Professional Documents
Culture Documents
Batasan apa yang harus dipenuhi agar suatu proses perpindahan kalor bisa dikatakan terjadi secara konveksi alami?
Terjadi
Terjadi
oleh sebab alami, tanpa gaya paksa dari luar Contoh sebab: perbedaan densitas yang menyebabkan gaya apung
Jelaskan apa yang anda ketahui tentang buoyancy force dan body force?
Gaya apung tidak akan terjadi apabila fluida tersebut tidak mengalami sesuatu gaya dari luar seperti gravitasi (gaya berat) dan gaya sentrifugal.
Gaya apung (bouyancy force) adalah gaya angkat yang dialami suatu fluida apabila densitas fluida di dekat permukaan perpindahan kalor berkurang sebagai akibat proses pemanasan.
Gaya apung yang menyebabkan arus konveksi bebas disebut gaya badan (body force).
Bagaimana kedua gaya tersebut dapat mempengaruhi pergerakan fluida pada perpindahan kalor koveksi alami dalam sistem ventilasi rumah di atas?
Sirkulasi fluida dapat terjadi karena adanya pemanasan (perbedaan suhu) pada bagian tertentu di sekitar sistem ruangan berventilasi.
Fluida yang terkena pemanasan akan menjadi ringan dan berkurang massa jenisnya. Pada saat itulah buoyancy force muncul, sehingga fluida tersebut bergerak ke atas, menggantikan fluida dengan massa jenis lebih besar yang bergerak ke bawah.
Sistem ventilasi juga dipengaruhi oleh body force yang dapat berupa gaya gravitasi dan gaya sentrifugal. Kedua gaya inilah yang menyebabkan adanya arus konveksi fluida pada sistem ventilasi rumah.
Udara dapat masuk dan keluar secara berkesinambungan dari ruangan yang dilengkapi sistem ventilasi.
u x u D u x Gd Re v
Dengan : = kecepatan aliran bebas x = jarak dari tepi depan
v = = viskositas kinematik
D = diameter pipa G = kecepatan massa fluida
= berat jenis
Dimana : g = percepatan gravitasi = koefisien muai termal = suhu permukaan = suhu lingkungan = densitas fluida = viskositas fluida L=x=panjang v = viskositas kinematik
Dengan : g = kecepatan gravitasi = koefisien muai termal = suhu permukaan = suhu lingkungan v = viskositas kinematik = difusivitas termal L = dimensi karakteristik
Dengan :
2.Persamaan-persamaan empiris untuk menghitung koefisien perpindahan kalorkonveksi didapat dari hasil percobaan bertahun-tahun. Identifikasikan persamaan empiris untuk sistem dengan suhu permukaan isotermal, pada bendabenda berikut. Plat vertikal Silinder vertikal Silinder horizontal Bola Plat horizontal bentuk bujur sangkar/empat persegi panjang Balok Plat horizontal yang bentuknya tidak simetris Sistem ruangan tertutup
PLAT VERTIKAL
Fig.7-6
To Unsymmetrical Horizontal Plat To Enclosed Spaces
PLAT VERTIKAL
PLAT VERTIKAL
Horizontal Cylinder
SILINDER VERTIKAL
Bila boundary layer lebih kecil daripada diameter silinder, PK pada silinder vertikal dapat dievaluasi sebagaimana pada plat vertikal. Untuk itu, harus memenuhi batasan berikut.
Sedangkan untuk silinder vertikal yang terlalu kecil untuk memenuhi kriteria tersebut, koefisien perpindahan kalor rataratanya harus dikalikan dengan faktor F, dengan asumsi Pr = 0,7.
LIHAT DI SINI
SILINDER HORIZONTAL
PK Konveksi Bebas Silinder Horizontal Umum LIHAT DI SINI Churchill and Chu:
Aliran Laminar
SILINDER HORIZONTAL
BACK
BOLA
PK Konveksi Bebas dari Bola ke Udara [Yuge] PK Konveksi Bebas dari Bola ke Air [Amato and Tien] PK Konveksi Bebas dari Bola Secara Umum [Churchill]
LIHAT DI SINI
BALOK
BALOK
Untuk 2 Sisi Vertikal dengan Panjang Karakteristik H Untuk permukaan bagian atas (upper surface of heated plates), dengan panjang karakteristik W/2 Untuk permukaan bagian bawah (lower surface of heated place), dengan panjang karakteristik W/2
LIHAT DI SINI
LIHAT DI SINI
penjelasan
Sistem yang dianalisis mula-mula digambar jaringan termalnya. Kemudian, ditentukan tahanan termal keseluruhannya. Tahanan termal untuk konduksi pada kondisi steady pada dinding horizontal : = Sedangkan untuk silinder pejal : ln( 1 ) = Dengan k adalah konduktivitas termal, x adalah tebal dinding, dan r adalah jari-jari.
Sementara itu, untuk konveksi tahanan termalnya : = 1 Dimana h adalah koefisien perpindahan kalor konveksi dan A adalah luas permukaan. Nilai tahanan termal iini kemudian dapat disubstitusikan ke dalam persaan berikut untuk menentukan laju kalor secara konduksi steady dan konveksi alami : =
Sementara itu, laju kalor melalui radiasi dapat dirumuskan sebagai : = . . . . ( 4 4 ) Perpindahan kalor keseluruhan kemudian dapat dihitung dengan cara menjumlahkan perpindahan kalor secara konduksi steady, konveksi alami dan radiasi tersebut.
Sumber: http://www.mech.northwestern.edu/images/courses/377HeatTransport.jpg
g Tw T d 3 Gr Pr Pr 2 v
Jika dinding itu disekat dengan bahan penyekat yang tebalnya 2 inchi dan konduktivitas termal = 0,121 BTU/jam ft2 oF, hitunglah
ASUMSI&SKEMA
SKEMA 1
SKEMA 2
SOLUSI 1(a)
SOLUSI I(a)
SOLUSI I(a)
SOLUSI I(b)
Suatu gas mengalir melalui sebuah pipa yang mempunyai suhu permukaan 800oF ditanam di dalam tanah. Jarak antara sumbu pipa dengan permukaan tanah 6 ft. Diameter luar pipa 2,38 in (tebal pipa diabaikan), panjang pipa = 50 ft, suhu udara luar 80oF, dan konduktivitas kalor tanah = 1,4 Btu/(hr.ft.oF).
Soal 2a
Hitunglah
T3
T2
T1
R2
R1
Jawaban 2a
R2
T3
T2
T1
R1
Soal 2b
Jika pipa tadi diletakkan dalam ruangan yang suhunya
80oF, hitunglah kalor yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara. ( pipa = 0,8). T1 = 800oF T3 = 80oF T D1 = 2,38 in = 0,198 ft Tw Gas L = 50 ft r2= 6 ft R ktanah = 1,4 Btu/(h.ft.oF).
Nomor 2B
Menentukan Tf Menentukan sifat fisik udara Menentukan Gr.Pr, Nu dan h
Jawaban 2b
Menentukan suhu film Menentukan sifat fisik
udara
k = 0,04038 W/m 0C,
v = 37,90x 10-6 m2/s, Pr = 0,680
Jawaban 2b
Menentukan nilai Gr.Pr
Jawaban 2b
Menentukan nilai koefisien konveksi
Jawaban 2b
Menentukan rugi kalor radiasi
Soal 2c
Jika pipa tadi diletakkan dalam ruangan yang suhunya
80oF, hitunglah kalor yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara, tetapi permukaan pipa dicat dengan cat dari alumunium sehingga pipa = 0,3.
Menentukan rugi kalor konveksi
Jawaban 2c
Menentukan rugi kalor radiasi
Soal 2d
Jika pipa tersebut diisolasi dengan isolator asbes (k = 0,04
Btu/(hr.ft.oF)) setebal 2 in dan diluarnya diisolasi dengan tanah diatomik tebal 1 in (k = 0,06 Btu/(hr.Ft.oF), hitunglah kalor yang hilang ke udara per satuan panjang pipa.
Asumsi : Tidak ada radiasi dari luar Nilai k tidak berubah Pipa dalam posisi horizontal Sistem tunak h udara = 1,14 Btu/(h.ft2.oF) Sistem satu dimensi
Jawaban 2d
Tanah
r2 r1 T1 T2 T3 T4 r3
Asbes
Udara terbuka
T1 = 800oF T4 = 80oF D1 = 2,38 in R1 = 1,19 in L = 50 ft R2 = 2 in + 1,19 in = 3,19 in kasbes= 0,04 Btu/(h.ft.oF) R3 =1 in + 3,19 in = 4,19 in ktanah= 0,06 Btu/(h.ft.oF)
Jawaban 2d
Menentuka kalor per
satuan panjang
Tanah
r2 r1 T1 T2 T3 T4 r3
Asbes
Udara terbuka