You are on page 1of 5

Supraperiosteal injeksi Digunakan untuk menganastesi satu atau beberapa gigi.

Selain itu juga digunakan untuk menganastesi jaringan periodontal dari gigi yang dianastesi dan juga permukaan fasial atau lingualnya. Injeksi ini disuntikkan pada muccobuccal fold atau permukaan lingual dari gigi. Daerah penetrasi Setinggi muccobuccal fold atau permukaan lingual dari gigi. Lokasi deposit Bagian superior atau inferior dari apeks gigi Teknik Injeksi Sejajar dengan panjang axis gigi dibagian superior atau inferior apeks gigi tersebut. Kedalaman Penetrasi Penggunaan jarum pendek kurang lebih mencapai kedalaman 5mm atau panjang jarum dengan ukuran 27 gauge. Larutan Anastesi 0,6 mL atau 1/3 cartridge Efek Samping Nyeri dari periosteum, nyeri akibat injeksi yang terlalu cepat, tidak memberikan efek anastesi pada area yang terinfeksi, tidak memberikan efek anastesi pada tulang yang padat.

Komplikasi Lokal yang Berkaitan Dengan Anastesi Lokal 1. Jarum patah Penyebab Pencegahan : teknik yang buruk, pergerakan yang tidak terkendali, mendadak : komunikasi dengan pasien, penggunaan jarum yang panjang dan besar, tidak membengkokan jarum, masukkan jarum dengan peelahan, jangan pernah memaksakan jarum untuk masuk, jangan mengubah arah jarum secara tiba-tiba, jangan pernah memasukkan jarum ke hub. Management : tetap tenang, posisikan tangan pada mulut pasien, hilangkan pecahan jarum jika terlihat, rujuk ke ahli bedah mulut, catat insiden dalam dokumen 2. Nyeri Selama Injeksi Penyebab : teknik yang ceroboh, penggunaan jarum yang tumpul, penggunaan jarum yang bercabang, mendepositkan cairan dengan cepat

Pencegahan

: menggunakan teknik yang tepat, menggunakan jarum yang tajam, menggunakan anastesi topikal, menggunakan anastesi yang steril, injeksi cairan secara perlahan, menggunakan larutan sesuai dengan suhu kamar.

Management

: komunikasi yang baik dengan pasen, yakinkan pasien bahwa nyeri tersebut hanya sebentar.

3. Sensasi terbakar selama injeksi Penyebab : kontaminasi dari anastesi lokal, anastesi yang terlalu panas, larutan yang sudah kadaluarsa, deposit laurat yang ceapat. Pencegahan : jangan pernah menyimpan larutan anastesi pada larutan disinfektan, periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan penghangat kartridge, injeksikan secara perlahan. Management 4. Hematoma Penyebab : sengaja menyuntikkan pada pembuluh darah, terlalu dalam memasukkan jarum pada area Posterior Superior Arveolar (PSA), pemilihan teknik yang salah, penetrasi jarum yang berlebihan. Pencegahan : penggunaan jarum yang pendek dengan ukuran 25 gauge untuk PSA, memahami anatomi gigi dan rongga mulut, modifikasi teknik injeksi untuk pasien yang beragam, minimalkan insersi jarum, menggunakan teknik yang tepat. Management : apabila terjadi pembengkakan, aplikasikan tekanan secara langsung. Tempelkan es pada bagian tersebut, gunakan warm packs pada keesokan harinya, diskusikan kemungkinan rasa sakit pasien dan keterbatasan pergerakan pasien, sampaikan pada pasien bahwa akan terjadi pembengkakan dan perubahan warna setelah 7-14 hari 5. Facial Paralysis Penyebab : tidak terjadi kontak tulang dan anastesi lokal terdeposit pada glandula sepanjang bagian inferior alveolar (IA), glandula parotid terletak pada bagian posterior dari ramus dimana merupakan area nervus, kehilangan fungsi sementara dari otot otot bagian facial Pencegahan : pemilihan teknik yang tepat untuk IA, contact tulang sebelum mendepositkan larutan untuk IA, pindahkan barel jarum suntik lebih ke bagian posterior apabila tidak terjadi kontak tulang : yakinkan pasien bahwa sensasi terbakar hanya beberapa menit.

Management

: yakinkan pasien bahwa facial paralysis hanya terjadi beberapa jam saja, minta pasien untuk melepaskan lensa kontak apabila menggunakan, kedip kedipkan mata beberapa kali, dokumentasikan kejadian

6. Paresthesia Penyebab : iritasi nervus setelah injeksi larutan yang terkontaminasi, edema saat memberikan tekanan pada nervus, trauma pada selubung nervus, sengatan listrik, adanya hemorrhage sepanjang selubung nervus, konsentrasi tinggi dari larutan anastesi dapat meningkatkan risiko paresthesia Pencegahan : simpan cartridge dengan baik, hindari meletakkan cartridge pada desinfektan, gunakan teknik yang tepat (jangan memindahkan jarum pada area yang dalam, ubah arah jarum pada saat jarum sudah terlepas dari jaringan Management : yakinkan pasien, lakukan tes dengan dokter gigi, konsultasikan dengan ahli bedah, catat kejadian tersebut, informasikan kejadian tersebut pada penyedia jasa asuransi 7. Trismus Penyebab : trauma pada otot di infratemporal, insersi yang berlebihan, jarum yang terkontaminasi, mendepositkan larutan yang terkontaminasi, mendepositkan larutan dalam jumlah banyak pada area yang terbatas, hemorraghe, infeksi tingkat rendah Pencegahan : simpan anastesi dengan baik, gunakan jarum yang tajam dan steril, gunakan teknik injeksi yang tepat, depositkan larutan anastesi secara perlahan Management : lakukan tes dengan dokter gigi, lakukan terapi panas, lakukan latihan rahang, konsumsi antibiotik apabila terjadi infeksi, rujuk ke ahli bedah apabila terjadi nyeri yang parah, catat insiden 8. Infeksi Penyebab : kontaminasi jarum suntik sebelum injeksi, kurang tepat alam memberikan anastesi lokal, larutan anastesi terkontaminasi, preparasi jaringan kurang tepat, pemberian anastesi disekitar daerah yang mengalami infeksi

Pecegahan

: gunakan jarum suntik yang steril, bungkus jarum suntik sebelum digunakan dan segara setelah injeksi, selalu perhatikan letak jarum yang tidak terbungkus, gunakan protokol infeksi dengan tepat, simpan anastesi dengan baik, seka diafragma, gunakan antiseptik topikal, jangan berikan anastesi pada jaringan yang mengalami infeksi

Management

: lakukan perawatan seperti pada kekjadian trismus, apabila pasien tidak memberikan respon selama beberapa hari segera berikan antibiotik

9. Edema Penyebab : trauma selama injeksi, penggunaan larutan anastesi yang

terkontaminasi, hemorrhage, infeksi, sebagai respon alergi mungkin terjadi gangguan pernafasan Pencegahan : kontrol infeksi dengan baik, gunakan teknik dengan tepat, lakukan pemeriksaan pre anastesi Management : biasanya edema sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus, edema karena infeksi membutuhkan terapi antibiotik 10. Kerusakan jaringan lunak Penyebab : trauma pada bibir, lidah, dan bibir selama pasien mendapatkan efek anastesi, biasanya dialami oleh pasien anak dan pasien berkebutuhan khusus Pencegahan : pilih durasi anastesi selama perawatan dengan tepat, instruksikan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang panas serta tidak menggigit gigit area yang teranastesi, sampaikan bahaya keadaan tersebut pada orang tua atau penjaga anak, letakkan cotton rolls diantara gigi dan jaringan lunak Management : berikan analgesik apabila terjadi nyeri, berikan antibiotik apabila terjadi infeksi, rekomendasikan untuk berkumur menggunakan salin untuk mengurangi pembengkakan, dapat menggunakan petrolatum untuk melindungi bibir dan meminimalkan ketidaknyamanan 11. Pengelupasan jaringan Penyebab : penggunaan topikal aplikasi dalam waktu yang lama, adanya abses akibat ischemia yang berkepanjangan biasanya terjadi pada palatum akibat penggunaan vasokonstriktor

Pencegahan

: gunakan topikal dalam waktu 1 2 menit, hindari penggunaan vasokonstriktor dengan konsentrasi tinggi

Management

: biasanya tidak membutuhkan treatment khusus

12. Lesi intraoral post anastesi Penyebab Pencegahan Management : trauma pada area infeksi : penggunaan teknik anastesi yang tepat : gunakan anastesi topikal untuk menghindari ketidaknyamanan

You might also like