You are on page 1of 15

TUGAS TERSTRUKTUR Strategi Pembelajaran Matematika

DOSEN PENGASUH Rahmawati, S.Pd.I, M.Pd.Si.

TEKNIK BERTANYA DAN MOTIVASI

Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Erna Warsita H. M. Darsi Hikmatullah Juhdani Karimurrahman M. Anshari Riza Fahlupi Salahuddin Taufik Rahman Yurian Atma Noer Yusransyah Zulkarnaen NIM NIM NIM NIM NIM NIM NIM NIM NIM NIM NIM NIM 110 125 1444 110 125 1446 110 125 1447 110 125 1521 110 125 1448 110 125 1449 110 125 1450 110 125 1520 110 125 1452 110 125 1453 110 125 1454 110 125 1455

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA IAIN ANTASARI BANJARMASIN 2013

BAB I PENDAHULUAN

Keterampilan dasar pada guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perananannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplemasikan berbagai strategi pembelajaran, salah satunya yaitu keterampilan dasar bertanya. Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai, karena dengan keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat dirasakan, pembelajaran akan menjadi sangat membosankan mana kala selama berjam jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, bertanya merupakan kegiatan yang selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki ketrampilan ini untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam proses belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan. Pada kenyataannya dilapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan. Pengertian dan rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan peningkatan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi dan Fungsi Pertanyaan

Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tekhnik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa.1 Cara ini merupakan hak istimewa bagi seorang guru karena berasumsi akan mendapat jawaban, pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berfikir siswa. Guru juga dapat menggunakan jawaban siswa untuk mengecek aktifitas

pengajarannya yang sedang berlangsung.tentu saja pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis demikian pula dengan jawabannya. Pertanyaan dan jawaban yang tertulis kiranya bersifat formal dan pada umumnya mirip dengan latihan yang sama dari pada tanya jawab lisan yang berlangsung cepat. Bagaimanapun pertanyaan-pertanyaan disusun menurut urutan yang berarti. Satu pertanyaan yang kurang relevan dapat membingungkan siswa, dan siswapun akan mengalami banyak kesukaran menjawabnya, jika rangkaian tanya jawab itu tidak diurutkan dengan baik. Dalam pengajaran berprogram prosedur yang demikian disebut urutan penolong. Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, guru harus mendorong siswa agar menjawab pertanyaan dengan suara yang nyaring dan tidak mengulangi jawaban siswa kecuali jika memang perlu atau jika siswa tersebut merupakan kasus khusus. Pertanyaan juga dapat membentuk pribadi siswa, namun hal itu tergantung pertanyaan yang diajukan gurunya.2 Dalam kehidupan sehari-hari adakalanya kita tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang diajukan. Banyak penyebab yang memungkinkan pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab dengan baik. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kegagalan dalam bertanya adalah karena belum menguasai kecakapan menggunakan keterampilan bertanya. Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan.

Pertanyaan dalam pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi

1 2

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang professional (edisi kedua), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.74 W. James Popham, dkk, Tekhnik engajar secara sistemaits. (Jakarta: pt.rineka cipta, 2003), hlm. 89

dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.3 Untuk menjawab pertanyaan diatas, tampaknya kita perlu mengambil satu kesepakatan. Menurut G. A Brown dan R. Edminson (1984). Mendefenisikan pertanyaan sebagai segala pertanyaan sebagai pernyataan yang menginginkan tanggapan Verbal (

lisan). Dengan mengambil defenisi ini, kalimat diatas dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain, pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tapi juga dalam bentuk kalimat pertintah atau kalimat pertanyaan. Fungsi pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut mendefenisikan 12 fungsi pertanyaan seperti itu : 1. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik. 2. Memusatkan perhatian pada masalan tertentu. 3. Menggalakkan penerapan belajar aktif. 4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri. 5. Menstruktur tugas tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal. 6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran. 8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan tentang informasi yang diberikan. 9. Melibatkan siswa dalam memamfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berfikir. 10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pernyataan guru. 11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi. 12. Menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa. Masih banyak lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para peneliti namun dari daftar diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan tersebut sangat bervariasi.
3

Turney (1979)

pemahamannya

Dadang sukirman, dkk, Pembelajran Mikro, (Bandung: Upi Press, 2006), hlm.177

B. Jenis-Jenis Pertanyaan Yang Baik 1. Jenis pertanyan menurut maksudnya a. pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. b. Pertanyaan retoris, yakni pertnayaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. c. Pertanyaan yang mengarahkan atau menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalamm proses berfikir. d. Pertanyaan menggali,yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murit untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.4 2. Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran. a. Pertanyaan sempit, pertanyan ini membutuhkan jawaban yang dan biasanya kunci jawabannya telah tersedia. Pertanyaan sempit informasi langsung Pertanyaan sempi memusat. tertutup

b. Pertanyaan luas Pertanyaan luas terbuka Pertanyaan luas memusat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi pertanyaan 1. Sebelum memberi pertanyaan hendaknya guru sudah mengetahui jawaban yang dimaksud, sehingga jawaban yang menyimpang dari siswa akan segera dapat diketahui dan diatasi. 2. Guru harus mengetahui pokok masalah yang ditanyakan dan memberi pertanyaan sesuai dengan pokok yang dibahas. 3. Hendaknya guru memberi pertanyaan dengansikap hangat dan antusias agar murid berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, maka guru harus menunjukkan sikap yang baik diwaktu bertanya dan menerima jawaban dari siswa. Ada beberapa sikap

Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm. 75

yang perlu diperhatikan guru dalam bersikap diwaktu bertanya atau menerima jawaban. a. Menunjukkan gaya, ekspresi wajah, posisi badan dan gerakan badan yang baik dan tepat diwaktu memberi pertanyaan dan menerima jawaban. b. Memberi penguatan bagi siswa yang menjawab dengan benar c. Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan cara yang simpatik. d. Apabila guru tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan siswa hendaknya tidak langsung menjawab dengan berbelit-belit atau menjawab dengan sekedarnya. e. Menerima jawaban siswa dengan menggunakan sebagai tolak uraian selanjutnya. Hal ini penting untuk mengaitkan bahan yang dibahas dengan materi yang sudah dimiliki siswa berdasarkan jawaban itu. 4. Hendaknya guru menghindari beberapa kebiasaan yang tidak perlu, yang bisa merugikan siswa dalam proses belajarnya.5

C. Taksonomi Bloom Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hierarki. Tujuan ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan kognisi pada diri siswa sebagai hasil sebuah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang disebut taksonomi Bloom, hanya

memasukan perubahan-perubahan mental yang dapat terukur dan teramati. Taksonomi Bloom yang dimaksud terdiri atas6: 1. Pengetahuan (knowledge), selanjutnya disebut C1, atau ingatan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. 2. Pemahaman (comprehension), selanjutnya disebut C2, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan dengan

5 6

Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993) hal.79 H.Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, 2003. Hal 224

3. Penerapan (application), selanjutnya disebut C3, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. 4. Analisis (analysis), selanjutnya disebut C4, adalah kemampuan untuk memilih sebuah struktur informasi kedalam komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas 5. Sintesis (synthesis), selanjutnya disebut C5, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. 6. Evaluasi (evaluation), selanjutnya di sebut C6, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan.

D. Strategi Mengajukan Pertanyaan Ketika seorang guru matematika mempersiapkan pembelajaran, sebuah topic atau unit, ia seharusnya menentukan dua jenis tujuan tujuan terlebih dahulu. Pertama tujan dari materi matematika yang diajarkan dan kedua adalah tujuan-tujuan kognisi yang sesuai dengan sifat materi dan karakteristik siswa yang akan dihadapi Suatu hal yang tak kalah pentingnya dalam kegiatan belajar matematika adalah mengajukan pertanyaan (asking question). Dalam kenyataannya, mengajukan pertanyaan atau bertanya adalah pusat aktivitas dalam sebagian besar strategi belajar mengajar matematika dan dalam prosedur evaluasi hasil belajar. George polya menekankan bahwa pemecahan masalah dan metode penemuan dalam matematika sebagai sesuatu yang bagus dan potensial untuk digunakan sebagai strategi mengajukan pertanyaan dalam proses belajar mengajar matematika. Strategi mengajukan pertanyaan dapat bermanfaat dan digunakan dalam mempertemukan sejumlah tujuan belajar yang banyak dan bervariasi, baik dalam strategi pembelajaran berkelompok maupun pembelajaran secara individual.Bila kita ingin mendapatkan jawaban dengan tingkat kognitif atau afektif yang lebih tinggi, maka guru harus menggunakan strategi mengajukan pertanyaan yang bersifat lebih tinggi pula.

Strategi mengajukan pertanyaan dapat dengan cara menggunakan metode Tanya jawab yang secara langsung sangat efektif untuk mereview topik-topik atau unit-unit secara cepat setelah mereka memperoleh sesuatu. Sesi review dapat pula digunakan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tes sekaligus untuk memperoleh gambaran

apakah mereka telah tuntas memahami materi-materi yang talah diajarkan yang merupakan materi prasyarat untuk topic-topik berikutnya.7 Strategi mengajukan pertanyaan dapat pula digunakan dalam penyajian dan diskusi tentang topic atau unit baru. Fakta, kemampuan, konsep, dan prinsip-prinsip matematika dapat dipelajari melalui penggunaan teknik-teknik mengajukan pertanyaan yang sesuai dan relevan. Melalui pertanyaan yang relevan guru dapat melacak berapa jauh siswa dapat memahami apa yang telah disampaikan dan hal-hal apa saja yang masih belum dikuasai dengan mantap. Untuk hal ini, guru dapat menggunakan kata-kata kunci mengapa,bagaimana, atau dimana untuk melihat paham tidakn ya siswa atas sesuatu yang telah diberikan sebelumnya

E. Tipe-Tipe Pertanyaan Tipe-tipe pertanyaan yang guru dan siswa ajukan dalam kegiatan pembelajaran matematika seharusnya merujuk pada tujuan kognitif dan afektif dari pembelajaran yang dilakukan. Sebelum guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan materi matematika kepada siswa, mereka sebaiknya mencobakan terlebih dahulu

pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk dijawab sendiri. Hasil dari bertanya kepada diri sendiri oleh guru dapat dijadikan sebagai pertimbangan apakah sebuah pertanyaan layak diajukan kepada siswa atau tidak. Beberapa contoh tipe-tipe pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam pembelajaran matematika : a. Pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan tentang fakta, contoh:denagan cara bagaimana kita menunjukkan 6 dibagi 3 adalah 2?

Ibid, hlm. 228

b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang keterampilan. Contoh:apa langkah pertama yang hareus dilakukan dalam mengerjakan 3 : 5 ? c. Pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang konsep. Contoh: apakah definisi sebuah vector ? d. Pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang prinsip. Contoh: bagaimanakah rumus umum volume sebuah kerucut ? e. Pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman tentang fakta. Contoh : mengapa x0 didefinisikan sebagai 1 untuk x tidak = 0 f. Pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman tentang keterampilan contoh :jelaskan mengapa 2 5 * 35 -5 =25 ? g. Pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman tentang konsep. Contoh :mengapa bilangan-bilangan ganjil dikalikan dengan bilangan genap selalu menghasilkan bilangan genap ? h. Pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman tentang prinsip. Contoh:mengapa pembagian dengan bilangan nol tidak di defenisikan? i. Pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan tentang keterampilan. Contoh: bila kita meminjam uang dari bank, lebih untung cara perhitungan bunga efektif atau perhitungan bunga flat ? j. Pertanyaan yang berhubungan dengan penerapan tentang konsep. Contoh: diantara yang berikut ini, manakah yang merupakan persamaan lingkaran? a) Y2= x2 +25 b) 2y2= 18-2x2 c) X+y=9 d) X2-y2=16 k. Pertanyaan yang berkaitan dengan pernerapan tentang prinsip, Contoh : manakah yang lebih luas kebun yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 314 m dan lebar 12m atau kolam renang yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari lingkaran 12 m? l. Pertanyaan yang berkaitan dengan analisis tentang fakta. contoh:mengapa (-1)6/2(1)3?
8

m. Pertanyaan yang berhubungan dengan analisis tentang keterampilan. Contoh: jelaskan mengapa langkah pertama dalam mencari 3/4 : adalah menjadikannya 3/4 X 2? n. Pertanyaan yang berhubungan dengan analisis tentang konsep, Contoh: mengapa sebuah relasi belum tentu merupakan sebuah fungsi? o. Pertanyaan yang berkaitan dengan analisis tentang prinsip, Contoh: mengapa setiap persegi panjang? p. Pertanyaan yang berkenaan dengan sintesis tentang fakta, contoh: Ani lebih tua dari Budi, Budi lebih tua dari Candra, Candra lebih muda dari Deni. Siapakah yang lebih muda? q. Pertanyaan yang berkaitan dengan sintesis tentang keterampilan. Contoh:mana yang lebih menguntungkan membeli celana dengan harga Rp.54.000,00 dengan diskon 15% atau membeli celana seharga Rp.49.500 tanpa diskon? r. Pertanyaan yang berhubungan dengan sintesis tentang konsep. Contoh:mengapa himpunan semua bilangan riil X dengan operasi-operasi penjumlahan baku dan perkalian baku adalah sebuah ruang vector? s. Pertanyaan yang b erkaitan dengan sintesis tentang prinsip, Contoh :perlihatkan bahwa jika a adalah matriks m * n dan A(BA) didefenisikan, maka b adalah matriks n*m t. Pertan yaan yang berkaitan dengan evaluasi tentang fakta, Contoh :selisiki manakahn yang merupakan fungsi genap diantara fungsi-fungsi berikut: a. f(x) = 3 x2-5 b. g(x0 = 2x+7 c. t(x) = -4x3 u. Pertanyaan yang berhubungan dengan evaluasi tentang keterampilan. Contoh : dengan cara manakah dalam menyeleseikan sebuah system persamaan linier yang paling efektif , dengan cara substitusi, eliminasi atau operasi baris elementer. v. Pertanyaan yang berhubungan dengan evaluasi tentang konsep. Contoh : tentukan konsep-konsep matematika apa sajakah yang banyak digunakan dalam bidang kimia ? w. Pertanyaan yang berkaitan dengan rvaluasi tentang prinsip.

Contoh :diketahui sejumlah bangun geometri datar, yaitu persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, belah ketupat, jajaran genjang, laying-layang, dan trapesium. Buatkan hubungan diantara mereka dalam bentuk diagram peta konsep! x. Pertanyaan yang berkenaan denagn penerapan tentang fakta. contoh : tentukan hasilnya bila x 6 : 21/2?

F. Mengembangkan Strategi Bertanya yang Efektif Sebuah pertanyaan yang ditujukan untuk sejumlah siswa, seringkali tidak dapat di jawab oleh semua siswa. Hal ini dikarenakan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang mereka miliki untuk menjawab pertanyaan tersebut masing-masing tidak sama. Siswa yang mempunyai kemampuan matematika rendah sebaiknya terlebih dahulu diberi pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang fakta dan keterampilan. Selanjutnya baru diberi pertanyaan yang mempunyai tingkat kognitif yang lebih tinggi. Siswa yang mempunyai kemampuan matematika lebih sering kali mendominasi kelas. Dominasi siswa yang berkemampuan matematika lebih perlu dihindari karena akan mengesampingkan keberadaan siswa-siswa yang berkemampuan rendah. Strategi pemberian pertanyaan dalam pembelajaran matematika akan

meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar selama diberikan secara efektif dan proporsional.

G. Motivasi 1. Pengertian motivasi Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.8 Dalam perumusan ini kita dapat melihat bahwa ada 3 unsur yang saling berkaitan: Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan afektive arousal Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan

2. Fungsi motivasi
8

Oemar Hamalik,Proses belajar mengajar, 2001., hlm. 158

10

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi adalah: Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang di inginkan. Sebagai penggerak. Yang berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Basar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 3. Cara menggerakkan motivasi belajar siswa Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakan atau membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain9: Memberi angka Murid yang mendapat angka baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, dan sebaliknya. Pujian Pujian dapat menimbulkan rasa puas dan senang pada siswa Hadiah Cara ini dapat dilakukan dalam batas-batas tertentu. Misalnya memberi hadiah pada akhir tahun ajaran yang menunjukan hasil belajar yang baik. Kerja kelompok Kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam belajar. Persaingan Persaingan memberikan motiv-motiv sosial pada murid. Hanya saja persaingan individual memberikan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya hubungan persahabatan. Sarkasme Adalah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang. Dalam batas tertentu sarkasme dapat mendorong kegiatan belajar demi nama baik, tapi di pihak lain tidak, karena siswa merasa dirinya di hina
9

Ibid, hlm. 166

11

Penilaian Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar. Oleh karena siswa memiliki kecendrungan untuk memperoleh hasil yang baik. Karya wisata dan ekskursi Cara ini dapat memberikan pengalaman langsung dan bermakna bagi siswa. Suasana bebas , lepas dari keterikatan ruangan kelas, bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan yang ada sehingga belajar lebih menyenangkan. Film pendidikan Dengan film pendidikan para siswa mendapat pengalaman baru yang merupakan satu unit cerita yang bermakna. Belajar melalui radio Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah guru, tetapi radio tidak mungkin menggantikan kedudukan guru dalam belajar.

4. Mendiagnosis dan memberikan motivasi belajar Motivasi belajar seseorang dipengaruhi oleh emosi. Adapun hal yang dapat

mengakibatkan masalah yang berkaitan dengan emosi siswa diantaranya: Lingkungan belajar siswa yang kurang kondusif Polusi sosial yang berasal dari lingkungan siswa yang berdampak terhadap pola sikap dan pola tindak siswa. Pengalaman dalam lingkungan keluarga. Perubahan system nilai sosial. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya10: a. Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa dalam melakukan aktifitas- aktifitas yang berkaitan dengan matematika b. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika c. Ketidakserasian dalam berinteraksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.
10

Erman Suherman, Op. Cit, hlm. 235

12

d. Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam matematika. Agar para siswa lebih termotivasi matematika, guru seharusnya11: o Memperlihatkan betapa bermanfaatnya matematika bagi kehidupan melalui contohcontoh penerapan matematika yang relevan dengan keseharian siswa. o Menggunakan teknik, metode, dan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat sesuai dengan karakteristik topic yang disajikan. o Memanfaatkan teknik, metode, dan pendekatan yabg bervariasi dalam pembelajaran matematika agar tidak monoton. BAB III PENUTUP dan bersungguh-sungguh dalam belajar

Simpulan Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan menurut G. A Brown dan R. Edminson (1984). Mendefenisikan pertanyaan sebagai segala pertanyaan sebagai pernyataan yang menginginkan tanggapan Verbal ( lisan). Salah satu metode dalam mengajar adalah metode Tanya jawab. Strategi mengajukan pertanyaan dapat bermanfaat dan digunakan dalam mempertemukan sejumlah tujuan belajar yang banyak dan bervariasi, baik dalam strategi pembelajaran berkelompok maupun pembelajaran secara individual.Bila kita ingin mendapatkan jawaban dengan tingkat kognitif atau afektif yang lebih tinggi, maka guru harus menggunakan strategi mengajukan pertanyaan yang bersifat lebih tinggi pula. Sebuah pertanyaan yang ditujukan untuk sejumlah siswa, seringkali tidak dapat di jawab oleh semua siswa. Hal ini dikarenakan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang mereka miliki untuk menjawab pertanyaan tersebut masing-masing tidak sama. Berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar dipengaruhi oleh motivasinya dalam belajar. Yang mana motivasi itu adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
11

Ibid, 23

13

14

You might also like