You are on page 1of 25

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1. 2.1.1. PROFIL WILAYAH KOTA BENGKULU Gambaran Umum KOTA BENGKULU

Wilayah

perencanaan

didalam

Penyusunan

Rencana

Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) adalah Kota Bengkulu. Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu secara geografis terletak pada 10 20 14 10 20 22 Bujur Timur dan 3 45 3 59 Lintang Selatan. Kota Bengkulu memiliki luas wilayah 151,7 km2 menurut hasil survey terakhir Bakosurtanal. Secara administrasi kota Bengkulu berbatasan sebelah Utara dan Timur dengan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah Selatan dengan Kabupaten Seluma, sebelah Barat dengan Samudra Indonesia. Akan tetapi pada hakikatnya wilayah perencanaan dalam lingkup wilayah yang lebih luas (makro) tidak hanya terbatas sampai kepada wilayah Kota Bengkulu, akan tetapi juga meliputi upaya pemahaman dan mengevaluasi berbagai potensi dan interaksinya terhadap wilayah Kota Bengkulu dari wilayah di dalam konstelasi yang lebih luas, maka perlu dilakukan pemahaman mengenai posisi dan kedudukan Kota Bengkulu didalam sistem perwilayahan Provinsi Bengkulu. Kota Bengkulu Secara historis terbentuk berdasarkan Undangundang Darurat Nomor 6 Tahun 1956, tentang pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-1

Sumatera Selatan. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, kota kecil Bengkulu diubah statusnya menjadi Kotapraja, meliputi 4 wilayah kedatukan yang membawahi 28 Kepangkuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 Provinsi Bengkulu berdiri dan Kota Bengkulu dijadikan sebagai Ibukotanya. Sebutan Kotapraja selanjutnya diganti dengan Kotamadya Dati II Bengkulu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah. Istilah Kotamadya Dati II Bengkulu berubah menjadi Kota Bengkulu berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah di daerah tentang kewenangan pemerintah di daerah. Pada tahun 2003, Kota Bengkulu mengalami pemekaran wilayah. Kota Bengkulu yang semula terdiri dari 4 kecamatan dengan 57 kelurahan dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 67 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan tersebut telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2003. Berdasarkan Perda No 28 Tahun 2003 tersebut, secara administratif, Kota Bengkulu terdiri atas 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Selebar dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Kampung Melayu dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Gading Cempaka dengan 11 Kelurahan, Kecamatan Ratu Samban dengan 9 Kelurahan, Kecamatan Ratu Agung 8 Kelurahan, Kecamatan Teluk Segara dengan 13 Kelurahan, Kecamatan Sungai Serut 7 Kelurahan dan Kecamatan Muara Bangkahulu dengan 7 Kelurahan.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-2

Sekarang Kecamatan

Gading Cempaka telah mengalami pemekaran

menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Gading Cempaka dengan 5 Kelurahan dan Kecamatan Singaran Pati dengan 6 Kelurahan.
Tabel 2.1. Wilayah Kecamatan Kota Bengkulu
Kode Wilayah Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Penduduk Laki-Laki 17.71 1 17.71.04 Kota Bengkulu Muara Hulu Bangka 57 7 192.776 22.484 Perempuan 182.365 20724 375141 43.208 Total

No

2 3 4 5 6 7 8 9

17.71.03 17.71.08 17.71.07 17.71.06 17.71.09 17.71.02 17.71.05 17.71.01

Teluk Segara Sungai Serut Ratu Samban Ratu Agung Singaran Pati Gading Cempaka Kampung Melayu Selebar

13 7 9 8 6 5 6 6

13.566 13.544 14.558 28.912 25.176 23.086 19.843 31.607

13.243 12.974 14.104 27.658 23.540 22.275 18.326 29.51

26.809 26.518 28.662 56.570 48.716 45.361 38.169 61.128

Sumber : BPS Kota Bengkulu

Karakteristik Fisik Wilayah 1. Bengkulu Topografi


Berdasarkan keadaan alam dan letaknya, maka wilayah Kota Bengkulu mempunyai ketinggian dari permukaan laut yang berbeda-beda, Bagian Timurnya berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur, sedang bagian barat merupakan dataran rendah yang relatif sempit, memanjang dari utara ke selatan serta diselingi oleh daerah yang bergelombang . Ketinggian wilayah Kota Bengkulu tersebut digambarkan sebagai berikut : v Daerah yang terletak pada ketinggian 0 100 meter di atas permukaan laut (daerah low land) mencapai 708,435 hektar atau 35,80 persen dari luas wilayah Kota Bengkulu

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-3

v Daerah yang terletak pada ketinggian 100 - 1000 meter di atas permukaan laut yang merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan (Bukit Range) yaitu dengan ketinggian antara 100 500 meter mencapai 625.323 hektar atau 31,60 persen dan pada ketinggian 500 1000 meter mencapai 405.688 hektar atau 20,50 persen dari luas wilayah Kota Bengkulu v Daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut, posisinya sampai puncak pegunungan Bukit Barisan yang umumnya daerah kegiatan vulkanis dan tektonis yang mencapai 239,924 hektar atau 12,10 persen. 1.1.2.2. Iklim Iklim di Kota Bengkulu ditandai dengan jumlah curah hujan yang cukup tinggi, curah hujan terbanyak terjadi pada bulan November dan Desember yakni 538 mm dan 508 mm dengan hari hujan tertinggi selama 26 hari pada bulan Desember. Tabel Hari Hujam dan curah Hujan setiap Bulan di Kota Bengkulu,2012 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Desember Hari Hujan 19 8 19 22 13 10 12 8 3 15 26 Curah Hujan 198 101 131 340 182 174 140 95 37 190 508

Sumber : Kota Bengkulu dalam angka 2013

1.1.2.3. Jenis Tanah Berdasarkan kondisi geologisnya, Kota Bengkulu terdiri dari 9 jenis tanah yaitu : jenis tanah organosol 3.600 ha (0,18%), jenis tanah alluvial sebanyak 70.015 ha (3,54%), jenis tanah regosol sebanyak 43.360 ha (2,19%), jenis tanah asosiasi, podsolik merah kuning, latosol-litosol sebanyak 283.200 ha (14,31%), jenis tanah latosol sebanyak 426.800 (21,57%), jenis tanah andosol sebanyak 142.200 ha (7,19%), jenis tanah asosisi andosol regosol sebanyak 81.200 ha (4,10%), jenis tanah asosiasi podsolik coklat, podsol, litosol sebanyak 150.800 ha (7,26 % dan jenis lainnya sebanyak 777.695 ha (39,30%) 1.1.2.4. Penggunaan Lahan Dari luas wilayah Kota Bengkulu tersebut di atas, 63,1% merupakan lahan budidaya dan 36,98 % merupakan lahan non budidaya yang tetap

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-4

dilestarikan sebagai kawasan lindung untuk konservasi yang tidak boleh diganggu dan diambil manfaatnya. Teridentifikasi lebih kurang 22.647 Ha lahan di wilayah Kota Bengkulu mengalami erosi yang tersebar pada tiap Kabupaten, dan erosi yang cukup besar terdapat di Kabupaten Rejang Lebong. Hilangnya lapisan atas tanah (degradasi) ini disebabkan antara lain oleh longsoran air hujan, sungai, laut.

Geografi Batas Wilayah 2. Kecamatan Selebar Kecamatan Selebar terletak di bagian timur Kota Bengkulu, ibu Kota Bengkulu. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 43,84 km persegi. Batas-batas wilayah kecamatan Selebar adalah o o o o Sebelah Sebelah Sebelah Sebelah Utara Selatan Timur Barat : : : : Kabupaten Bengkulu Tengah Kecamatan Kampung Melayu Kabupaten Seluma Kecamatan Gading Cempaka

Wilayah Administrasi Kecamatan Selebar terdiri dari 6 Kelurahan defenitif dengan pusat pemerintahan di kelurahan Pagar Dewa. Dengan ketinggian topografinya datar dengan ketinggian wilayah berkisar antara 10-40 meter di atas permukaan laut. Kependudukan Tabel : Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan menurut Kelurahan di Kecamatan Selebar tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 KELURAHAN BETUNGAN PEKAN SABTU SUKARAMI BUMI AYU PAGAR DEWA SUMUR DEWA LUAS (KM2) 15,02 9,75 5,95 2,70 8,73 4,20 46,36 JUMLAH PENDUDUK 6186 4774 9724 6573 18930 6036 52323 KEPADATAN PENDUDUK 411,8 489,6 163,4 2434,4 2168,4 1437,1 1128,6

JUMLAH

Sumber Data : BPS Kota Bengkulu


Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio menurut Kelurahan di Kecamatan Selebar.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN

Sex Ratio

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-5

L 1 2 3 4 5 6 BETUNGAN PEKAN SABTU SUKARAMI BUMI AYU PAGAR DEWA SUMUR DEWA 3752 2522 4645 3428 9026 3033 26406

P 2434 2352 5079 3145 9904 3063 25977 154,15 102,98 91,45 109,00 91,13 99,02 101,65

JUMLAH

3. Kecamatan Kampung Melayu Kecamatan Kampung Melayu merupakan salah satu wilayah daerah Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Wilayah Kecamatan Kampung Melayu memiliki luas wilayah 3,2956 km2 dengan ibukota Kecamatan Kampung Melayu. Batas-batas wilayah Kecamatan Kampung Melayu : o o o o Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Gading Cempaka : Kabupaten Seluma : Kecamatan Selebar : Lautan Hindia

Wilayah Administrasi Kecamatan Kampung Melayu terdiri dari 6 kelurahan defenitif. Wilayah topografinya dataran dengan ketinggian wilayah berkisar 0-10 meter diatas permukaan laut. Kependudukan

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Kampung Melayu.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-6

No

KELURAHAN

LUAS (KM2)

JUMLAH PENDUDUK 3039 3007 7534 7774 10411 1479 33244

1 2 3 4 5 6

TELUK SEPANG PADANG SERAI SUMBER JAYA KANDANG MAS KANDANG MUARADUA

20 6 6 3,5 2,16 0,72 38,38

JUMLAH
Sumber data : Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Kampung Melayu.

No 1 2 3 4 5 6

KELURAHAN TELUK SEPANG PADANG SERAI SUMBER JAYA KANDANG MAS KANDANG MUARADUA

L 1428 1620 3685 3937 7149 709 18528

P 1611 1387 3849 3837 3262 770 14716

Sex Ratio 0,89 1,17 0,96 1,03 2,19 0,92 1,29

JUMLAH
Sumber data : Kecamatan

4. Kecamatan Gading Cempaka Kecamatan Gading Cempaka terletak di bagian timur Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 991,4 Ha. Batas-batas wilayah Kecamatan Gading Cempaka adalah :

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-7

o o o o

Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat

: Kecamatan Singaran Pati dan Ratu Agung : Kecamatan Kampung Melayu : Kecamatan Singaran Pati dan Kecamatan Selebar : Samudera Hindia

Wilayah Administrasi Kecamatan Gading Cempaka terdiri dari 5 kelurahan defenitif dengan pusat pemerintahan di kelurahan jalan Gedang. Keadaan topografinya datar dengan ketinggian wilayah berkisar 3-18 meter diatas permukaan laut. Kependudukan

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Gading Cempaka. No 1 2 3 4 5 KELURAHAN SIDOMULYO JALAN GEDANG PADANG HARAPAN CEMPAKA PERMAI LINGKAR BARAT LUAS (HA) 297 185 250 54,4 205 991,4 JUMLAH PENDUDUK 11360 6971 8553 7274 7828 41986 KEPADATAN PENDUDUK 38 38 34 133 38 43

JUMLAH

Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Gading Cempaka.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN L P 5613 3481 4233 3633 3894

Sex Ratio

1 2 3 4 5

SIDOMULYO JALAN GEDANG PADANG HARAPAN CEMPAKA PERMAI LINGKAR BARAT

5747 3490 4320 3641 3934

102,38 100 102,05 100 100

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-8

5. Kecamatan Ratu Agung


Kecamatan Ratu Agung terletak di bagian timur Kota Bengkulu, ibu Kota Bengkulu. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 8,92 km persegi. Batas-batas wilayah Kecamatan Ratu Agung adalah : o o o o Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Serut : Kecamatan Gading Cempaka : Kecamatan Gading Cempaka : Kecamatan Ratu Agung

Wilayah Administrasi Kecamatan Ratu Agung terdiri dari 8 kelurahan defenitif dengan pusat pemerintahan di kelurahan Nusa Indah. Keadaan topografinya datar dengan ketinggian wilayah berkisar antara 3-18 meter diatas permukaan laut. Kependudukan

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Ratu Agung. No 1 2 3 4 5 6 7 8 KELURAHAN TANAH PATAH KEBUN TEBENG SAWAH LEBAR BARU SAWAH LEBAR NUSA INDAHH KEBUN KENANGA KEBUN BELER LEMPUING LUAS (KM2) 3 0,7 0,76 1,15 0,9 0,31 0,30 1,8 8,92 JUMLAH PENDUDUK 6.400 5.246 7.292 8.086 5.872 6.685 4.834 4.845 49.260 KEPADATAN PENDUDUK 2.133 7.494 9.595 7.031 6.524 21.565 16.113 2.692 5.522

JUMLAH

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-9

Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Ratu Agung.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN L P 3.225 2.674 3.599 4.169 2.949 3.642 2.474 2.397 24.131

Sex Ratio

1 2 3 4 5 6 7 8

TANAH PATAH KEBUN TEBENG SAWAH LEBAR BARU SAWAH LEBAR NUSA INDAHH KEBUN KENANGA KEBUN BELER LEMPUING

3.175 2.572 3.693 3.917 2.923 3.043 2.360 2.448 23944

98 96 103 94 99 84 95 102 96

JUMLAH

6. Kecamatan Ratu Samban


Kecamatan Ratu Samban menepati wilayah Barat Kota Bengkulu, dengan ibu Kota kecamatan di Kelurahan Penurunan. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 284,45 Hektar. Batas-batas wilayah Kecamatan Ratu Agung adalah : o o o o Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Teluk Segara : Kecamatan Ratu Agung : Kecamatan Ratu Agung : Samudera Hindia

Wilayah Administrasi Kecamatan Ratu Samban terdiri dari 9 kelurahan. Sembilan kelurahan tersebut merupakan kelurahan definitive dengan klasifikasi perkotaan. Kecamatan Ratu Samban memiliki 28 RW dan 92 RT.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-10

Keadaan topografinya datar dengan ketinggian wilayah berkisar antara 3-18 meter diatas permukaan laut. Kependudukan Pada tahun 2012, kecamatan Ratu Samban memiliki penduduk sebanyak 27.210 jiwa. 13.397 jiwa adalah penduduk laki-laki dan 13.813 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk terbanyak ada pada kelompok usia produktif, yaitu 25-55 tahun.

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Ratu Samban. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KELURAHAN ANGGUT BAWAH PENURUNAN PADANG JATI BELAKANG PONDOK PENGANTUNGAN KEBUN DAHRI KEBUN GERAN ANGGUT ATAS ANGGUT DALAM LUAS (HA) 17.80 86 75 19.05 27.50 15.10 17 12 15 JUMLAH PENDUDUK 796 6310 5577 3398 3157 1767 2056 2487 1662 KEPADATAN PENDUDUK 44,72 73,37 74,36 178,37 114,80 117,02 121 207,25 110,80

Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Ratu Samban.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN L P 387 3.540 2.902 1.703 1.444 801 851

Sex Ratio

1 2 3 4 5 6 7

ANGGUT BAWAH PENURUNAN PADANG JATI BELAKANG PONDOK PENGANTUNGAN KEBUN DAHRI KEBUN GERAN

409 2.770 2.675 1.695 1.713 966 1.205

105,68 64,12 92,18 99,53 118,63 124,35 141,60

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-11

8 9

ANGGUT ATAS ANGGUT DALAM

1.141 823 13.397

1.346 839 13.813

84,77 98,10

JUMLAH

7. Kecamatan Singaran Pati


Kecamatan Singaran Pati termasuk dalam wilayah administrasi Kota Bengkulu, dengan Provinsi Bengkulu. Berjarak sekitar 6 km dari ibukota Kota Bengkulu. Luas wilayah daratan mencapai 14,44 Km2, Kecamatan Singaran Pati terbentuk berdasarkan Undang-undang No 3 Tahun 2012 yaitu tentang pembentukan wilayah Kecamatan Singaran Pati sebagai bagian wilayah administrasi Kota Bengkulu. Batas administrasi wilayah Kecamatan Singaran Pati o Sebelah Utara Serut o o o Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Gading Cempaka : Kecamatan Selebar : Kecamatan Gading Cempaka : Kecamatan Ratu Agung dan Kecamata Sungai

Kependudukan Penduduk kecamatan Singaran Pati memiliki penduduk sebanyak 39.700 jiwa. 20.000 jiwa adalah berjenis kelamin laki-laki dan 19.700 jiwa berjenis kelamin perempuan. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan atau sex ratio di Kecamatan Singaran Pati sebesar 101,5 persen. Artinya jumlah penduduk laki-laki 1,52 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuannya.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-12

Kecamatan Singaran Pati berjumlah enam kelurahan yakni, panorama, jembatan kecil, dusun besar, padang nagka, timur indah, dan lingkar timur.

8. Kecamatan Teluk Segara


Kecamatan Teluk Segara terletak di bagian selatan Kota Bengkulu, ibu Kota Bengkulu. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 276,3 km persegi. Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Segara adalah : o o o o Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Muara Bangkahulu : Kecamatan Ratu Agung : Kecamatan Sungai Serut : Kecamatan Samudera Hindia

Wilayah Administrasi Kecamatan Teluk Segara terdiri dari 13 kelurahan defenitif dengan pusat pemerintahan di kelurahan jitra. Keadaan topografinya dataran dengan ketinggian wilayah berkisar antara 2-14 meter diatas permukaan laut. Kependudukan

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Teluk Segara. No 1 2 3 4 5 6 7 8 KELURAHAN KEBUN KELING MALABERO SUMUR MELELE BERKAS PASAR BARU JITRA PASAR MELINTANG PONDOK BESI LUAS (HA) 16 18 11,9 41,5 14,75 13,64 11,7 9 JUMLAH PENDUDUK 1202 2566 1108 1628 2013 1355 1969 1849 KEPADATAN PENDUDUK 8,67 13,64 1,57 18,44 8,94 12,20 16,89 12,35

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-13

9 10 11 12 13

KEBUN ROS PINTU BATU TENGAH PADANG BAJAK KAMPUNG MELAYU

30 11,1 75 14,6 18,4 285,59

2047 1107 3986 2270 1971 25071

66,86 10,66 31,77 31,32 8,82 242,13

JUMLAH

Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Teluk Segara.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN L P 612 1288 569 920 756 611 1049 1114 1032 695 1826 1212 1389

Sex Ratio

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KEBUN KELING MALABERO SUMUR MELELE BERKAS PASAR BARU JITRA PASAR MELINTANG PONDOK BESI KEBUN ROS PINTU BATU TENGAH PADANG BAJAK KAMPUNG MELAYU

658 1240 559 916 701 744 915 913 981 643 2250 1144 881

108,01 96,77 97,17 99,01 93,23 120,777 93,57 108,69 96,31 109,83 128,69 95,42 84,23

9. Kecamatan Sungai Serut


Kecamatan Sungai Serut terletak di bagian sebelah utara dari Kota Bengkulu. Kecamatan ini memiliki luas wilayah lebih kurang 1.353 Ha atau 13,53 km persegi. Wilayah Kecamatan Sungai Serut memanjang yang berbatasan dengan kecamatan Teluk Segara sampai ke perbatasan Bengkulu Tengah. Batas-batas wilayah Kecamatan Sungai Serut adalah :

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-14

o o o

Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Tengah

: Kecamatan Muara Bangkahulu : Kecamatan Ratu Samban : Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu

Sebelah Barat

: Kecamatan Teluk Segara

Wilayah Administrasi Kecamatan Sungai Serut terdiri dari 7 kelurahan defenitif. Keadaan topografinya dengan ketinggian wilayah berkisar antara 0-20 meter diatas permukaan laut. Kependudukan Penduduk di Kecamatan Sungai Serut berjumlah 19.621 jiwa.

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Sungai Serut. No 1 2 3 4 5 6 7 KELURAHAN SURABAYA SEMARANG TANJUNG JAYA TANJUNG AGUNG SUKA MERINDU KAMPUNG KELAWI PASAR BENGKULU LUAS (KM2) 8,5 1,43 1,05 0,09 2,02 0,37 0,07 13,53 JUMLAH PENDUDUK 5.467 1.737 1.229 836 6.006 2.702 1.644 19.621 KEPADATAN PENDUDUK 643 1.215 1.170 9.289 2.973 7.303 23.486 1.450

JUMLAH

Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Sungai Serut.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN

Sex Ratio

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-15

L 1 2 3 4 5 6 7 SURABAYA SEMARANG TANJUNG JAYA TANJUNG AGUNG SUKA MERINDU KAMPUNG KELAWI PASAR BENGKULU 2.639 879 569 362 2.641 1.416 818 9.324

P 2.828 858 660 474 3.365 1.286 826 10.297 93,32 102,45 86,21 76,37 78,48 110,11 99,03 90,55

Jumlah

10. Kecamatan Muara Bangkahulu


Kecamatan Muara Bangkahulu ini memiliki luas wilayah 2329,3 Ha, Kecamatan Muara Bangkahulu terletak sebelah utara dari Kota Bengkulu berbatasan langsung dengan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Kecamatan Muara Bangkahulu merupakan daerah yang diapit oleh 2 (Dua) sungai yaitu Sungai Air Hitam dan Sungai Serut, sungai Serut membatasi Kecamatan Muara Bangkahulu dengan Kecamatan Sungai Serut yang berada sebelah selatan sedangkan sungai Air Hitam yang berada sebelah utara membatasi Kecamatan Muara Bangkahulu denan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) Sedangkan untuk batas sebelah timur Kecamatan Muara Bangkahulu berbatas dengan Kabupaten Bengkulu Tengah (Tengah), dan sebelah Barat Kecamatan Muara Bangkahulu berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Kependudukan Penduduk di Kecamatan Muara Bangkahulu pada tahun 2012 sebesar 47.300 yang terdiri dari 24.666 jiwa penduduk laki-laki atau 52,15 persen, sedangkan penduduk perempuan sebesar 47,85 persen atau sebanyak 22.634 jiwa.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-16

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatannya Kelurahan di Kecamatan Muara Bangkahulu. No 1 2 3 4 5 6 7 KELURAHAN BERINGIN RAYA RAWA MAKMUR KANDANG LIMUN PEMATANG GUBERNUR BENTIRING RAWA MAKMUR PERMAI BENTIRING PERMAI LUAS (KM2) 131,6 150 422,7 467 500 158 500 2.329,3 JUMLAH PENDUDUK 2.868 8.617 7.310 9.423 6.121 6.092 6.869 47.300

menurut

KEPADATAN PENDUDUK 22 57 17 20 12 38 14 20

JUMLAH

Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin, Sex Ratio dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Muara Bangkahulu.

No KELURAHAN

JENIS KELAMIN L P 1.335 4.106 3.539 4.537 2.943 2.939 3.235 10.297

Sex Ratio

1 2 3 4 5 6 7

BERINGIN RAYA RAWA MAKMUR KANDANG LIMUN PEMATANG GUBERNUR BENTIRING RAWA MAKMUR PERMAI BENTIRING PERMAI

1.533 4.511 3.771 4.886 3.178 3.153 3.634 9.324

115 110 107 108 108 107 112 90,55

Jumlah

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-17

i.

Potensi Ekonomi Wilayah Salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja pembangunan

ekonomi daerah adalah dari tingkat pertumbuhannya. Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan perkapita rill yang berlangsung terus menerus yang bersumber dari dalam daerah. Untuk kepentingan analisis ekonomi, maka dapat digunakan pertumbuhan PDRB sebagai indikator pertumbuhan ekonomi suatu wlayah. Pada tahun 2011 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lebong atas dasar harga berlaku telah mencapai 1,191 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 0,544 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, PDRB Kabupaten Lebong mengalami peningkatan. Pada periode 2010-2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebong telah mengalami percepatan. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebong sebesar 5,26 persen dan mengalami percepatan di tahun 2011 menjadi 5,71 persen. Seperti pada tahun sebelumnya sektor pertanian tetap memberikan sumbangan terbesar bagi PDRB Kabupaten Lebong yaitu sebesar 78 persen. Walaupun secara distribusi persentanse PDRB sektor ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2010 yaitu dari 78,79 persen menjadi 78,20 persen. Posisi sektor pertanian sebagai sektor unggulan masih sulit untuk digeser oleh sektor-sektor yang lain. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi yang besar untuk PDRB Kabupaten Lebong yaitu

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-18

sekitar 78 persen. Nilai nominal sektor pertanian pada tahun 2010 mencapai 0,931 triliun rupiah. Sedangkan untuknilai rillnya mencapai 0,429 triliun rupiah. Diurutan kedua ditempati oleh sektor jasa-jasa yang memberikan kontribusi sebesar 8 persen dengan nilai nominalnya 90,762 juta rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka sektor ini mengalami peningkatan sebesar 18,2 persen. Kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran pada posisi ketiga dengan memberikan andil sebesar 5 persen untuk PDRB Kabupaten lebong dengan nilai nominal sebesar 58,810 juta rupiah. Untuk keenam sektor lainnya tidak terlalu besar dalam memberikan kontribusi terhadap Kabupaten lebong. Untuk tahun 2010, keseluruhan sektor ini hanya menyumbang 4,5 persen dari total PDRB.

Peningkatan nilai PDRB Kabuapaten Lebong akan mempengaruhi atau akan tercermin langsung dengan tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Lebong pada kurun waktu tertentu. Dalam hal ini akan terlihat dari peningkatan nilai nominal maupun niai rill dari pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Lebong.

Tahun 2011 nilai nominal pendapatan perkapita tahun penduduk Kabupaten Lebong diperkirakan sebesar 11,83 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, maka nilainya meningkat sebesar 9,2 persen. Sementara itu nilai rill pendapatan perkapita pertahun penduduk Kabupaten Lebong diperkirakan sebesar 5,4 juta rupiah atau meningkat 4,1 persen dari tahun 2010.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-19

Tabel 2.14 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Lebong Tahun 2010-2011
Sektor PDRB (juta Rupiah) 2010 2011 846.984,20 6.771,08 18.986.30 4.399,58 31.258,41 51.563,81 12.960,29 16.692,63 76.764,77 1.074.992,89 931.911,01 6.911,37 20.864,26 5.062,35 35.199,04 58.810,34 14.070,04 18.614,41 90.762,52 1.191.777,97
Distribusi (%)

Pertanian Pertambangan & Pengalian Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Bersih Bangunan Perdangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa Jasa Jumlah

78,20 0,58 1,71 0,42 2,95 4,93 1,18 1,56 8,42 100

Sumber : Kabupaten Lebong Dalam Angka 2012

Tabel 2.15 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Lebong Tahun 2010-2011
Sektor Pertanian Pertambangan & Pengalian Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Bersih Bangunan Perdangan Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa Jasa Jumlah PDRB (juta Rupiah) 2010 2011 407.884,81 2.958,60 9.054,17 1.861,43 11.132,18 24.732,70 6.322,90 9.171,77 41.926,81 515.045,37 429.919,03 2.961,62 9.423,83 1.998,22 12.111,80 26.459,87 6.510,91 9.813,63 45.274,79 544.473,70
Distribusi (%)

78,96 0,54 1,73 0,37 2,22 4,86 1,20 1,80 8,32 100

Sumber : Kabupaten Lebong Dalam Angka 2012

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-20

Dalam menunjang pembiayaan pembangunannya, pemerintah Kabupaten Lebong memperoleh total penerimaan di tahun 2011 sebesar 386.066.001.269, meningkat sebasar 55.812.079.071 atau 17 persen dari tahun 2010. Sumber penerimaan terbatas berasal dari dana perimbangan yaitu sebesar 79

persen,sedangkan dari Pendapatan Asil Daerah (PAD) hanya menyumbang 2 persen dan 19 persen dari pendpatan daerah lainnya yang sah. Bila dibandingkan dengan total penerimaan tahun 2010, untuk tahun 2011 kabupaten mengalami peningkatan namun peningkatan yang cukup besar tersebut 17 persen berasal dari dana perimbangan dan khusus untuk jumlah pendapatan daerah sendiri mengalami penurunan 28 persen. Ditahun 2010 total penerimaan Kabupaten Lebong sebesar Rp.

330.253.922.198,30. Adapun sumber pemerintahan itu sebagian besar berasal dari dana perimbangan, yaitu sebesar Rp. 279.191.678.713 atau hampir 85 persen dari keseluruhan sumber penerimaan pemerintahan daerah kabupaten lebong. Kemudian disusul oleh pendapatan daerah lainnya yang sah sebesar Rp.40.315.717.628,47 atau menyumbang sebesar 12 persen. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lebong hanya menyumbang sekitar 3 persen teradap total penerimaan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lebong secara rinci persentase penerimaan daerah kabupaten lebong tahun 2010-2011. Belum optimalnya sumbangan PAD terhadap penerimaan pemerintah daerah, dapat juga dilihat dari hasil realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) Kabupaten Lebong. Realisasi PBB tahun 2011 mencapai 66,09 persen, meningkat 13,26 persen dari tahun 2010. Sumber PBB Kabupaten Lebong berasal dari 13 kecamatan, PLTA TES dan PT PGE yang terdapat di Kabupaten Lebong.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-21

Tabel 2.16 Realisasi Pengeluaran dan Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong, 2011 JENIS PENERIMAAN A. Pendapatan Asli Daerah 1. Pendapatan Pajak Daerah 2. Hasil retribusi daerah 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang dipisahkan B. Dana Perimbangan 1. Bagi Hasil Pajak/Bukan pajak 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus C.Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya 2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Jumlah JUMLAH (Rp) 1.515.121.875,00 687.645.331,00 2.123.476.666,00 3.387.962.313,98 29.986.361.968,00 249.640.578.600,00 26.269.700.000,00 7.337.113.014,79 65.118.041.500,00 386.066.001.269,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lebong

Tabel 2.17. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Di Kabupaten Lebong No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Rimbo Pengadang Topos Lebong Selatan Bingin Kuning Lebong Sakti Lebong Tengah Amen Uram Jaya Lebong Utara Pinang Belapis Pelabai Target 39.831.255 15.654.144 62.158.716 29.555.934 15.234.215 21.735.411 38.955.760 11.007.915 56.546.106 16.503.947 24.747.009 Realisasi (Rp) 9.914.176 6.221.264 28.881.454 12.964.948 86.566.43 10.120.831 15.494.043 6.388.219 35.694.299 8.223.877 12.918.492 (%) 24,09 39,74 46.46 43.87 56,82 46,56 39,77 58,03 63,12 49,83 52,20

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-22

12 Lebong Atas 13 Padang Bano 14 PLTA TES 15 PT. PGE Jumlah

17.330.269 160.045.560 11.047.908 520.354.149

17.330.269 160.045.560 11.047.908 343.901.883 66,09

100 100 100

Sumber : Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah

b. RENCANA SISTEM PERKOTAAN KABUPATEN LEBONG Secara fisik kabupaten ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu, bagian tengah mempunyai kondisi fisik yang relatif mendukung untuk

pengembangan perkotaan dan pemerintahan serta budidaya, bagian utara terdapat beberapa kendala seperti kawasan lindung TNKS dan di bagian selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh karakteristik wilayah selain tentunya memiliki cukup banyak potensi relatif mendukung untuk kegiatan budidaya. Perbedaan karakteristik ini nantinya akan berpengaruh pada strategi dan kebijakan yang akan diterapkan di setiap wilayah pelayanan. Struktur perkotaan dan perdesaan berfungsi mengatur tentang rencana fungsional yang akan diarahkan pada masing-masing wilayah kecamatan dan perkembangan Ibukota Kecamatan (IKK). Hal ini dimaksudkan agar persebaran dan distribusi kebutuhan beserta fasilitas layanan masyarakat dapat lebih merata. Dengan adanya pembentukan struktur ruang wilayah tersebut diatas, diharapkan beban pusat perkotaan akan lebih ringan. Selain itu untuk mendorong Pengembangan pada Ibu Kota Kecamatan, adanya dekonsentrasi planologis pusat-pusat kegiatan, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat kemajuan wilayah Kabupaten Lebong. Dengan demikian, maka fungsi-fungsi kegiatan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap pemenuhan kebutuhan fasilitas layanan masyarakat harus ditingkatkan. Pembentukan struktur ruang wilayah desa kota juga dapat dilakukan dengan membuat sistem hirarki fungsi layanan, mulai dari tingkat layanan desa

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-23

melalui

pusat

desa

sampai

dengan

pusat

layanan

tingkat

kabupaten.

Pembentukan desa pusat pertumbuhan (DPP), secara keseluruhan berorientasi pada ibukota kecamatan dan beberapa kota kecamatan akan membentuk suatu ruang dalam wilayah kabupaten. Sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesan di Kabupaten Lebong terdiri dari PKL / PKLp PPK - PPL (permukiman perkotaan) dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) serta Kawasan Khusus. Sistem pusat-pusat di Kabupaten Lebong secara diagramatis dijelaskan pada gambar diatas. Dalam diagram tersebut dapat dilihat sistem pusat perkotaan dihubungkan oleh sistem jaringan jalan primer, sedangkan pusat-pusat perdesaan pada umumnya dihubungkan oleh sistem jaringan jalan sekunder dan jalan lokal. Tabel 2.18. Rencana Pusat-Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan No. 1. 2. 3. 4. 5. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Topos Bingin Kuning Ujung Tanjung I Amen Betangur Ketenong Satu Pelabai Permukiman Perkotaan Kota Muara Aman Kota Tubei Kota Tes Kota Embong Panjang Kota Rimbo Pengadang Permukiman Perdesaan Topos Bingin Kuning Lebong Sakti Amen Uram Jaya Pinang Belapis Pelabai Kecamatan Lebong Utara Pelabai Lebong Selatan Lebong Tengah Rimbo Pengadang Kecamatan

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-24

No. 8.

Permukiman Perkotaan Padang Bano


Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010

Kecamatan Padang Bano

Sistem

perkotaan

di

Kabupaten

Lebong

adalah

suatu

sistem

menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam Pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup Kabupaten Lebong. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara berhirarkis sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan, atau didasarkan pada arah kebijakan Pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembangan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui

Pengembangan suatu pusat kegiatan, namun pertimbangan pada sumberdaya yang ada tidak menjadi pertimbangan utama. Penetapan tersebut selain didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting adalah rencana

Pengembangan ke depan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

II-25

You might also like