You are on page 1of 5

NASIONALISME INDONESIA Perspektif Sejarah Bangsa dan Pancasila

Oleh Boby Sukmono - Ketua Medimas Malang Nasionalisme adalah sebuah tuntutan politik. Setiap bangsa berhak menuntut kedaulatan atas negeri tempatnya tinggal selama berabad-abad berdasarkan alasan-alasan Budaya, Ekonomi dan Kemasyarakatan. Sebagai dasar dan tujuan berdirinya Negara Republik Indonesia, asas Nasionalisme tercantum dalam ancasila sebagai sila ketiga, yaitu ersatuan Indonesia. Sebagai dasar ideologi Negara ancasila sepatutnya menjadi acuan kerangka kita dalam membangun ancasila telah kehidupan berbangsa. Sebab selain dipandang sebagai dasar ideologi Negara, budaya dalam melaksanakan semboyan Negara "Bhinneka #unggal Ika". ada mulanya kelima sila atau asas yang tercantum di dalamnya itu merupakan usulan Bung Karno pada Sidang Badan ersiapan Kemerdekaan Indonesia $B KI% pada bulan &uni '()*. +ima asas itu ialah Nasionalisme, Internasionalisme atau kemanusiaan, ,emokrasi, Keadilan Sosial, dan last but not least - terakhir tetapi bukan tidak penting - ialah kepercayaan kepada #uhan yang !aha Esa. ,ari segi politik Sosialisme $Ruslan .bdulgani '(/0%. Kita bisa memberi ta1sir keanekaragaman terhadap pernyataan ini, sesuai dari sudut pandang mana kita melihatnya. Ruslan .bdulgani sendiri mena1sirkan sedemikian rupa dengan menekankan pada 2Rekonsiliasi3. .lasannya, konsep Nasionalisme Indonesia harus sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia yang lebih menekankan keselarasan dan keserasian dibanding dialektika dan kon1lik. 4alaupun semangat negeri kita berakar dalam konsep Nasionalisme Eropa. Lahirnya Nasionalisme Sebagai ideologi modern, nasionalisme muncul sekitar tahun '//( dan mulai dominant di Eropa pada tahun '786. Re9olusi erancis pada akhir abad ke-'7 sangat besar pengaruhnya berkembangnya gagasan nasionalisme tersebut. Semenjak itu beberapa kerajaan 1eodal mengalami proses integrasi menjadi 2negara kebangsaan3 atau nation state yang :ilayahnya menjadi lebih luas dan hidup dalam system pemerintahan yang sama. Sejak itu di negara-negara Eropa dan .merika bermunculan pula gerakan-gerakan kebangsaan, dan segera menjalar ke .sia. ;al ini disebabkan ampuhnya nasionalisme sebagai ideology yang dapat mempersatukan banyak orang di negeri-negeri jajahan dalam menentang kolonialisme. ;ans Kohn, seorang ahli ethnogra1i atau anthropologi budaya abad ke-'( dari &erman mengatakan bah:a apa yang disebut bangsa ialah himpunan komunitas yang memiliki persamaan bahasa, ras, agama dan peradaban. !ereka hidup dalam sebuah :ilayah dan mempunyai yang ' ersatuan telah bertunas sebelum datangnya Kolonialisme, akan tetapi konsep Nasionalisme yang dikenal pada abad ke-56 di ancasila sering dipandang sebagai bentuk rekonsiliasi dan sintesa dari tiga arus politik utama di Indonesia, yaitu Nasionalisme, Islam dan

ditetapkan sebagai sumber hukum oleh ! R dan juga senantiasa dipandang sebagai paradigma

sama. Suatu bangsa tumbuh dan berkembang, menurut ;ans Kohn, karena adanya unsur-unsur dan akar-akar sejarah yang membentuknya. #eori yang didasarkan pada persamaan ras dan etnik dan unsur-unsur lain yang bersi1at primordial agaknya kurang mendapat tempat, :alaupun ada beberapa yang melaksanakannya seperti &epang dan Israel. #eori lain dikemukakan oleh Ernest Renan, seorang 1iloso1 erancis akhir abad ke-'(. #eorinya mendapat penerimaan luas dan didasarkan atas e9olusi masyarakat Eropa dalam sejarahnya hingga pertengahan abad ke-'(, masa berkembang luasnya 1aham nasionalisme di Eropa. E9olusi yang dimaksud ialah timbul tenggelamnya bangsa-bangsa di benua itu sejak <aman pra-Sejarah hingga <aman modern. =nsur-unsur yang membentuk suatu bangsa atau negara bangsa ialah> $'% &i:a atau asas kerohanian yang sama, berupa pandangan hidup dan system nilai? $5% !emiliki solidaritas besar, misalnya disebabkan persamaan nasib dalam sejarah? $8% !unculnya suatu bangsa merupakan hasil dari sejarah? $)% Karena merupakan hasil suatu sejarah apa yang disebut bangsa itu sebenarnya tidaklah abadi atau kekal? $*% 4ilayah dan ras bukanlah suatu peyebab timbulnya bangsa. 4ilayah hanya memberi ruang untuk menjalankan kehidupan, sedangkan ji:a bangsa dibentuk oleh pemikiran, system kepercayaan, kebudayaan dan agama. Karena itu ia menyebut bangsa sebagai 2suatu asas kerohanian yang sama3. Renan juga mengemukakan beberapa 1aktor penting terbentuknya ji:a atau semangat suatu bangsa> $'% Kejayaan dan kemuliaan di masa lampau? $5% Suatu keinginan hidup bersama baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang? $8% enderitaan bersama atau rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan solidaritas besar untuk bangkit? $)% enderitaan besar yang dialami bersama dalam sejarah melahirkan pula apa yang disebut 2+e capital social3 $modal sosial% . Ini berguna bagi pembentukan dan pembinaan 1aham kebangsaan. #etapi apa yang terjadi di masa lalu tidaklah sepenting apa yang diharapkan di masa depan? $*% Karena yang penting ialah apa yang dihasratkan di masa depan maka terbentuknya suatu bangsa yang kuat memerlukan "persetujuan bersama pada :aktu sekarang", berupa musya:arah untuk mencapai kesepakatan bersama? $0% .danya keinginan untuk hidup bersama? $/% &ika demikian halnya, maka harus bersedia pula untuk memberikan pengorbanan. Kesediaan berkorban ini penting dikembangkan agar semangat kebangsaan tetap kuat? $7% emilihan umum merupakan syarat mutlak yang menentukan kehidupan suatu bangsa. .pa yang dikemukakan Renan ini terkait dengan tuntutan akan demokrasi dan keadilain. ,i antara teori-teori yang telah disebutkan itu, yang sangat berpengaruh pada pemikiran tokoh-tokoh gerakan kebangsaan Indonesia termasuk Sukarno dan ;atta ialah teori Ernest Renan. Nasionalisme Indonesia 4alaupun persatuan Indonesia telah bertunas lama dalam sejarah bangsa Indonesia, akan tetapi semangat kebangsaan atau nasionalisme dalam arti yang sebenarnya seperti kita pahami sekarang ini, secara resminya baru lahir pada permulaan abad ke-56. Ia lahir terutama sebagai reaksi atau perla:anan terhadap kolonialisme dan karenanya merupakan kelanjutan dari gerakan5

gerakan perla:anan terhadap kolonial @AB dan Belanda, yang terutama digerakkan oleh rajaraja dan pemimpin-pemimpin agama Islam. ;ubungan erat gerakan perla:anan kaum !uslimin dan nasionalisme ini telah diuraikan oleh banyak pakar, misalnya oleh C. ;. &ansen dalam bukunya !ilitant Islam $'(/(%. Namun sebelum menguraikan hubungan ini akan kita lihat dulu unsur - unsur kolonialisme yang menimbulkan semangat perla:anan terhadapnya. Kolonialisme modern, sebagaimana diterapkan @AB dan Belanda di Indonesia mengandung setidak-tidaknya tiga unsur penting> Pertama. olitik dominasi oleh pemerintahan asing dan hegemoni pemerintahan asing tersebut terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu nasionalisme Indonesia di bidang politik bertujuan menghilangkan dominasi politik negara asing dengan membentuk pemerintahan berkedaulatan rakyat yang dipimpin badan permusya:aratan dan permu1akatan dalam per:akilan Kedua. Eksploitasi ekonomi. Setiap pemerintahan kolonial berusaha mengeksplotasi sumber alam negeri yang dijajahnya untuk kemakmuran dirinya, bukan untuk kemakmuran negeri jajahan. Rakyat juga diperas dan dipaksa bekerja untuk kepentingan ekonomi kolonial, misalnya seperti terlihat system tanam paksa $culturstelsel% yang diterapkan pemerintah ;india Belanda di &a:a pada a:al abad ke-'( dan menimbulkan perla:anan seperti erang ,iponegoro. Karena itu nasionalisme Indonesia hadir untuk menghentikan eksploitasi ekonomi asing dengan berdikari Ketiga. enetrasi budaya. Kolonialisme juga secara sistematis menghapuskan jati diri suatu bangsa dengan menghancurkan kebudayaan dan budaya bangsa yang dijajahnya, termasuk agama yang dianutnya. Baranya dengan melakukan penetrasi budaya, terutama melalui system pendidikan. Karena itu di bidang kebudayaan nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan <aman. Ia tidak menolak pengaruh kebudayaan luar, tetapi menyesuaikannya dengan pandangan hidup, sistem nilai dan gambaran dunia $:orld9ie:, 4eltanschauung% bangsa Indonesia. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dari semangat yang melandasi ancasila. ,an dapat dirujuk kepada pidato Bung Karno $/ !ei '(*8% di =ni9ersitas Indonesia, yang intinya ialah> Pertama, nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme sempit $chau9inism% tetapi nasionalisme yang mencerminkan perikemanusiaan $humanisme, internasionalisme%. Kedua, kemerdekaan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk menjadikan negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi, tetapi juga mengembangkan kepribadian sendiri atau kebudayaan yang berpijak pada sistem nilai dan pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri yang 2bhinneka tunggal ;arus ditambahkan di sini bah:a disebabkan oleh sejarahnya itu maka komponen yang membentuk gerakan kebangsaan di Indonesia juga berbeda dengan komponen nasionalisme Eropa dan .merika. Komponen yang membentuk masyarakat Indonesia ialah Islam, kemajemukan etnik dan budaya bangsa Indonesia dan 1aham-1aham atau ideologi Barat yang

mempengaruhi perkembangnya pada abad ke-56 seperti humanisme, sosialisme, dan marhaenisme. .hli sejarah terkemuka Sartono Kartodirdjo mengemukakan bah:a yang disebut "nation" dalam konteks nasionalisme Indonesia ialah suatu konsep yang dialamatkan pada suatu komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama, yang mencakup berbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, sistem kepercayaan, kebudayaan, bahasa dan lainlain sebagainya. Kesemuanya terintegrasikan dalam perkembangan sejarah sebagai kesatuan sistem politik berdasarkan solidaritas yang ditopang oleh kemauan politik bersama $dalam "Nasionalisme, +ampau dan Kini" Seminar #entang Nasionalisme '(78 di Dogyakarta%. engertian yang diberikan Sartono Kartodirdjo didasarkan pada perkembangan sejarah bangsa Indonesia dan realitas sosial budayanya, serta berdasarkan berbagai pernyataan politik pemimpin Indonesia sebelum kemerdekaan, seperti mani1esto erhimpunan Indonesia dan Sumpah emuda '(57. =nsur-unsur nasionalisme Indonesia mencakup hal-hal seperti berikut> '. Kesatuan $unity% yang mentrans1ormasikan hal-hal yang bhinneka menjadi seragam sebagai konsek:ensi dari proses integrasi. #etapi persatuan dan kesatuan tidak boleh disamakan dengan penyeragaman dan keseragaman. 5. Kebebasan $liberty% yang merupakan keniscayaan bagi negeri-negeri yang terjajah agar bebas dari dominasi asing secara politik dan eksploitasi ekonomi serta terbebas pula dari kebijakan yang menyebabkan hancurnya kebudayaan yang berkepribadian. 8. Kesamaan $eEuality% yang merupakan bagian implisit dari masyarakat demokratis dan merupakan sesuatu yang berla:anan dengan politik kolonial yang diskriminati1 dan otoriter. ). Kepribadian $identity% yang lenyap disebabkan ditiadakan dimarginalkan secara sistematis oleh pemerintah kolonial Belanda. *. encapaian-pencapaian dalam sejarah yang memberikan inspirasi dan kebanggaan bagi suatu bangsa sehingga bangkit semangatnya untuk berjuang menegakkan kembali harga diri dan martabatnya di tengah bangsa. Konsepnya itu didasarkan atas pengamatannya terhadap sejarah Indonsia khususnya sejak masa penjajahan. Ia jelas sekali menerima beberapa pandangan yang dikemukakan oleh Ernest Renan. Notonagoro, seorang ahli 1alsa1ah dan hukum terkmuka dari =ni9ersitas Cajah !ada, mengemukakan bah:a nasionalisme dalam konteks berikut > '. Kesatuan Sejarah, yaitu kesatuan yang dibentuk dalam perjalanan sejarahnya yang panjang sejak <aman Sri:ijaya, !ajapahit dan munculnya kerajaan-kerajaan Islam hingga akhirnya muncul penjajahan @AB dan Belanda. Secara terbuka nasionalisme mula pertama dicetuskan dalam Sumpah emuda 57 Aktober '()* dan mencapai puncaknya pada roklamasi Kemerdekaan RI pada '/ .gustus '()*. ancasila bersi1at "majemuk tunggal" $bhinneka tunggal ika%. =nsur-unsur yang membentuk nasionalisme Indonesia adalah sebagai

5. Kesatuan Nasib. Bangsa Indonesia terbentuk karena memilikipersamaan nasib, yaitu penderitaan selama masa penjajahan dan perjuangan merebut kemerdekaan secara terpisah dan bersama-sama, sehingga berkat rahmat #uhan Dang !aha Esa dapat memproklmasikan kemerdekaan menjelang berakhirnya masa pendudukan tentara &epang. 8. Kesatuan Kebudayaan. 4alaupun bangsa Indonesia memilikikeragaman kebudayaan dan menganut agama yang berbeda, namun keseluruhannya itu merupakan satu kebudayaan yang serumpun dan mempunyai kaitan dengan agama-agama besar yang dianut bangsa Indonesia, khususnya ;indu dan Islam. ). Kesatuan Wilayah. Bangsa ini hidup dan mencari penghidupan di :ilayah yang sama yaitu tumpah darah Indonesia. *. Kesatuan Asas Kerohanian. Bangsa ini memiliki kesamaan cia-cita, pandangan hidup dan 1alsa1ah kenegaraan yang berakar dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri di masa lalu maupun pada masa kini. ,alam kaitannya dengan bentuk pemerintahan atau negara, Soepomo dan !ohamad Damin mengemukakan agar bangsa Indonesia menganut paham integralistik, dalam arti bah:a negara yang didiami bangsa Indonesia merupakan suatu kesatuan integral dari unsur-unsur yang menyusunnya. aham integralistik mengandaikan bah:a negara harus mengatasi semua golongan. Notonagoro di lain hal mengusulkan agar NKRI menjadi negara yang berasaskan kekeluargaan, tetapi diartikan keliru oleh Suharto dan re<imnya selama lebih 86 tahun. Sampai sekarang tampaknya kita masih gamang akan memilih paham yang mana untuk menentukan masa depan negara kita. Kita juga belum tahu bagaimana menempatkan kebudayaan penduduk Nusantara yang bhineka itu, yang multi-etnik, multi-budaya dan multi-agama, dalam rangka negara persatuan. Turen, Senin, ! "esember #!$ %e&leksi Kehidu'an Bermasyarakat yang (erdas Sesuai dengan Konse'si ke-)ndonesia-an*

You might also like