You are on page 1of 38

BIOTRANSFORMASI

Isa Marufi Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

pengantar
Biotransformasi merupakan proses kimia yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk merubah struktur kimia dari bahan kimia asing yang scr kimiawi berbeda dari senyawa asalnya (Mukono, 2007). Biotransformasi merupakan suatu proses yang umumnya mengubah senyawa asal menjadi metabolit, kemudian membentuk konjugat (Frank C. Lu, 2006). Tujuan biotransformasi adalah mengubah senyawa kimia yang toksik menjadi senyawa kimia yang kurang toksik (detoksifikasi). Tetapi dalam kasus tertentu proses biotranformasi malah menghasilkan senyawa kimia baru yang lebih toksik dari senyawa kimia asalnya (Bioaktivasi) Senyawa kimia/bahan kimia toksikan xenobiotik

Perjalanan bahan xenobiotik dr lingkungan memasuki tubuh mahkluk hidup yg terpapar, melalui fase exposisi, toksokinetik, dan toksodinamik

XENOBIOTIK

Xenobiotik bahan kimia, baik alami maupun sintesis yg berasal dari lingkungan dan masuk ke dalam tubuh manusia atau binatang sebagai benda asing.
Umumnya xenobiotik bersifat lipofilik. xenobiotik bisa menguntungkan dan juga bisa sangat berbahaya bagi tubuh perlu diketahui perilaku dan kondisi xenobiotik dalam sistem biologi tubuh manusia biotranformasi.

Paparan xenobiotik:
akut waktu singkat dan dosis besar kroniswaktu lama dan dosis rendah

Pengaruh bhn xenobiotik tergantung bioavailability bhn xenobiotik dan luas permukaan penyerapan. Kemampuan bhn xenobiotik untuk mempengaruhi sistem biologi tubuh dipengaruhi permeabilitas membran sel, aliran darah lokal dan permeabilitas kapiler darah.

Faktor Bahan Xenobiotik dalam Sistem Biologi Tubuh


1. Faktor paparan 2. Faktor organisme hidup menghadapi paparan 3. Faktor pengaruh bahan xenobiotik terhadap MH 4. Faktor berkaitan dg paparan yg berhubungan dg unsur eksternal 5. Faktor ukuran partikel, bentuk fisik, dan pengaruhnya thd bioavaibilitas 6. Faktor fase pemaparan yg bersumber dari makanan 7. Faktor metabolisme pra-absorbsi

Faktor yg Mempengaruhi Metabolisme Xenobiotik 1. Faktor fisiologis


1. 2. 3. 4. 5. 6. Umur dan perkembangan Perbedaan jenis kelamin Hormon Kehamilan Makanan penyakit

2. Faktor Kimia
1. Inhibitor 2. Inducer

3. Faktor lingkungan
1. 2. 3. 4. Suhu/kelembaban Cahaya/radiasi ionisasi ketinggian (Altitute) Kebisingan

BIOTRANSFORMASI

Tempat terpenting menjalani proses biotranformasi (transformasi metabolit) di dalam tubuh adalah hati, paru-paru, lambung, usus, kulit dan ginjal.

Williams (1959) membagi biotranformasi menjadi dua macam reaksi enzim:


1. Reaksi fase I 2. Reaksi fase II

Jalur-Jalur Umum Biotransformasi untuk Xenobiotik

Biotransformasi Fase I
Termasuk reaksi fase I adalah Oksidasi, reduksi, dan hidrolisis. Umumnya reaksi fase I mengubah bahan yang masuk ke dalam sel menjadi lebih bersifat hidrofilik (mudah larut dalam air) daripada bahan asalnya.

Tujuan biotranformasi fase I adalah membuat zat kimia lebih polar dan lebih mudah larut dalam air sehingga mudah dikeluarkan bersama dengan urine. Pada beberapa kasus reaksi enzim biotranformasi ini hanya pada reaksi fase I, tetapi sebagian kasus juga sampai terjadi rekasi fase II.

Oksidasi Biotranformasi berbagai zat kimia melibatkan proses oksidatif.


Ada dua sistem enzim oksidasi yang berperan:
1. Sistem cytochrome P 450 atau disebut juga Polysubstrate Monooxygenase dan koenzim NADPH cytochrome P 450. 2. System atau Mixed Function Oxidase (MFO).

Dalam reaksi ini, satu atom molekul oksigen direduksi menjadi air dan satu atom lagi bereaksi dengan subtrat.

Monooksigenase (oksidasi) yang berkaitan dengan sistem sitokrom berada dalam retikulum endoplasma.

Kemudian, pada homogenat sel, retikulum pecah menjadi vesikel kecil yang dikenal sebagai mikrosom.
Karena letaknya dan karena banyaknya zat yang dikatalisnya, maka enzim-enzim ini juga dikenal dengan Microsomal Mixed Function Oxidase (MFO). Di samping itu, oksidasi sejumlah toksikan dikatalis oleh oksidoreduktase nonmikrosom yang berada dalam fraksi mitokondria.

RH + O2 + NADPH+H+ ROH + H2O + NADP+

Oksidasi dapat terjadi dalam berbagai jenis reaksi, dan sering membentuk lebih dari satu metabolit. Contoh Reaksi Oksidasi
A. Oksidasi Mikrosom
1. N-propilbenzen fenilpropan-1-ol, 3-fenilpropan-2-ol, 3fenilpropan-3-ol. 2. Aldrin dieldrin 3. Amfetamin fenilaseton

B. Oksidasi Nonmikrosom
1. 5-hidroksitriptamin dan putresin aldehid 2. Etanol asetaldehid asam asetat

Example of a reactions catalyzed by cyt P450

Sumber: Color Atlas of Biochemistry / J. Koolman, K.H.Rhm. Thieme 1996

Reduksi Toksikan mengalami reduksi oleh reduktase.

Reaksi ini kurang aktif pada jaringan mamalia tetapi lebih aktif pada bakteri usus.
Suatu contoh yang menonjol adalah reduksi prontosil menjadi sulfanilamid Nitrobenzen nitrosobenzen fenilhidroksilamin anilin. Azobenzen anilin

Hidrolisis Banyak toksikan mengandung ikatan ester dan dapat dihidrolisis, diantaranya adalah senyawa ester, amid, dan fosfat.
Jaringan mamalia, termasuk plasma mengandung banyak esterase dan amidase nonspesifik yang berperan dalam hidrolisis. Berbagai esterase itu biasanya berada dalam fraksi terlarut dalam sel dan secara luas dapat dikelompokkan dalam empat kelas.

Empat kelas esterase adalah:


1. Arilesterase yang menghidrolisis ester-ester aromatik. 2. Karboksilesterase yang menghidrolisis ester-ester alifatik. 3. Kolinesterase yang menghidrolisis ester-ester yang molekul alkoholnya suatu kolin. 4. Asetilesterase yang menghidrolisis ester-ester yang molekul alkoholnya asam asetat.

Berbeda dengan esterase, amidase tidak dapat digolongkan menurut kekhususan subtratnya. Selain itu, hidrolisis enzimatik suatu amid berlangsung jauh lebih perlahan dibandingkan hidrolisis suatu ester, mungkin akibat tiadanya spesifisitas subtrat.

Example of a reaction catalyzed by a hydrolase

Sumber: Color Atlas of Biochemistry / J. Koolman, K.H.Rhm. Thieme 1996

Biotransformasi Fase II
Reaksi fase II terdiri dari reaksi sintesis atau konjugasi. Reaksi biotranformasi fase II biasa disebut juga reaksi konjugasi. Reaksi fase II ini merupakan proses biosintesis yang mengubah bahan asing atau metabolit dari fase I membuat ikatan kovalen dengan molekul endogen menjadi konjugat. Reaksi biotransformasi pada fase II merupakan reaksi biosintensis sehingga membutuhkan energi, hal ini dilakukan dengan aktivasi kofaktor adeno tri phosphat (ATP)

Sumber: http://web.indstate.edu/thcme/mwking/amino-acid-metabolism.html (May 2007)

Reaksi dan Enzim-Enzim yang berperan dalam Biotransformasi fase II


1. Pembentukan Glukuronid
Glukuronid adalah jenis konjugasi yg paling umum dan penting. Enzim yg mengkatalisis reaksi ini adalah UDP-glukuronil transferase (uridin difosfat tranferase) dan koenzimnya UDPGA (asam uridin-5-difosfo--D-glukuronat) Enzim ini juga berada dlm retikulum endoplasmik

2. Konjugasi Sulfat
Reaksi ini dikatalis oleh sulfotransferase yg ditemukan dlm fraksi sitosolik jaringan hati, ginjal, dan usus. Koenzinya adalah PAPS (3fosfoadenosis-5-fosfosulfat) Kelompok fungsional untuk tranfer sulfat adalah fenol, alkohol alifatik, dan amin aromatik.

3. Metilase
Reaksi ini dikatalis oleh metiltranferase Koenzimnya adalah SAM (S-adenosilmetionin).

4. Asetilasi
1. Asetilasi merupakan tranfer gugus asetil ke amin aromatik primer, hidrazin, sulfonamid, dan amin alifatik primer tertentu. 2. Enzim dan koenzim yang terlibat adalah N-asetil transferase dan aetil koenzim A.

5.

Konjugasi Asam Amino


Konjugasi ini dikatalis oleh konjugat asam amino dan koenzim-A. Asam karboksilat aromatik, asam arilasetat, dan asam akrilat yg mengalami subtitusi aril dapat membentuk konjugat dg asam-asam amino, terutama glisi, jg glutamin pd manusia dan monyet, serta ornitin pd burung.

6.

Konjugasi Glutation
Reaksi ini dilangsungkan oleh glutation s-transferase dan kofaktor glutation. Kemudian konjugat glutation-toksikan menjalani pemecahan enzimatik dan asetilasi membentuk turunan Nasetilsistein.

endogenic conjugation substance activated conjugation substance

Sumber: Color Atlas of Biochemistry / J. Koolman, K.H.Rhm. Thieme 1996

BIOAKTIVASI

Bioaktivasi merupakan proses biotranformasi yang menghasilkan senyawa kimia baru yang lebih toksik atau reaktif dari senyawa kimia asalnya. Reaksi ini biasanya dikatalisis oleh sistem monooksigenase yg bergantung pada sitokrom P-450, tetapi enzim-enzim lain, termasuk enzim dr flora usus jg berperan dlm kasus ttt. Metabolit reaktif misalnya, radikal bebas dapat menyebabkan peroksidasi lipid dan mengakibatkan kerusakan jaringan.

Contoh Berbagai Bioaktivasi


1. Pembentukan Epoksid Banyak senyawa aromatik diubah menjadi epoksid oleh Microsomal Mixed Function oxygenase system. Misalnya, Biotranformasi bromobenzen mjd epoksid. Epoksid bromobenzen terjadi dlm jml besar, maka ini akan banyak terikat pada makromolekul dan mengakibatkan kerusakan hati. Zat kimia lain yg menjalani epoksidasi adalah aflatoksin B1, benzen, benzo[a]piren, olefin, bifenil poliklorin, dan vinil klorida. Bioaktiv tjd terutama dlm hati, dan metabolit reaktif yg dihasilkan menyebabkan toksisitas mll pengikatan kovalen dg makromolekul dlm jaringan, dan hal ini yg menyebabkan nekrosis atau pembentukan kanker.

2. N-Hidroksilasi

Enzim mikrosom di berbagai jaringan dpt mengkatalisis N-hidroksilase berbagai jenis zat kimia.
Beberapa metabolit N-hidroksi, misalnya metabolit asetaminofen, 2-AAF, uretan, dan beberapa warna aminoazo dpt menyebabkan kanker atau nekrosis jaringan akibat pengikatan kovalen.

3. Radikal Bebas dan pembentukan superoksida Senyawa tertentu yg mengandung halogen mengalami metabolisme dan membentuk radikal bebas. Misalnya, karbon tetraklorida membentuk radikal triklorometil yg menyebabkan peroksidasi lemak tak jenuh (polyunsaturated lipid), dan terikat scr kovalen pd protein dan lemak tak jenuh. Reaksi awal ini kemudian akan diikuti dg gangguan berbagai komponen sel, spt kebocoran enzim, mutasi,neoplasia, bengkak dll.

KOMPLEKSITAS SIFAT BIOTRANSFORMASI

Toksikan biasannya menjalani beberapa jenis biotransformasi dan menghasilkan berbagai jenis metabolit dan konjugat. Misalnya, pestisida organofosfat, paration, mengalami bioaktivasi dalam hati menjadi paraokson, yg merupakan penghambat kolinesterase yg jauh lebih kuat. Beberapa reaksi metabolit berlangsung berurutan, sebab itu gangguan terhadap jalur metabolik yg normal dapat sangat mempengaruhi efek toksik.

Jalur Metabolisme bagi Senyawa Asing

Sumber: The Metabolism of Foreign Compounds / Reeves, A.L. 1981

Sumber: Color Atlas of Biochemistry / J. Koolman, K.H.Rhm. Thieme 1996. ISBN 0-86577-584-2

Sumber: Harpers Illustrated Biochemistry / R.K.Murray ed., 26. vyd., McGraw-Hill Comp, 2003.

Examples from metabolism of xenobiotics


methyl(phenyl)ether
hydroxymethyl(phenyl)ether

toluene benzyl alcohol benzoic acid + glycine hippuric acid

phenol + formaldehyde + PAPS phenyl sulfate formic acid

(= benzoyl glycine)

TERIMA KASIH

You might also like