Professional Documents
Culture Documents
Khutbah Idul Adha 2013
Khutbah Idul Adha 2013
.
!
:
Alhamdulillhi Rabbi al-lamn, segala puji marilah kita panjatkan ke hadhirat Allah Swt, Tuhan
semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita,
Rasulullah Muhammad Saw, beserta keluarga, para shahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa
menaati risalahnya, serta berjuang tak kenal lelah untuk menerapkan dan menyebarluaskannya ke seluruh
pelosok dunia hingga akhir zaman.
Hari ini, umat Islam di seluruh penjuru dunia bersama-sama menggemakan pujian atas kebesaran
Allah Swt. Lebih dari 1,57 milyar kaum Muslimin di seluruh dunia mengagungkan asma Allah Swt melalui
takbir, tahlil, dan tahmid. Sementara itu, pada 9 Dzulhijjah kemarin, lebih dari 3 juta saudara kita kaum
Muslimin dari seluruh penjuru dunia telah berkumpul di Padang Arafah, menunaikan ibadah haji, rukun
Islam yang kelima.
Maka tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah apa pendapatmu (TQS. ash-Shaffat: 102).
Terhadap perintah itu, Nabi Ibrahim mengedepankan kecintaan yang tinggi yakni kecintaan kepada
Allah Swt dan menyingkirkan kecintaan yang rendah, yakni kecintaan kepada anak, harta, dan dunia.
Perintah amat berat itu pun disambut oleh Ismail As dengan penuh kesabaran. Ismail pun
mengukuhkan keteguhan jiwa ayahandanya dengan mengatakan:
Wahai Ayahanda, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar (TQS. ash-Shaffat: 102)
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan
Kami akan mengumpulkan dia pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta. (QS. Thaha : 124)
Menurut Imam Ibnu Katsir makna berpaling dari peringatan-Ku adalah: menyalahi perintah-Ku dan
apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku, melupakannya dan mengambil petunjuk dari selainnya (Tafsir alQuran al-Azhim, V/323).
Sedangkan penghidupan yang sempit adalah kehidupan yang semakin melarat, miskin, sengsara, menderita, terjajah, teraniaya, tertindas dan sebagainya, seperti yang terjadi di negeri-negeri Muslim saat ini.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah
kalian menuruti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
Untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan, baik individu,
masyarakat, dan negara, dibutuhkan institusi yang mewadahinya. Institusi tersebut tidak lain adalah
Khilafah Islamiyah yang berfungsi sebagai munaffidzah al-syarah atau pelaksana syariah. Hanya dengan
Khilafah, Islam dapat ditegakkan secara sempurna dan hukum-hukumnya dapat ditegakkan secara
menyeluruh. Inilah yang hilang dari dunia Islam karena Khilafah diruntuhkan pada tahun 1924 sehingga
semua hukum Islam ditelantarkan hingga sekarang.
Khilafah tersebut juga berfungsi sebagai penjaga (hrisah) bagi kaum Muslimin, baik agama, darah,
harta, maupun kehormatan mereka. Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, di belakangnya orang-orang berperang, dan
kepadanya orang-orang mencari perlindungan (HR. Bukhari-Muslim).
Kata Imam dalam hadits ini maksudnya adalah Khalifah. Imam an-Nawawi menyatakan, hadist itu
bermakna bahwa Imam/Khalifah merupakan benteng/tameng karena ia melindungi rakyat dari serangan
musuh terhadap kaum Muslimin, memelihara hubungan kaum Muslimin satu sama lain dan menjaga
kekayaan kaum Muslimin.
Urgensi negara sebagai penjaga bagi umat ini juga ditegaskan oleh al-Imam al-Ghazali. Beliau berkata:
) ( . [
]
Agama adalah pondasi, sedangkan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu tanpa pondasi akan roboh, dan
sesuatu tanpa penjaga akan hilang.
Demi Allah, andai saja mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, (lalu
mereka minta) agar aku meninggalkan urusan(agama) ini, maka demi Allah, sampai urusan(agama) itu dimenangkan oleh Allah, atau aku binasa di jalannya, aku tetap tidak akan meninggalkannya.(HR. Ibn Hisyam)
Karenanya wajib bagi kita kaum Muslimin untuk terus-menerus berjuang untuk menerapkan syariah
Islam dengan menegakkan Khilafah, sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Tentu saja
dengan menanggung segala risiko hingga kita dimenangkan oleh Allah Swt atau kita binasa karenanya.
Memang perubahan besar dunia menuju tegaknya Khilafah tersebut tidak mudah, namun memerlukan
perjuangan dan pengorbanan yang besar dari segenap kaum Muslimin. Dengan pengorbanan itu, insya Allah
perjuangan yang sekilas tampak sulit itu akan menemukan hasilnya dalam waktu yang tidak lama lagi.
Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah Swt:
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian, bahwa Dia
benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa; Dia benar-benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai
untuk mereka; dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka sesudah mereka berada dalam
ketakutanmenjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa saja yang kafir sesudah janji itu, mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS.An-Nuur:55)