You are on page 1of 44

SOCA (Student Oral Case Analysis)

Guillain Barre Syndrome

Ricco Aditya Pradana Sela Arini Putri

1. ANATO ! S!ST"

SARA# P"R!#"R

Sistem saraf perifer tediri atas: 1. Nervi spinalis 2. Nervi cranialis 3. Susunan saraf otonom 1. Ner$i S%inalis

Dari sulcus Postero Lateralis & Antero Lateralis muncul akar rambut saraf an! akan berkumpul ke lateral seba!ai "adi# Spinalis Nn. Spinalis N. Spinalis keluar melalui $oramina %ntervertebrace &umla' : 31 pasan! Semua akar rambut ber(alan dalam Sputum Sub arac'noid. )u(u' saraf *ervical % mendapat nama menurut +ert. an! lan!sun! diatas tempat keluarn a melalui $oramina intervert. misaln a * %%% ber(alan diantara $or. %nt %% , %%% Saraf Spinal lain diberi nama menurut +ertebra keluarn a an! terdapat diba-a' tempat

)iap N.Spinalis mempun ai :

"adi# Dorsalis terdiri atas serabut sensorik menu(u "eseptor. "adi# Dorsalis somatik & visceral men!andun! .l.Spinalis. ".+entralis serabut /feren. 0adan sel terletak dalam Subs .risea1 terdiri atas serabut motorik somatik & visceral

&adi nervi spinalis berfun!si untuk sifat sensoris 2rasa su'u 3 n eri 3 rasa ruan!4 dan sifat sensoris untuk !erakan. Distal dari tempat munculn a saraf spinal di columna vertebra saraf ini akan bercaban! : ". Dorsalis 5tot %ntrinsik pun!!un! ". +entralis Saraf Perifer & Ple#us ".*ommunicans)runcus s mp'aticus ". 6enin!es 6enin!en & A & +

"amus ventralis N.spinalis membentuk ple#us distal dari tempat munculn a: Pl.*ervicalis 2".ant. *1,*74 mens arafi le'er & ba!ian belakan! kepala. 0ersifat sensoris. Pl.0rac'ialis 2*8 , )'914 an!!ota badan atas

Pl.lumbosacralis: 9 Pl. Lumbalis 2)'12 , L74 Pl.Sacralis 2L7 , S74

6empersarafi e#tremitas %nferior dan perineum. Di )'oracal tetap teratur se!mental seba!ai Nervi intercostales bercaban! 2 : Sistem Saraf Perifer 6embri Superior 1. Ple#us cervicalis rami lateralis sensoris rami ventralis sensoris 3 motoris

*aban! Ple#us *ervicalis: *aban! Profundus : ramus dorsalis menu(u ke otot le'er sifat motoris 1. 6. sternocleimomastoideus : *:293 2. 6. trape;ius < 3. 6. levator scapulae < *:397 7. 6m. scaleni < 8. 6m. prevertebrale 26m. "ectus & Splenius capitis4 *:197 =. 6m. infra' oidei 2ansa cervicalis4*193 3 Diap'ra!ma 2 nervus p'renicus4 *398 3 "ami communicans den!an saraf otak N. >1 >%1 & >%% 3 )runcus s mpat'ecicus

2. Ple#us 0rac'ialis

Ple#us brac'ialis mempersarafi len!an& An aman rami ventralis nervi spinalis *89)'1 ? Sifat multi se!mental campur sensoris 3 motoris ? mempersarafi len!an 3. N. 6usculocutaneus

6empersarafi otot9otot fle#ores len!an atas: 1. 6. *oracobrac'ialis 2. 6. biceps brac'ii 3. 6. 0rac'ialis 0erak'ir seba!ai N. cutaneus antebrac'ii lateralis men!urus kulit sisi radialis len!an ba-a'. 7. N. 6edianus

Di "e!io a#illaris: 0erasal dari persatuan fasciculus lateralis 3 fasciculus medialis berada dalam sarun! pembulu' dara' & saraf 2@brachial sheathA4. Di len!an ba-a' mempersarafi semua otot9otot fle#or len!an ba-a'1 kecuali m. fle#or carpi ulnaris1 caput ulnare m. $le#or di!itorum profundus. 6empersarafi semua otot9otot t'enar: m. abductor pollicis brevis1 m. opponens pollicis1 m. fle#or pollicis brevis caput superficialis1 kecuali: m. Adductor pollicis1 caput profundus m. fle#or pollicis brevis. *aban! sensoris ke kulit Nn. Di!itales palmares communes Nn. Di!itales palmares propriae. untuk kulit t'enar 3 (ari %1%%1%%%13 B (ari %+ sisi radialis. 3 permukaan dorsal : p'alan# medius 3 distal (ari 197.

8. N. Clnaris

Nervus ulnaris berasal dari fasciculus medialis. Persarafan untuk otot sisi ulnar len!an ba-a': 1. m. fle#or carpi ulnaris 2. *aput ulnare 6. fle#or di!itorum profundus 3 kulit sisi ulnar tan!an.

*aban! di tan!an: "amus superficialis N. ulnaris: 6en!ikuti arcus palmaris superficialis 0ercaban! Nn. Di!itales palmares communis bercaban! men(adi Nn. Di!itales palmares propriae. 6empersarafi kulit : permukaan palmaris ' pot'enar: ramus palmaris N. ulnaris: B (ari %+ ulnar 3 (ari + Dulit dorsum manus ramus dorsalis N. ulnaris 1 B (ari sisi ulnaris

=. N. "adialis

0erasal dari fasciculus posterior. 0er(alan ke ara' latero9distal di sisi dorsal dekat den!an 'umerus berdampin!an den!an Arteria profunda brac'ii. 6empersarafi semua otot e#tensor len!an atas dan ba-a': 1. 5tot Len!an Atas : 6. )riceps brac'ii 2. 5tot len!an ba-a': Sisi radialis: m. 0rac'ioradialis1 m. e#tensor carpi radialis lon!us 3 brevis1 m. supinator. Sisi dorsalis: m. anconeus1 m. e#tensor di!itorum communis1 m. e#tensor di!iti + proprius1 m. e#tensor carpi ulnaris1 m. abductor pollicis lon!us1 m. e#tensor pollicis brevis1 m. e#tensor pollicis lon!us1 m. e#tensor indicis proprius.

Sistem Saraf Perifer 6embri %nferior


1. Ple#us lumbalis 2caban! ventral )12 L19L74

? N. femoralis: ke musculus Euadriceps femoris untuk otot ventral tun!kai atas ? N. obturatorius: ke musculi adductores: otot pa'a sisi dalam 2. Ple#us lumbosacralis 2 L79L8 S19S34

N. isc'iadicus bercaban! men(adi N. peroneus communis dan N. tibialis untuk otot sisi dorsal tun!kai atas dan ba-a' 3 sensibilitas kulit. 3. Persarafan )un!kai 0erasal dari Ple#us lumbalis Dari rami posteriores N. lumbales & sacrales: - Nervi clunium superiors - Nervi clunium media Dari rami ventrales ple#us lumbalis: - N. femoralis - N. lumbo9in!uinalis - N. cutaneus femoris lateralis - N. obturatorius & N. obturatorius accesorius

0erasal dari Ple#us sacralis: - N. !luteus superior - N. .luteus inferior - N. cutaneus femoris posterior - N. %sc'iadicus: N. tibialis1 N. peroneus communis 2bercaban! men(adi N. peroneus superficialis dan N. peroneus profundus4. 7. N. $emoralis ? 6empersarafi otot & kulit tun!kai atas: 6. Euadriceps femoris & 6. Sartorius ? Dulit sisi ventral tun!kai atas. 0erak'ir seba!ai N. sap'enus mempersarafi "e!io infrapatellae dan kulit tun!kai ba-a' sisi medial. 5. N. Lumboin!uinal 6empersarafi kulit re!ion subin!uinal.
6. N. *utaneus femoris lateralis mempersarafi kulit tun!kai atas sisi lateral

F. N. 5bturatorius 2L39L74 "amus anterior: 6. adductor lon!us1 6. adductor brevis1 6. !racilis1 6. pectineus1 dan caban! kulit: sisi medial tun!kai atas dan ba-a' dan sendi lutut. "amus posterior: 6. obturator internus1 6. adductor ma!nus1 6. adductor brevis.
8. N. .luteus Superior mempersarafi: 6. .luteus medius1 6. !luteus minimus1

dan 6. tensor fasciae latae.


9. mempersarafi: 6. .luteus ma#imus1 "ami perinealis caban! kulit perineum

dan scrotum1 dan "ami femoralis & suralis kulit tun!kai atas betis dan tumit.
10. N. %sc'iadicus 2L79L8 S192934

Di )un!kai atas ada komponen: ? N. )ibialis 6. Semitendinosus1 6. Semimembranosus1 6. biceps femoris caput lon!um ? N. Peroneus communis 6. biceps femoris caput breve 11. N. Peroneus communis Pada tepi medial 6. biceps femoris lalu melin!kari capitulum fibulae becaban!: N. peroneus superficialis ke 6. peroneus lon!us & brevis - 6empersarafi m. peroneus lon!us dan brevis.

- 6empersarafi kulit tun!kai ba-a' sisi anterolateralis - caban! ak'ir: N. cutaneus dorsalis pedis medialis dan intermedius inervasi kulit dorsum pedis 3 (ari kaki. N. peroneus profundus ke otot9otot ventral tun!kai ba-a': - 6. tibialis anterior - 6. e#tensor di!itorum lon!us - 6. e#tensor 'allucis lon!us 6empersarafi kulit pan!kal (ari antara (ari % & %%. 12. %nervasi Dulit Dorsum Pedis 9 N. cutaneus dorsalis pedis medialis & intermedius dari N. peroneus superficialis. 9 N. cutaneus dorsalis pedis lateralis dari N. suralis. 9 N. sap'enus dari kulit kaki sisi medial. 13. N. )ibialis 6empersarafi otot9otot dorsal tun!kai ba-a': 9 6. tibialis posterior 9 6. fle#or di!itorum lon!us 9 6. fle#or 'allucis lon!us Di plantar pedis berak'ir seba!ai: 9 N. plantaris medialis kulit 3 B (ari sisi medial 9 N. plantaris lateralis kulit 1 B (ari sisi lateral

'. Ner$i Cranialis Semua Nn.cranialis mempun ai 'ubun!an an! erat den!an batan! otak1 kecuali N.olfactorius dan N.opticus. Di dalam batan! otak terdapt pola susunan )opo!rafi Nc.cranialis. Nc. an! mempun ai k-alitas an! sama membentuk kolom9kolom cranio9caudal di dalam batan! otak. Susunan nervi cranialis:

(. Susunan Sara) Otonom )idak dikontrol atas kemauan kita secara sadar. Aktivitasn a dimodulasi ole' susunan saraf pusat aitu medulla spinalis dan batan! otak1 ' pot'alamus & am !dale1 corte# cerebri. Saraf otonom merupakan ba!ian susunan saraf an! termasuk visceral motoris 2 eferen 4 umum mempersarafi otot polos3otot (antun!3 kelen(ar. Susunan saraf otonom terdiri dari komponen aferens dan eferens1 masin!9masin! terdapat komponen neuron sensoris dan neuron motoris.

Domponen aferens: berperan pada: 1. "efleks otonom 2. 6en alurkan impuls n eri visceral 3. "e!ulasi fun!si visceral Sedan!kan komponen eferens berperan teror!anisir dalam 2 sistem aitu: Susunan saraf s mp'atis )'oracolumbal. Susunan saraf paras mp'atis *raniosacral.

Per*andin+an Sara) Sim%atis dan Parasim%atis S sim%atis P pusat di t'oracolumbal n Neuron post!an!lioner ada di ple#us G truncus simpaticus " reaksi umum menamba' ke-aspadaan S stimulasi metabolism (arin!an: Aktivitas otot polos di!estivus dan urinarius di'entikan sementara. Dontraksi sp'incter HHH Donstriksi pembulu' dara' kulit Aliran dara' ke oto (antun!1 otot skeletal dan otak HH Aliran dara' HH cepat Ieart rate HH dan tensi HH stimulasi aktivitas visceral: Aktivitas or!an pencernaan HH Sekresi saliva dan pencernaan HH .aster3 otot polos di!estivus: efek local S / neuron post!an!lioner ada di tar!et or!an pusat di craniosacral N %arasim%atis P P

stimulasi peristaltic 3 defekasi )ractus urinarius kontraksi: stimulasi urinasi HH "elaksasi sp'incter

6 mobilisasi ener! tubu': Pernafasan HH cepat dan dalam &alan pernafasan dilatasi De-aspadaan mental HH 6erasa badan 'an!at3kerin!at HH 'eart rate JJ dan tensi JJ 6etabolisme HH N neurotransmitter: Pre!an!lioner: Ac' Post!an!lioner: adrenalis neurotransmitter Pre!an!lioner: Ac' Post!an!lioner: Ac' aktivitas men!'emat ener! : Debutu'an ener! minimal 6etabolism JJ "elaksasi badan3menenan!kan

Per,alanan ransan+ sensori- dan motori&alur sensorik melaui: 1. kolumna dorsal sistem lemniskus medial an! terba!i men(adi fasciculus !racilis dan fasciculus cuneatus. 2. )ractus spinocerebral an! terba!i men(adi tractus spinocerebral anterior dan

tractus spinocerebral posterior. 3. Sistem anterolateral an! terba!i men(adi tractus spinot'alamicus lateral dan

tractus spinot'alamicus anterior. Pada berkas dalam medulla spinalis ditemukan adan a per(alanan ransan! motorik dan sensorik. &alan ransan!an sensorik an! terkenal dua traktus aitu: 1. )raktus spinotalamikus men!antarkan impuls seperti n eri1 sentu'an kasar dan peruba'an tempratur kulit.d imulai dari receptor dan potensial aksi medula

spinalis1 di medula spinalis men ilan! melalui traktus Lissauer1 bentukn a pendek dan melintan! ke atas ber!abun! den!an collum dorsal neuron naik ke t'alamus untuk di teruskan ke corte# cerebri ba!ian ! rus postcentralis.

2. )raktus lemnikus medialis men!'antarkan impuls sentu'an 'alus1 !etar dan propioreceptor. "eceptor dan potensial aksi medula spinalis medula oblon!ata melalui fasiculus !racilis di medula oblon!ata men ilan! pada decussation lemnikus. Dari situ akan disebut seba!ai (alur lemnikus medial sampai ke t'alamus. Di t'alamus akan dilan(utakan ke area sensorik atau ! rus postcentralis.

&alur motoris berfun!si men ampaikan pesan9pesan dari otak ke neuron eferen: 1. )ractus corticospinalis1 aitu (alur desendens1 badan seln a terutama berasal dari daera' motoris corte# cerebrum dan akson , akson n a ber(alan ke ba-a' untuk berak'ir di corda spinalis pada badan9badan sel neuron motorik eferen an! mempersarafi otot9otot ran!ka. spinalis1 di decussatio p ramidum 6edulla spinalis 2tractus corticospinalis lateral dan tractus cortico spinalis anterior4 "adi# medulla spinalis otot 2efektor4.

'. #!S!O.OG! N"/RON Neuron adala' suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fun!sional s stem saraf. Setiap neuron mempun ai badan sel Dendrite adala' ton(olan an! mempun ai satu atau beberapa ton(olan. an! men!'antarkan informasi menu(u badan sel. )on(olan

tun!!al dan pan(an! men!'antarkan informasi keluar dari badan sel disebut Axon. Dendrite dan a#on secara kolektif serin! disebut seba!ai serabut saraf atau ton(olan saraf. Demampuan untuk menerima1 men ampaikan1 dan meneruskan pesan9pesan neural disebabkan ole' karena sifat k'usus membrane sel neuron an! muda' diran!san! dan dapat men!'antarkan pesan elektrokimia. Neuron dapat diklasifikasikan menurut bentukn a atas neuron unipolar1 bipolar1 dan multipolar. Neuron unipolar 'an a mempun ai satu serabut an! diba!i men(adi satu caban! sentral an! berfun!si seba!ai satu akson dan satu caban! perifer an! ber!una seba!ai satu dendrite. &enis neuron ini merupakan neuron9neuron sensorik saraf perifer 2misaln a1 sel9 sel !an!lion cerebrospinalis4. Neuron bipolar mempun ai dua serabut1 satu dendrite dan satu akson. &enis neuron ini di(umpai dalam epitel olfaktorius1 dalam retina mata1 dan dalam telin!a dalam. Neuron multipolar mempun ai beberapa dendrite dan satu akson. &enis neuron ini merupakan an! palin! serin! di(umpai pada s stem saraf sentral 2misaln a1 sel9sel mototris pada cornu anterior dan lateralis medula spinalis1 sel9sel !an!lion otonom4. Neurotransmitter merupakan ;at kimia an! disintesis dalam neuron dan disimpan dalam !elembun! sinaptik pada u(un! akson. Kat kimia ini dilepaskan dari u(un! akson terminal dan (u!a direabsorbsi untuk daur ulan!. Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron melepaskan satu transmitter. Kat9;at kimia ini men ebabkan peruba'an permeabilitas sel neuron1 se'in!!a neuron men(adi lebi' kuran! dapat men alurkan

impuls. Diketa'ui atau didu!a men(adi lebi' kuran! dapat men alurkan impuls. Diketa'ui atau didu!a terdapat sekitar ti!apulu' macam neurotransmitter1 diantaran a adala' Noreep'ineprin1 Acet lc'olin1 Dopamin1 serotonin1 asam .ama9Aminobutirat 2.A0A4 dan .lisin. )empat9tempat dimana neuron men!adakan kontak den!an neuron lain atau den!an or!an9 or!an efektor disebut sinaps. Sinaps merupakan satu9satun a tempat dimana suatu impuls dapat le-at dari suatu neuron ke neuron lainn a atau efektor. "uan! antara satu neuron den!an neuron berikutn a 2atau or!an efektor4 dikenal den!an nama cela' sinaptik 2s naptic cleft4. Neuron postsinaptik. an! men!'antarkan impuls saraf menu(u ke sinaps disebut an! memba-a impuls dari sinaps disebut neuron neuron prasinaptik. Neuron

!m%uls Sara) Domponen listrik dari transmisi saraf menan!ani transmisi impuls di sepan(an! neuron. Permeabilitas membrane sel neuron ter'adap ion natrium dan kalium bervariasi dan dipen!aru'i ole' peruba'an kimia serta listrik dalam neuron tersebut 2terutama neurotransmitter dan stimulus or!an reseptor4. Dalam keadaan istira'at1 permeabilitas membrane sel menciptakan kadar kalium intrasel an! tin!!i dan kadar natrium intrasel an! renda'1 ba'kan pada kadara natrium e#trasel an! tin!!i. %mpuls listrik timbul ole' pemisa'an muatan akibat perbedaan kadar ion intrasel dan e#trasel membrane sel. Secara skematis per(alanan impuls saraf diuraikan seba!ai berikut: 1. Deadaan listrik pada membrane istira'at 2polarized4. /#trasel lebi' ban ak ion natrium1 sebalikn a intrasel lebi' ban ak ion kalium. 6embrane dalam keadaan relative impermeable ter'adap kedua ion. an! dibatasi

2. &ika stimulus cukup kuat1 potensial aksi akan dialirkan secara cepat ke sepan(an! membrane sel. 3. "epolarisasi: potensial istira'at kembali ter(adi. %on kalium keluar dari dalam sel dan permeabilitas membrane beruba' kembali. )er(adi pemuli'an keadaan ne!ative di dalam sel dan positif di luar sel. Potensial aksi an! ter(adi atau impuls pada saat ter(adi depolarisasi dialirkan ke u(un! saraf dan mencapai u(un! akson 2akson terminal4. Saat potensial aksi mencapai akson terminal akan dikeluarkanla' neurotransmitter1 meran!san! saraf berikutn a. Tim*ulnya 0ontra-si Otot )imbuln a kontraksi otot ran!ka mulai den!an potensial akasi dalam serabut9serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik an! men ebar ke ba!ian dalam serabut1 dimana men ebabkan dilepaskann a ion9ion kalsium dari reticulum sarkoplasma. Selan(utn a ion kalsium menimbulkan peristi-a9peristi-a kimia proses kontraksi. Peran+san+an Sera*ut Otot Ran+-a Ole1 Sara) Dalam fun!si tubu' normal1 serabut9serabut otot ran!ka diran!san! ole' serabut9serabut otot ran!ka diran!san! ole' serabut9serabut saraf besar bermielin. Serabut9serabut saraf ini melekat pada serabut9serabut otot ran!ka dalam 'ubun!an saraf otot 2 neuromuscular junction4 an! terletak di perten!a'an otot. Detika potensial aksi sampai pada neuromuscular (unction1 ter(adi depolarisasi dari membrane saraf1 men ebabkan dilepaskan Acetylcholin1 kemudian akan terikat pada motor end plate membrane1 men ebabkan ter(adin a pelepasan ion kalsium an! men ebabkan ter(adin a ikatan aktin9 miosin an! ak'irn a men ebabkan kontraksi otot. 5le' karena itu potensial aksi menebar dari ten!a' serabut kea ra' kedua u(un!n a1 se'in!!a kontraksi 'ampir bersamaan ter(adi di seluru' sarkomer otot. Potensial Ber,en,an+ dan Potensial A-si Sel saraf dan otot diketa'ui seba!ai (arin!an an! dapat tereksitasi 2e#citable tissue4 karena keduan a dapat den!an cepat men!uba' permeabilitas membrane se'in!!a men!alami peruba'an potensial membrane sementara apabila tereksitasi. an! melintasi s naps dan dapat sa(a

)erdapat dua macam peruba'an potensial: 1. Potensial ber(en(an!1 an! berfun!si seba!ai sin al (arak dekat an! cepat men!'ilan! dalam rentan! (arak an! pendek dari ba!ian membrane tempat potensial tersebut dimulai. 2. Potensial aksi1 aitu sin al (arak (au'. Selama depolarisasi membrane ke potensial amban! mencetuskan seran!kaian peruba'an permeabilitas akibat peruba'an konformasi saluran9saluran !erban! voltase. Peruba'an permeabilitas ini men ebabkan pembalikan potensial membrane secara sin!kat1 den!an influ# Na3 seba!ai pen ebab fase naik 2dari 9FL m+ ke 33L m+41 diikuti ole' efluks D 3 selama fase turun 2dari puncak kembali ke potensial istira'at4. Sebelum kembali ke istira'at1 potensial aksi menimbulkan potensial aksi baru sebela'n a melalui aliran arus1 se'in!!a daera' amban!. Siklus seluru' membrane sel tanpa men!alami pen usutan. )erdapat dua cara perambatan potensial aksi: 1. Iantaran ole' aliran arus local pada saat serat tidak bermielin1 dalam 'al ini potensial aksi men ebar di sepan(an! setiap ba!ian membraneM dan 2. Iantaran saltatorik ba!ian9ba!ian saraf an! lebi' cepat di serat bermielin1 aitu impuls melompati an! identik di daera' an! sebelumn a inaktif mencapai

an! terus9menerus ini berlan(ut sampai potensial aksi men ebar ke

an! ditutup ole' insulator m elin. Pompa Na 3 9 D3 secara

berta'ap memuli'kan ion9ion an! berpinda' selama perambatan potensial aksi ke lokasi semula untuk memperta'ankan !radient konsentrasi. 0a!ian membrane an! baru sa(a dile-ati ole' potensial aksi tidak mun!kin diran!san! kembali sampai ba!ian tersebut terasa puli' dari periode refraktern a. Periode refrakter memastikan perambatan satu9ara' potensial aksi men(au'i tempat pen!aktifan semula. Potensial aksi timbul secara maksimal seba!ai respons ter'adap ran!san!an atau tidak timbul sama sekali. +ariasi kekuatan ran!sana!n atau tidak timbul samasekali. +ariasi kekuatan ran!san!an tercermin bukan ole' variasi kekuatan 2besarn a4 potensial aksi tetapi ole' variasi frekuensin a. Sina%s dan !nte+rasi Neuron

*ara utama suatu neuron berinteraksi lan!sun! den!an neuron lain adala' melalui suatu sinaps. Sebua' potensial aksi di neuron prasinaps mencetuskan pen!eluaran suatu neurotransmitter an! berikatan den!an reseptor di neuron pascasinaps. Pen!ikatan ini men!uba' sel pasca sinaps melalui sala' satu dari dua cara: 1. "espons palin! k'as adala' terbukan a saluran9saluran !erban!9perantara kimia. Apabila saluran Na3 dan D3 terbuka1 fluks9fluks ion an! ter(adi men ebabkan /PSP1 suatu depolarisasi kecil an! memba-a sel pascasinaps mendekati amban!. Di pi'ak lain kemun!kinan ba'-a neuron pascasinaps akan mencapai amban! len ap apabila timbul %PSP1 suatu 'iperpolarisasi kecil1 akibat terbukan a saluran D 3 atau *l91 atau keduan a. 2. Pada mekanisme sinaps alternative1 suatu s stem perantara kedua intrasel1 misaln a A6P siklik1 diaktifkan ole' pen!ikatan neurotransmitter9reseptor. A6P siklik dapat men ebabkan pembukaan saluran atau menimbulkan efek an! lebi' lama berta'an pada sel1 termasuk men!uba' ekspresi !enetic sel. Nalaupun terdapat se(umla' neurotransmitter an! berbeda9beda1 setiap sinaps selalu men!eluarkan neurotransmitter an! sama untuk menimbulkan resposn tertentu apabila berikatan den!an reseptor tertentu. "espon selesai apabila neurotransmitter dibersi'kan dari cela' sinaps ole' cara9cara an! spesifik untuk sinaps tersebut. 0an ak neuron (u!a men!elarkan neuropeptida berukuran lebi' besar dan beker(a lebi' lambat dibandin!kan neurotransmitter. Neuropeptida befun!si di ba!ian9ba!ian non9sinaps baik di neuron prasinaps maupun neuron pascasinaps untuk menin!katkan atau menekan efektivitas sinaps. &alur9(alur sinaps an! men!'ubun!kan berba!ai neuron san!atla' rumit akibat adan a conver!ensi masukan neuron dan diver!ensi keluarann a.biasan a ban ak masukan prasinaps berkonvenr!ensi ke sebua' neuron dan secara bersama9sama men!ontrol tin!kat eksitabilitas neuron tersebut. Sebalikn a1 neuron ini melakukan diver!ensi untuk sinaps den!an dan mempen!aru'i eksitabilitas ban ak neuron lain. Den!an demikian setiap neuron memiliki tu!as untuk men!'itun! keluaran ke ban ak sel lain dari seran!kaian masukan kompleks an! datan! kepadan a. Pada setiap saat1 ber!antun! pada kombinasi sin al an! ia terima dari berba!ai masukan prasianps1 suatu neuron dapat berinteraksi den!an:

1. 6elepaskan potensial aksi di sepan(an! akson 2. )etap berada dalam keadaan istira'at dan tidak meneruskan sin al 3. 6en!alami penurunan tin!kat eksitabilitas Apabila aktivitas dominan berada pada masukan eksitatorik1 sel pascasinaps kemun!kinan akan terba-a ke amban! dan men!alami potensial aksi. Ial ini dapat ter(adi melalui pen(umla'an temporal 2/PSP9/PSP dari sebua' masukan prasinaps an! terus9menerus datan! dalam -aktu masukan prasinaps an! 'ampir bersamaan se'in!!a salin! memperkuat4 atau pen(umla'an spasial 2menamba'kan /PSP9/PSP an! timbul secara simultan dari bebrapa an! berbeda4. Darena axon hillock memiliki amban! terenda'1 potensial aksi tercertus di sini. $rekuensi potensial aksi mencerminkan besarn a pen(umla'an /PSP. Apabila masukan in'ibitorik an! dominan1 potensial pascasinaps akan diba-a semakin men(au'i amban!. Apabila aktivitas eksitatorik dan in'ibitorik ke neuron pascasinaps seimban!1 membrane akan tetap berada dalam keadaan istira'at.

(. 2!STO.OG! S!ST"

SARA# P"R!#"R

Sistem saraf tepi1 selan(utn a disebut SS)1 tersusun atas akson9akson an! keluar menu(u or!an efektor dan dior!anisasikan men(adi saraf. Akson SS) pada ummn a termielinasi1 se'in!!a terli'at ber-arna puti'. Saraf9saraf tepi terdiri atas serabut9serabut saraf 2akson4 an! salin! berkumpul bersama1 dan disatukan melalui (arin!an pen ambun!1 se'in!!a men!'asilkan kumpulan serabut saraf1 disebut den!an fasikulus. Dalam satu fasikel pada umumn a men!andun! persarafan baik sensorik maupun motorik. 0eberapa fasikulus membentuk bundel berkas serat saraf. 0undel berkas serat saraf ini diikat ole' /pineurium3 akni suatu (arin!an ikat an! padat1 tidak beraturan1 tersusun ma oritas ole' kola!en dan sel9sel fibroblas. /pineurium men elimuti beberapa fasikulus an! bersatu membentuk saraf. Di epineurium pula bisa ditemukan pembulu' dara'. Detebalan epineurium bervariasi1 palin! tebal di daera' dura an! dekat den!an SSP1 makin tipis 'in!!a percaban!an saraf9saraf ke ara' distal. Perineurium adala' selaput pembun!kus satu fasikulus an! tersusun atas (arin!an ikat padat kola!en an! tersusun secara kosentris1 serta sel9sel fibroblas. Di ba!ian dalam

perineurium terdapat pula lapisan sel9sel epiteloid ba!i fasikulus.

an! direkatkan melalui ;onula

okludensM serta dikelilin!i ole' lamina basal an! men(adikan suatu barrier 2sa-ar4 materi

/ndoneurium adala' lapisan terdalam an! men!elilin!i satu akson. Lapisan ini tersusun ats (arin!an ikat lon!!ar 2berupa serat retikuler an! di'asilkan ole' sel Sc'-ann an! bertan!!un! (a-ab untuk akson tersebut41 sedikit fibroblas1 dan serat kola!en. Di daera' distal akson1 endoneurium 'ampir tidak ada la!i1 'an a men isakan sedikit serat retikuler an! men ertai basal lamina sel Sc'-ann.

0lasi)i-asi Neuron (Secara Stru-tural) 9 9 9 Neuron unipolar Neuron bipolar Neuron multipolar

Neuron 1. 0adan sel sarafGsoma Disebut (u!a perikarion. )erdapat badan Nissl. 0adan Nissl ada dalam "/" dan "ibosom an! nampak ber!ranula dan bersifat basofilik. Ditemukan di keban akan neuro1 terutama neuron motorik. 0adan .ol!i dan 6itokondria tersebar di badan sel. $un!sin a men alurkan impuls saraf dan men!endalikan metabolisme seluru' neuron. 6emiliki nukleus berbentuk bulat dan relatif besar1 nukleolus tampak (elas. )erdapat pi!men lipofusin dan pi!men melanin. 2. Dendrit 6erupakan ba!ian an! menerima ban ak sinaps dan seba!ai tempat penerimaan sin al. 0ercaban!9caban! se'in!!a memperluas daera' penerimaan. Spina dendrit merupakan daera' u(un! dendrit an! keban akan menerima sinaps. Perpan(an!an sitoplasma an! biasan a ber!anda dan pendek1 berfun!si untuk men!'antarkan impuls ke seluru' tubu'. Permukaan dendrite penu' den!an neuron dendrite untuk ber'ubun!an den!an neuron lain1 Neuro fibrik dan badan nissl meman(an! ke dalam dendrite. 3. Akson ole' beberapa neuron. Namun ada (u!a an! tidak memiliki 2neuron9neuron an! ada di SSP4. 6embran plasma di akson disebut aksolemma dan isin a disebut aksoplasma. Pada akson bermielin1 daera' titik a-al muara akson den!an a-al mielinisasi disebut se!men inisial. Se!men ini seba!ai tempat berkumpuln a stimulus an! meran!san! atau men!'ambat1 diputuskan terus atau tidak suatu potensial aksi. Aksoplasma men!andun! mitokondria1 mikrotubulus1 dan mikrofilamen. )idak ada "/" dan

ribosom se'in!!a ber!antun! pada badan sel. 6akromolekul dan or!anel disintesis dalam badan sel dan dian!kut secara kontin u disepan(an! akson ke ba!ian terminaln a ole' aliran Antero!rad. Ada 3 kecepatan dalam aliran Antero!rad: 9 9 9 Lema' G Lambat : 6en!an!kut protein dan mikrofilamen Sedan! : 6en!an!kut mitokondria *epat 21LL kali lebi' cepat4 : men!an!kut neurotransmitter. Debalikan dari aliran Antero!rad aitu aliran "etro!rad 2dari akson menu(u badan sel41 biasan a men!an!kut virus dan toksin. $un!si: men alurkan impuls dari badan sel ke neuron lain 5ri!o Akson: akson an! beradal dari badan sel pada akson 'illock 7. Sel Sc'-an Semua akson di dalam sistem saraf perifer di bin!kus den!an lapisan sc'-an. Akson besar memilikilapusan dalam disebut m elin akson an! tampak ber-rna puti' disebut serabut termielinasi. Dalam s stem saraf perifer sel sc'-an melin!ar dalam bentuk (eli. 6ielin berfun!si seba!ai insukator listrik dan mempercepat 'antaran saraf. Nodis ranvier merupakan cela' diantara sel sc'-an an! berdekatan.

4enis Sina%sis 9 A#odendritik Sinaps an! dibentuk antara a#on den!an dendrit1 merupakan bentuk sinaps an! palin! ban ak. 9 A#osomatik Sinaps an! dibentuk antara a#on den!an badan sel.

9 Dendrodendritik Sinaps an! dibentuk antara dendrit den!an dendrit 9 A#o9a#onik Sinaps an! dibentuk antara a#on den!an a#on1 merupakan bentuk sinaps an! palin! (aran! ditemui. Sususan Sara) Te%i Secara 9 &arin!an saraf tepi G nervus )erdiri dari serat saraf dan (arin!an pen okon! antar serat saraf 3 pembun!kusn a. Serat saraf : akson 3 selubun! saraf. Serat saraf terba!i men(adi 21 aituM serat saraf bermielin 2akson 3 selubun! mielin 3 selubun! sc'-ann4 dan serat saraf tak bermielin G remak 2akson 3 selubun! sc'-ann4. 6ielinisasi di saraf perifer dilakukan ole' sel sc'-ann. i-ros-o%i-

.an!lion saraf )erdiri dari Sel !an!lion1 (arin!an pen okon! antar serat saraf 3 pembun!kusn a dan terdapat (u!a pembulu' dara'. .an!lion terba!i men(adi 21 aituM .an!lion spinalis dan !an!lion otonom. .an!lion spinalis memiliki karakteristik seba!ai berikutM neuron pseudounipolar1 e#tramural1 serat saraf bermielin1 terdapat sel satelit G sel kapsel1 terdapat kapsula (arin!an pen okon!1 serabut sensoris. .an!lion otonom memiliki karakteristik seba!ai berikutM neuron unipolar1 intramural1 serat saraf tak bermielin1 men!andun! sedikit sel satelit G sel kapsul1 tidak terdapat kapsula (arin!an pen okon!1 serabut parasimpatis.

Neuro+lia Neuro!lia berfun!si seba!ai (arin!an pen okon!. 6encakup 'ampir seten!a' volume

(arin!an otak. Neuro!lia dapat bereplikasi sepan(an! 'a at. Di saraf tepi terdapat 2 neuro!lia1 aituM sel sc'-ann dan sel satelit.

G/!..A!N BARR" S5N6RO "

1. 6e)inisi Sindroma !uillain9barre adala' sindroma klinis an! disebabkan ole' proses autoimun an! men!akibatkan demielinisasi polineuropati akut an! bersifat paralisis asenden an! men!enai saraf perifer1 radiks saraf serta nervus kranialis an! serin! ter(adi 1 9 3 min!!u setela' infeksi akut.

'. "%idemiolo+i Pen akit ini ter(adi diseluru' dunia dan Puncak insidensi antara usia 18 9 38 ta'un dan antara 8L 9 F7 ta'un1 &aran! men!enai usia kuran! dari 2 ta'un. Laki9laki dan -anita sama (umla'n a. Lebi' serin! ter(adi pada ras kulit puti'. %nsiden tertin!!i pada bulan April sGd 6ei dimana ter(adi per!antian musim 'u(an dan kemarau. %nsidensi .0S bervariasi antara L1= , 11O per 1LL.LLL oran!Gta'un.

(. "tiolo+i /tiolo!i .0S sampai saat ini masi' belum dapat diketa'ui den!an pasti dan masi' men(adi ba'an perdebatan. )eori an! dianut sekaran! iala' suatu kelainan imunobiolo!ik1 baik secara primar immune response maupun immune mediated process. Pada umumn a sindrom ini serin! dida'ului ole' beberapa keadaanGpen akit dan mun!kin ada 'ubun!ann a den!an ter(adin a .0S1 antara lain: infeksi1 vaksinasi1 pembeda'an1 pen akit sistematik 2ke!anasan1 s stemic lupus er t'ematosus1 tiroiditis1 pen akit Addison41 dan ke'amilan atau dalam masa nifas. .0S serin! sekali ber'ubun!an den!an infeksi akut non spesifik. %nsidensi kasus .0S an! berkaitan den!an infeksi ini sekitar antara 8=P 9 QLP1 aitu 1 sampai 7 min!!u sebelum !e(ala neurolo!i timbul seperti infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi !astrointestinal.
! in)e-si + +irus *6+ / /0+ +aricella9;ooster + +acciniaGsmallpo# 6umps " "ubella I Iepatitis * *o#sackie / /c'o 0 0akteri *amp lobacter & &e(uni 6 6 coplasma P Pneumonia *'lam dia L 0rucellosis * Parat p'oid 0 * ) p'oid ) 0orrelia 0 P 0 de)inite * I%+ + 6easles 6 d %ro*a*le I %nfluen;a 6 P %ossi*le % P

Le!ionella L Listeria

7. #a-tor Resi-o Csia antara 18 , 38 ta'un dan antara 8L , F7 ta'un %nfeksi !astro intestinal ole' bakteri atau virus %nfeksi saluran pernapasan ole' bakteri atau virus Pasca vaksinasi1 terutama vaksinasi influen;a dan menin!ococus Pasca pembeda'an "i-a at limfoma dan lupus eritematosus

8. Per,alanan Penya-it Per(alanan pen akit ini terdiri dari 7 fase : 1. $ase prodormal $ase sebelum !e(ala klinis muncul1 berlan!sun! selama kuran! lebi' 1 , 2Q 'ari dan rata9rata O 'ari 2. $ase pro!resif $ase defisit neurolo!is mulai muncul1 berlan!sun! selama beberapa 'ari 'in!!a mencapai 7 min!!u1 (aran! melebi'i Q min!!u. Delumpu'an an! bertamba' berat 'in!!a maksimal. &ika perburukan melebi'i Q min!!u disebut den!an *'ronic %nflammator Dem elinatin! Pol radiculoneuropat' 2*%PD4. 3. $ase Plateu Delumpu'an tela' mencapai batas an! maksimal dan menetap. 6erupakan fase an! sin!kat1 2 'ari 'in!!a lebi' dari 3 min!!u1 (aran! melebi'i F min!!u.

7. $ase Pen embu'an $ase perbaikan kelumpu'an motorik dalam beberapa bulan.

9. Pato)isiolo+i Pen akit ini dida'ului ole' infeksi pernapasan rin!an atau infeksi !astro9intestinal1 pembeda'an1 imunisasi1 Pen akit 'od!kin atau limfoma lain dan lupus eritematosus. %nfeksi an! palin! serin! ter(adi adala' infeksi Campylobacter jejuni dan *6+. Akibat an! ditimbulkan dari infeksi atau proses inflamasi tersebut men ebabkan ter(adin a peruba'an sel dalam sistem saraf se'in!!a sistem imun men!enali sel tersebut seba!ai sel asin! 2molekular mimikri4. Sebelum respon imunitas seluler ter(adi pada saraf tepi anti!en 'arus dikenalkan pada limfosit ) 2*D74 melalui makrofa!. 6akrofa! an! tela' memfa!osit anti!en akan memproses anti!en tersebut ole' anti!en presentin! cell 2AP*4. Demudian anti!en tersebut akan dikenali ole' limfosit ). Setela' itu limfosit ) men(adi tersensitisasi karena aktivasi marker dan pelepasan substansi interlekuin 2%L241 %$N9R serta )N$9S. Setela' itu1 limfosit ) an! tela' tersensitisasi dan makrofa! akan men eran! sel

sc'-ann dan selubun! mielin 2merusak protein mielin PL1 P11 P6P2241 'al ini dapat ter(adi karena pada selubun! mielin terdapat !an!liosid .61 an! men erupai dindin! lipopolisakarida dari bakteri Campylobacter pylori se'in!!a limfosit ) men(adi sala' tar!et. Selain itu1 limfosit ) (u!a men!induksi limfosit 0 untuk men!'asilkan antibodi an! men eran! ba!ian tertentu dari selubun! mielin dan pada ak'irn a akan menimbulkan kerusakan pada selubun! mielin. Akibatn a adala' cedera pada mielin dari rin!an 'in!!a berat an! men!!an!!u konduksi impuls 2impuls melambat atau an! dapat men!akibatkan men!'ilan!4 dalam saraf perifer an! terseran!. Iilan!n a atau rusakn a selubun! mielin an! men elimuti akson disebut den!an demielinisasi ter(adin a flaksid paralisis. Peruba'an patolo!i men!ikuti pola an! tetap : infiltarsi limfosit ter(adi dalam ruan! perivaskular an! berdekatan den!an saraf tersebut dan men(adi fokus de!enerasi mielin. Sel kornu anterior medulla spinalis dan nukleus motorik saraf kranialis (u!a dapat terkena seba!ai perluasan inflamasi secara proksimal dari akson saraf perifer Demielinisasi akson saraf perifer men ebabkan timbuln a !e(ala positif dan ne!atif. .e(ala positif adala' n eri dan paraestesia an! berasal dari aktivitas impuls abnormal dalam serat saraf sensoris. .e(ala ne!atif adala' kelema'an atau paralisis otot1 'ilan!n a refleks tendon akibat dari akson motorik dan menurunn a sensasi akibat dari kerusakan serabut saraf sensorik. Sistem saraf otonom (u!a dapat terkena dan menimbulkan !e(ala sepertiM 'ipotensi postural1 sinus takikardia dan tidak ada kemampuan untuk berkerin!at. 0ila saraf kranial terlibat1 paralisis akan men eran! otot facial1 okular dan orofarin!eal.

:. Su*;Ti%e GBS Acute %nflamator Dem elinatin! Pol neuropat'i 2A%DP4 6erupakan bentuk an! palin! serin! ditemukan dan serin! di sinonimkan den!an .0S. A%DP palin! serin! disebabkan ole' infeksi bakteri dan virus. Disebabkan ole' respon autoimun an! men eran! sel sc'-ann. Pada umumn a !e(ala akan membaik den!an rem elinisasi. Acute 6otor A#onal Neuropat' 2A6AN4 6erupakan !an!!uan motorik murni an! memiliki prevalensi tin!!i pada anak9anak. A6AN pada umumn a ditandai den!an kelema'an simetris dalam -aktu an! cepat dan berlan(ut pada ke!a!alan napas. Ial ini disebabkan ole' karena respon autoimun an! men eran! aksoplasma saraf perifer. Iampir FL9F8P dari pasien seropositif untuk *amp lobacter. Pasien biasan a memiliki titer antibodi an! tin!!i untuk .an!liosida 2 aituM .611 .D1a1 .D1b4. Acute 6otor9Sensor A#onal Neuropat' 2A6SAN4

Pen akit akut an! berbeda den!an A6AN1 pada A6SAN saraf dan radiks sensorik (u!a terkena. A6SAN serin! ter(adi pada oran! de-asa. A6SAN serin! muncul den!an !e(ala berupa disfun!si motorik dan sensorik an! berat. Atrofi otot merupakan karakterisitik dari A6SAN dan pemuli'an A6SAN lebi' buruk dibandin! A6AN dan serin! tidak sempurna. 6iller9$is'er S ndrome 26$S4 6erupakan varian .0S an! palin! (aran! ter(adi dan bermanifestasi seba!ai paralisis desendens1 berla-anan den!an .0S an! biasan a ter(adi. 6$S merupakan sindroma klinik an! memiliki trias klasik berupaM ata#ia1 arefle#ia1 opt'almople!ia. 5pt'almople!i akut merupakan manifestasi klinik an! utama1 pasien mun!kin (u!a men!alami kelema'an ekstremitas an! rin!an1 ptosis1 facial pals serta bulbar pals . Anti9.T1b antibodi an! menon(ol di 6$S1 dan memiliki spesifisitas an! relatif tin!!i dan sensitivitas untuk pen akit ini. konsentrasi padat dari !an!lioside .T1b ditemukan dalam nervus oculomotorius1 troklearis1 dan abducens1 pen embu'an pada umumn a ter(adi selama 1 , 3 bulan. Acute Panautonomic Neuropat' 6erupakan varian .0S an! palin! (aran! ter(adi. Pen akit ini me eran! sistem saraf otonom simpatis dan parasimpatis. .e(alan a berupaM postural 'ipotensi an! berat1 retensis vesika urinaria dan !astrointestinal1 an'idrosis1 penurunan salivasi dan lakrimasi dan abnormalitas pupil. Sistem cardiovaskular serin!kali terlibat dan disritmia san!at si!nifikan men ebabkan ter(adian kematian. Pemuli'an ter(adi secara berta'ap dan serin! tidak komplit. Pure sensor .0S 6erupakan pen akit an! ditandai den!an 'ilan!n a fun!si sensorik den!an onset an! cepat dan arefleksia an! simetris. Pada pun!si lumbal didapatkan disosiasi sitoalmbumin di dalam *S$. /6. menun(ukkan !ambaran an! k'as berupa proses demielinisasi an! ter(adi di saraf perifer. an! dapat men(elaskan 'ubun!an antara anti9.T1b antibodi dan op't'almople!ia. Proses

<. 0elu1an /tama Delu'an utama penderita adala' prestasi pada u(un!9u(un! ekstremitas1 kelumpu'an ekstremitas atau keduan a. Delumpu'an bisa pada kedua ekstremitas ba-a' sa(a atau ter(adi serentak pada keempat an!!ota !erak.

=. Ge,ala Penya-it Delema'an 2paralisis4 6anifestasi klinis utama adala' kelema'an otot9otot ekstremitas tipe lo-er motor neuron Pada seba!ian besar penderita kelema'an dimulai dari kedua ekstremitas ba-a' kemudian men ebar secara asenderen ke badan1 an!!ota !erak atas dan saraf kranialis. Dadan!9kadan! (u!a bisa keempat an!!ota !erak dikenai secara serentak1 kemudian men ebar ke badan dan saraf kranialis. Delumpu'an otot9otot ini simetris dan diikuti ole' 'iporefleksia atau arefleksia. 0iasan a dera(at kelumpu'an otot9otot ba!ian proksimal lebi' berat dari ba!ian distal1 tapi dapat (u!a sama beratn a1 atau ba!ian distal lebi' berat dari ba!ian proksimal. Ial an! sama (u!a ter(adi1 bila proses kerusakan selaput m elin ter(adi pada tin!kat akar saraf t'oracal1 karena akan ter(adi kelema'an otot9otot pernafasan akni: otot intercostal. 0a'kan bila men eran! tin!kat cervical1 diafra!ma men!alami !an!!uan (u!a1 akibatn a ba'kan semakin rumit1 ole' karena ekspansi dada berkuran!. Ial ini berakibat berkuran!n a kapasitas vital paru an! beru(un! pada ke!a!alan napas1 kemampuan batukpun menurun1 se'in!!a kemampuan untuk membersi'kan saluran pernafasan men(adi berkuran!. Ial tersebut disebabkan ter(adin a kerusakan akson motorik. .an!!uan sensibilitas 2Parestesia dan N eri4 Parestesia biasan a lebi' (elas pada ba!ian distal ekstremitas1 ba!ian -a(a' (u!a bisa dikenai den!an distribusi sirkum9oral. Defisit sensoris ob(ektif biasan a minimal dan serin! den!an distribusi seperti pola kaus kaki dan sarun! tan!an. Sensibilitas ekstroseptif lebi' serin! dikenal dari pada sensibilitas proprioseptif. "asa n eri otot

serin! ditemui seperti rasa n eri setela' melakukan suatu aktifitas fisik. "asa n eri serin! timbul pada daera' pin!!an! ba-a' dan bokon!1 namun dapat (u!a ter(adi di daera' pa'a dan pundak. Parastesia ter(adi karena aktivitas impuls abnormal dari saraf sensoris an! rusak atau ter(adi @cross9talkA listrik antara akson an! rusak. .an!!uan saraf kranialis Saraf kranialis an! palin! serin! dikenal adala' N.+%%. Delumpu'an otot9otot muka serin! dimulai pada satu sisi 2asimetris4 tapi kemudian se!era men(adi bilateral1 se'in!!a bisa ditemukan berat antara kedua sisi. Semua saraf kranialis bisa dikenai kecuali N.% dan N.+%%%. Diplopia bisa ter(adi akibat terkenan a N.%%%1 N.%+1 dan N.+% 0ila N.%>1 N.>1 dan N.>% terkena akan men ebabkan !an!!uan berupa sukar menelan1 disfonia dan pada kasus an! berat men ebabkan ke!a!alan pernafasan karena paralisis n. larin!eus. .an!!uan fun!si otonom .an!!uan fun!si otonom di(umpai pada 28 P penderita .0S dan mencakup saraf simpatis dan parasimpatis. Apabila kerusakan selaput m elin mencapai tulan! belakan! tin!kat t'oracal 2)19L241 maka akan ter(adi (u!a !an!!uan saraf otonom simpatik dan apabila !an!!uan selaput m elin mencapai nervus va!us 2N.>4 akan ter(adi !an!!uan parasimpatik1 'al ini karena saraf tepi otonom berakar dari akar saraf an! keluar dari antara tulan! belakan! t'oracal dan nervus va!us. .an!!uan tersebut berupa sinus takikardi atau lebi' (aran! sinus bradikardi1 muka (adi mera' 2facial flus'in!41 'ipertensi atau 'ipotensi an! berfluktuasi1 'ilan!n a kerin!at atau episodic profuse diap'oresis. "etensi urin atau inkontinensia urin (aran! di(umpai. .an!!uan otonom ini (aran! an! menetap lebi' dari satu atau dua min!!u.

1>. Pemeri-aan #isi- (01as) Pemeriksaan refle# tendon 'iporefleks atau arefleks. Delumpu'an otot ter(adi secara simetris. Delumpu'an ter(adi karena kerusakan saraf tepi.

0an ak a'li membuat kesimpulan ba'-a kerusakan saraf an! ter(adi pada sindroma ini adala' melalui mekanisme imunlo!i. 0ukti9bukti ba'-a imunopato!enesa merupakan mekanisme an! menimbulkan (e(as saraf tepi pada sindroma ini adala': 9 didapatkann a antibodi atau adan a respon kekebalan seluler 2celi mediated immunit 4 ter'adap a!en infeksious pada saraf tepi. 9 adan a autoantibodi ter'adap sistem saraf tepi 9 didapatkann a penimbunan kompleks anti!en antibodi dari peredaran pada pembulu' dara' saraf tepi an! menimbulkan proses dem elinisasi saraf tepi. Proses dem elinisasi saraf tepi pada .0S dipen!aru'i ole' respon imunitas seluler dan imunitas 'umoral an! dipicu ole' berba!ai peristi-a sebelumn a1 an! palin! serin! adala' infeksi virus. Pemeriksaan saraf sensorik dan motorik parastesi an! lebi' (elas pada ba!ian distal ekstremitas. 6uka (u!a bisa dikenai den!an distribusi sirkumoral. Deficit sensoris ob(ektif biasan a minimal dan serin! den!an distribusi seperti GloveStocking Phenomena.

Pemeriksaan masin!9masin! fun!si saraf kranialis1 biasan a ditemukan: kelumpu'an otot9otot muka akibat kerusakan N.+%%1 diplopia akibat kerusakan N. %%%1 %+1 dan +% 1 !an!!uan menelan akibat kerusakan N.>1 disfoni1 ke!a!alan pernafasan karena paralisis nervus larin!eus.

Pemeriksaan tekanan dara': 'ipertensi atau 'ipotensi an! berfluktuasi. Pemeriksaan mata: papiledem1 pen ebabn a belum diketa'ui den!an pasti. Didu!a karena penin!!ian kadar protein dalam cairan otot an! men ebabkan pen umbatan vili arac'oidales se'in!!a absorbs cairan otak berkuran!.

11. Pemeri-saan .a*oratorium .ambaran laboratorium an! palin! menon(ol adala' penin!katan kadar protein di dalam cairan otak an! mencapai L18 m!P tanpa diikuti penin!katan (umla' sel dalam cairan otak1 keadaan ini disebut den!an disosiasi sito9albumin. Penin!!ian kadar protein dalam

otak ini dimulai pada min!!u ke 1 , 2 dari onset pen akit dan mencapai puncakn a setela' 3 , = min!!u. &umla' sel mononuklear 2leukosi4 J 1L selGmm3. Protein likuor an! normal tidak men in!kirkan adan a .0S1 sebab pada 1L P kasus protein tetap normal. %mmuno!lobulin serum dapat menin!kat.

1'. Pemeri-saan Penun,an+ /D. 9 .elomban! ) an! mendatar atau terbalik 9 Penin!!ian kompleks T"S 9 Deviasi sumbu ke kiri 9 Penurunan se!men S) 9 6eman(an!n a interval T) 9 Delainan ini dapat ter(adi pada keadaan tekanan dara' normal dan tidak ada 'ubun!ann a den!an dera(at kelumpu'an. /6. .an!!uan konduksi serta peruba'an pola kontraksi otot. .ambaran elektrodia!nostik an! mendukun! dia!nosis S.0 adala': 9 Perlambatan konduksi saraf ba'kan blok pada QLP kasus. 0iasan a kecepatan 'antar kuran! =LP dari normal. 9 Distal motorik retensi meman(an! 9 Decepatan 'antaran !elomban!9f melambat1 menun(ukkan perlambatan pada se!men proksimal dan radiks saraf. 9 Di sampin! itu untuk mendukun! dia!nosis pemeriksaan elektrofisiolo!is (u!a ber!una untuk menentukan pro!nosis pen akit: bila ditemukan potensial denervasi menun(ukkan ba'-a pen embu'an pen akit lebi' lama dan tidak sembu' sempurna.

1(. Gam*aran Patolo+i Pada pemeriksaan makroskopis tidak tampak (elas !ambaran pemben!kakan saraf tepi. Den!an mikroskop sinar tampak peruba'an pada saraf tepi. Peruba'an pertama berupa edema an! ter(adi pada 'ari ke ti!a atau ke empat1 kemudian timbul pemben!kakan dan ire!ularitas selubun! m elin pada 'ari ke lima1 terli'at beberapa limfosit pada 'ari ke sembilan dan makrofa! pada 'ari ke sebelas. poliferasi sel sc'-an pada 'ari ke ti!abelas. Peruba'an pada m elin1 akson1 dan selubun! sc'-an ber(alan secara pro!resif1 se'in!!a pada 'ari ke enampulu' enam1 seba!ian radiks dan saraf tepi tela' 'ancur. Asbur dkk men!emukakan ba'-a peruba'an pertama an! ter(adi adala' infiltrasi sel limfosit an! ekstravasasi dari pembulu' dara' kecil pada endoneural dan epineural. Deadaan ini se!era diikuti dem elinisasi se!mental. 0ila peradan!ann a berat akan berkemban! men(adi de!enerasi Nallerian. Derusakan m elin disebabkan makrofa! an! menembus membran basalis dan melepaskan selubun! m elin dari sel sc'-an dan akson.

17. 0riteria 6ia+nostiDriteria dia!nosa an! umum dipakai adala' criteria dari National %nstitute of

Neurolo!ical and *ommunicative Disorder and Stroke 2N%N*DS41 aitu: 1. *iri9ciri an! perlu untuk dia!nosis: )er(adin a kelema'an an! pro!resif Iiporefleksi

2. *iri9ciri an! secara kuat men okon! dia!nosis S.0: a. *iri9ciri klinis: Pro!resifitas: !e(ala kelema'an motorik berlan!sun! cepat1 maksimal dalam 7 min!!u1 8LP mencapai puncak dalam 2 min!!u1 QLP dalam 3 min!!u1 dan OLP dalam 7 min!!u. "elatif simetris .e(ala !an!!uan sensibilitas rin!an .e(ala saraf kranial U 8LP ter(adi parese N +%% dan serin! bilateral. Saraf otak lain dapat terkena k'ususn a an! mempersarafi lida' dan otot9otot menelan1

kadan! J 8P kasus neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain. Pemuli'an: dimulai 297 min!!u setela' pro!resifitas ber'enti1 dapat meman(an! sampai beberapa bulan. Disfun!si otonom. )akikardi dan aritmia1 'ipotensi postural1 'ipertensi dan !e(ala vasomotor. )idak ada demam saat onset !e(ala neurolo!is

b. *iri9ciri kelainan cairan serebrospinal an! kuat men okon! dia!nosa: Protein *SS. 6enin!kat seteka' !e(ala 1 min!!u atau ter(adi penin!katan pada LP serial. &umla' sel *SS J 1L 6NGmm3

+arian: - )idak ada penin!katan protein *SS setela' 1 min!!u !e(ala - &umla' sel *SS: 1198L 6NGmm3

c. .ambaran elektrodia!nostik an! mendukun! dia!nosa: Perlambatan konduksi saraf ba'kan blok pada QLP kasus. 0iasan a kecepatan 'antar kuran! =LP dari normal

18. 6ia+nosis Bandin+ .e(ala klinis S.0 biasan a (elas dan muda' dikenal sesuai den!an criteria dia!nostik dari N%N*DS1 tetapi pada stadium a-al kadan!9kadan! 'arus dibedakan den!an keadaan lain1 seperti: 6iastenia !ravis akut1 tidak muncul seba!ai paralisis asendens1 meskipun terdapat ptosis dan kelema'an okulomotor. 5tot mandibula penderita .0S tetap kuat1 sedan!kan pada miastenia otot mandibula akan melema' setela' beraktivitasM selain itu tidak didapati defisit sensorik ataupun arefleksia. )'rombosis arteri basilaris1 dibedakan dari .0S dimana pada .0S1 pupil masi' reaktif1 adan a arefleksia dan abnormalitas !elomban! $M sedan!kan pada infark batan! otak terdapat 'iperefleks serta refleks patolo!is 0abinski.

Paralisis periodik1 ditandai ole' paralisis umum mendadak tanpa keterlibatan otot pernafasan dan 'ipo atau 'iperkalemia. 0otulisme1 didapati pada penderita den!an ri-a at paparan makanan kalen! an! terinfeksi. .e(ala dimulai den!an diplopia disertai den!an pupil an! non9reaktif pada fase a-al1 serta adan a bradikardiaM an! (aran! ter(adi pada pasien .0S.

Tick paralysis1 paralisis flasid tanpa keterlibatan otot pernafasanM umumn a ter(adi pada anak9anak den!an didapatin a kutu 2tick4 an! menempel pada kulit. Porfiria intermiten akut1 terdapat paralisis respiratorik akut dan mendadak1 namun pada pemeriksaan urin didapati porfobilino!en dan penin!katan serum asam aminolevulinik delta.

Neuropati akibat lo!am beratM umumn a ter(adi pada peker(a industri den!an ri-a at kontak den!an lo!am berat. 5nset !e(ala lebi' lambat daripada .0S. *edera medulla spinalis1 ditandai ole' paralisis sensorimotor di ba-a' tin!kat lesi dan paralisis sfin!ter. .e(ala 'amper sama akni pada fase s ok spinal1 dimana refleks tendon akan men!'ilan!.

Poliom elitis1 didapati demam pada fase a-al1 mial!ia berat1 !e(ala menin!eal1 an! diikuti ole' paralisis flasid asimetrik. 6ielopati servikalis. Pada .0S1 terdapat keterlibatan otot -a(a' dan pernafasan (ika muncul paralisis1 defisit sensorik pada tan!an atau kaki (aran! muncul pada a-al pen akit1 serta refleks tendon akan 'ilan! dalam 27 (am pada an!!ota !erak an! san!at lema' dalam mela-an !a a !ravitasi.

DD untuk fase a-al .0S: 6ielitis akut1 Poliom elitis anterior akut1 Porp' ria intermitten akut1 Polineuropati post difteri. 19. Penatala-sanaan Pada seba!ian besar penderita dapat sembu' den!an sendirin a. Pen!obatan secara umum bersifat suportif. Selain pen!obatan secara umum1 ada (u!a pen!obatan an! bersifat spesifik an! bertu(uan untuk men!uran!i beratn a pen akit dan mempercepat an! tela' tercantum diatas1 pen embu'an melalui sistem imunitas. Selain terapi

re'abilitasi medik (u!a diperlukan untuk men!embalikan keadaan dan fun!si tubu' pasien seperti sebelum sakit. )erapi an! dilakukan secara dini setela' timbuln a onset akan mempen!aru'i pro!nosis (an!ka pan(an!. Pasien an! tela' terdia!nosa .0S 'arus

dira-at diruma' sakit untuk pemantauan secara ketat sampai pen akit mencapai fase plateu. )erapi Suportif Penan!anan terapeutik a-al bersifat suportif an! terfokus pada dukun!an ventilasi1 tekanan dara'1 fun!si (antun!1 nutrisi dan pence!a'an infeksi. Pada beberapa literatur dikatakan1 ba'-a dapat dilakukan pemeriksaan forced vital capasit 2$+*41 karena pemeriksaan ini (u!a dian!!ap dapat menuntun pen usunan terapi. &ika $+* kuran! dari 2L mLGk!1 pasien direkomendasikan untuk dira-at di %*C1 dan bila $+* J 18 mLGk!1 pasien dian(urkan untuk diintubasi. Literatur lain men!atakan ba'-a apabila $+* J 1Q mLGk! atau saturasi oksi!en kuran! dari J FL mmI! maka perlu dipertimban!kan tindakan trakeotomi pada pasien tela' men!!ukan ventilasi mekanik lebi' dari 2 min!!u. Pemantaun tekanan dara' dan fun!si (antun! pentin! untuk menilai keadaan umum an! dapat men!ancam (i-a. Pemberian obat anti9'ipertensi pada pasien den!an sistem saraf otonom an! tidak stabil 'arus 'ati9'ati karena peruba'an 'emodinamik an! ber'ubun!an den!an disfun!si otonom biasan a 'an a sementara. Pemberian nutrisi secara enteral atau parenteral diperlukan untuk memenu'i !i;i pada pasien an! men!!unakan ventilasi mekanik atau pada pasien tanpa bantuan ventilasi mekanik tetapi men!alami disfa!ia an! berat. Pence!a'an komplikasi akibat immobilitas (u!a diperlukan. Ieparin berat molekul renda' dan t'rombo!uard serin! di!unakan untuk pence!a'an ter'adap deep vein t'rombosis 2D+)4 dan emboli pulmonal. Serin! meruba' posisi tubu' ber!una untuk mence!a' ter(adin a kontraktur sendi dan ulkus dekubitus Pen!!unaan anal!esia untuk men!uran!i rasa n eri mun!kin diperlukan1 /lectrical Nerve stimulation4 dapat di!unakan untuk men!atasi m al!ia. )erapi Spesifik aitu an! tela' men!alami ke!a!alan napas dalam -aktu an! lama dan terutama pada pasien an!

pen!!unaan A%NS atau acetaminofen. )erapi modalitas seperti )/NS 2)ranscutaneous

Pen!obatan medikamentosa pada saat ini terutama ditu(ukan pada imunomodulasi. 6enurut petun(uk !uideline dari American Academ of Neurolo! 2AAN41 maka pen!obatan .0S an! dimulai secara dini dalam -aktu 2 , 7 min!!u setela' !e(ala pertama timbul1 dapat mempercepat -aktu pen embu'an. Ian a plasmaferesis 2plasma e#c'an!e t'erap 4 dan imuno!lobulin intravena 2%+%! Fs4 an! terbukti efektif. Dedua modalitas pen!obatan ini tela' terbukti dapat memperpendek -aktu pen embu'an sampai 8L P. /fektivitas ke 2 re!imen pen!obatan itu 'ampir sama dan komparabel. Plasmaferesis secara 'istoris dan case control studies terbukti menurunkan beratn a pen akit dan !e(ala9!e(alan a dan memperpendek durasi .0S1 namun efekn a biasan a tidak se!era dan tidak dramatis. Plasmaferesis ber!una untuk men!eluarkan autoantibodi1 kompleks imun serta konstituen an! bersifat sitotoksik. Plasmaferesis sebaikn a diberikan secepat mun!kin pada penderita .0S an! tidak dapat ber(alan tanpa bantuan. Plasma an! akan di!anti dalam 7 , 8 kali plasmaferesis an! dilakukan dalam (an!ka -aktu F , 1L 'ari seluru'n a adala' kira9kira 2LL 9 28L ccGk!bb. Iarus dipakai suatu alat den!an pen!aliran an! terus9menerus 2continuous flo- mac'ine41 dan cairan pen!!anti plasma an! dipakai adala' albumin 8P. plasmaferesis dilakukan di vena perifer dan bisa (u!a dilakukan didaera' subklavia. Domplikasi an! bisa timbul adala' instabilitas otonom1 'iperkalsemia dan perdara'an karena faktor pembekuan ikut di'ilan!kan. %muno!lobulin intravena 2%+%. Fs4 di!unakan untuk memperbaiki aspek klinis dan imunolo!is dari .0S dan men!uran!i produksi autoantibodi dan menin!katkan pelarutan dan pen in!kiran kompleks imun. %+%! menetralisir antibodi mielin an! bersirkulasi melalui antibodi anti idiotipik dan men9 do-n9re!ulate sitokinin pro9 inflamatoir termasuk interferon !amma 2%$N9R4. Selain itu (u!a memblok kaskade komplemen dan mempromosikan ter(adin a remielinisasi. Dosis de-asa adala' L17 !Gk!G'ari selama 8 'ari atau cara lain den!an pemberian 2!Gk! %+%! an! diberikan sekali!us seba!ai dosis tun!!al. pemberian den!an pompa infus 2infusion pump4 dan bila perlu diulan! setela' 7 min!!u. Dontraindikasi adala' 'ipersensitivitas ter'adap re!imen ini dan defisiensi %!A dan antibodi anti %!/ G %!.. Sebaikn a tidak diberikan pada -anita 'amil. pemberian %+%! dapat menin!!ikan viskositas serum dan ada kemun!kinan ter(adin a ke(adian tromboembolik1 dan infus tersebut (u!a menin!!ikan risiko ter(adin a seran!an mi!ren1 dan bisa ter(adi aseptik menin!itis 21LP41 urtikaria1 pruritus atau petec'iae an! bisa ter(adi 298 'ari post9infus sampai 3L 'ari. &u!a ada

penin!katan risiko ter(adin a nekrosis renal tubuler pada manula1 dan pada penderita diabetes1 (u!a bila ada pen akit !in(al sebelumn a. "e'abilitasi 6edik Pro!ram re'abilitasi medik bertu(uan untuk men!uran!i defisit fun!sional neurolo!is dan men!uran!i disabilitas an! ditimbulkan ole' .0S. Pada fase a-al .0S pasien mun!kin tidak dapat sepenu'n a berpartipasi dalam fisioterapi aktif1 ole' sebab itu dilakukan fisioterapi pasif berupa "56 e#ercise 2"an!e of 6otion4 an! ber!una untuk mence!a' ter(adin a pemendekan serabut otot dan kontraktur sendi. Selain itu1 per!antian posisi tubu' (u!a diperlukan untuk mence!a' ter(adin a ulkus dekubitus. $isioterapi aktif an! ber!una untuk melati' kekuatan otot secara aktif dilakukan secara perla'an , la'an. Selama melakukan fisioterapi1 ketidakstabilan 'emodinamik dan intensitas lati'an 'arus diper'atikan karena lati'an an! berlebi'an dapat menin!katkan kelema'an otot. )erapi bicara bertu(uan untuk melati' berbicara dan menin!katkan kemampuan men!un a' pada pasien an! men!alami kelema'an orofarin!eal an! berat an! ditandai den!an disart'ria dan disp'a!ia. fisioterapi pasif pada sistem respirasi 'an a bisa dilakukan den!an bantuan ventilator atau manual ' perinflation. Den!an terpenu'in a volume sesuai den!an kapasitas vital paru1 maka pertukaran !as dalam alveoli menin!kat dan mampu memenu'i kebutu'an ventilasi. Den!an demikian bila kekuatan otot intercostal suda' kembali membaik1 ron!!a dada suda' siap kembali men!emban!. 5le' karena tekanan positif an! diberikan le-at ventilator atau manual ' perinflation bisa memberikan efek sampin!1 maka lati'an aktif 'arus se!era diberikan. Lati'an aktif berupa lati'an nafas melalui dada dan perut serta lati'an batuk an! ber!una untuk men!eluarkan sekresi an! menumpuk dalam paru dan saluran nafas. Apabila pasien belum mampu batuk1 dalam men!eluarkan sekresi dapat dibantu den!an ventilator atau manual ' perinflation an! diatur den!an teknik tertentu1 di mana pan(an! ekspirasi diperpendek1 se'in!!a kecepatan udara an! keluar pada -aktu ekspirasi bisa menin!kat. Den!an demikian sekresi saluran nafas bisa dikeluarkan. Problem sensasi pada pasien S.0 an! muncul adala' rasa terbakar1 kesemutan1 rasa tebal atau n eri. )idak ban ak an! bisa dilakukan untuk men!uran!i ketidakn amanan

akibat rasa tebal1 rasa terbakar dan rasa kesemutan. Secara teori rasa n eri bisa dikuran!i den!an pemberian )/NS 2)ranscutaneus /lectrical Nerve Stimulation4.

1:. 0om%li-asi Domplikasi utama adala' ke!a!alan pernafasan an! disebabkan ole' paralisis diafra!ma dan kelumpu'an otot pernafasan an! di(umpai pada 1L933 persen penderita.

1<. Pro+nosis Pada umumn a penderita mempun ai pro!nosa an! baik tetapi pada seba!ian kecil

penderita dapat menin!!al atau mempun ai !e(ala sisa. O8P ter(adi pen embu'an tanpa !e(ala sisa dalam -aktu 3 bulan bila den!an keadaan tertentu1 antara lain: 9 pada pemeriksaan N*+9/6. relatif normal 9 mendapat terapi plasmaparesis dalam 7 min!!u mulai saat onset 9 pro!resifitas pen akit lambat dan pendek 9 pada penderita berusia 3L9=L ta'un Sebua' sistem skorin! pro!nostik klinis dapat di!unakan untuk menilai pro!nosis pasien .0S1 aitu Erasmus GBS Outcome Score 2/.5S4. Skorin! ini dilakukan 2 min!!u setela' admisi.

You might also like