You are on page 1of 18

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUS STASE THT RSUD KABUPATEN BEKASI


NAMA UMUR PEKER'AAN SUKU BANGSA S.K$+ : Tn. B : 34 tahun : Ka%(a)an S)a*ta : 'a)a * PEMERIKSA : In+ah T%,ana Put%,(P) NO.CM TANGGAL : 035306 : 3 O!t"#$% &0 3

ANAMNESIS

: Aut"ana.n$*,* /a+a tan00a1 3

O!t"#$% &0 3 +, /"1, T2T

RESU3 Ka#. B$!a*,. KELU2AN UTAMA : B$n4"1an (an0 t,.#u1 /a+a 1$h$% !anan *$4a! & 5 tahun (an0 1a1u. RI6A7AT PEN7AKIT SEKARANG : S$"%an0 1a!,81a!, #$%u.u% 34 tahun +atan0 !$ P"1,!1,n,! T2T RSU3 Ka#u/at$n B$!a*, untu! .$.,nta *u%at %u4u!an !$ RS2S Ban+un0. Pa*,$n +,+,a0n"*,* .$n+$%,ta !a%*,n".a na*"9a%,n0 +, RSCM 'a!a%ta /a+a #u1an 'u1, &0 3. A)a1n(a /a*,$n .$%a*a t,.#u1 #$n4"1an #$%u!u%an !$:,1 +an t,+a! t$%a*a n($%, *$:a%a t,#a8t,#a +, 1$h$% *$#$1ah !anan *$4a! & 5 tahun (an0 1a1u. 6a%na #$n4"1an t$%*$#ut *a.a +$n0an )a%na 1$h$% +,*$!,ta%n(a. S$1a,n ,tu- *$4a! 3 tahun (an0 1a1u /a*,$n *$%,n0 t$%!$na %a+an0 t$n00"%"!an (an0 t,+a! !un4un0 *$.#uh )a1au/un t$1ah .$.,nu. "#at. Pa*,$n 4u0a .$n0$1uh *$%,n0 #atu! #$%+aha!- /u*,n0- :$/at 1$1ah- +$.a.- +an h,+un0 *$#$1ah !anann(a *$/$%t, t$%*u.#at *$h,n00a /a*,$n .$%a*a *ua%an(a .$n4a+, #,n+$n0. M,.,*an- .ua1.untah- *$%ta *$*a! na9a* +,*an0!a1 "1$h /a*,$n. BAB +an BAK n"%.a1. Pa*,$n .$.utu*!an untu! +atan0 !$ +"!t$% #$+ah +, *a1ah *atu %u.ah *a!,t +, #$!a*, /a+a #u1an 'anua%, &0 3 !a%$na #$n4"1an +, 1$h$% *$#$1ah !anann(a *$.a!,n #$%ta.#ah #$*a% +an n($%,. 3, RS t$%*$#ut- /a*,$n .$1a!u!an /$n0an0!atan #$n4"1ann(a +an /$.$%,!*aan h,*t"/at"1"0,. 2a*,1 h,*t"/at"1"0, .$n(ata!an !a1au #$n4"1an /a*,$n a+a1ah !a%*,n".a na*"9a%,n0 *$h,n00a /a*,$n +,%u4u! !$ RSCM 'a!a%ta. 3, RSCM 'a!a%ta /a*,$n 4u0a .$1a!u!an #,"/*, .$1a1u, h,+un0 +an CT8*:an- ha*,1n(a /un .$n(ata!an #ah)a /a*,$n .$n+$%,ta !a%*,n".a na*"9a%,n0 +an t,+a! +,t$.u!an
Indah Triana Putri Pa0$

PRESENTASI KASUS

.$ta*ta*,* !$ "%0an 1a,nn(a. Pa*,$n .$%a*a *$t$1ah +,1a!u!an "/$%a*, /a+a #$n4"1an +,1$h$%n(a- .ata *$#$1ah !anan /a*,$n .$n4a+, t$%0an00u. Pan+an0an /a*,$n .$n4a+, 0an+a a/a#,1a .$1,hat. S$1a,n ,tu /a*,$n 4u0a .$n0$1uh t$1,n0an(a t$%a*a t,+a! n(a.an +an *$%,n0 #$%+$n0,n0. Pa*,$n .$%u/a!an /$!$%4a +, /a#%,! .,n(a! !$%"*,n *$4a! tahun &000- +an /a*,$n 4u0a *$"%an0 /$%"!"!. Pa*,$n .$n(an0!a1 *$%,n0 .a!an8.a!anan (an0 +,a)$t!an +an +,a*,n!an. R,)a(at a1$%0, "#at +an .a!anan t,+a! a+a. R,)a(at P$n(a!,t 3ahu1u +,*an0!a1 "1$h /a*,$n. R,)a(at P$n(a!,t +a1a. K$1ua%0a: A+a an00"ta !$1ua%0a /a*,$n (a,tu !a!a! /$%$./uann(a (an0 .$.,1,!, #$n4"1an (an0 *a.a *$/$%t, /a*,$n +, 1$h$% +an !a!a! 1a!,81a!,n(a a+a (an0 .$n+$%,ta h$/at,t,* 4u0a. T,+a! a+a an00"ta !$1ua%0a (an0 .$.,1,!, %,)a(at /$n(a!,t TB /a%u- 3M- +an h,/$%t$n*,. STATUS GENERALIS K$*a+a%an K$a+aan : C"./"* M$nt,* : Ta./a! *a!,t *$+an0 :

Pa*,$n /$%nah .$n+$%,ta 2$/at,t,* /a+a tahun &005. T# /a%u- 3M- h,/$%t$n*,

K$a+aan U.u. T$n*, : t,+a! +,1a!u!an Na+, : ;0<=.$n,t Suhu : t,+a! +,1a!u!an P$%na9a*an : &0<=.$n,t G,>, K$/a1a Mata 2,+un0 Mu1ut L$h$% : K"n4un0t,?a an$.,* 8=8 - *!1$%a ,!t$%,! 8=8 : 3$9"%.,ta* (8)- $/,*ta!*,* (8)- n($%, t$!an (8) : S,an"*,* (8)- .u!"*a #,#,% 1$.#a# : T%a!$a +, t$n0ah- /$.#$*a%an KGB (8) : :u!u/

Indah Triana Putri

Pa0$ &

PRESENTASI KASUS

Th"%a< C"% Pu1." A#+".$n 2at, L,$n E!*t%$.,ta* : t,+a! +,1a!u!an : t,+a! +,1a!u!an : Ata* +an #a)ah a!t,?,ta* #a,!- t,+a! +,t$.u!an u+$. tun0!a, /a+a !$+ua !a!, /a*,$n. STATUS LOKALIS 1. TELINGA TELINGA KANAN 3aun t$1,n0a TELINGA KIRI : t,+a! +,1a!u!an : t,+a! +,1a!u!an

: n"%.a1 L,an0 T$1,n0a

n"%.a1

: #a,! : #a,! : t,+a! a+a n($%, t$!an

#a,! #a,! t,+a! a+a n($%, t$!an

G$n+an0 T$1,n0a 3a$%ah R$t%" Au%,!u1$% TEST PENALA RINNE 6EBER SC6ABA2 TEST BERBISIK AU3IOGRAM 2. HIDUNG &. .

: t,+a! +,1a!u!an : t,+a! +,1a!u!an : t,+a! +,1a!u!an : t,+a! +,1a!u!an : t,+a! +,1a!u!an

t,+a! +,1a!u!an t,+a! +,1a!u!an t,+a! +,1a!u!an t,+a! +,1a!u!an t,+a! +,1a!u!an

Rh,n"*!"/, Ant$%,"%
Pa0$ 3

Indah Triana Putri

PRESENTASI KASUS

2,+un0 Lua% @$*t,#u1$% Lu#an0 2,+un0 R"n00a 2,+un0 +a%ah8=8 S$/tu. K"n!a In9$%,"% M$atu* In9$%,"% &.&. Rh,n"*!"/, P"*t$%,"% K"ana

: S,.$t%,*- h,/$%$.,* 8=8 : T$nan0 A=A - *,1,a A=A : T$nan0 A=A - .a**a 8=8 - *$!%$t 8=8 : T$nan0 A=A- .a**a 8=8 - *$!%$t 8=8- #$!uan : Su1,t +,n,1a, : Su1,t +,n,1a, : Su1,t +,n,1a,

: T,+a! +,1a!u!an : T,+a! +,1a!u!an : T,+a! +,1a!u!an : T,+a! +,1a!u!an : T,+a! +,1a!u!an

Mua%a Tu#a Eu*ta:h,u* T"%u* Tu#a%,u* B"**a R"*$n.u11$% A+$n",+

3. TENGGOROKAN 1. FARING 1 1 1 1 1 1 1 2. LARING La%,n0"*!"/, In+,%$! E/,01"t,* 1 1 3IAGNOSA KER'A Ka%*,n".a Na*"9a%,n0 P1,!a A%,$/,01"t,!a T%a!h$a : *ta+,u. t,+a! +,!$tahu,
Pa0$ 4

A%!u* 9a%,n0 U?u1a 3,n+,n0 Ba%,n0 T"n*,1 Pa1atu.

: T$nan0- t,+a! h,/$%$.,* : 3$?,a*, (8) : 2,/$%$.,* (8) : T 8T -- h,/$%$.,* (8) : G$%a! *,.$t%,*

P"*t Na*a1 +%,/ : 8 R$91$! Muntah : T,+a! +,1a!u!an

: T,+a! +,1a!u!an : T,+a! +,1a!u!an

: T,+a! +,1a!u!an

Indah Triana Putri

PRESENTASI KASUS

PENGOBATAN O/$%at,9 Ra+,"t$%a/, Kemoterapi : i!p"ati# $a# %&FU

PROGNOSA Cu" a+ @,ta. : 3u#,a a+ .a1a.

Cu" a+ Bun:t,"na. : 3u#,a a+ .a1a. Cu" a+ Sana:t,"na. : 3u#,a a+ .a1a.

KARSINOMA NASOFARING

Indah Triana Putri

Pa0$ 5

PRESENTASI KASUS

I.

Latar Belakang Karsinoma nasofaring berkembang di nasofaring, suatu area di belakang hidung menuju dasar tengkorak. Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia (American Cancer Society, 2 !! dan "oe#in, 2 ! $. Karsinoma nasofaring jarang sekali ditemukan di benua %ropa, Amerika, ataupun &seania. Insidennya umumnya kurang dari !'! agak tinggi, sekitar ()! '! . . . Insiden di beberapa negara Afrika penduduk. *api, relatif sering ditemukan di berbagai Asia .

*enggara dan China. +i ""C, ,alaupun karsinoma nasofaring jauh lebih sering ditemukan daripada di berbagai daerah lain di dunia, mortalitas rata)rata nasional hanya !,--'! pada laki)laki 2,./'! . , dan !,20'! . pada perempuan (+esen, 2 . -$. penduduk. 2ada )2 !$, +i Amerika 1tara, karsinoma nasofaring terjadi pada 0 dari !.

tahun 2 !!, ada sekitar 2,0( kasus di Amerika Serikat (American Cancer Society, 2 !!$. +i Indonesia, didapatkan di bagian *3* "S1+ +r. Sutomo (selama tahun 2 poliklinik onkologi melaporkan penderita baru karsinoma nasofaring berjumlah 425 orang. +i bagian *3* "S12 3.Adam 6alik, selama !//!)!//4 terdapat kasus !4 tumor ganas, /. kasus ((-,-!7$ merupakan karsinoma nasofaring ("usdiana, 2 4$. -$. Karsinoma nasofaring dapat terjadi pada segala usia, tapi umumnya menyerang usia 5 ) 4 tahun, hingga 0()/ 7. 2roporsi laki)laki dan perempuan adalah 2)2,-)! (+esen, 2 8atar belakang etnis dan paparan kepada (Epstein-Barr Virus$ %9: bisa mempengaruhi faktor risiko perkembangan karsinoma nasofaring. ;aktor risiko yang termasuk ke dalam halayak yang berisiko ini adalah< &rang Cina atau keturunan Asia, 2aparan %9: telah berkaitan dengan karsinoma tertentu, termasuk karsinoma nasofaring dan beberapa lymphoma, dan terlalu banyak minum alkohol (=ational Cancer Institute, 2 !!$. *elah banyak ditemukan kasus herediter atau familier faktor genetik dari pasien karsinoma nasofaring dengan keganasan pada organ tubuh lain. 2engaruh genetik terhadap karsinoma nasofaring sedang dalam penelitian dengan mempelajari cell mediated immunity dari %9: dan tumor assosiated antigens pada karsinoma nasofaring. Sebagian besar pasien adalah golongan sosial ekonomi rendah dan hal ini menyangkut pula dengan keadaan lingkungan dan kebiasaan hidup ("oe#in, 2 ! $. 3ampir semua sel karsinoma nasofaring mengandung >irus %9:, dan kebanyakan orang dengan karsinoma nasofaring memiliki bukti infeksi oleh >irus ini di dalam darah. Infeksi %9: sangat umum di suluruh dunia, dan sering terjadi pada masa kanak)kanak. Infeksi %9: sendiri belum cukup untuk menyebabkan karsinoma nasofaring karena infeksi ini sangat umum dan kanker ini jarang terjadi. ;aktor)faktor lain, seperti genetik seseorang, mungkin
Indah Triana Putri Pa0$ 6

PRESENTASI KASUS

mempengaruhi bagaimana tubuh berespon terhadap %9:, yang pada gilirannya mempengaruhi bagaimana %9: memberikan kontribusi terhadap perkembangan karsinoma nasofaring (American Cancer Society, 2 !!$. ;aktor lingkungan yang berpengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia, asap sejenis kayu tertentu, kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu, dan kebiasaan makan makanan terlalu panas serta memakan makanan yang dia,etkan dalam musim dingin dengan menggunakan bahan penga,et nitrosamine. *erdapat hubungan antara kadar nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas karsinoma nasofaring, sedangkan adanya hubungan dengan keganasan lain tidak jelas ("oe#in, 2 ! $. Selain iu juga debu kayu (3er#a, 2 ! $, serta asap dupa (kemenyan$ bisa merupaka faktor lingkungan ("usdiana, 2 4$. *embakau adalah penyebab yang paling sering disebut dalam perkembangan karsinoma sel skuamosa. 9ahkan, perokok berat dan hygiene mulut yang buruk telah dituduh sebagai faktor penyebab (Adams, !//0$. +iagnosis dini menentukan prognosis pasien, namun cukup sulit untuk dilakukan , karena nasofaring tersembunyi di belakang tabir langit)langit dan terletak di ba,ah dasar tengkorak. &leh karena itu, tidak mudah diperiksa oleh mereka yang bukan ahli. Sering kali, tumor ditemukan terlambat dan menyebabkan metastasis ke leher lebih sering ditemukan sebagai gejala pertama. Sangat mencolok perbedaan (angka bertahan hidup ( tahun$, antara stadium a,al dan stadium lanjut, yaitu 04./7 untuk stadium I, (4. 7 untuk stadium II, 5-..7 untuk stadium III dan hanya !4..7 untuk stadium I: ("oe#in, 2 ! $. II. Definisi Karsinoma nasofaring merupakan sebuah kanker yang bermula tumbuh pada sel epitelial) batas permukaan badan internal dan e?ternal sel di daerah nasofaring. Ada tiga tipe karsinoma nasofaring (American Cancer Society, 2 !!$< !. Karsinoma sel skuamos keratinisasi. 2. Karsinoma berdiferensiasi non)keratinisasi. 5. Karsinoma tidak berdiferensiasi. Karsinoma nasofaring merupakan penyakit keganasan (kanker$ sel yang terbentuk di jaringan nasofaring, yang merupakan bagian atas pharynx (tengorokan$, di belakang hidung. Pharynx merupakan sebuah lembah yang berbentuk tabung dengan panjang ( inchi dimulai dari belakang hidung dan berakhir di atas trakea dan esofagus. 1dara dan makanan mela,ati
Indah Triana Putri Pa0$ D

PRESENTASI KASUS

pharynx. Karsinoma nasofaring paling sering bermula pada sel skuamos yang melapisi nasofaring (=ational Cancer Institute, 2 !!$. Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas karsinoma berasal dari epitel nasofaring. 9iasanya tumor ganas ini tumbuh dari fossa rosenmuller dan dapat meluas ke hidung, tenggorok, serta dasar tengkorak (6unir, 2 ! $. III. Epidemiologi *erjadinya karsinoma nasofaring mungkin multifaktorial, proses karsinogenesisnya mencakup banyak tahap. ;aktor yang diduga terkait dengan timbulnya karsinoma nasofaring adalah< !. Kerentanan genetik @alaupun karsinoma nasofaring bukan tumor genetik, kerentanan terhadap kanker nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjol ras yang banyak sekali menderitanya adalah bangsa China dan memiliki fenomena agregasi familial ( +esen, 2 -$, Anggota keluarga yang menderita karsinoma nasofaring cendrung juga menderita karsinoma nasofaring. 2enyebab karsinoma nasofaring ini belum diketahui apakah karsinoma nasofaring dikarenakan oleh gen yang di,ariskan. ;aktor lingkungan yang mempengaruhi ( seperti diet makanan yang sama atau tinggal di lingkungan yang sama$, atau beberapa kombinasi diantarnya juga ikut mendukung timbulnya karsinoma nasofaring (American cancer society, 2 !!$. Analisis korelasi menunjukkan gen (Human Leukocyte Antigen$ 38A dan gen pengode en#ime sitokorm p.( 2% (CA22%I$ kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap kanker nasofaring, 6ereka berkaitan dengan timbulnya sebagian besar kanker nasofaring. *ahun 2 2, "S Kanker 1ni>ersitas Bhongshan memakai 5-2 buah petanda mikrosatelit polimorfisme 22 helai autosom genom manusia. +engan melakukan pemeriksaan genom total terhadap keluarga insiden tinggi kanker nasofaring berdialek Cuang#hou di propinsi Cuangdong, gen kerentanan nasofaring ditetapkan berlokasi di .p!(!!)D!2 (+esen, 2 2. %pstein)9arr :irus %9: adalah suatu >irus yang sangat erat kaitannya dengan timbulnya karsinoma nasofaring. :irus ini memiliki protein, yang diperkirakan memengaruhi +=A sel sehingga mengalami mutasi, khususnya protooncogen menjadi oncogen (American Cancer Society, 2 !! dan Sudiana, 2 -$. -$.

5. ;aktor ligkungan dan diet


Indah Triana Putri Pa0$ ;

PRESENTASI KASUS

;aktor lingkungan yang berpengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia, termasuk asap sejenis kayu tertentu, kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu, dan kebiasaan makan makanan terlalu panas. *erdapat hubungan antara kadar nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas karsinoma nasofaring, sedangkan adanya hubungan dengan keganasan lain tidak jelas ("oe#in, 2 ! $. *ingginya kadar nitrosamin diantaranya dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin yang ada di dalam kandungan ikan asin Cuang#hou juga berhubungan (+esen, 2 -$. &rang)orang yang tinggal di Asia, Afrika bagian 1tara, dan ,ilayah Artik dengan karsinoma nasofairng mempunyai kebiasaan makan makanan seperti ikan dan daging yang tinggi kadar garamnya. Sebaliknya, beberapa studi menyatakan bah,a diet tinggi buah dan sayur mungkin menurunkan resiko karsinoma nasofaring (American Cancer Society, 2 !!$. .. ;aktor pekerjaan ;aktor yang juga ikut berpengaruh adalah pekerjaan yang banyak berhubungan dengan debu nikel, debu kayu (pada industri mebel atau penggergajian kayu$, atau pekerjaan pembuat sepatu. Atau #at yang sering kontak dengan #at yang dianggap karsinogen adalah antara lain< Benzopyrene, Bensoanthracene, gas kimia, asap industri, dan asap kayu (Soetjipto, !/-/$. (. "adang kronis daerah nasofaring +ianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen lingkungan (Soetjipto, !/-/ dan 3era,ati, 2 I . !atologi "ongga nasofaring diselaputi lapisan mukosa epitel tipis , terutama berupa epitel skuamosa, epitel torak bersilia berlapis semu dan epitel transisional. +i dalam lamina propria mukosa sering terdapat limfosit, di submukosa terdapat kelenjar serosa dan musinosa. Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari epitel yang melapisi nasofaring. A. "ipe !atologik Sel karsinoma nasofaring /(7 ke atas berdiferensiasi buruk, tingkat keganasan tinggi. 2ara ahli di ""C menganjurkan penggunaan serentak klasifikasi histologik yang ditetapkan @3& tahun !//! dan klasifikasi Estandar diagnosis terapi kanker nasofaringF dari China (tabel 2.!$. "a#el $.%. !er#andingan Klasifikasi &Standar Diagnosis Dan "erapi Karsinoma
Indah Triana Putri Pa0$ E

2$.

PRESENTASI KASUS

Nasofaring' ()ina Dan Klasifikasi *istologik Karsinoma Nasofaring +*O Standar diagnosis dan terapi Karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi baik Karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi sedang Karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi buruk Karsinoma sel inti>askular Karsinoma tak berdiferensiasi (+esen, 2 -$. Kalsifikasi @3& Karsinoma sel skuamosa keratinisasi Karsinoma nonkeratinisasi berdiferensiasi Karsinoma tak berdiferensiasi

B. !ert,m#,)an Dan Ekspansi 8okasi predileksi karsinoma nasofaring adalah dinding lateral nasofaring (terutama di recessus pharyngeus$ dan dinding supero)posterior. *ingkat kegananasan karsinoma nasofaring tinggi, tumbuh infiltratif, dapat langsung berekspansi hingga menginfiltrasi ke struktur yang berbatasan. Ke atas, dapat langsung merusak basis kranial. Guga dapat melalui foramen spinosum, kanalis karotis internal atau sinus sfenoid dan selula etmoidal posterior dll. 8ubang saluran atau retakan alamiah menginfiltrasi kranial, mengenai saraf kranialH ke anterior menyerang rongga nasal, sinus maksilaris, selula etmoidalis anterior, kemudian ke dalam orbita, juga dapat melalui intrakranium, fisura orbitalis superior atau kanalis pterigoideus, resesus pterigopalatina lalu ke orbita. Ke lateral tumor dapat menginfiltrasi celah parafaring, fosa intratemporal dan kelompok otot kunyah dll. Ke posterior menginfiltrasi jaringan lunak pre>ertebra ser>ikal, >ertebra ser>ikal. Ke inferior mengenai orofaring bahkan laringofaring. (. Metastasis Submukosa nasofaring kaya akan jaringan limfatik, drainase limfatik dapat melintasi garasi tengah ke sisi leher kontra)lateral. 2enyebaran limfogen ke kelenjar limfe leher dari kanker nasofaring terjadi secara dini. 8okasi metastasis kelenjar limfe tersering ditemukan pada kelenjar limfe profunda leher atas di ba,ah otot digastrik, yang kedua adalah kelenjar limfe leher profunda kelompok tengah dan kelenjar limfe rantai ner>us aksesorius di trigonum ser>ikal posterior.
Indah Triana Putri Pa0$ 0

PRESENTASI KASUS

6etasasis jauh kanker nasofaring berkaitan erat dengan metastasis ke kelenjar leher, menyusul limfadenopati ser>ikal, jumlahnya bertambah, peluang metastasis juga meningkat jelas. 8okasi metastasis jauh tersering adalah ke tulang, lalu ke paru, dan sering terjadi metastais ke banyak organ sekaligus (+esen, 2 . Manifestasi Klinis Sekitar 5 dari . pasien mengeluh benjolan atau massa di leher ketika pertama kali datang ke dokter. 3al ini di sebabkan oleh karena kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di leher, menyebabkan mereka menjadi lebih besar dari normal (kelenjar getah bening yang seukuran kacang mengumpuli sel sistem imun di seluruh tubuh$. Cejala karsinoma nasofaring dapat dibagi atas . kelompok ("oe#in, 2 ! , American Cancer Society, 2 !!, 6ansjoer, 2 5, 3era,ati, 2 2, dan Soetjipto, !/-/$ yaitu < a. Cejala nasofaring< berupa epistaksis ringan atau sumbatan hidung, dan pilek. b. Cejala telinga< gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat dengan muara tuba eustachius ( fossa roodden muller$. Cangguan dapat berupa tinitus, rasa tidak nyaman di telinga (otalgia$ hingga nyeri dan infeksi telinga yang berulang. c. Cejala mata dan saraf< gangguan saraf otak dapat terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma ini. 2enjalaran melalui foramen laserum akan mengenai saraf otak ke III, !:,:I dan dapat pula ke :, sehingga tidak jarang diplopialah yang memba,a pasien dahulu ke dokter mata. =euralgia merupakan gejala yang sering ditemukan oleh ahli saraf jika belum terdapat keluhan lain yang berarti. 2roses karsinoma yang lanjut dapat mengenai saraf ke II, I, II, dan III manifestasi kerusakannya ialah< = II< gangguan pengecapan yang terjadi pada sepertiga belakang lidah dan terjadi kesulitan menelan karena hemiparesis otot konstriktor superior. = I< hiper'hipo'anastesi pada mukosa palatum mole, faring dan laring diikuti gangguan respirasi dan sali>asi. = II< kelumpuhan dan atrofi pada otot)otot trape#ius, -$ tetapi, jarang ke hati (9rennan, 2 4$

sternokleidomastoideus, serta hemiparesis palatum mole. = III< terjadi hemiparalisis dan atrofi pada sebelah lidah.

d. Gika penjalaran mele,ati foramen jugulare yang disebut sindrom jackson, dan jika mengenai seluruh saraf otak disebut sindrom unilateral serta dapat terjadi
Indah Triana Putri Pa0$

PRESENTASI KASUS

destruksi tulang tengkorak dengan prognosis yang buruk. e. Cejala atau metastasis di leher< dalam bentuk benjolan di leher yang mendorong pasien untuk berobat, karena sebelumnya tidak ada keluhan lain. f. Cejala metastasis jauh< ke hati, paru, ginjal, limpa, tulang, dsb. I. Stadi,m 1ntuk penentuan stadium dipakai sistem *I6 menurut 1ICC (2 2$ dikutip dari buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher "oe#in, (lihat "oe#in, 2 ! $. Stadium Stadium I Stadium IIA Stadium II9 *!s *! *2a *! *2a *2b Stadium III *! *2a,*2b *5 Stadium I:a Stadium I:b Stadium I:c * * *! *2 J *umor J *idak tampak tumor. J *umor terbatas di nasofaring. J *umor meluas kejaringan lunak. *2a< 2erluasan tumor ke orofaring dan'atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring (perluasan parafaring menunjukkan infiltrasi tumor kearah postero) lateral melebihi fasia faring)basiler. *2b< +isertai perluasan ke parafaring. *5 *. = J *umor mengin>asi struktur tulang dan' atau sinus paranasal. J *umor dengan perluasan intracranial dan'atau terdapat keterlibatan saraf J 2embesaran kelenjar getah bening.
Pa0$ &

= = = =2 =! = ,=! =2 =2 =2 = ,=!,=2 =5 semua =

6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6!

*. semua * semua *

cranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang masticator.

Indah Triana Putri

PRESENTASI KASUS

=I = =! =2 =5

J 2embesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai. J *idak ada pembesaran. J 6etastasis kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar kurang J 6etastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau J 6etastasis kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar, atau =5a< 1kuran lebih dari 4 cm. =5b< +i dalam fossa supracla icular!

atau sama dengan 4 cm, di atas fossa supracla icular! sama dengan 4 cm, di atas fossa supracla icular! terletak dalam fossa supracla ikular.

Catatan< kelenjar yang terletak di daerah midline dianggap sebagai kelenjar ipsilateral. 6 6I 6 6! II. J 6etastasis. J 6etastasis jauh tidak dapat dinilai. J *idak ada metastasis jauh. J *erdapat metastasis jauh.

Diagnosis dan !rognosis

Diagnosis Karsinoma nasofaring dapat ditegakkan diagnosisnya secara dini, untuk itu harus melakukan hal) hal berikut ini< a. *ingkat ke,aspadaan, perhatikan keluhan utama pasien 2asien dengan epistaksis aspirasi balik, hidung tersumbat menetap, tuli unilateral, lymphadenopathy leher tak nyeri, cephalgia, ruda paksa saraf kranial dengan kausa tak jelas, dengan keluhan lain harus diperiksa teliti rongga nasofaringnya dengan nasofaringoskop indirek atau elektrik (+esen, 2 b. 2emeriksaan kelenar limfe leher 2erhatikan pemeriksaan kelenjar limfe rantai jugularis interna, rantai ner>us aksesorius dan rantai arteri >ena trans>ersalis koli apakah terdapat pembesaran (+esen, 2 =ational Cancer Institute, 2 !!$. c. 2emeriksaan nasofaring =asofaring diperiksa dengan cara rinoskopi posterior, dengan atau tanpa menggunakan kateter (American Cancer Society, =ational Cancer Institute, 2 !! dan Soetjipto, !/-/$.
Indah Triana Putri Pa0$ 3

-$.

- dan

PRESENTASI KASUS

"inoskopi posterior tanpa menggunakan kateter =asofaringoskopi indirek menggunakan kaca dan lampu khusus untuk menilai nasofaring dan area yang dekat sekitarnya. 2ada pasien de,asa yang tidak sensitif, pemeriksaan ini dapat dilakukan. *umor yang tumbuh eksofitik dan sudah agak besar akan dapat tampak dengan mudah.

"inoskopi posterior menggunakan kateter =asofaringoskopi direk, dokter menggunakan sebuah fibreoptic scope ( lentur, menerangi, tabung sempit yang dimasukkan ke rongga hidung atau mulut$ untuk menilai secara langsung lapisan nasofaring. +ua buah kateter dimasukkan masing)masing kedalam rongga hidung kanan dan kiri, setelah tampak di orofaring, uung katater tersebut dijepit dengan pinset dan ditarik keluar selanjutnya disatukan dengan masing)masing ujung kateter yang lainnya.

d. 2emeriksaan saraf kranial +itujukan pada kecurigaan paralisis otot mata, kelompok otot kunyah dan lidah kadang perlu diperiksa berulang kali barulah ditemukan hasil positif (+esen, 2 e. 2encitraan Computed tomography (C*$ scan nasofaring 6akna klinis aplikasinya adalah< (!$ membantu diagnosisH (2$ memastikan luas lesi, penetapan stadium secara akuratH (5$ secara tepat menetapkan #ona target terapiH merancang medan radiasiH (.$ memonitor kondisi remisi tumor pasca terapi dan pemeriksaan tindak lanjut (+esen, 2 2 !!, dan Soetjipto, !/-/$. Chest ?)ray Gika pasien telah didiagnosa karsinoma nasofaring, foto polos ?)ray dada mungkin dilakukan untuk menilai penyebaran kanker ke paru (=ational Cancer Institute, American Cancer Society, 2 !! dan Soetjipto, !/-/$ . 6agnetic resonance imaging (6"I$ scan 6"I memiliki resolusi yang baik terhadap jaringan lunak, dapat serentak membuat potongan melintang, sagital koronal, sehingga lebih baik dari C*. 6"I selain dengan jelas memperlihatkan lapisan struktur nasofaring dan luas lesi, juga dapat secara lebih dini menunjukkan infiltrasi ke tulang. +alam membedakan antara pasca fibrosis pasca radioterapi dan rekurensi tumor, 6"I juga lebih
Indah Triana Putri Pa0$ 4

-$.

-, =ational Cancer Institute

PRESENTASI KASUS

bermanfaat (+esen, 2 Institute, 2 !!$ .

- dan American Cancer Society, =ational Cancer

;oto tengkorak (A2, lateral, dasar tengkorak dan ,aters$ 1ntuk memastikan adanya destruksi pada tulang dasar tengkorak serta adanya metastasis jauh (=ational Cancer Institute, 2 !! dan, Soetjipto, !/-/$.

2encitraan tulang seluruh tubuh 9erguna untuk diagnosis kanker nasofaring dengan metastasis ke tulang, lebih sensitif dibandingkan ronsen biasa atau C*, umumnya lebih dini 5)4 bulan dibandingkan ronsen. Setelah dilakukan bone-scan, lesi umumnya tampak tampak sebagai akumulasi radioakti>itasH sebagian kecil tampak sebagai area defek radioakti>itas (+esen, 2 - dan Soetjipto, !/-/$.

(Positron emission tomography$ 2%* +isebut juga pencitraan biokimia molekular metabolik in i o. 2asien akan menerima injeksi glukosa yang terdiri dari atom radioaktif. Gumlah radioaktif yang digunakan sangat rendah. Karena sel kanker di dalam tubuh bertumbuh dengan cepat, kanker mengabsorpsi sejumlah besar gula radioaktif (+esen, 2 dan =ational Cancer Institute 2 !!$. -

f. 9iopsy nasofaring 2enghapusan sel atau jaringan sehingga dapat dilihat diba,ah mikroskop oleh patologi untuk memastiakan tanda)tanda kanker (=ational Cancer Institute, 2 !!$. g. 2emeriksaan histopatologi *elah disetujui oleh @3& bah,a hanya ada 5 bentuk karsinoma (epidermoid$ pada nasofaring yaitu karsinoma sel skuamosa (berkeratinisasi$, karsinoma tidak berkeratinisasi dan karsinoma tidak berdiferensiasi ( "oe#in, 2 ! dan 9rennan 2 h. 2emeriksaan serologis %9: 9agi salah satu kondisi berikut ini dapat dianggap memiliki risiko tinggi kanker nasofaring (+esen, 2 -$< *iter antibodi (Viral "apsid Antigens-#munoglobulin A$ :CA)IgA KJ !<- H +ari penelitian pemeriksaan :CA)IgA, (Early Antigen-#munoglobulin$ %A)IgA dan %9:)+=AseAb, dua diantara tiga indikator tersebut positif. +ari tiga indikator pemeriksaan diatas, salah satu menunjukkan titer yang tinggi kontinu atau terus meningkat. 4$.

Indah Triana Putri

Pa0$ 5

PRESENTASI KASUS

!rognosis Cambaran dengan lymphadenomegali menyiratkan bah,a penyakit telah meyebar luas keluar dari bagian primer. 9eberapa penelitian melaporkan bah,a angka bertahan hidup ( tahun setelah mendapatkan terapi radiasi adalah -()/(7 untuk K=; stadium I dan 0 )- 7 untuk K=; stadium II. Stadium III dan stadium I: yang cuma mendapat terapi radiasi, angka bertahan hidup ( tahun berkisar antara 2.)- 7. Kira)kira sepertiga penderita meninggal dunia karena metastasis jauh yang dapat ditemukan di tulang, paru, dan hati ( 8in 3S, 2 9rennan, 2 III. 4$. /, Cardjito, 2 (, dan

Diagnosis Banding a. Kelainan hiperplastik nasofaring +alam keadaan normal korpus adenoid di atap nasofaring umumnya pada usia sebelum 5 tahun sudah mengalami atrofi. *api pada sebagian orang dalam proses atrofi itu terjadi infeksi serius yang menimbulkan nodul)nodul gelombang asimetris di tempat itu. b. *9 nasofaring 1mumnya pada orang muda, dapat timbul erosi, ulserasi dangakal atau benjol granulomatoid, eksudat permukaan banyak dan kotor, bahkan mengenai seluruh nasofaring. c. *9 kelenjar limfe leher 8ebih banyak pada pemuda dan remaja, konsistensi agak keras, dapat melekat dengan jaringan sekitarnya membentuk massa, kadang terdapat nyeri tekan atau undulasi (+esen, 2 -$.

I-.
a.

"erapi Stadium I < "adioterapi. < Kemoradiasi ("oe#in, 2 ! dan =ational Cancer Institute 2 !!$. c. Stadium I: dengan =M4cm d. Stadium I: dengan =K4cm < Kemoradiasi. < Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi ("oe#in, 2 ! $.

b. Stadium IILIII

"adioterapi
Pa0$ 6

Indah Triana Putri

PRESENTASI KASUS

"adioterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan I)ray energi atau radiasi tipe lain untuk memusnahkan sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker. Ada dua tipe terapi radiasi. *erapi radiasi e?ternal menggunakan mesin yang berada di luar tubuh untuk memberikan radiasi kepada kanker. *erapi radiasi internal menggunakan #at radioaktif yang dimasukkan melalui jarum, radioakti e seeds% &ires atau kateter yang ditempatkan secara langsung kedalam atau di dekat kanker. Cara pemberian terapi radiasi tergantung pada tipe dan satdium kanker yang diobati. Sumber radiasi menggunakan radiasi N Co)4 , radiasi O energi tinggi atau radiasi I energi tinggi dari akselerator linier, terutama dengan radiasi luar isosentrum, dibantu brakiterapi intraka>ital, bila perlu ditambah radioterapi stereotaktik (+esen, 2 Kemoterapi 2emberian kemoterapi diberikan dalam banyak siklus, dengan setiap periode diikuti dengan adanya ,aktu istirahat untuk memberikan kesempatan tubuh melakukan reco er. Siklus)siklus kemoterapi umumnya berakhir hingga 5 sampai . minggu. Kemoterapi sering tidak dianjurkan bagi pasien yang kesehatannya memburuk. *etapi umur yang lanjut bukanlah penghalang mendapatkan kemoterapi. Cisplatin merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati karsinoma nasofaring. Cisplatin telah digunakan secara tunggal sebagai bagian dari kemoradiasi, tetapi boleh dikombinasikan dengan obat lain, ()fluorourasil (();1$ jika diberikan setelah terapi radiasi. 9eberapa obat lain boleh juga berguna untuk mengobati kanker yang telah menyebar. &bat)obat ini termasuk< Carboplatin, &?aliplatin, 9leomycin, 6ethotre?ate, +o?orubicin, %pirubicin, +oceta?el, dan Cemcitabine. Sering, pengkombinasian 2 atau lebih obat)obat ini yang digunakan (American Cancer Society, 2 !!$. *etapi berbagai macam kombinasi dikembangkan, yang terbaik sampai saat ini adalah kombinasi dengan Cis)platinum sebagai inti ("oe#in, 2 ! $. Kombinasi kemo)radioterapi dengan mitocyn C dan ()fluorouracil oral setiap hari sebelum diberikan radiasi yang bersifat Pradiosensiti#erQ memperlihatkan hasil yang memberi harapan akan kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring. *erapi bedah 2embedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap benjolan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran (residu$ atau timbul kembali setelah penyinaran selesai, tetapi dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik dan serologi, serta tidak adanya ditemukan metastsis jauh. Guga dilakukan pada karsinoma nasofaring dengan diferensiasi agak tinggi seperti karsinoma skuamosa grade I, II,
Indah Triana Putri Pa0$ D

-$.

PRESENTASI KASUS

adenokarsinoma, komplikasi radiasi (parasinusitis radiasi, dll$ (+esen, 2 2 ! $. *erapi paliatif

- dan "oe#in,

*erapi paliatif adalah terapi atau tindakan aktif untuk meringankan beban penderita kanker dan memperbaiki kualitas hidupnya, terutama yang tidak dapat disembuhakn lagi. *ujuan terapi paliatif adalah< !. 6eningkatkan kualitas hidup penderita 2. 6enghilangkan nyeri dan keluhan berat lainnya 5. 6enjaga keseimbangan fisik, psikologik, dan sosial penderita .. 6embantu penderita agar dapat aktif sampai akhir hayatnya (. 6embantu keluarga mengatasi kesulitan penderita dan ikut berduka cita atas kematian penderita. 2erhatian pertama harus diberikan pada pasien dengan pengobatan radiasi. 6ulut rasa kering disebabkan oleh kelenjar liur mayor maupun minor se,aktu penyinaran. *idak dapat banyak dilakukan selain menasihatkan penderita untuk makan dengan banyak kuah, memba,a minuman kemana pun pergi dan mencoba memakan dan mengunyah bahan yang rasa asam sehingga merangsang keluarnya liur ("oe#in, 2 ! dan Sukardja, 2 -. !en.ega)an a. 2emberian >aksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal di daerah dengan risiko tinggi ("oe#in, 2 ! $. b. 6engurangi konsumsi ikan asin ternyata dapat menurunkan insidens secara nyata (Soetjipto, !/-/$. c. 6engurangi konsumsi alkohol atau berhenti merokok. d. 6akan makanan yang bernutrisi dan mengurangi serta mengeontrol stress e. 9erolahraga secara teratur (American Cancer Society, 2 !!$. -I. Komplikasi 6etastasis jauh ke tulang, hati dan paru dengan gejala khas nyeri pada tulang, batuk) batuk, dan gangguan fungsi hati serta gangguan fungsi organ lain (Sudiana, 2 -$. 2$.

Indah Triana Putri

Pa0$ ;

You might also like