You are on page 1of 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

MENGUBAH BENTUK ANEKDOT

Disusun oleh: Nama : - Afifah Bintang Umarizka Azzahra - Elysa Meilani Faradina - Farah Alisa Sukma - Lidia Citra - Yola Kelas : X IPA 1

SMA Negeri 2 Kota Cirebon Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo 1 Cirebon

JADI RAJIN KE MASJID


Allahuakbar Allahuakbar Ketika itu adzan maghrib berkumandang. Jokowaw akhwat dari komplek sebelah yang sedang berjalan menuju Masjid, bertemu Farhat Abis yang sedang bergunjing ria dengan Bu Lurah dan tetangganya di depan rumah. Jokowaw : Assalamualaikum, ibu-ibu lagi pada ngapain waktu maghrib malah ngumpul? Bu Atut : Iya jeng, tau gak sihhh?!!!!! Itu loooh si Bu Angel baru beli mobil dan perhiasannya baru semuaaa. Bu Lurah Jokowaw : Kalau prediksi saya mah dia pasti korupsi tau jeng! : Astaghfirullah, ukhti.. Daripada bergunjing, lebih baik kita ke masjid yuk! Farhat Abis Jokowaw Bu Lurah Jokowaw : Males ah! Di rumah juga kan bisa. : Tapi kan pahalanya lebih banyak berjamaah di masjid.. : Udah buruan sana ke masjid! Nanti telat. : Karepmulah! Yasudah aku ke masjid yaaaa. Assalamualaikum ukhti. Bu Lurah, Farhat Abis dan Bu Atut : Waalaikumussalam. Beberapa hari kemudian, hujan deras datang mengguyur komplek elit yang ditempati Farhat Abis, Bu Lurah, dan Bu Atut. Sehingga banjir menenggelamkan sebagian besar rumah mereka. Farhat Abis : Ayo Ayo ngungsi ke masjid, di masjid ga kena banjir datarannya tinggi! Bu Lurah Bu Atut : Jangan lupa selamatkan perhiasan kalian! : *lari terbirit-birit* Ehhhh jengg tau gaakk? Si Bu Angel perhiasannya hanyut semua haahhaha.

Kemudian mereka berbondong-bondong pergi ke masjid dengan barang-barang berharga mereka. Sesampainya di masjid, mereka bertemu Jokowaw yang sedang membagikan bantuan untuk para korban banjir. Jokowaw : Eh ibu ibu! Lagi pada ngapain di masjid? Mau membagikan bantuan juga? Farhat Abis : Eee...eeee..ngga Bu Jokowaw, rumah kami tenggelam karna banjir tadi malam. Jokowaw : Ndook ndook.... Mengapa harus banjir yang membawamu pergi ke masjid??? Astagfirullah.. Bu Atut, Bu Lurah, dan Farhat Abis menundukan kepala, malu.

JADI RAJIN KE MASJID


Di suatu perumahan elit pada waktu maghrib, ada sekelompok ibu-ibu yang sedang berkumpul di depan rumah Farhat Abis. Ketika mereka sedang asik berbincang-bincang, Jokowaw, akhwat dari komplek sebelah menyapa mereka dan mengajak mereka untuk pergi ke masjid. Mereka yang sedang asik bergunjing, menolak ajakan Jokowaw dan malah terus bergunjing. ibu-ibu, daripada kita bergunjing, lebih baik kita solat di masjid! ajak Jokowaw. Malas ah lagi asik! Di rumah juga kan, bisa. Jawab salah seorang dari mereka. Astaghfirulah.. kata Jokowaw lalu pergi meninggalkan mereka. Beberapa hari kemudian, banjir melanda komplek elit ini yang disebabkan hujan deras secara berturut-turut. Rumah-rumah yang berada di komplek itu sebagian besar tenggelam. Termasuk, rumah Farhat Abis, Bu Atut dan Bu Lurah. Mereka pun bersiap-siap untuk mengungsi ke masjid yang tidak terkena banjir. Ayo kita ngungsi ke masjid! kata Farhat Abis mengajak kedua temannya. Mereka pun bergegas pergi ke masjid membawa barang-barang berharga milik mereka. Sesampainya di masjid, mereka bertemu dengan Jokowaw yang sedang membagikan bantuan kepada para korban banjir. Jokowaw terkejut melihat ketiga temannya datang ke masjid membawa barang-barang. Jokowaw mengira bahwa mereka akan ikut membagikan bantuan. Ibu-ibu juga ingin ikut membagikan bantuan untuk korban banjir?? tanya Jokowaw. Hehehe..tidak bu Jokowaw. Rumah kami terendam banjir. Maka dari itu kami ingin mengungsi ke masjid. Jawab Farhat Abis dengan muka memerah. Astaghfirullah....mengapa harus banjir yang membawamu pergi ke masjid??? cetus Jokowaw. Mereka pun hanya menundukkan kepala dengan malu.

STRUKTUR ANEKDOT JADI RAJIN KE MASJID


Abstraksi Orientasi Krisis Reaksi : Banjir yang menenggelamkan komplek elit. : Ibu-ibu komplek elit yang suka menggunjing dan tidak taat beribadah. : Masjid yang tadinya sepi menjadi ramai oleh pengungsi banjir. : Ibu-ibu komplek elit pergi ke masjid untuk mengungsi untuk menyelamatkan harta bendanya. Koda : Farhat Abis, Bu Atut dan Bu Lurah tertunduk malu.

You might also like