You are on page 1of 9

http://medicastore.com/penyakit/143/Gingivitis_radang_gusi.html Gingivitis (radang gusi) DEFINISI Gingivitis adalah peradangan pada gusi (gingiva).

Gingivitis sering terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah tumbuhnya gigi.

PENYEBAB Gingivitis hampir selalu terjadi akibat penggosokan dan flosing (membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi) yang tidak benar, sehingga plak tetap ada di sepanjang garis gusi. Plak merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri. Plak lebih sering menempel pada tambalan yang salah atau di sekitar gigi yang terletak bersebelahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi (kalkulusflosing (benang gigi). Plak merupakan penyebab utama dari gingivitis. Faktor lainnya yang akan semakin memperburuk peradangan adalah: - kehamilan - pubertas - pil KB. Obat-obat tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan gusi yang berlebihan sehingga plak sulit dibersihkan dan terjadilah gingivitis. Obat-obatan tersebut adalah: - fenitoin (obat anti kejang) - siklosporin (diminum oleh penderita yang menjalani pencangkokan organ) - calcium channel blockers (misalnya nifedipin, obat untuk mengendalikan tekanan darah dan kelainan irama jantung) - pil atau suntikan KB. Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi meradang dan mudah berdarah. Kekurangan niasin ( pellagra) juga bisa menyebabkan peradangan dan perdarahan gusi, serta mempermudah terjadinya infeksi mulut. Pada kehamilan, gingivitis bisa semakin memburuk. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan hormonal. Keadaan ini didukung oleh kurangnya menjaga kebersihan mulut karena wanita hamil sering merasa mual di pagi hari. Selama kehamilan, iritasi ringan (yang paling sering adalah pembentukan karang gigi) bisa

menyebabkan pertumbuhan berlebih dari jaringan gusi yang menyerupai benjolan. Keadaan ini disebut tumor kehamilan. Jika terluka atau pada saat makan, jaringan gusi yang membengkak ini mudah mengalami perdarahan. Gingivitis deskuamativa merupakan suatu keadaan yang paling sering ditemukan pada wanita pasca menopause. Lapisan gusi yang paling luar terpisah dari jaringan dibawahnya. Gusi menjadi sangat longgar sehingga lapisan terluarnya bisa digerakkan dengan kapas lidi. Pada perikoronitis, yang membengkak adalah gusi pada sebuah gigi yang belum keluar seluruhnya. Cairan, potongan makanan dan bakteri bisa terperangkap di dalam bagian gusi yang menutupi gigi ini. Bisa terjadi infeksi, yang selanjutnya bisa menyebar ke tenggorokan atau pipi.

GEJALA Pada gingivitis simplek, gusi tampak merah, bukan pink. Gusi membengkak dan mudah digerakkan. Jika penderita menggosok gigi atau makan, gusi seringkali berdarah. Jika gingivitisnya berat, maka pada saat bangun pagi bantal akan dipenuhi oleh bercak darah, terutama jika pada saat tidur penderita bernafas melalui mulutnya.

Gingivostomatitis herpetik akut merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut. Gingivitis pada leukemia merupakan tanda awal dari leukemia pada sekitar 25% penderita anak-anak. Penyusupan (infiltrasi) sel-sel leukemia ke dalam gusi menyebabkan gingivitis dan berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi akan semakin memperburuk keadaan ini. Gusi tampak merah dan mudah berdarah. Perdarahan seringkali berlanjut sampai beberapa menit atau lebih karena pada penderita leukemia, darah tidak membeku secara norma.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Gusi yang meradang tampak merah, membengkak dan mudah berdarah. PENGOBATAN Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan vitamin. Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika penderita makan dan minum. Tumor kehamilan diangkat melalui pembedahan, Tetapi tumor ini cenderung tumbuh kembali selama kehamilan masih berlangsung. Pada gingivitis deskuamativa diberikan terapi sulih hormon. Pilihan pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid atau salep kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia, sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pada perikoronitis, sisa makanan dan bakteri dibawah lipatan gusi dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgen menunjukkan bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna, maka gigi geraham atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum gigi geraham bawah juga dicabut. PENCEGAHAN Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan vitamin. Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika penderita makan dan minum. Tumor kehamilan diangkat melalui pembedahan, Tetapi tumor ini cenderung tumbuh kembali selama kehamilan masih berlangsung.

Pada gingivitis deskuamativa diberikan terapi sulih hormon. Pilihan pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid atau salep kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia, sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pada perikoronitis, sisa makanan dan bakteri dibawah lipatan gusi dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgen menunjukkan bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna, maka gigi geraham atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum gigi geraham bawah juga dicabut.

http://www.totalkesehatananda.com/Gingivitis1.html

Gingivitis, Periodontitis
Gingivitis, juga umumnya disebut penyakit gusi atau penyakit periodontal, menggambarkan kejadian-kejadian yang mulai dengan pertumbuhan bakteri didalam mulut anda dan mungkin berakhir - jika tidak dirawat dengan benar - dengan kehilangan gigi yang disebabkan oleh pengrusakan dari jaringan yang mengelilingi gigi-gigi anda. Sebenarnya, gingivitis dan periodontitis adalah dua stadium yang berbeda dari penyakit gusi.

Perbedaan Antara Gingivitis Dan Periodontitis


Gingivitis biasanya mendahului periodontitis. Bagaimanapun, adalah penting untuk mengetahui bahwa tidak semua gingivitis berlanjut ke periodontitis. Pada keadaan awal dari gingivitis, bakteri-bakteri dalam plaque terbentuk, menyebabkan gusigusi menjadi meradang (merah dan bengkak) dan seringkali dengan mudah berdarah sewaktu sikat gigi. Meskipun gusi-gusi mungkin teriritasi, gigi-gigi masih dengan kuat tertanam dalam rongga-rongga mereka. Tidak ada kerusakan tulang atau jaringan lain yang tidak dapat dikembalikan telah terjadi pada stadium ini. Jika gingivitis dibiarkan tidak dirawat, ia dapat berlanjut ke periodontitis. Pada orang dengan periodontitis, lapisan bagian dalam dari gusi dan tulang menjauh dari gigi-gigi dan membentuk kantong-kantong (pockets). Ruang-ruang kecil ini antara gigi-gigi dan gusi-gusi mengumpulkan puing-puing (kotoran) dan dapat menjadi terinfeksi. Sistim imun tubuh melawan bakter-bakteri ketika plaque menyebar dan tumbuh dibawah garis gusi. Racun-racun - yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri dalam plaque serta enzim-enzim tubuh yang "baik" yang terlibat dalam memerangi infeksi-infeksi - mulai mengurai tulang dan jaringan penghubung yang memegang gigi-gigi pada tempatnya. Ketika penyakitnya berlanjut, kantongkantong (pockets) mendalam dan lebih banyak jaringan gusi dan tulang yang dirusak. Ketika ini terjadi, gigi-gigi tidak lagi tertanam pada tempatnya, mereka menjadi lebih kendur, dan kehilangan gigi terjadi. Penyakit gusi, nyatanya, adalah penyebab yang memimpin dari kehilangan gigi pada kaum dewasa.

Penyebab Penyakit Periodontal


Plaque adalah penyebab utama dari penyakit periodontal. Bagaimanapun, faktor-faktor lain dapat berkontribusi pada penyakit gusi. Ini termasuk:

Perubahan-perubahan hormon - seperti yang terjadi selama kehamilan, masa pubertas, menopause, dan menstruasi bulanan - membuat gusi-gusi lebih sensitif, yang membuat gingivitis lebih mudah untuk berkembang. Penyakit-penyakit mungkin mempengaruhi kondisi dari gusi-gusi. Ini termasuk penyakit-penyakit seperti kanker atau HIV yang mengganggu sistim imun. Karena diabetes mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan gula darah, pasien-pasien dengan penyakit ini berada pada risiko yang lebih tinggi mengembangkan infeksi-infeksi, termasuk penyakit periodontal. Obat-obat dapat mempengaruhi kesehatan mulut (oral) karena beberapa mengurangi aliran air liur, yang mempunyai efek perlindungan pada gigi-gigi dan gusi-gusi. Beberapa obat-obat, seperti obat anticonvulsant Dilantin dan obat anti-angina Procardia dan Adalat, dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan gusi yang abnormal. Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, membuat jaringan gusi lebih sulit untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kebiasaan-kebiasaan kesehatan mulut yang buruk seperti tidak menggosok dan flossing pada basis harian, membuat gingivitis lebih mudah untuk berkembang. Sejarah penyakit gigi keluarga dapat menjadi faktor yang berkontribusi untuk perkembangan gingivitis.

http://doktersehat.com/apa-penyebab-gusi-berdarah/ Dokter Sehat Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat. Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi. Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi. Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis. Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat). Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi). Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi. Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut. Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.

Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit, antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan memberikan vitamin C. Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas normal maka kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. sumber: drg. Nita Margaretha, SpPM Staf Pengajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut FKUAJ tanyadokteranda.com

Read more: http://doktersehat.com/apa-penyebab-gusi-berdarah/#ixzz1mL9RjhYs Gusi berdarah ataupun gusi bengkak biasanya merupakan tanda terjadinya proses radang pada gusi. Radang gusi merupakan tahap awal dari penyakit gusi dan merupakan tahap yang paling mudah untuk dirawat. Kerusakan yang diakibatkannya pun dapat diperbaiki seperti kondisi semula. Apa penyebab, tanda dan gejala lain, serta bagaimana mencegahnya? Penyebab gusi meradang adalah plak, suatu substansi lunak, lengket dan tidak berwarna yang akan selalu terbentuk pada gigi dan gusi. Plak dapat mengeras menjadi karang gigi yang memiliki pemukaan kasar sehingga mempermudah plak lain untuk menempel di permukaannya. Apabila tidak rutin dibersihkan, plak akan menimbulkan iritasi pada gusi sehingga gusi menjadi meradang. Iritasi ini diakibatkan oleh toksin atau racun yang dihasilkan oleh plak yang sebenarnya merupakan kumpulan bakteri rongga mulut. Radang gusi yang tidak dirawat akan mengakibatkan menyebarnya proses radang ke jaringan pendukung gigi yang lebih dalam yang istilahnya dikenal dengan nama periodontitis. Kondisi periodontitis memang dapat dirawat, namun kerusakan yang ditimbulkannya bersifat permanen.

Apa tanda dan gejala dari radang gusi? Tanda dan gejala klasik dari radang gusi adalah gusi yang menjadi kemerahan, bengkak,

konsistensinya menjadi lunak dan gusi menjadi mudah berdarah ketika menyikat gigi. Tanda lain yang mungkin dapat terjadi adalah turunnya tepi gusi sehingga sebagian permukaan akar gigi menjadi terbuka. Beberapa orang yang mengalami radang gusi juga dapat merasakan bau mulut yang tidak sedap ataupun rasa yang tidak enak pada mulut.

Bagaimana cara mencegah radang gusi? Cara mencegah radang gusi adalah dengan menjaga kebersihan rongga mulut. Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan diantaranya:

Rutin menyikat gigi dan flossing setiap hari dengan cara yang benar dan tepat. Makan makanan yang bernutrisi untuk menjaga kesehatan gusi dan jaringan pendukung gigi lainnya. Hindari kebiasaan merokok. Rutin membersihkan gigi (skeling untuk membersihkan karang gigi dan plak) di dokter gigi paling tidak setiap 6 bulan sekali atau sesuai rekomendasi dari dokter gigi Anda.

Langkah-langkah tadi juga sekaligus merupakan langkah perawatan yang perlu Anda lakukan untuk mengatasi kondisi radang gusi sebelum kondisi ini berkembang lebih lajut menjadi periodontitis.

You might also like