You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dewasa ini sudah mulai banyak para pekerja seperti peternak, pekerja bengkel, dan sebagainya yang beralih profesi menjadi petani jamur (budidaya jamur). Hal ini disebabkan oleh banyaknya permintaan jamur baik untuk kebutuhan domestic ataupun kebutuhan ekspor. Disamping itu keadaan alam Indonesia yang tropis tapi memmiliki kelembaban udara yang tinggi serta tidak memiliki 4 musim menjadikan Indonesia menjadi tempat budidaya yang ideal untuk berbagai jenis jamur -- seperti jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes) -- dan jamur yang memerlukan suhu yang relatif tinggi pada dataran rendah dan jamur-jamur yang memerlukan suhu yang relatif rendah pada dataran tinggi serta dapat berproduksi sepanjang tahun. Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI)[1], Produksi jamur tiram putih sekitar 30% dari total produksi jamur Indonesia. Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28OC dengan kelembaban 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 22 OC. [2]
1

Panen jamur tiram dapat dilakukan 3-4 kali dalm 1 tahun. Biasanya panen pertama dilakukan 5 6 minggu setelah dilakukan inokulasi bibit. Menurut FAO (Food Agriculture Organisation) untuk Oyster Mushroom (jamur tiram), incubation period adalah 4 minggu. Lalu masa produksinya adalah : Petikan/panen pertama = 5 minggu Petikan/panen kedua = 8 minggu Petikan/panen ketiga = 11 minggu Petikan/panen keempat = 15 minggu Petikan/panen kelima = 20 minggu
[5]

Seiring berjalannya waktu para petani ternyata mengalami hambatan dalam melakukan pengendalian suhu kumbung jamur sehari-hari. Upaya yang mereka lakukan biasanya adalah dengan manual menggunakan sprayer yang disemprotkan pada kumbung jamur saat pagi dan sore setiap harinya. Selain kurang praktis, ada kelemahan lain yang terjadi dengan metode yang seperti itu, yaitu jika kondisi suhu dan kelembaban berfluktuasi sepanjang hari seperti yang biasa terjadi pada

pergantian musim saat ini, maka tidak cukup hanya disemprot dengan sprayer tiap pagi dan sore hari. Fluktuasi suhu dan kelembaban sangat tinggi dan ini menyebabkan hasil panen jadi terganggu. Akan menjadi sebuah permasalahan tersendiri apabila para petani harus sepanjang waktu berada di kumbung jamur untuk melakukan penyemprotan. Salah satu cara untuk mengatasi gangguan yang telah dijelaskan diatas adalah dengan membuat alat sistem kendali atau sistem kontrol otomatis dalam menjaga kestabilan suhu dan kelembaban kumbung sehingga dapat meningkatkan hasil panen yang lebih baik. Sistem kontrol dua posisi merupakan salah satu alternatif sistem kendali sederhana, dan mudah untuk mengatasi kestabilan suhu dan kelembaban ruang kumbung. Misalkan, apabila ruangan bersuhu rendah maka kontroler bekerja untuk menaikkan suhu ruangan, sebaliknya apabila suhu ruangan mencapai

posisi suhu tinggi maka kontroler bekerja untuk menurunkan suhu ruangan dengan cara pengaturan buka tutup ventilasi dan aktifasi sprayer. Kontroler akan berfungsi melakukan kalkulasi sesuai dengan algoritma yang ditanamkan ataupun diterapkan pada kontroler tersebut. [6] Berdasarkan latar belakang di atas ,maka penulis tertarik untuk membuat tugas akhir dengan judul Perancangan Sistem Kendali Suhu dan Kelembaban Kumbung Jamur Tiram Dengan Metoda Kontroler Dua Posisi berbasis Mikrokontroler . Dengan penelitian ini diharapkan suhu dan kelembaban ruang kumbung jamur tiram dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram.

1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang sebuah sistem kendali suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram 2. Bagaimana mengimplementasikan metoda kendali dua posisi untuk aktifasi proses penyiraman dan buka/tutup ventilasi kumbung jamur agar temperatur dan kelembaban sesuai dengan set point yang diinginkan

1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah : 1. Perancangan sistem kendali dengan menggunakan metoda Kontroler Dua Posisi, Sensor SHT11 dan Mikrokontroler Arduino. 2. Output dari sistem kendali ini yaitu aktifasi sprayer untuk menambah kelembaban ruang kumbung berupa pengabutan dan buka tutup ventilasi untuk menstabilkan suhu 3. Desain alat yang dibuat dalam bentuk prototype.

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah merancang sebuah sistem kendali suhu dan kelembaban kumbung jamur tiram agar mendapatkan hasil panen yang lebih baik.

You might also like