You are on page 1of 59

1. Apa yang anda ketahui tentang perpindahan kalor konveksi?

Batasan apa yang harus dipenuhi agar suatu proses perpindahan kalor bisa dikatakan terjadi secara konveksi alami?

Terjadi

akibat adanya perbedaan suhu Membutuhkan medium Melibatkan pergerakan fluida

Terjadi

oleh sebab alami, tanpa gaya paksa dari luar Contoh sebab: perbedaan densitas yang menyebabkan gaya apung

Jelaskan apa yang anda ketahui tentang buoyancy force dan body force?

Gaya apung tidak akan terjadi apabila fluida tersebut tidak mengalami sesuatu gaya dari luar seperti gravitasi (gaya berat) dan gaya sentrifugal.

Gaya apung (bouyancy force) adalah gaya angkat yang dialami suatu fluida apabila densitas fluida di dekat permukaan perpindahan kalor berkurang sebagai akibat proses pemanasan.

Gaya apung yang menyebabkan arus konveksi bebas disebut gaya badan (body force).

Bagaimana kedua gaya tersebut dapat mempengaruhi pergerakan fluida pada perpindahan kalor koveksi alami dalam sistem ventilasi rumah di atas?

Sirkulasi fluida dapat terjadi karena adanya pemanasan (perbedaan suhu) pada bagian tertentu di sekitar sistem ruangan berventilasi.

Fluida yang terkena pemanasan akan menjadi ringan dan berkurang massa jenisnya. Pada saat itulah buoyancy force muncul, sehingga fluida tersebut bergerak ke atas, menggantikan fluida dengan massa jenis lebih besar yang bergerak ke bawah.

Sistem ventilasi juga dipengaruhi oleh body force yang dapat berupa gaya gravitasi dan gaya sentrifugal. Kedua gaya inilah yang menyebabkan adanya arus konveksi fluida pada sistem ventilasi rumah.

Udara dapat masuk dan keluar secara berkesinambungan dari ruangan yang dilengkapi sistem ventilasi.

1. Variabel-variabel apa sajakah yang mempengaruhi perpindahan kalor konveksi?


penjelasan Bilangan Reynold (Re) Bilangan Nusselt (Nu) Bilangan Prandtl (Pr)

Bilangan Grashof (Gr)


Bilangan Rayleigh (Ra) Bilangan Graetz (Gz)

Bilangan Reynold (Re)


Digunakan sebagai kriteria untuk menunjukkan apakah perpindahan kalor konveksi dalam sebuah tabung, pipa atau plat rata tersebut tergolong laminar, turbulen, atau transisi.

u x u D u x Gd Re v
Dengan : = kecepatan aliran bebas x = jarak dari tepi depan

v = = viskositas kinematik
D = diameter pipa G = kecepatan massa fluida

Bilangan Nusselt (Nu)


Menyatakan nilai perbandingan kalor konveksi dengan konduksi dan digunakan untuk menentukan koefisien perpindahan kalor konveksi alami ( ). = Dengan : = koefisien perpindahan kalor konveksi k = konduktivitas termal L = dimensi karakteristik (sesuai benda)

Bilangan Prandtl (Pr)


Merupakan suatu harga atau nilai yang digunakan untuk menentukan distribusi temeperatur pada suatu aliran. = = Dimana : v = viskositas kinematik fluida = difusivitas termal = viskositas dinamik fluida k = konduktivitas termal = kapasitas kalor jenis fluida

= berat jenis

Bilangan Grashof (Gr)


Merupakan perbandingan antara gaya apung dengan gaya viskos dalam sistem perpindahan kalor bebas.
() ( ) = =

Dimana : g = percepatan gravitasi = koefisien muai termal = suhu permukaan = suhu lingkungan = densitas fluida = viskositas fluida L=x=panjang v = viskositas kinematik

Bilangan Rayleigh (Ra)


Merupakan perkalian antara bilangan Grashof dengan bilangan Prandtl. Bilangan ini menggambarkan hubungan antara besar difusivitas momentum dan temperatur.
( ) = . =

Dengan : g = kecepatan gravitasi = koefisien muai termal = suhu permukaan = suhu lingkungan v = viskositas kinematik = difusivitas termal L = dimensi karakteristik

Bilangan Graetz (Gz)


Digunakan pada perhitungan konveksi gabungan (konveksi alami dan konveksi paksa) pada tabung horizontal.
= . = .

Dengan :

D = diameter tabung L = panjang tabung x = koordinat rektangular

2.Persamaan-persamaan empiris untuk menghitung koefisien perpindahan kalorkonveksi didapat dari hasil percobaan bertahun-tahun. Identifikasikan persamaan empiris untuk sistem dengan suhu permukaan isotermal, pada bendabenda berikut. Plat vertikal Silinder vertikal Silinder horizontal Bola Plat horizontal bentuk bujur sangkar/empat persegi panjang Balok Plat horizontal yang bentuknya tidak simetris Sistem ruangan tertutup

PLAT VERTIKAL

Fig.7-6
To Unsymmetrical Horizontal Plat To Enclosed Spaces

PLAT VERTIKAL

PLAT VERTIKAL

Horizontal Cylinder

SILINDER VERTIKAL

Bila boundary layer lebih kecil daripada diameter silinder, PK pada silinder vertikal dapat dievaluasi sebagaimana pada plat vertikal. Untuk itu, harus memenuhi batasan berikut.

Sedangkan untuk silinder vertikal yang terlalu kecil untuk memenuhi kriteria tersebut, koefisien perpindahan kalor rataratanya harus dikalikan dengan faktor F, dengan asumsi Pr = 0,7.
LIHAT DI SINI

SILINDER HORIZONTAL
PK Konveksi Bebas Silinder Horizontal Umum LIHAT DI SINI Churchill and Chu:

Aliran Laminar

PK Konveksi Bebas Dari Silinder Horizontal ke Logam Cair

SILINDER HORIZONTAL

BACK

BOLA

PK Konveksi Bebas dari Bola ke Udara [Yuge] PK Konveksi Bebas dari Bola ke Air [Amato and Tien] PK Konveksi Bebas dari Bola Secara Umum [Churchill]

PLAT HORIZONTAL BENTUK BUJURSANGKAR

LIHAT DI SINI

BALOK

BALOK
Untuk 2 Sisi Vertikal dengan Panjang Karakteristik H Untuk permukaan bagian atas (upper surface of heated plates), dengan panjang karakteristik W/2 Untuk permukaan bagian bawah (lower surface of heated place), dengan panjang karakteristik W/2

LIHAT DI SINI

PLAT HORIZONTAL TIDAK SIMETRIS


Kasus plat horizontal tak simetris didefinisikan sebagai keadaan dimana plat horizontal tidak berbentuk square, rectangle atau circular shape. Kasus ini termasuk dalam kasus benda irregular (irregular solids). Panjang karakteristiknya adalah jarak yang ditempuh partikel fluida sepanjang boundary layer.

LIHAT DI SINI

SISTEM RUANGAN TERTUTUP

SISTEM RUANGAN TERTUTUP

JELASKAN MEKANISME DAN PERHITUNGAN


PERPINDAHAN KALOR PADA KEADAAN STEADY YANG MELIBATKAN MEKANISME KONDUKSI, KONVEKSI ALAMI DAN RADIASI?

penjelasan

Menggunakan prinsip tahanan termal.

Sistem yang dianalisis mula-mula digambar jaringan termalnya. Kemudian, ditentukan tahanan termal keseluruhannya. Tahanan termal untuk konduksi pada kondisi steady pada dinding horizontal : = Sedangkan untuk silinder pejal : ln( 1 ) = Dengan k adalah konduktivitas termal, x adalah tebal dinding, dan r adalah jari-jari.

Sementara itu, untuk konveksi tahanan termalnya : = 1 Dimana h adalah koefisien perpindahan kalor konveksi dan A adalah luas permukaan. Nilai tahanan termal iini kemudian dapat disubstitusikan ke dalam persaan berikut untuk menentukan laju kalor secara konduksi steady dan konveksi alami : =

Sementara itu, laju kalor melalui radiasi dapat dirumuskan sebagai : = . . . . ( 4 4 ) Perpindahan kalor keseluruhan kemudian dapat dihitung dengan cara menjumlahkan perpindahan kalor secara konduksi steady, konveksi alami dan radiasi tersebut.

3. JELASKAN MEKANISME DAN


PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR PADA KEADAAN STEADY YANG MELIBATKAN MEKANISME KONDUKSI, KONVEKSI ALAMI DAN RADIASI.

MEKANISME PERPINDAHAN KALOR

Sumber: http://www.mech.northwestern.edu/images/courses/377HeatTransport.jpg

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR KONDUKSI TUNAK

Menggunakan persamaan Fourier

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI

Menentukan suhu film Menentukan koefisien muai volume

Menentukan bilangan Rayleigh

g Tw T d 3 Gr Pr Pr 2 v

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI


Menentukan bilangan Nusselt Menentukan koefisien perpindahan kalor konveksi rata-rata

Menghitung perpindahan kalor secara konveksi

PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR RADIASI

Perhitungan Perpindahan Kalor Total

SOAL PERHITUNGAN NOMOR 1


1. Suhu pada suatu permukaan dinding vertikal 4 ft x 10 ft

dipertahankan konstan 530oF sedangkan suhu udara di sekeliling


70oF dengan tekanan 1 atm.
a.

Hitunglah kalor yang hilang dari permukaan dinding itu secara

konveksi alami ke udara.


b.

Jika dinding itu disekat dengan bahan penyekat yang tebalnya 2 inchi dan konduktivitas termal = 0,121 BTU/jam ft2 oF, hitunglah

kalor yang hilang secara konduksi dan konveksi bebas bila


dianggap suhu pada permukaan 250oF.

ASUMSI&SKEMA

SKEMA 1

SKEMA 2

SOLUSI 1(a)

SOLUSI I(a)

SOLUSI I(a)

SOLUSI I(b)

Suatu gas mengalir melalui sebuah pipa yang mempunyai suhu permukaan 800oF ditanam di dalam tanah. Jarak antara sumbu pipa dengan permukaan tanah 6 ft. Diameter luar pipa 2,38 in (tebal pipa diabaikan), panjang pipa = 50 ft, suhu udara luar 80oF, dan konduktivitas kalor tanah = 1,4 Btu/(hr.ft.oF).

Soal 2a
Hitunglah

Udara terbuka Tanah Pipa


Gas

kalor yang hilang dari permukaan pipa ke udara. Asumsi:


Tidak ada radiasi dari luar Nilai k tidak berubah Pipa dalam posisi

T3

T2

T1

R2

R1

horizontal Sistem tunak h udara = 1,14 Btu/(h.ft2.oF) Sistem satu dimensi

T1 = 800oF T3 = 80oF D1 = 2,38 in = 0,198 ft L = 50 ft r2= 6 ft D2 = 12 ft ktanah = 1,4 Btu/(h.ft.oF).

Jawaban 2a

Udara terbuka Tanah Pipa


Gas

R2

T3

T2

T1

R1

Soal 2b
Jika pipa tadi diletakkan dalam ruangan yang suhunya

80oF, hitunglah kalor yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara. ( pipa = 0,8). T1 = 800oF T3 = 80oF T D1 = 2,38 in = 0,198 ft Tw Gas L = 50 ft r2= 6 ft R ktanah = 1,4 Btu/(h.ft.oF).

Nomor 2B
Menentukan Tf Menentukan sifat fisik udara Menentukan Gr.Pr, Nu dan h

Rugi kalor konveksi


Rugi kalor radiasi Rugi kalor total

Jawaban 2b
Menentukan suhu film Menentukan sifat fisik

udara
k = 0,04038 W/m 0C,
v = 37,90x 10-6 m2/s, Pr = 0,680

Jawaban 2b
Menentukan nilai Gr.Pr

Menentukan nilai Nu Pipa horizontal, maka C = 0.53 dan m = 0.25

Jawaban 2b
Menentukan nilai koefisien konveksi

Menentukan rugi kalor konveksi

Jawaban 2b
Menentukan rugi kalor radiasi

Menentukan rugi kalor total

Soal 2c
Jika pipa tadi diletakkan dalam ruangan yang suhunya

80oF, hitunglah kalor yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara, tetapi permukaan pipa dicat dengan cat dari alumunium sehingga pipa = 0,3.
Menentukan rugi kalor konveksi

Jawaban 2c
Menentukan rugi kalor radiasi

Menentukan rugi kalor total

Soal 2d
Jika pipa tersebut diisolasi dengan isolator asbes (k = 0,04

Btu/(hr.ft.oF)) setebal 2 in dan diluarnya diisolasi dengan tanah diatomik tebal 1 in (k = 0,06 Btu/(hr.Ft.oF), hitunglah kalor yang hilang ke udara per satuan panjang pipa.
Asumsi : Tidak ada radiasi dari luar Nilai k tidak berubah Pipa dalam posisi horizontal Sistem tunak h udara = 1,14 Btu/(h.ft2.oF) Sistem satu dimensi

Jawaban 2d
Tanah

r2 r1 T1 T2 T3 T4 r3

Asbes

Udara terbuka

T1 = 800oF T4 = 80oF D1 = 2,38 in R1 = 1,19 in L = 50 ft R2 = 2 in + 1,19 in = 3,19 in kasbes= 0,04 Btu/(h.ft.oF) R3 =1 in + 3,19 in = 4,19 in ktanah= 0,06 Btu/(h.ft.oF)

Jawaban 2d
Menentuka kalor per

satuan panjang
Tanah

r2 r1 T1 T2 T3 T4 r3

Asbes

Udara terbuka

You might also like