You are on page 1of 3

Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase

yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa. Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase. Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga tersebut juga dapat memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul sengketa. Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. Negosiasi adalah perundingan diantara dua pihak atau lebih tanpa bantuan pihak lain dengan tujuan untuk menyelesaikan sengketa dmana para pihak melakukan suatu proses penjajakan kembali akan hak dan kewajiban para pihak tsb dlm situasi yg sama2 menguntungkan. Lobi mrpk bagian negosiasi atau awal proses negosiasiyg bersifat informal. Mediasi adalah perundingan antara dua pihak atau lebih dengan bantuan pihak netral yg tidak memiliki kewenangan memutus dengan tujuan utk menyelesaikan sengketa. Konsultasi adalah suatu tind yg bersifat personal antara suatu pihak ttt yg disebut dgn klien dgnn pihak lain yg mrpk pihak konsultan yg mberikan pendapatnya kpd klien tsb utk memenuhi keperluan dan kebutuhan klien ybs.

Konflik adalah suatu persepsi/anggapan adanya perbedaan kepentingan, atau keyakinan bahwa aspirasi para pihak tidak dapat tercapai secara simultan. Derajat eskalasi Speed Leas>>masalah untuk dimusyawarahkan, pbedaan pendapat, perseteruan, pertarungan, perang. Perbedaan konflik dan sengketa: Konflik dpt mengemuka dan bersifat laten/belum mengemuka, terjadi pd satu orang, dua org atau lebih, lebih familiar digunakan dalam ilmu politik, sos, antro. Sengketa mrpk konflik yg sudah mengemuka, sudah ada aksi dan reaksi, para pihak sudah dpt diindikasi, lebih sering digunakan oleh ahli hukum. Pemicu: kesalahpahaman, perbedaan penafsiran, ketidakjelasan pengaturan, ketersinggungan, kecurigaan, ketidakadilan, hal td terduga.

Kelemahan litigasi: proses lama dan berlarut-larut utk mendapatkan putusan yg mengikat, menimbulkan permusuhan dan ketegangan para pihak, pengetahuan hakim terbatas, tidak dapat dirahasiakan, . Alasan APS: cepat dan murah, adanya kontrol para pihak thd proses dan hasil, sengketa diselesaikan secara tuntas, meningkatkan kualitas keputusan dan kemauan pihak utk menerima. Arbitrase: ad-hoc (arb. Perseorangan yg dibentuk khusus utk memutus sengketa ttt. Stelah sengketa diputus, keberaddan arbitrase tsb berakhir dgn sendirinya) dan institusonal (sengketa diselesaikan oleh lembaga/badan arb menurut peraturan yg sudah ada, kecuali ditentukan lai oleh para pihak. Cth: BAPMI, BANI) PERMA 1/2008, Persoalan yang menjadi beban pengadilan selama ini, terutama pada tingkat Mahkamah Agung adalah semakin meningkatnya perkara yang masuk. Setiap tahun perkara yang masuk bukannya berkurang, tetapi malah meningkat. Sementara hakim yang harus menyelesaikan perkara tersebut daya kerjanya sangat terbatas sehingga perkara yang masuk tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Berbagai solusi telah diupayakan untuk mengurangi tunggakan perkara agar semakin banyak perkara yang diputus, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena itu mediasi menjadi sarana efektif untuk menangani perkara yang semakin banyak yang masuk ke pengadilan. Dengan dibuatnya perma no 1 tahun 2008 maka mediasi menjadi salah satu proses yang wajib dalam penyelesaian perkara jika proses ini tidak dilaksanakan maka putusanya batal demi hukum. Mediasi merupakan upaya untuk mendamaikan pihak-pihak yang berperkara bukan hanya penting, tetapi harus dilakukan sebelum perkaranya diperiksa. Perma Nomor 01 Tahun 2008 ini secara fundamental telah merubah praktek peradilan di Indonesia yang berkenaan dengan perkara-perkara perdata. Peran mediator: memimpin diskusi, memelihara/menjaga aturan2 perundingan, mendorong para pihak utk menyampaikan masalah dan kepentingannya secara terbuka, mendorong para pihak untuk menyadari bahwa sengketa bukan harus dimenagkan tapi diselesaikan, mendengar mencata dan mengajukan pertanyaan, membantu para pihak mencapai titik temu. Alasan mediasi: penyelesaian melalui litigasi lambat dan menghabiskan bayak biaya, waktu dan pikiran, prosedurnya rahasia, fleksibel dlm menentukan syarat-syarat penyelesaian masalah, prosedur cepat dan informal, pihak dapat berperan aktif, tidak selalu memakai aspek hukum tp bisa aspek sosial, ekonomi, moral. Jika kesepakatan gagal pernyataan dan pengakuan tdk dpt menjadi alat bukti, catatan mediator harus dimusnahkan, mediator tidak boleh mjd saksi ahli. Kelemahan mediasi: jika kekuatan para pihak tdk berimbang, pihak belum memahami konsep mediasi, jika pihak beritikad buruk, jika adawanprestasi maka tdk final. Kesepakatan perdamaian: dokumen yg berisikan syarat2 yg disepakati oleh para pihak utk mengakhiri sengketa dan merupakan hasil dari upaya perdamaian yg dibantu oleh seorang mediator atau lebih.

Kaukus: pertemuan terpisah antara mediator dgn sah satu pihak dimana isi pembicaraan bersifat rahasia bagi pihak lain. Sehingga salah satu pihak dapat mengungkapkan hal yg tdk ingin diungkapkan kpd pihak lainnya, mediator dpt mencari informasi tambahan, membantu mediator memahami motivasi dan prioritas para pihak. Arbitrase:sengketa yg diselesaikan hanya sengketa bidang perdagangan dan mengenai hak yg menurut hukum dan peraturan per-uu-an dikuasai oleh pihak bersengketa (psl 5) Klausula arb: telah mengadakan perj arb yg tegas menyatakan bahwa semua sengketa yg timbul diselesaikan dengan cara arb atau aps) (psl 2)

You might also like