You are on page 1of 19

SURAT EDARAN DARI MENAKER TENTANG NILAI BATAS AMBANG

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE01/MEN/1997 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja MENTERI TENAGA KERJA Telah diketahui dan dimaklumi bahwa bahan-bahan dan peralatan kerja disatu pihak mutlak diperlukankan bagi pembanguaan demi dan kemajuan bangsa, namun di pihak lain dapat memberikan akibat-akibat negatif seperti gangguan kesehatan , kesehatan, dan kenyamanan kerja serta gangguan pencemaran lingkungan. Guna mengantisipasi dampak negatif yang kemungkinan dilingkungan terjadi di lingkungan kerja perlu dilakukan upaya-upaya pengamanan guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Mengingat Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 belum lengkap peraturan pelaksanaannya serta menimbang bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Kimia yang ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Koperasi Nomor SE-02/Men/1978 dinilai telah tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan perkembangan teknologi masa kini, maka dipandang perlu untuk melakukan kemajuan kembali dan penyempurnaan NAB Faktor Kimia dalam SE-02/Men/1978 tersebut. Untuk maksud tersebut di atas, maka para pengusaha agar selalu mengendalikan lingkungan kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bahan kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) seperti yang tercantum pada lampiran Surat Edaran ini. Dengan berlakunya Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja ini, maka Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor SE-02/Men/1978 dinyatakan tidak berlaku Iagi. Demikian, agar saudara memperhatikan dan melaksanakan Surat Edaran ini. Dikeluarkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 16 Oktober 1997 MENTERI TENAGA KERJA ttd Drs. Abdul Latif Lampiran 7A Nilai Ambang Batas Faktor Kimia LAMPIRAN : SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : SE-01/MENAKER/1997 TANGGAL : 16 FEBRUARI 1997 NILAI AMBANG BATAS FAKTOR KIMIA PENGERTIAN Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan : 1. Tanaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka,bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber berbahaya. 3. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standar faktor-faktor kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

4. Faktor Iingkungan kerja adalah potensi-potensi bahaya kemungkinan terjadi dilingkungan kerja akibat adanya suatu proses kerja. 5. Bahan-bahan kimia adalah semua bahan baku yang digunakan proses produksi dan atau proses kerja, serta sisa-sisa proses dan atau proses kerja. 6. Alat Pelindung Diri adalah perlengkapan yang digunakm melindungi tenaga kerja dari bahaya lingkungan kerja tutup hidung, mutut, respirator, kacamata, pakaian kerja termasuk sepatu, sarung tangan, tutup kepala dan lain-lain. 7. Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin sesuatu di tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. 8. Pengusaha ialah : (a) Orang atau Badan Hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja. Orang atau Badan Hukum yang menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja. (c) Orang atau Badan Hukum yang di Indonesia mewakili orang atau Badan Hukum termasuk pada (a) dan (b), jikalau diwakili berkedudukan di luar Indonesia. 9. Pegawai pengawas adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. 10. Menteri Tenaga Kerja adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan. KATEGORI NILAI AMBANG BATAS (NAB) Ada 3 (tiga ) kategori NAB yang spesifik, yaitu sebagai berikut : 1. NAB rata-rata selama jam kerja, yaitu kadar bahan-bahan kimia rata-rata dilingkungan kerja selama 8 jam per hari atau 40 jam per minggu di mana hampir semua tenaga kerja dapat terpajan berulang-ulang, sehari-hari dalam melakukan pekerjaannya, tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan maupun penyakit akibat kerja. Dalam daftar Nilai Ambang Batas disingkat dengan NAB. 2. NAB batas pemaparan singkat, yaitu kadar tertentu bahan-bahan kimia di udara lingkungan kerja di mana hampir semua tenaga kerja dapat terpajan secara terus menerus dalam waktu yang singkat, yaitu tidak lebih dari 15 menit dan tidak lebih dari 4 kali pemajanan per hari kerja, tanpa menderita/ mengglami gangguan iritasi, kerusakan atau perubahan jaringan yang kronis serta efek narkosis. Dalam daftar disingkat dengan PSD atau Pemajanan Singkat yang Diperkenankan. 3. NAB tertinggi, yaitu kadar tertinggi bahan-bahan kimia di udara lingkungan kerja setiap saat yang tidak boleh dilewati selama rnelakukan pekerjaan. Dalam daftar disingkat dengan KTD atau Kadar Tertinggi Yang Diperkenankan. KEGUNAAN NILAI AMBANG BATAS Nilai ambang batas ini akan digunakan sebagai rekommdasi bagi praktek higiene perusahan dalam melakukan penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya terhadap kesehatan.Dengan demikian NAB antara lain dapat pula digunakan : 1. Sebagai kadar standar untuk perbandingan. 2. Sebagai pedoman untuk perencanaan produksi dan perencanaan tehnologi pengendalian bahaya-bahaya di lingkungan kerja 3. Menentukan substitusi bahan proses produksi terhadap bahan yang lebih beracun dengan bahan yang kurang beracun. 4. Membantu menentukan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya penyakit-penyakit dan hambatan-hambatan efisiensi kerja faktor kimiawi dengan bantuan pemeriksaan biologik. KATEGORI KARSINOGENITAS Bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogen, dikategorikan berikut :

A-1 Terbukti karsinogen untuk manusia (Confirmed Human carcinogen) Bahan-bahan kimia yang berefek karsinogen manusia, atas dasar bukti dari studi-studi epidemiolagi atau bukti klinik yang meyakinkan, dalam pemajanan terhadap manusia yang terpajan. A-2 Diperkirakan karsinogen untuk manusia (Suspected Human Carcinogen). Bahan kimia yang berefek karsinogen binatang percobaan pada dosis tertentu, melalui jalan yang ditempuh. pada lokasi-lokasi, dari tipe histologi atau melalui mekanisme yang dianggap sesuai dengan pemajanan tenaga kerja terpajan. Penelitian epidemiologik yang ada belum cukup membuktikan meningkatnya risiko kanker pada manusia yang terpajan. A-3 Karsinogen terhadap binatang. Bahan-bahan kimia karsinogen pada binatang pencobaan pada dosis relatif tinggi, pada jalan yang ditempuh, lokasi, tipe histologik atau mekanisme yang kurang sesuai dengan pemajanan tenaga tenaga kerja terpapar. A-4 Tidak diklasifikasikan karsinogen terhadap manusia. Tidak cukup data untuk mengklasifikasikan bahan-bahan ini ber-sifat karsinogen terhadap manusia ataupun binatang. A-5 Tidak diperkirakan karsinogen terhadap manusia. NiLAI AMBANG BATAS CAMPURAN Apabila terdapat lebih dari satu bahan kimia berbahaya yang bereaksi terhadap sistem atau organ yang sama, di suatu udara, lingkungan kerja, maka kombinasi pengaruhnya perlu diperhatikan. Jika tidak dijelaskan lebih lanjut, efeknya dianggap saling menambah. Dilampaui atau tidaknya Nilai Ambang Batas (NAB) campuran dari bahan-bahan kimia tersebut, dapat diketahui dengan menghitung dari jumlah perbandingan diantara kadar dan NAB masingmasing, dengan rumus-rumus sebagai berikut : C 1 + C 2 + ..+ C n = NAB(1) NAB(2) NAB(n) Kalau jumlahnya lebih dari 1 (satu), berarti Nilai Ambang Batas campuran dilampaui. A. Efek saling menambah. 1. Keadaan umum NAB campuran : C 1 + C 2 + C 3 = NAB(1) NAB(2) NAB(3) Contoh 1 a Udara mengandung 400 bds Aseton (NAB-750 bds),150 bds Butil asetat sekunder (NAB200 bds) dan 100 bds Metil etil keton (NAB 200 bds). Kadar campuran = 400 bds + 100 bds = 650 bds. untuk mengetahui NAB campuran dilampaui atau tidak, angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus : 400 + 150 + 100 = 0,53 + 0,75 + 0,5 = 1,78 750 200 200 Dengan demikian kadar baban kimia campuran tersebut di atas telah melampaui NAB campuran, karena hasil dari rumus lebih besar dari 1 (satu). 2. Kasus Khusus. Yang dimaksud dengan kasus kasus yaitu sumber kontaminan adalah suatu campuran zat cair dan komposisi lrahan-bahan kimia di udara dianggap sama dengan komposisi campuran. Komposisi campuran diketahui dalam % (persen) berat, sedangkan NAB campuran dinyatakan

dalam miligram per meter kubik (mg/m3). NAB campuran = 1 . Fa + fb + fc + f(n) NAB(a) NAB(b) NAB(c) NAB(n) Contoh : Zat cair mengandung : 50 % Heptan (NAB =400 bds atau 1640 mg/m3), 30 % Metil kloroform (NAB = 350 bds atau 1910 mg/M3), 20% Perkloroetelin (NAB = 25 bds atau 170 mg/m3) NAB campuran = 1 0,5 + 0,3 + 0,2 1640 1910 170 =1. 0,00030 + 0,00016 + 0,00018 =1. 0,00164 = 610 mg/m3 Komposisi campuran adalah : 50% atau (610) (0,5) mg/m3 = 305 mg/m3 Heptan = 73 bds 30% atau (610) (0,3) mg/m3 = 183 mg/m3 Metil kloroform= 33 bds 20% atau (610) (0,2) mg/m3 = 122 mg/m3 Perkloroetilen = 18 bds NAB Campuran : 73 + 33 + 18 = 124 bds atau 610 mg/m3. B. Berefek sendiri - sendiri NAB campuran = C 1 = 1. C2 = 1. C3 = 1 dan seterusnya. NAB(1) NAB(2) NAB(3) Contoh : Udara mengandung 0,15 mg/m3 timbal (NAB = 0,15 mg/m3) dan 0,7 mg/m3 asam sulfat (NAB= 1 mg/m3) 0,15 = 1 . 0,7 = 0,7 0,15 1 Dengan demikian NAB campuran belum dilampaui. C. NAB untuk campuran debu-debu mineral. Untuk campuran debu-debu mineral yang secara biologik bersifat aktif, dipakai rumus seperti pada campuran di A.2. (kasus khusus). CATATAN KAKI * Adopsi tahun 1996 Lihat catatan dari perubahan-perubahan yang diharapkan. Angka-angka yang diadopsi untuk maksud tersebut diusulkan untuk dilakukan perubahan . + Revisi tahun 1996 atau bahan pada catatan dari perubahan-perubahan yang diharapkan. Identitas bahan-bahan kimia dimana diperlukan indikator Pemajanan biologik (BEI = Biological Exposure Indices). Bahan-bahan kimia yang NABnya lebih tinggi dari Batas Pemajanan yang Diperkenankan (PEL) dari OSHA dan atau Batas Pemajanan yang Dianjurkan dari NIOSH. Identitas bahan-bahan kimia yang dikeluarkan oleh surnber-sumber lain, diperkirakan atau terbukti karsirogen untuk manusia. A Menurut katogori A - Karsinologen B Bahan-bahan kimia yang mempunyai komposisi berubah-ubah.

T Kadar tertinggi BDS Bagian Dalam, Sejuta ( Bagian uap atau gas per juta volume dari udara terkontaminasi). Mg/M3 Miligram bahan kimia per meter kubik udara. ( c ) Bahan kimia yang bersifat asfiksian. ( d ) NOC = not otherwise ctauilied (tidak diklasifikasikan cara lain) ( e ) Nilai untuk partikulat yang dapat dihirup (total) tidak mengandung asbes dan kandungan silika kristalin < I %. ( f ) Serat lebih psnjang dari 5 mm dan dengan suatu rasio sama atau lebih besar dari 3 : 1. ( g ) Nilai untuk material partikulat yang mengandung kristal silika < 5%. ( h ) Serat lebih panjang dari 5 mm, diameter kurang dari 3 mm. rasio lebib besar dari 5 : 1. ( i ) Partikulat dapat dihirup. ( j ) NAB untuk fraksi respirabel dari matarial partikulat. ( k ) Pengambilan contoh dengan metoda di mana tidak bentuk terambil bentuk uapnya. ( l ) Tidak termasuk stearat-stearat yang berbentuk logam-logam beracun. (M) Berdasarkan pengambilan contoh dengan High Volume Sampling. ( n ) Bagaimanapun respilabel partikulat tidak boleh melampaui 2 mg/m3. ( o ) Untuk jaminan yang lebih baik dalam perlindungan tenaga kerja, disarankan monitoring sampel biologi. ( p ) Kecuali minyak kastroli (jarak), biji mente (cashew nut), atau minyak-minyak iritan yang sejenis. ( q ) Material pertikulat bebas bulu kain diukur dengan vertical elutrior-dust sampler.

sumber : http://xa.yimg.com/kq/groups/1051902/805487618/name/Surat_Edaran_Menaker_No_SE01_MEN_1997.pdf

BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) A.Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang. 3 macam bahan kimia dalam kelompok besar : a) Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat. b) Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain. c) Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi. Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan : 1. Bahan Kimia Beracun (Toxic) 2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive) 3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) 4. Bahan Kimia Peledak (Explosive) 5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation) 6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air(Water Sensitive Substances) 7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) 8. Gas Bertekanan (Compressed Gases) 9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances) B. Simbol-simbol Bahan Kimia Berbahaya Saat ini banyak industri besar menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pelaksanaan produksinya. Jika dilihat 50 tahun yang lalu, mungkin hanya 1 juta ton dihasilkan setiap tahunnya tetapi sekarang kurang elbih 400 juta ton bahan kimia yang dihasilkan setiap tahunnya. Di antara 5 sampai 7 juta bahan kimia yang diketahui lebih dari 80.000 dipasarkan dan diperkirakan 500 sampai 10.000 bahan kimia diperdagangkan mengandung bahaya yang diataranya 150 sampai 200 jenis kemungkinan dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Penggunaan bahan kimia ini digunakan pada perusahaan seperti; Pertanian (Agrochemical) Industri Labolatorium Kedokteran Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya ini dibagi menjadi 9 tetapi disini saya akan bahas hanya 7 : KELAS 1 : MUDAH MELEDAK

Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat mengakibatkan peledakan Contoh : Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk ammunisi, diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid, (TNT, Nitro Glycerine, Amunisi, bubuk untuk blasting) KELAS 2 : GAS-GAS Terdiri dari :

Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl methyl ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.

Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon, nitrous oxide, sulphur hexafolride)

Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll KELAS 3 : CAIRAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE GAS) Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan Cairan yang mempunyai titik penyalaan kurang dari 61 o C Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan kematian Contoh : yang mudah menyala (flammable solids) Bahan padat yang mudah menyala (petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene, 2 chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane KELAS 4 : PADATAN flammable solids)

Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar seperti percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate, celluloid, dinitrophenol, hexamine. Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible Substances)

Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat menghasilkan gas beracun ketika terbakar

Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus KELAS 4 : PADATAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE SOLIDS) Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet)

Padatan atau cairan yang dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air Bahan ini juga meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride, calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride. KELAS 5 : BAHAN BEROKSIDASI (OXIDIZING AGENT) Organic peroxides

Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika terpapar panas atau api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika bereaksi dengan material yang lain efeknya akan lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini dapat menghasilkan racun dan gas yang mudah terbakar Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate, peracetic acid. KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI Poisonous (Toxic) Substances Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak dengan kulit contoh : cyanohydrin, calcium cyanide, carbon tetrachloride, dinitrobenzenes, epichlorohydrin mercuric nitrate, dll Harmful (Toxic) Substances

Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak dengan kulit Contoh : acrylamide, 2-amino-5-diethylamino pentane, amonium fluorosilicate, chloroanisidines dll KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI Bahan yang dapat mengakibatkan infeksi

Bahan yang mengandung organisme penyebab penyakit Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan KELAS 7 : BAHAN YANG BERADIASI radioactive Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat memancarkan radiasi secara spontan Contoh : uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14C C. Efek Terhadap Kesehatan Pada umumnya, bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka keduanya berada dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan ini tergangggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan. Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut. Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik : mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun penyebab infeksi, bersifat korosif.

Pembuangan limbah ke lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau, seolah-olah laut atau danau menjadi tong sampah. Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi. Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.

Dampak B3 terhadap Kesehatan, antara lain : 1. Air Raksa /Hargentum/ Hg/ Mercury Elemen Hg berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap bila dipanaskan. Hg2+ (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon, membentuk senyawa organomercury. Methyl Mercury (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan pemajanan pada manusia. Industri yang memberikan efluents Hg adalah : Yang memproses chlorin, Produksi Coustic soda, Tambang dan prosesing biji Hg, Metalurgi dan elektroplating, Pabrik Kimia, Pabrik Tinta, Pabrik Kertas, Penyamakan Kulit, Pabrik Tekstil, Perusahaan Farmasi, Penambangan emas tradisional. Sebagian senyawa mercury yang dilepas ke lingkungan akan mengalami proses methylation menjadi methylmercury (MeHg) oleh microorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau

tumbuhan dalam air permukaan. Kadar mercury dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya. Kelompok Resiko Tinggi Terpajan Hg. Orang-orang yang mempunyai potensial terpajan Hg diantaranya : Pekerja pabrik yang menggunakan Hg. Janin, bayi dan anak-anak : 1. MeHg dapat menembus placenta, 2. Sistem syaraf sensitif terhadap keracunan Hg. 3. MeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terpajan. Masyarakat pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar mercury. Pemajanan melalui inhalasi, oral,kuli Dampak pada Kesehatan: Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah merah. Efek Fisiologis : Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan daya ingat. Efek pada pertumbuhan : MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan otak dengan manifestasi : - Retardasi mental - Tuli - Penciutan lapangan pandang - Buta - Microchephaly - Cerebral Palsy - Gangguan menelan Efek yang lain : Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut. Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver. 2. Chromium Chromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu tinggi. Chromium digunakan oleh industri : Metalurgi, Kimia, Refractory (heat resistent application). Dalam industri

metalurgi, chromium merupakan komponen penting dari stainless steels dan berbagai campuran logam. Dalam industri kimia digunakan sebagai : Cat pigmen (dapat berwarna merah, kuning, orange dan hijau). Chrome plating. Penyamakan kulit. Treatment Wool. Chromium terdapat stabil dalam 3 valensi. Berdasarkan urutan toksisitasnya adalah Cr-O, Cr-III, Cr-VI. Electroplating, penyamakan kulit dan pabrik textil merupakan sumber utama pemajanan chromium ke air permukaan. Limbah padat dari tempat prosesing chromium yang dibuang ke landfill dapat merupakan sumber kontaminan terhadap air tanah. Kelompok Resiko Tinggi : Pekerja di industri yang memproduksi dan menggunakan Cr. Perumahan yang terletak dekat tempat produksi akan terpajan Cr-VI lebih tinggi Perumahan yang dibangun diatas bekas landfill, akan terpajan melalui pernafasan (inhalasi) atau kulit. Pemajanan melaui : - Inhalasi terutama pekerja - Kulit - Oral : masyarakat pada umumnya Dampak Kesehatan Efek Fisiologi : Cr (III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang mempunyai fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol berjalan normal. Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas. Efek pada Kulit : Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV. Efek pada Ginjal : Bila terhirup Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis. Efek pada Hati : Pemajanan akut Cr dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh tersiram asam Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal akut. 3. Cadmium (Cd) Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan di lingkungan. Umumnya cadmium terdapat dalam

kombinasi dengan elemen lain seperti Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang (Cadmium Sulfide). Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik. Pemajanan Sumber utama pemajanan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan mengikat Cd. misalnya : tanaman dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air karena adanya resapan dari tempat buangan limbah bahan kimia.

Dampak pada kesehatan Beberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan ginjal, liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah. 4. Cupper (Cu) / Tembaga Tembaga merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai logam murni atau logam campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa dan lain-lain. Pemajanan Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan yang mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah bahan berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam kesehatan. Cu yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah dan didistribusi ke seluruh tubuh. Dampak terhadap Kesehatan Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun suatu intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan. Bila minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah, diare, kram perut dan mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan sampai kematian. 5. Timah Hitam (Pb) Sumber emisi antara lain dari : Pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dan sebagainya. Pemajanan: melalui Oral dan Inhalasi Dampak pada Kesehatan Sekali masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen yaitu: Darah, Jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak), Jaringan dengan mineral (tulang + gigi).

Tubuh menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan dengan cara yang lambat. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah gangguan metabolisme Vitamin D dan Kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan ginjal secara kronis, dapat menembus placenta sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin 6. Nickel (Ni) Nikel berupa logam berwarna perak dalam bentuk berbagai mineral. Ni diproduksi dari biji Nickel, peleburan/ daur ulang besi, terutama digunakan dalam berbagai macam baja dan suasa serta elektroplating. Salah satu sumber terbesar Ni terbesar di atmosphere berasal dari hasil pembakaran BBM, pertambangan, penyulingan minyak, incenerator. Sumber Ni di air berasal dari lumpur limbah, limbah cair dari Sewage Treatment Plant, air tanah dekat lokasi landfill. Pemajanan: melalui inhalasi, oral dan kontak kulit. Dampak terhadap Kesehatan Ni dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu yang mengandung Ni-Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan rongga hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita suara. 7. Pestisida Pestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga kerja. Pestisida banyak digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/ komoditi. Pemajanan melalui : Oral, Inhalasi, Kulit Dampak pada Kesehatan Pestisida golongan Organophosphat dan Carbamat dapat mengakibatkan keracunan Sistemik dan menghambat enzym Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi impulse saraf) sehingga mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat terganggunya fungsi organ penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida golongan Organochlorine dapat merusak saluran pencernaan, jaringan, dan organ penting lainnya. 8. Arsene Arsene berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa Arsen dengan oksigen, clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan senyawa dengan Carbon dan Hydrogen sebagai Arsen Organik. Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Suatu tempat pembuangan limbah kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak diketahui (Organik/ Inorganik). Industri peleburan tembaga atau metal lain biasanya melepas arsen inorganik ke udara. Arsen dalam kadar rendah biasa ditemukan pada kebanyakan fosil minyak, maka

pembakaran zat tersebut menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara Penggunaan arsen terbesar adalah untuk pestisida. Pemajanan Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan / minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. terhadap Kesehatan: Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal. 10. Nitrogen Oxide (NOx) NOx merupakan bahan polutan penting dilingkungan yang berasal dari hasil pembakaran dari berbagai bahan yang mengandung Nitrogen. Pemajanan manusia pada umumnya melalui inhalasi atau pernafasan. Dampak terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh menjadi lemah, sesak nafas, batuk yang dapat menyebabkan edema pada paruparu. 10. Sulfur Oxide (SOx) Sumber SO2 bersal dari pembakaran BBM dan batu bara, penyulingan minyak, industri kimia dan metalurgi. Dampak pada kesehatan berupa keracunan akut: Pemajanan lewat ingesti efeknya berat, rasa terbakar di mulut, pharynx, abdomen yang disusul dengan muntah, diare, tinja merah gelap (melena). Tekanan darah turun drastis. Pemajanan lewat inhalasi, menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk, rasa tercekik, kemudian dapat terjadi edema paru, rasa sempit didada, tekanan darah rendah dan nadi cepat. Pemajanan lewat kulit terasa sangat nyeri dan kulit terbakar. 11. Karbonmonoksida (CO) Karbonmonoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna, berasal dari hasil proses pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung rantai karbon (C). Pemajanan pada manusia lewat inhalasi. Dampak pada kesehatan :Keracunan akut Terjadi setelah terpajan karbonmonoksida berkadar tinggi. CO yang masuk kedalam tubuh dengan cepat mengikat haemoglobine dalam darah membentuk karboksihaemoglobine (COHb), sehingga haemoglobine tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen yang sangat diperlukan untuk proses kehidupan dari pada jaringan dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena CO mempunyai daya ikat terhadap haemoglobine 200 sampai 300 kali lebih besar dari pada oksigen, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak atau

hypoxia, susunan saraf, dan jantung, karena organ tersebut kekurangan oksigen dan selanjutnya dapat mengakibatkan kematian. Keracunan kronis : Terjadi karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah atau sedang. Keracunan kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah, gangguan fungsi ginjal, jantung, dan darah. D. Nilai Ambang Batas ( NAB ) Daya racun suatu bahan tergantung pada kualitas dan kuantitas bahan tersebut. Dengan jumlah sedikit sudah membahayakan manusia ini tidak lain karena kualitasnya cukup memadai untuk membunuh. Oleh sebab itu pengetahuan akan sifat fisika dan kimia bahan beracun dan berbahaya sangat penting bagi karyawan yang bekerja dalam pabrik. Kegunaan bahan, akibatnya terhadap manusia dan lingkungan, tanaman dan hewan, walau sebagai pengetahuan umum sangat penting peranannya. Demikian juga sifat bahan terhadap pengaruh temperatur tinggi,terhadap air,terhadap benturan dan sebagainya perlu dipahami oleh para karyawan di pabrik. Nilai ambang batas pada mulanya ditujukan pada karyawan yang bekerja di perusahaan industri yaitu untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja selama mereka bekerja dalam pabrik. Sebagai karyawan yang bekerja untuk puluhan tahun harus terjamin kesehatannya akibat kondisi udara dan lingkungan kerjanya. Udara sekelilingnya haruslah memenuhi syarat kesehatan walaupun mengandung bahan tertentu. Agar udara memenuhi syarat kesehatan maka konsentrasi bahan dalam udara ditetapkan batasannya. Artinya konsentrasi bahan tersebut tidak mengakibatkan penyakit atau kelainan selama delapan jam bekerja sehari atau 40 jam seminggu. Ini menunjukkan bahwa di tempat kerja tidak mungkin bebas polusi udara. Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini mempunyai tujuan sama. Daya tahan manusia atau reaksi fisiologi manusia berbeda terhadap bahan tertentu seperti misalnya reaksi suatu bangsa terhadap penyakit tertentu. Di samping itu efek cuaca dan dan musim turut mempengaruhi konsentrasi sehingga antara satu periode perlu mendapat perubahan. Untuk keadaan lain nilai ambang batas ini diambil secara rata-rata. Pada umumnya satuan yang dipakai untuk nilai ambang batas adalah mg/m3 yaitu bagian dalam sejuta yang disingkat dengan bds atau ppm (part per million). Satuan mg/m3 biasanya dikonversikan kepada satuan mg/liter melalui:

ppm = Part per million (bagian dalam sejuta) M = Berat molekul p = Tekanan dalam mm. Hg. t = Suhu dalam derajat Celcius mg/1 = Satuan untuk ppm Antara satu senyawa dengan senyawa lain berbeda nilai ambang batasnya dan antara senyawa itu sendiri juga berbeda untuk waktu yang berbeda pula.Tabel kualitas udara standar untuk gas dan debu di Amerika sebagai ppm. E.Material Safety Data Sheet ( MSDS ) MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Keselamatan Bahan ini merupakan versi dijital dari versi cetak yang telah diterbitkan sebanyak 5 (lima) jilid. Untuk versi dijital ini, untuk sementara masih dibuka secara cuma-cuma untuk seluruh bagian, namun setelah lengkap sebagian akses akan ditutup hanya untuk pemakai teregistrasi. Lembar Data keselamatan Bahan (LDKB) merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya. Lembar data yang didesain mirip MSDS ini disusun secara ringkas, skematik dan dalam bahasa Indonesia agar mudah dimengerti dan dipahami. Pembuatan LDKB dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupun laboratorium kimia. Dengan informasi tersebut diharapkan seseorang akan mempunyai naluri untuk mencegah dan menghindari serta mampu menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi. Informasi dalam LDKB ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mendorong sikap kehati-hatian dalam menangani bahan kimia berbahaya. LDKB bukan merupakan terjemahan dari MSDS dari luar negeri, namun merupakan kumpulan informasi keselamatan dari banyak buku, leaflet, jurnal dan pengalaman penulis selama lebih dari 30 tahun bekerja dengan dan mengenal bahan kimia. Diantara sumber informasi yang digunakan adalah : CHEMINFO, Canadian Centre for Occupational Health and Safety. Extremely Hazardous Substance, Vol. I dan II, US Enviromental Protection Agency, Noyes Data Corp. (1998). Keith L.H. and Walters D.B., Compendium of Safety Data Sheets for Research and Industrial Chemical, VCH Publishers (1985). Bretherik L., Handbook of Reactive Chemical Hazards (2nd Ed.), Butterworth (1974).

Manufacturing Chemistry Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, Van Nostrand Reinhold, NY (1971). World Health Organization, IPCS International Programme on Chemical Safety (1998).

You might also like