You are on page 1of 10

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENANGANAN DAN PENATAAN REKLAME DI KOTA BANDUNG (Kantor Litbang dengan PT.

Massuka Pratama) Tahun 2004


A. Latar belakang Media informasi adalah merupakan salah satu kelengkapan lingkungan atauStreet dan Environmental Furnitur perencanaannya termasuk dalam detail kota. Reklame seharusnya sudah menjadi unsur pengaturan dalam tingkat Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Wilayah peruntukannya (kawasan /zoning) dalam tingkat Rencana Tata Ruang Kota (RTRK). Lokasi dan besaran per reklamean harus dengan peruntukan dan fungsi wilayah kota yang ditrtapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota (RTRK). Lebih mendetail masalah per reklamean ini merupakan bagian yang dipertimbangkan dalam Pola Rancang dan Rekayasa Kota (Urban design Pattern dan Urban Structure) yang biasanya tertuang dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Menyadari permasalahan tersebut diatas, maka dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak akan adanya suatu kajian penanganan dan penataan Reklame di Kota Bandung yang dapat mempermudah tugas satuan kerja yang bertanggungjawab dalam menertibkan ijin pemasangan reklame, menginventarisasi sekaligus melakukan pemantauan atas reklame-reklame terpasang pada suatu kawasan tertentu. B. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat Maksud : Sebagai bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota Bandung dalam rangka penanganan dan penataan reklame dengan cara membandingkan kondisi di lapangan dengan kebijakan dan peraturan yang ada. Tujuan : Untuk dapat menata kota supaya lebih baik, dengan cara memperbaiki kesemrawutan penataan reklame dan mencari solusinya, sehingga estetika kota akan tercapai sesuai dengan visi kota Bandung sebagai kota Jasa.

Sasaran : Terdapatnya hasil kajian dan evaluasi penanganan dan penataan reklame di Kota Bandung sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Bandung dalampengambilan kebijakannya, dengan melakukan : Mengidentifikasi permasalahan dilapangan mengenai pemasangan reklame di Kota Bandung. Mengidentifikasi permasalahan pendapatan daerah dari reklame. Mengevaluasi kebijakan dan peraturan reklame yang ada di kota Bandung. Merencanakan Penanganan dan Penataan Reklame yang sesuai estetika lingkungan dan peraturan yang ada di kota Bandung. Manfaat : Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Bandung dalam pengambilan kebijakan mengenai penanganan reklame.

C.

Identifikasi Permasalahan Permasalahan utama dalam kajian ini adalah indikasi semakin meningkatnya produk reklame baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sementara penataannya kurang mempertimbangkan kondisi lingkungan yang konseptional, sehingga perlu dikaji dan dievaluasi kembali apakah sesuai dengan kaidah keseimbangan dan keserasian. 1. Keberadaan volume/kualitas dalam lingkungan yang berlebihan. 2. Lokasi dalam kaitan tata ruang kota yang tidak tepat. 3. Dimensi dalam kaitan skala atau besaran ruang dan masa bangunan dalam lingkungan yang tidak proporsional. 4. Penataan yang mempengaruhi penampilan lingkungan kota. 5. Penentuan bentuk visual yang mempengaruhi keteraturan lingkungan kota. 6. Pemecahan fisik yang mempengaruhi kondisi identitas lingkungan kota. Sehingga sering muncul beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Belum adanya standar estetika lingkungan penataan reklame, sehingga dapat mengganggu keindahan lingkungan. 2. Sulit untuk menentukan apakah suatu kawasan atau area tertentu telah mengalami jenuh reklame atau jumlah reklame yang terpasang di suatu kawasan tertentu telah melebihi ketentuan sehingga kawasan tersebut harus dikenal perbatasan pemasangan reklame baru. 3. Keputusan mengenai pelarangan pemasangan reklame pada kawasan bebas reklame atau kawasan terbatas reklame dalam pelaksanaannya seringkali mengalami terabaikan. 4. Upaya pemantauan atas reklame (ilegal) sukar untuk dilakukan sebagai akibat kurangnya sistem kontrol dari yang berwenang. 5. Pengecekan atas reklame yang telah jatuh tempo sulit dilakukan sehingga berpengaruh atas pendapatan daerah. 6. Disain dan ukuran reklame terpasang tidak sesuai dengan disain dan ukuran reklame yang diusulkan. Akibatnya pajak maupun retribusi pemasangan rekmale yang dikenakan atas reklame yang bersangkutan jauh dibawah pajak maupun retribusi pemasangan reklame yang seharusnya dikenakan atas reklame tersebut. 7. Sampai saat ini masih adanya bermunculan pemasangan reklame-reklame baru yang mempengaruhi terhadap keindahan/estetika suatu kawasan.

D.

Metodologi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu upaya untuk menghubungkan fakta dengan interpretasi yang tepat. Metoda deskriptif ini akan meneliti situasi-situasi yang bertalian dengan kondisi sosial, kondisi ekonomi, kondisi fisik, dan kondisi-kondisi lain yang dianggap perlu ; serta interaksi dinamis yang ada didalamnya, sehingga merupakan bentuk studi komprehensif dan studi komparatif antar gejala yang satu sama lain berkaitan erat. Metode deskriptif dilakukan melalui suvei lapangan mengenai gejala ekonomi, institusi, tata ruang, serta studi literatur dan data instansional. Pendekatannya adalah sebagai berikut : Studi literature dan data instansional, Survei lapangan, Survei pada instansi yang menangani perijinan reklame, Wawancara, Diskusi, Kajian, Analisis Metode pendekatan yang digunakan adalah : - Metoda pendekatan estetika lingkungan/ nilai lingkungan - Metoda pendekatan tata ruang kota Bandung/fungsi pemanfaatan kawasan Kota Bandung - Metode-metode lainnya yang dianggap perlu untuk digunakan.

Bagan Metoda Penelitian


LATAR BELAKANG - Perletakan reklame yang kurang optimal - Pendapatan reklame yang kurang optimal - Harmonisasi implementasi di lapangan dgn peraturan daerah yang ada mengenai reklame

Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Bandung

ISU SENTRAL Perencanaan penataan dan pendapatan reklame ke masa depan secara terintegrasi dan optimal

KAJIAN LITERATUR & SURVEI LAPANGAN Peraturan Daerah Mengenai Reklame Konsep Penataan Reklame yang baik Konsep Pendapatan Reklame yang optimal

IDENTIFIKASI MASALAH Bagaimana menata reklame agar dapat memperindah penampilan kota ?

TUJUAN DAN MANFAAT

Isu

DATA ANALISA & SINTESA KESIMPULAN

Kerangka

ANALISIS - Lokasi - Penertiban dan Pengawasan - Sistem perijinan

Persyaratan

SINTESA Konsep penataan reklame Kota Bandung

REKOMENDASI

STUDI AWAL

E.

Kesimpulan Secara umum pada saat ini tata cara penanganan dan penataan reklame yang telah dilaksanakan dapat dikatakan cukup baik, namun memerlukan suatu charge yang lebih baik lagi baik dari segi estetika, secara arsitektual maupun lingkungan, serta dari segi manajemen yang berorientasi kepada efisiensi dan keindahan kota, bukan kepada targeting yang terkadang mengabaikan sisi lainnya. Secara khusus, kesimpulan dibagi menjadi dua bagian yang merupakan suatu kesatuan dengan harapan agar supaya kajian ini implementatif di lapangan. Kesimpulan mengenai kelengkapan peraturan teknis penataan media reklame luar ruangan. Substansi peraturan yang telah ditetapkan di kota Bandung mengenai pengelolaan media reklame (Perda No. 1851 tahun 2002). Hanya mengatur ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan prosedur maupun biaya retribusi dan pajak reklame bagi pemasukan pendapatan asli daerah serta ini dari media reklame yang harus sesuai dengan syarat-syarat norma keagamaan, keindahan, kesopanan, ketertiban umum, keselamatan, kesusilaan, kesehatan dan rencana kota. Penyelenggaraan media reklame harus disusun dalam Bahasa Indonesia dengan huruf latin atau apabila dianggap perlu dapat disusun dalambahasa lainnya dengan menggunakan huruf dengan skala lebih kecil yang ditempatkan di bawah tulisan Bahasa Indonesianya. Rekomendasi kelayakan muatan isi media reklame diberikan oleh TP2R. Pedoman yang sifatnya teknis untuk penataan media reklame tidak diatur dengan jelas. Instansi terkait seperti Dinas Tata Kota (DTK) Kota Bandung yang memberikan rekomendasi titik-titik lokasi pemasangan, ukuran,bentuk serta cara pemasangan, ukuran, bentuk serta cara pemasangan media reklame tidak memiliki pedoman yang jelas yang dapat dijadikan dasar dikeluarkannya rekomendasi, demikian pula dengan Dinas Pekerjaan Umum yang memberi rekomendasi atas kontruksi dan keselamatan pemasangan media reklame di daerah milik jalan serta Dinas Pengawasan Bangunan Kota Bandung yang memberi rekomendasi konstruksi media reklame dan bangunan yang diletakkan di luar daerah daerah milik jalan. Tidak adanya aturan yang jelas sebagai dasar untukmenata media reklame serta adanya terget pendapatan asli daerah yang harus dipenuhi menjadikan pemerintah daerah tidak leluasa mengatur penataan media reklame dipasang oleh pemohon atau biro iklan sendiri. Kelengkapan aturan teknis dalam Peraturan Daerah No. 1651 tahun 2002 serta aturan teknis yang dijadikan dasar dikeluarkannya rekomendasi berdasarkan elemen-elemen yang perlu ditata dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Deskripsi Aturan Teknis Penataan Media Reklame Berdasarkan Elemen-elemen Yang Perlu Diatur Elemen KONSTRUKSI Aturan Teknis Direkomendasikan oleh Dinas Bina Marga untuk pemasangan pada damija supaya tidak mengganggu lalu lintas atau pejalan kaki dan DPB untukpemasangan diluar damija (halaman atau bangunan). Persyaratan kekuatan konstruksi maupun kekuatan bangunan serta penempatan media reklame tersebut dipasang tidak teratur secara jelas. Bentuk dan ukuran serta media reklame direkomendasikan oleh DTK, akan tetapi tidak ada pedoman yang jelas yang dapat dijadikan dasar dikeluarkannya rekomendasi pada umumnya hanya didasarkan pada fungsi kawasan Yang masih perlu diatur Persyaratan kekuatan konstruksi untukmenjamin keselamatan masyarakat atau lingkungan. Perancangan konstruksi untuk mendukung keindahan lingkungan

BENTUK UKURAN

DAN

Bentuk dan ukuran pada fungsi jalan tertentu, pada kawasan fungsional tertentu dengan memperhatikan ketersediaan ruang media reklame serta kesesuaian dengan karakteristik lanskap/lingkungan serta faktor keselamatan.

Kesimpulan mengenai elemen dan aspek-aspek yang dipertimbangkan serta kriteriannya dalam penataan media reklame luar ruangan. Elemen-elemen teknis yang diatur dalam penataan media reklame ditentukan berdasarkan persoalan-persoalan yang menyangkut penataan media reklame dan selalu dikaitkan dengan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penataannya. Sehingga elemen-elemen yang perlu diatur dalam penataan media reklame luar ruangan ini mencakup konstruksi, bentuk dan ukuran, jumlah,penempatan, orientasi serta pencahayaan media reklame. Dasar pertimbangan media reklame ditentukan memperhatikan kepentingan masyarakat, pemerintah daerah dan pihak pengusaha (biro iklan) untuk menempatkan media reklame sesuai dengan fungsinya sebagai media informasi sekaligus sebagai komponen kota yang berpengaruh pada keindahan kota. Oleh karena itu aspek keselamatan, keindahan dan keefektifan penyampaian informasi menjadi dasar pertimbangan dalam menata media reklame luar ruangan. Sedangkan prinsip desian yang harus diperhitungkan dalam menyusun pedoman teknis penataan media reklame dapat dilihat pada tabel berikut :

KRITERIA ASPEK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENATAAN MEDIA REKLAME ASPEK PERTIMBANGAN Keindahan KRITERIA 1. Nyaman, enak dilihat atau dipandang (teratur penempatannya menurut tipologinya, tidak saling menutup). 2. Harmonis dengan lingkungan baik ukuran, bentuk, tinggi maupun penempatannya (tidak mengganggu/menutupi objek menarik lainnya. 1. Tidak mengganggu aktivitas pejalan kaki dan pengendara 2. Aman/tidak membahayakan bagi lingkungan di sekitar media reklame itu berada Mudah dilihat atau dibaca meskipun hanya sambil lalu ELEMEN TERKAIT Konstruksi, bentuk ukuran penempatan, jumlah, orientasi, pencahayaan

Keselamatan

Konstruksi, bentuk ukuran, penempatan

Keefektifan penyampaian informasi

Bentuk ukuran penempatan, jumlah, orientasi, pencahayaan

DASAR PERTIMBANGAN PRINSIP DESAIN MENURUT ELEMEN-ELEMEN YANG DIATUR DAN ASPEK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENATAAN MEDIA REKLAME
Elemen Aspek Konstruksi Keselamatan Aman Bagi Masyarakat (pejalan kaki, pengendara/kendaraan) Lingkungan sekitarnya (bangunan, jaringan listrik, dll) Aman Bagi Masyarakat (pejalan kaki, pengendara/kendaraan) Lingkungan sekitarnya (bangunan, jaringan listrik, dll) Aman Bagi Masyarakat (pejalan kaki, pengendara / kendaraan) Lingkungan sekitarnya (bangunan, jaringan listrik, dll) Keindahan Indah sesuai dengan : Bentuk lanskap Karakteristik lingkungan Keefektifan Penyampaian Informasi

Bentuk Ukuran

dan

Penempatan

Indah sesuai dengan : Karakteristik kawasan /penggunaan lahan di kiri kanan jalan Bentuk lanskap Skala struktur/bangunan Indah sesuai dengan : Fungsi kawasan /penggunaan lahan di kiri kanan jalan Bentuk lanskap

Efektif bagi : Masyarakat (pejalan kaki & pengendara)

Efektif bagi : Masyarakat (pejalan kaki & pengendara) Dengan memperhatikan Fungsi jalan dan kecepatan kendaraan Waktu baca

Jumlah

Indah sesuai dengan : Karekteristik fungsi kawasan /penggunaan lahan di kiri kanan jalan Bentuk lanskap Dengan memperhatikan Lebar kavling atau jarak antar bangunan Orientasi pemasangan Bentuk lanskap Jenis Media Reklame Keberadaan media reklame yang lain

Bentuk lanskap, lingkungan Sudut pandang pengendara (manusia) Penempatan media reklame lain Efektif bagi : Masyarakat (pejalan kaki & pengendara) Dengan memperhatikan Lebar kavling atau jarak antar bangunan Fungsi jalan dan kecepatan kendaraan Waktu baca Bentuk lanskap, lingkungan Sudut pandang pengendara (manusia) Penempatan media reklame lain Efektif bagi : Masyarakat (pejalan kaki & pengendara) Dengan memperhatikan Bentuk lanskap Fungsi jalan dan kecapatan lalu lintas Banyaknya pesan yang disampaikan Jenis media reklame Jumlah media reklame yang terpasang Lebar kavling penempatan media reklame lain Efektif bagi : Masyarakat (pejalan kaki & pengendara) Dengan memperhatikan Fungsi media reklame Karakter kawasan

Orientasi

Indah menurut : Fungsi kawasan/pengguna lahan di kanan jalan Bentuk lanskap Dengan memperhatikan Bentuk lanskap Jenis media reklame Keberadaan media reklame yang lain Jumlah media reklame Lebar kavling

Pencahayaan

Aman Bagi Masyarakat (pejalan kaki, pengendara / kendaraan)

Indah menurut : Fungsi kawasan/pengguna lahan di kanan jalan

F.

Saran Dari kesimpulan diatas,masing-masing cukup banyak komponen-komponen yang masih dievaluasi dari penajaman terhadap peraturan, khususnya TP2R sebagai pelaksana di lapangan.

Perlu kiranya ada suatu kajian yang lebih khusus lagi dan terperinci dari masingmasing aspek agar tercapai suatu hasil nyata yang tidak implementatif, maupun juga komprehensif.

MODEL PEDOMAN TEKNIS PENATAAN MEDIA REKLAME RUANG LUAR DI KORIDOR JL.MERDEKA KOTA BANDUNG
Konstruksi Sederhana tidak menggunakan terlalu banyak rangka. Dpt digabungkan dgn perlengkapan jalan (telepon umum, tempat sampah) Mampu menahan angin Mampu menahan beban reklame Bangunan / dinding yg dipasang media reklame harus kuat Bentuk dan Ukuran Media reklame permanen maupun temporer, ukuran disesuaikan dgn ruang yang tersedia bagi media reklame, luas tidak 2 lebih dari 24 m utk media yg dipasang menghadap arus kendaraan/membentuk sudut tertentu terhadap jalan. Untuk media reklame yg dipasang menghadap jalan ukuran kuas tersebut harus diperhitungkan kembali supaya tdk menutupi arsitektur bangunan. Bentuk sederhana atau mengambil bentuk khusus yg mudah dikenali Bentuk dan ukuran yg seragam utk masing-masing jenis media reklame memberi kontribusi pada keindahan, keefektifan penyampaian informasi. Jumlah Satu bangunan dgn satu media reklame permanen maupun temporer yg berkaitan dgn kegiatan pada bangunan atau tempat tersebut, kecuali jika dalam satu bangunan terdapat lebih dari satu kegiatan komer-sial/ jasa. Media reklame permanen yang konstruksinya ditempatkan di trotoar dilarang. Media reklame dibatasi hanya pada halaman atau bangunan. Jika jumlah media reklame sudah terlalu banyak dan mengurangi keindahan dan keefektifan penyampaian informasi, maka media reklame permanen maupun temporer tidak berkaitan langsung dengan kegiatan ditempat tersebut dibatasi / dilarang. Penempatan Tidak diijinkan menempatkan konstruksi media reklame diatas trotoar, kecuali bila media reklame tersebut digabungkan dgn perlengkapan jalan yang lain (pada tempat sampah, tempat telepon umum dll) jarak penempatan dari trotoar minimal 45 cm. Bagian media reklame yg berada diatas trotoar harus diatas ketinggian 225 cm. Konstruksi/tiang penyangga media reklame diletakkan pd halaman / batas antara halaman dgn trotoar Spanduk sebaiknya dipasang pada tanah antara halaman dgn trotoar/pada daerah tempat pagar. Media reklame temporer yang lain diletakan pada halaman, trotoar mall BIP, atau pada bangunan tetapi disesuaikan dgn bentuk arsitektur bangunan (seperti pd toko Gramedia). Tidak diijinkan menempatkan media reklame permanen maupun temporer diatas badan jalan untuk menjaga pemandangan yg menarik dari arah utara (menara gereja yg tampak dari Orientasi Untuk media reklame permanen yg berada di atas trotoar berorientasi menghadap arus kendaraan. Pada halaman juga menghadap arus kendaraan sedangkan yang ditempatkan diatas atap atau pada bangunan menghadap arus kendaraan, membentuk sudut tertentu terhadap jalan atau menghadapjalan. Media reklame temporer dapat diorientasikan mengahadap arus kendaraan atau menghadap kearah jalan jika diletakkan pada halaman atau bangunan. Pada trotoar mall BIP arah orientasi dapat membentuk sudut terhadap jalan dengan tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan Pencahayaan Penerangan diijinkan dalam batasbatas yg tidak menyilaukan dan berintensitas konstan,serta tidak menimbulkan ilusi bergerak terutama pada media reklame yang ditempatkan di atas atap bangunan maupun persimpangan media reklame di tempat lain memanfaatka n penerangan yang sudah ada,kecuali kalau media reklame tersebut dirancang bercahaya.

Media reklame yg ditempatkan pada daerah milik jalan dibatasi hanya utk media reklame yg penempatannya digabungkan dgn perlengkapan jalan yg lain.

tengah gereja) Media reklame permanen pada sisi kiri jalan (dari arah utara) dgn menempatkan ketinggiang yg semakin tinggi kearah selatan, dpt diletakkan diatap ba-ngunan tetapi pada sisi kanan jalan, penempatan media reklame di atas atap hrs mempertimbangkan juga ketinggian bangunan agar pe-nempatannya tidak tertutup bangunan karena pada sisi ini, bangunan tinggi berada ditengah. Ketinggian media reklame berdasarkan kecepatan rata-rata lalulintas tetapi jarakini hrs diperhitungkan dgn lebar kavling dan bentuk lanskap. Jika jarak minimum ini tidak dapat dipenuhi, perencanaan penempatan dan orientasi dpt digunakan utk mengantisipasinya sehingga pada jarak baca media reklame ini tetap dapat terlihat dan terbaca.

pejalan kaki. Selain kecepatan, arah orientasi pemasangan media reklame pada daerah ini juga harus memperhatikan lebar kavling/jarak antar bangunan, lanskap,arsitektur bangunan dan keberadaan media reklame yang lain supaya pada jarak baca minimum media reklame tersebut dapat terlihat dan terbaca.

You might also like