Nurain Lestari Ayu Wardhani Djafar Sriwahyuni

Mustapa

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.

Penyebab malaria adalah infeksi oleh parasit Plasmodium yang ditularkan dari satu manusia yang lain dengan gigitan nyamuk malaria yang dikenal dengan nyamuk Anopheles. Parasit sebagai penyebab penyakit malaria berkembang biak di dalam sel darah merah, yang kemudian pecah dalam waktu 48 sampai 72 jam, menginfeksi sel darah merah. Gejala pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi, meskipun mereka dapat muncul pada awal 8 hari atau selama setahun kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada siklus 48 sampai 72 jam.

Jika nyamuk menggigit lain orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut kemudian dapat membawa infeksi ke orang lain. Nyamuk penyebab malaria dikenal dengan nyamuk Anopheles membawa parasit dengan 4 spesies Plasmodium.

1.

2.

3.
4. 5.

Obat malaria yang dikenal umum adalah: Obat standar: Klorokuin dan Primakuin. Klorokuin efefktivitasnya sangat tinggi terhadap Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Obat alternatif: Kina dan Sp (Sulfadoksin + Pirimetamin). Kombinasi SP sangat efektif untuk mengobati penderita malaria oleh Plasmodium falciparum yang sudah resisten kloroluin. Obat penunjang: Vitamin B Complex, Vitamin C dan SF (Sulfas Ferrosus). Obat malaria berat: Kina HCL 25% injeksi (1 ampul 2 cc). Obat standar dan Klorokuin injeksi (1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif.

Pengobatan malaria merupakan salah satu upaya dalam rangkaian kegiatan program penanganan. Sampai saat ini belum ada obat antimalaria yang ideal. Oleh karenanya diperlukan analisis obat antimalaria, yakni dalam hal ini senyawa alkaloid dari Kina yang diisolasi dari tumbuhan Kina (Cinchona sp.)

Banyak teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis kuinina. Sawyer et al. (1984) menggunakan teknik spektrofluorometri, Babaloa et al. (1993) menggunakan teknik kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), dan Saad et al. (2001) menggunakan teknik potensiometri. Teknik KCKT membutuhkan peralatan yang cukup mahal serta waktu analisis yang relatif lama, sedangkan teknik potensiometri umumnya membutuhkan waktu yang lama dan gangguan elektrokimia dari senyawa lain yang terdapat pada contoh yang dianalisis.

-Secara Kualitatif Alkaloid dalam larutan netral atau sedikit asam jika ditambah pereaksi terbentuk endapan kristal atau amorf. Dengan pereaksi Mayer (larutan Merkuri Iodida)=> endapan krem Dengan pereaksi Wagner (larutan Yodin dalam Kl)=> endapan merah coklat Dengan pereaksi Hager (larutan asam pekrat jenuh)=> endapan kuning Dengan pereaksi Dragendorf (larutan KBi Yodida)=> endapan

- Secara Kuantitatif Untuk analisis kuinolin digunakan alat HPLC merek varian dengan kolom pursuit XRs, 3 u C18, panjang kolom 150 cm X 4,6 mm id, pada suhu 300C. eluen yang digunakan adalah campuran air:Acetonitril: Asam asetat glacial = 81:81:1 dengan laju alir 0,6 mL/menit dan atenuasi 6. Kecepatan kertas diatur 5 mm/menit. Detektor yang digunakan adalah UV-VIS= 250 nm dengan volume injeksi 5 mikro liter.

TERIMA KASIH

You might also like