You are on page 1of 25

BAB I LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Di Amerika Serikat , asuhan prenatal yang terorganisasi di perkenalkan secara besar besaran oleh para perawat dan reformasi social (Merkatz, dkk 1990).Pada akhir abad ke-20, asuhan prenatal telah menjadi salah satu layanan yang paling sering digunakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1998, terdapat lebih dari 41 juta kunjungan prenatal. Banyak wanita melakukan kunjungan sebanyak 17 kali atau lebih. United States Public Health Service (1992)mencanangkan pada tahun 2000 paling tidak 90 % wanita Amerika memulai asuhan prenatal pada trimester pertama. Jumlah wanita dengan penyulit atau factor resiko. Center for disease control and prevention (2000)menganalisa data akte kelahiran dari tahun 1989 sampai 1997 untuk meneliti berapa banyak wanita yang tidak atau tertunda mendapat pelayanan prenatal. Mereka kemudian menggunakan data Pregnancy Risk Assesment Monitoring Sistem (PRAMS)1997 dari 13 negara bagian untuk menilai hal yang sama. PRAMS adalah system survailens Negara bagian yang sedang berjalan dan mengambil sample akte kelahiran secara acak serta mengumpulkan infomasi dari ibu mengenai prilaku dan pengalaman yang berkaitan dengan kehamilan .Dulu orang menganggap bahwa pertolongan pada persalinanlah yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak . Tapi persalinan dianggap sebagai olah raga, prestasi tidak ditentukan oleh daya upaya waktu pertandingan saja, tetapi jauh sebelumnya ialah sangat tergantung pada persiapan fisik maupun mental sebelum pertandingan .Persalinan meminta faal yang optimal dari alat kandungan wanita, maka sudah jelas bahwa diperlukan persiapan fisik dan mental sebelum persalinan. Apalagi wanita yang hamil bukan saja memerlukan kesehatan yang optimal menjelang persalinan, tetapi sejak hamil ibu harus sehat karena sangat mempengaruhi anak yang dikandungnya,dan ibu harus memeriksakan diri semenjak ia pertama hamil.Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patolohis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Dokter harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. I. Asuhan Antenatal (Antenatal Care)

1.1 Definisi Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan

persalinan yang aman dan memuaskan.(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care) 1.2 Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian

imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama hamil. Tujuan 1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat. 2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi. 3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Perencanaan Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) : 1. sampai 28 minggu : 4 minggu sekali 2. 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali 3. di atas 36 minggu : 1 minggu sekali KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif. KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE Tujuan 1. 2. 3. 4. menentukan diagnosis ada / tidaknya kehamilan menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan menentukan status kesehatan ibu dan janin menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada / tidaknya faktor risiko kehamilan 5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

Anamnesis 1. Identitas Pasien Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan
2

usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus. 2. Keluhan utama Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan. 3. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak. 4. Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada / tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya). 5. Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya. 6. Riwayat khusus obstetri ginekologi Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada / tidaknya masalah-masalah pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat.

7.

Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah / tidak.

Riwayat sosial / ekonomi Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.

Pemeriksaan Fisis 1. Status generalis / pemeriksaan umum Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperasi. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan < 45 kg atau > 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta). Kepala ada / tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak. Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya. 2. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik Abdomen Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata). Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis). Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika : Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan. Leopold II Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin. Leopold III Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi. Leopold IV Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5). Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram.

Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress / gawat janin). Genitalia eksterna
5

Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada / tidaknya darah / cairan / discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada / tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.

Genitalia interna Palpasi : colok vaginal (vaginal touch) dengan dua jari sebelah tangan dan BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan JANGAN bagian LUPA, terbawah PALPASI (presentasi) BIMANUAL janin. PADA

SELALU

PEMERIKSAAN VAGINAL !!!! Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada / tidaknya disproporsi fetopelvik / sefalopelvik.

Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah : 1) perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati) 2) ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi

(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touch) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.

Pemeriksaan rektal (rektal touch) : dilakukan atas indikasi. 1.3 Pemeriksaan Lanjutan 1. Jadwal kunjungan Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali).

Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa : 1) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri. 2) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG). 2. Laboratorium Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.

3. Lain-lain Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-

kecilnya.Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan. 1.4 Nasehat untuk perawatan umum / sehari-hari 1. Aktifitas fisik Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup.Olahraga dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan. 2. Pekerjaan Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda. 3. Imunisasi Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi. 4. Bepergian dengan pesawat udara Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak membahayakan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa. 5. Mandi dan cara berpakaian Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya.Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan,

pernapasan dan perspirasi yang leluasa.

6.

Sanggama / coitus Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus.Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.

7.

Perawatan mammae dan abdomen Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.

8.

Hewan piaraan Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.

9.

Merokok / minuman keras / obat-obatan Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.

10. Gizi / nutrisi Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.

BAB II PERMASALAHAN
2.1. Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.

2.2 Etiologi Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan : a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik. c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

10

2.3. Patofisiologi Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

2.4.Gejala Dan Tanda Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu : a. Tingkatan I : Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung. b. Tingkatan II : Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering
11

dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing. c. Tingkatan III: Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.

2.5. Penatalaksanaan Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 1. Obat-obatan Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin 2. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 3. Terapi psikologik Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
12

oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. 4. Cairan parenteral Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. 5. Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. 6. Diet a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 - 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari. b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D. c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

2.6. Prognosis Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

2.7 Data Pasien 2.7.1 Data Administrasi Pasien


13

a. Nama / Umur b. No. register

: K / 22 tahun :-

c. Status kepegawaian : d. Status sosial :-

2.7.2 Data Demografis a. Alamat b. Agama c. Suku d. Pekerjaan e. Bahasa Ibu f. Jenis Kelamin : Sido Urip : Islam : Rejang : Ibu Rumah Tangga : Indonesia : Perempuan

2.7.3 Data Biologik a. Tinggi Badan b. Berat Badan c. Habitus : 155 cm : 45 kg :-

2.7.4 Data Klinis a. Anamnesis Keluhan Utama : mual muntah sejak 1 hari yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang : - Mual dan muntah sejak 1 hari yang lalu - Muntah semua yang dimakan - Nafsu makan menurun sejak 1 hari yang lalu - Tidak haid sejak 2 bulan yang lalu - HPHT 10-11-2013, Taksiran Partus 17-08-2014 - ANC : kontrol ke bidan 1x Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal, penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Riwayat Penyakit Keluarga :

14

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit menular dan penyakit kejiwaan. Riwayat Menstruasi: Menarche: 14 tahun, siklus haid tidak teratur, lamanya 5-7 hari, banyaknya 23x ganti duk/hari, nyeri haid (-). Riwayat Perkawinan : 1 x tahun 2012 Riwayat Kehamilan / Abortus / Persalinan : 1 / 0 / 0 1. Sekarang Riwayat Imunisasi : TT 1 x dengan bidan

Riwayat Kontrasepsi : -

b. Pemeriksaan Jasmani Tanda Vital : - Kesadaran - TD - Nadi - Nafas - Suhu : compos mentis cooperative : 120/70 mmHg : 82 x/menit : 20 x/menit : afebris

Status Generalisata : - Mata - Leher - Thorax - Abdomen - Genitalia - Ekstremitas : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik : JVP 5 2 cmH2O, kelenjer tiroid tidak membesar : Jantung dan Paru dalam batas normal : Status Obstetrikus : Status Obstetrikus : edema -/- , reflek fisiologis ++/++ , reflek patologis -/-

Status Obstetrikus : - Muka - Mammae - Abdomen Inspeksi : tidak tampak membuncit, linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-) Palpasi Perkusi : fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan (-) : timpani
15

: cloasma gravidarum (+) : membesar, areola dan papilla mammae hiperpigmentasi

Auskultasi - Genitalia

: bising usus (+) normal : vulva/vagina tenang

2.7.5 Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan Anjuran Pemeriksaan Penunjang : - Laboratorium darah rutin (untuk menilai Hb, LED, trombosit, dan leukosit ibu) - urin (benda keton)

2.7.6 Diagnosis G1P0H0 gravid 8 10 minggu +hiperemesis gravidarum grade I

16

BAB III PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

3.1. METODE
metode yang dilakukan adalah metode penyuluhan dengan sasaran para ibu hamil dan dilakukan diskusi 2 arah.

Gambar 1. Leaflet

17

3.2. INTERVENSI
Hindari pekerjaan yang terlalu berat Hindari kontak dengan hewan peliharaan Jangan minum obat sembarangan, konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan terlebih dahulu sebelum meminum obat Hindari makanan yang berbau lemak ataupun berminyak

18

Gambar 2. Aktifitas Harian Ibu hamil

19

Macam-macam asam amino yang terdapat dalam makanan

20

BAB IV PELAKSANAAN

4.1 Strategi Penanganan Masalah


Diagnosis klinis gravidarum grade I Penanganan masalah :
Rujuk ke spesialis kandungan Vit. B complex 1x1 tab Pemeriksaan darah rutin dan urin USG

: G1P0H0 gravid preterm 8-10 minggu + Hiperemesis

Diagnosis psikologis : kecemasan menjadi seorang ibu Penanganan masalah :


Peran suami siaga dalam masa kehamilan Edukasi tentang kehamilan

Gambar 3. Pemeriksaan Ibu Hamil

21

Peran suami siaga pada saat istri hamil

22

Makanan dengan gizi yang seimbang

Pemeriksaan USG

23

BAB V MONITORING DAN EVALUASI


5.1.MONITORING
a. Preventif : Hindari pekerjaan yang terlalu berat Hindari kontak dengan hewan peliharaan Jangan minum obat sembarangan, konsultasikan ke dokter/ tenaga kesehatan terlebih dahulu sebelum meminum obat

b. Promotif Melakukan imunisasi TT sesuai dengan anjuran Menjaga kebersihan diri dan pakaian Mengkonsumsi makanan bergizi, tablet Fe dan vitamin

c. Kuratif Vit. B complex 1x1 tab

5.2.EVALUASI
Dirujuk ke spesialis kandungan dan dilakukannya perawatan khusus di rumah sakit.

Edukasi tentang kehamilan Makan porsi kecil tapi sering Bangun pagi : makan ditempat tidur dengan roti atau biskuit dengan teh hangat Makanan berminyak dan berbau dihindari, diusahakan tinggi glukosa Dengan penanganan yang baik keluhan akan berkurang, namun penyakit akan kambuh jika proses weaning tidak berjalan dengan baik

24

DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham.GF, dkk , Williams Obstetrics 22nd Ed, McGraw-Hill Professional, 2005 2. Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta, 2006. 3. Obstetri Fisiologi, bagian Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, 1983. 4. 1. Fairwether. Nausea and Vomity in Pregnancy, Am J Obst. & gynec. 1968. vol. 102; 135-171. 5. Mannor SM. Hyperemesis Gravidarum. In : Iffty L, Kaminetzky HA eds. Principles and Practise of Obstetric and Perinatology. Vol. 12. Toronto : A Wiley Medical Publication. 1981. 1155-1164

25

You might also like