You are on page 1of 2

PERMAINAN BALOGO

Salah satu cabang permainan tradisional yang selalu dilombakan di tiap penyelenggaraan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) adalah Balogo. Di cabang olahraga permainan ini, seluruh kontingen peserta FBIM menyertakan tim perwakilannya baik putra maupun putri. Permainan Balogo memang selalu mendapat perhatian antusias dari kontingen seluruh daerah. Hal tersebut wajar, mengingat tradisi permainan mengarahkan potongan batok kelapa dengan pemukul kayu sederhana ini ada di segenap penjuru wilayah Kalimantan Tengah. Ada cerita menarik di balik permainan Balogo yang sepintas tampak sederhana ini. Balogo ternyata mengandung mitos sekaligus filosofi yang luhur sebagai tradisi permainan yang diwariskan nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah. Di kehidupan masa lalu Suku Dayak Kalimantan Tengah, Balogo itu merupakan permaianan yang dipercaya bisa mengukur tingkat kesuburan (keberuntungan) kehidupan mereka, Tradisi permainan Balogo memang ada hampir di seluruh wilayah Kalimantan Tengah kendati tidak diketahui jelas sejak kapan tradisi itu mulai berjalan. Di masyarakat setempat, permainan ini bersifat musiman. Biasanya digelar setelah masa panen padi dan upacara Tiwah. Usai upacara Tiwah di mana para pesertanya dianggap telah banyak membuang harta, masyarakat lantas mencoba mereka-reka tingkat keberuntungannya di kemudian hari. Setelah kita menggelar upacara Tiwah, sama artinya kita ini membuang harta. Nah, untuk mengukur apakah kita masih punya rejeki setelah upacara Tiwah itu, dipermainkanlah Balogo. Balogo itu tambahanya, pada awalnya merupakan permainan orang per orang. Sifatnya permainan coba-coba bagi setiap orang yang ikut bermain. Jika pada suatu pertandingan ternyata hasilnya Anda menang, berarti Anda itu akan lebih dulu sukses, gampang rejekinya dibanding peserta yang lain. Tempat dan Peralatan Permainan. Logo terbuat dari tempurung kelapa. Garis tengahnya sekitar 57 cm dan tebalnya sekitar 12 cm. Kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segi tiga, layang-layang, daun dan bundar. Dalam permainan harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadangkadang beberapa daerah ada yang menyebutnya campa, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2cm. Fungsi panapak atau campai adalah untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain.

Aturan dan Proses Permainan. Permainan balogo dapat dilakukan satu lawan satu atau secara beregu. Jika dimainkan secara beregu, maka jumlah pemain yang naik (yang melakukan permainan) harus sama dengan jumlah yang pasang (pemain yang logo-nya dipasang untuk dirobohkan). Jumlah pemain beregu minimal 2 orang dan maksimal 5 orang. Dengan demikian, jumlah logo yang dimainkan sebanyak jumlah pemain yang disepakati dalam permainan. Cara memasang logo adalah dengan mendirikannya secara berderet ke belakang pada garisgaris melintang. Inti dari permaian ini adalah keterampilan memainkan logo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang. Regu yang paling banyak dapat merobohkan logo lawan adalah yang keluar sebagai pemenang. Dan, sebagai akhir permainan, pihak yang menang disebut dengan janggut dan boleh mengelus-elus bagian dagu atau jenggot pihak lawan yang kalah sambil mengucapkan teriakan janggut-janggut secara berulang-ulang yang tentunya membuat pihak yang kalah malu, tetapi bisa menerimanya sebagai sebuah kekalahan.

You might also like