You are on page 1of 7

Tata Cara Khutbah Jum'at

1. 2. 3. 4. Membaca basmalah : bismillaahir rahmaanir rahiimi Mengucapkan salam : assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Adzan Membaca hamdalah : innalhamdalillaah, nahmaduhuu wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu wa na'uudzubillaahi min syuruuri 'anfusinaa wa min syayyi-aati a'maalinaa man yahdillaahu falaa mudhillalahu wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu Membaca syahadat : asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu Membaca shalawat : allaahumma shalli 'alaa syayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii 'ajma'iin Membaca ayat alqur'an yang mengajak bertaqwa kepada allah (biasanya khatib membaca ali imran ayat 102) fa-uushiikum wa nafsii bit taquullaah qaalallaahu ta'aala fiil qur'aanil kariim a'uudzubillaahi minasy syaithoonir rajiim yaa ayyuhal ladziina 'aamanuu ittaquullaaha haqqaa tuqaatihi wa laa tamuutunnaa illaa wa antum muslimuun wa qaalallahu ta'aalaa fil qur'aanil karim audzubillaahimina sy syaitoon nirrojiim ... Membaca ayat alqur'an yang lain sesuai dengan topik khutbah amma ba'du Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun atau ma'asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum'at yang dirahmati allah. Menutup khutbah pertama dengan do'a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat barakallahu lii wa lakum fill qur'aanil azhiim wa nafa'nii wa iyyakum bima fiihimaa minal aayaati wa dzikril hakiim wa nafa'anaa bi hadii sayyidal mursaliin wa biqawlihiil qawiim aquulu qawli haadza wa astaghfirullaahal 'azhiim lii wa lakum wa lii syaa-iril mu'miniina wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat min kulli dzanbii fastaghfiruuhuu innahuu huwas samii'ul 'aliim wa innahuu huwal ghafuurur rahiim Duduk sebentar (tuma'ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum'at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat qur'an, dan do'a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan mu'minin/mu'minat harus dipenuhi. Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua : alhamdulillah,

5.

6.

7.

8. 9. 10.

11. 12.

alhamdulillaahi hamdan katsiiraan thayyiban mubaarakan fiihi kamaa yuhibbu rabbunaa wa yuriidhuu wa asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhu shallallaahu 'alaihi wa 'alaa aalihii wa shahbihi wa sallam tasliiman katsiiran ilaa yaumid diin amma ba'du fattaquullaahu haqqut taqwaa kamaa amar 13. Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur'an yang menyuruh bershalawat (al ahzab 56) 'ibaadallaah innallaaha amarakum bi amri bi da-aafiati binafsihi wa tsanii bimalaaikatihil musabbihati biqudsihi wa tsullatsaa bikum ayyuhal mu-minuuna min jannati wa insihi fa qaalallaahu qawlan kariiman innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuuna 'alan nabii yaa ayyuhal ladziina 'aamanuu shalluu 'alaihi wa salliimu tasliimaa allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa 'abdukaa wa rusuulikaa muhammad wa aridhallaahumma 'an khulafaa-ur raasyidiin abi bakri wa 'umaara wa 'utsmaana wa 'alii wa 'an syaa-iril aali wash shahaabati ajma'iin wat taabi'iina wat taabi'it taabi'iina wa man tabi'ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin wa 'alaina ma'ahum birahmatika yaa arhamar raahimiin 14. Membaca do'a allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat al-ahyaa-i minhum wal amwaat innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat wa yaa qaadhiyal haajaat allahumma inna.... baca do'a yang lain dan ditutup do'a rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanah wa fill aakhiraati hasanah wa qinaa 'adzaaban naar 15. Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz harus dibaca karena pada masa itu khutbah jum'at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90) 'ibaadallah innallaaha ya-muruu bil 'adli wal ihsaan wa iitaa-i dzil qurbaa wa yanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkari wal baghyi yaizhzhukum la'allakum tadzakkaruun fadzkurullaaha 'azhiimi wa yadzkurkum fastaghfirullaaha yastajib lakum wasykuruuhu 'alaa ni'matil latii wa ladzikrullaahu akbaru wa aqiimish shalah 16. Iqamat untuk shalat jum'at

KHUTBAH JUMAT PERTAMA


Maasyiral muslimin rahimakumullah, Kita hidup di dunia ini, diwajibkan oleh Allah untuk beribadah hingga kematian menjemput. Kita hidup di antara tiga masa. Yaitu, masa lalu yang telah lewat yang tidak mungkin kembali lagi. Yang kedua, yaitu waktu yang akan datang. Dan merupakan sesuatu yang tidak kita ketahui secara pasti. Kita tidak mengetahui kapan dan dimana ajal akan menjemput. Allah berfirman, Dan tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana ia akan meninggal. Dan setiap kita, pasti akan menghadapi maut.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukakn kedalamsurga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.s. Ali Imran: 185) Menghadapi kematian ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan penjelasan dan nasihat. Oleh karena itu, hendaklah kita manfaatkan hidup ini sebaikbaiknya sebelum datang kematian. Dalam hadits shahih, diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Imam Abu Nuaim dalam AlHilyah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menasihati seorang Arab gunung yang datang kepadanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Hendaklah engkau manfaatkan lima keadaan sebelum datangnya lima keadaan yang lain.

Pertama. Kehidupanmu sebelum kematianmu.

Karena hidup ini merupakan modal kita, waktu kita, tempat menanam amal-amal kebaikan. Kemudian Rasulullah menyatakan,

Kedua. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.


Karena pada masa muda, seseorang masih memiliki tubuh yang kuat, sehat. Bisa melangkah dan melaksanakan apa yang diinginkan. Berbeda dengan orang yang sudah tua. Kemudian Rasulullah menyatakan,

Ketiga. Kesehatanmu sebelum sakitmu.


Sehat merupakan nikmat yang besar, kekayaan yang melimpah dan tidak ada yang bisa mengetahui nilainya, kecuali orangorang yang menderita sakit. Kemudian Rasulullah menyatakan,

Keempat. Masa luangmu sebelum masa sempitmu.


Kebanyakan orang menggunakan masa luangnya dengan kegiatan sia-sia. Sehingga dia rugi dan tertipu. Ingatlah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Ar Riqaq,

Dua kenikmatan, yang kebanyakan manusia mengalami kerugian dan tertipu (dengan) kedua kenikmatan tersebut. Yaitu kesehatan dan waktu luang. Kemudian Rasulullah memberikan nasihat lainnya,

Kelima. Masa kayamu sebelum masa fakirmu.

Ketika seseorang kaya, maka dia bisa memanfaatkan harta yang diberikan oleh Allah untuk kebaikan sebelum didatangi ajal, atau sebelum datang hari kiamat. Sehingga menyesali apa yang telah dilalaikannya. Allah menyatakan di dalam firman-Nya,

Hai, orang-orang yang beriman. Belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari; yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (Q.s. Al Baqarah: 254). Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu dia berkata, Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih. (Q.s. Al Munafiqun: 10). Pada saat itu, penyesalan yang telah lewat masanya tidak lagi berguna. Mudah-mudahan peringatan Allah tentang kematian dan penyesalan orang yang kedatangan kematian karena tidak memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya ini, dapat mendorong dan selalu memacu kita untuk menambah ketaatan kepada Allah, serta menghentikan diri dari berbagai kemaksiatan. Barakallahu..

Jamaah Jumat rahimakumullah, Telah kita ketahui, bagaimana kematian pasti akan mendatangi manusia. Haruslah waspada. Hendaklah setiap orang menggunakan umur dan hidupnya dengan sebaikbaiknya. Lihatlah teladan yang utama, yaitu para salafush shalih. Bagaimanakah cara mereka memanfaatkan waktu hidupnya. Sungguh, kita akan takjub dan terkagum. Mereka sangat memperhatikan masalah ini. Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah dari seorang alim, yaitu Ibrahim bin Mihran. Disebutkan, pekerjaan Ibrahim bin Mihran ialah sebagai tukang kayu. Apabila

mendengar adzan berkumandang, dan ia tengah menggunakan palunya, maka ia segera meletakkan palunya, segera memenuhi panggilan Ilahi. Begitu cepatnya As-Salafush Shalih menyambut perintah Allah. Sedangkan saat ini, ketika kita mendegar adzan dikumandangkan menyeru shalat berjamaah, menuju kebahagian dan kesuksesan, kita tetap bersantai-santai. Atau terus disibukkan dengan pekerjaan. Atau bahkan melakukan sesuatu yang tidak berfaidah dan melalaikan waktu shalat, sehingga tidak mendapatkan keutamaan shalat berjamaah. Padahal, kalau jika mengetahui keutamaan shalat berjamaah, niscaya kita akan mendatanginya meskipun dengan merangkak, sebagimana sabda Rasulullah dalam hadis shahih tentang itu, Seandainya manusia mengetahui apa yang mereka dapati di dalam shalat Isya dan Shubuh tentang kebaikannya, tentulah mereka akan mendatangi shalat tersebut, walaupun merangkak. Rasulullah sendiri menyatakan, shalat berjamaah di masjid kebaikan dan derajatnya duapuluh tujuh kali lipat dibandingkan dengan shalat sendirian. Maka, apabila kita selalu melaksanakan shalat di rumah sendirian dalam waktu dua puluh tujuh tahun, akan kalah dengan shalat berjamaah di masjid selama dua tahun, umpamanya. Juga keutaman lain yang berkaitan dengan shalat berjamaah, yaitu bisa berkenalan dengan sesama saudara kita. Bisa mengetahui keadaan kita dan bisa memberikan pertolongan, dan lain sebagainya. Jamaah Jumat rahimakumullah, Kisah mengenai As-Salafush Shalih menggunakan waktunya, sangatlah banyak disebutkan oleh para ulama. Misalnya, tentang Imam Abdullah bin Imam Ahmad. Dia selalu dalam keadaan tersenyum atau berdzikir, atau dalam keadaan menelaah kitab. Dia senantiasa menggunakan setiap waktu yang bergulir dengan sebaik-baik amal. Begitu juga para ulama lainnya. Di antara para ulama Ahlusunnah wal Jamaah, yaitu dikisahkan ada seorang ulama, bila diajak berbincang suatu perkara yang tidak penting, ia berkata, Cobalah lihat matahari. Dia terus bergulir tidak pernah lelah. Akupun perlu menambah amal kebaikanku untuk bekal menuju Allah. Sedangkan jika aku berbicara denganmu lama-lama dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, (maka) akan habis modalku. Cobalah hentikan matahari dan aku akan berbicara denganmu. Banyak kisah masyhur lainnya yang menunjukkan betapa mereka sangat memperhatikan kehidupannya. Karena kehidupannya akan ditanya oleh Allah di akhirat kelak. Dalam

hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya, Rasulullah menyatakan, :

Tidak akan bergeser kaki seorang hamba, sampai dia ditanya tentang empat perkara. Tentang hidupnya, apa yang dia gunakan dengan hidupnya tersebut. Tentang masa mudanya, apa yang digunakan dengan masa mudanya tersebut. Dan tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan kemana diinfaqkan. Dan tentang ilmunya, apa yang diamalkan dengan ilmunya tersebut. Demikianlah, mudah-mudahan sedikit yang kami sampaikan ini, bisa menggugah kesadaran kita. Sehingga akan selalu mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya sebelum datangnya kematian. Allah berfirman,

Wahai, orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kalian mati kecuali kalian berserah diri kepada Allah. (Q.s Ali Imran: 102).

You might also like