You are on page 1of 3

Malam, kala bintang menerang menari-nari berjatuhan.

Tak tampak terangnya silau oleh pancaran lampu jalanan kota yang kilau-kemilau. Angin tertahan tak jua berhembus menerpa sejuk. Panas, gerah tak betah hingga keringat membasah tiada dingin yang menjamah. Riungnya kendaraan kian mengganggu melintas silih berganti di jalanan sana hingga terdengar dari sini. Dan aku disini justru hanya terdiam menikmati sepi bersama secangkir kopi hitam menemaniku membenahi hati. Maaf saja karena kali ini aku tak lagi terusik oleh sendiri. aktu memang sangat egois tak pernah mau berhenti sejenak untuk memperbaiki langkah agar tak lagi salah. Dia terus saja berlari dan berlari tak peduli padahal aku lelah mengikuti. Dia terus saja berjalan dan berjalan tak mau mengerti bah!a aku pun sudah tak tahan. Tapi justru karena !aktu yang terus maju menuju mati itu aku tetap bertahan untuk mengikuti. Tak mau kalah oleh !aktu yang menuakan badan. "ulan malam ini tak mengintip di balik a!an. Tak benderang usai hujan, tertutup kelamnya langit mendung yang khas penuh polusi ibukota. #edikit bertanya mengapa ia enggan menampakkan indah putihnya yang murni malam ini. Mungkin sedang tak betah dengan celoteh-celoteh anak nakal di pinggir jalan yang kocak namun banyak berkata kotor memaki nama ayah bunda bahkan. Aku ingat karena aku pernah menjadi bagian mereka, dengan menenteng beberapa batang rokok duduk manis bersama mereka di pinggiran selokan. Menikmati malam panjang dengan ta!a renyah yang tak tersiksa beban dengan obrolan ringan yang cabul beberapa tak penting namun senang. Ah sudahlah, jangan membahas masa lalu lagi. Mungkin dominansinya akan berkisah kurang benar bila dilihat dari kede!asaan. Memang menarik menjadi pelajaran, tapi tak layak diingat apalagi diulang. Pastinya layak aku bagikan pada anak lelakiku kelak agar tak nakal seperti calon ayahnya ini di masa remaja setengah tua. $ikmati saja malam ini yang begitu damai tanpa dering telepon genggam yang mengganggu keheningan sekitar rumah yang bahkan kepungan kontrakan sedang tak bersuara di luar sana. #ayangnya langit sedang tak cerah. %elabu penuh kepulan abu, kelam dan semakin menghitam. Mungkin akan hujan, tapi hujan di malam hari tak akan menyejukkan. Tak akan berlalu indah tergantikan oleh nyamannya bantal mengantar dalam lelap yang memba!a mimpi yang indah. &a, semoga malam ini mimpi masih tetap indah agar setidaknya menjadi penghibur lara bila terjaga nanti. Membuka mata dengan senang hati. "ersiap kembali menghadapi kejamnya bumi. #edikit mendentingkan beberapa senar gitarku yang masih terlihat baru. Meskipun sesungguhnya sudah tak mampu, namun tak apa. #uaranya mendamaikan hati, memutar lagi kenangan yang penuh memori. Meskipun tanpa lagu atau melodi, suaranya menenangkan sanubari. Ting, ting, ting, mendenting nyaring. Memecah hening, memberikan aku nada yang semakin bening. 'ey, gitar ini yang dulu pernah kucampakkan selama lebih empat tahun. %arena selalu mengingatkanku pada kejadian itu, kejadian yang membuatku mengorbankan jari-jari. Malam ini minim inspirasi. #ungguh sepi tiada yang menemani. #ayang sekali padahal sedang berhasrat banyak-banyak membuat karya tanpa emosi. (ngin bercerita tentang cinta, tapi sedang tak kualami. Atau menuliskan tentang persahabatan, namun sedang tak banyak isi. Apalagi tentang penderitaan, aku sedang tak berenergi. Mungkin

cerita sepi, namun aku yakin pasti sangat membosankan sekali. )ntah, berdiam diri sungguh tiada guna. Padahal tugas studi menanti, namun tak jadi salah satu opsi. #edang mencari pelipur hati. Tapi belum mampu yang mau selalu menemani. Tapi belum mampu menjanjikannya takkan tersakiti. Apa benar menjadikannya istri. Apa tepat bila tanpa arti* Padahal aku yakin semua !anita pasti ingin dimiliki dengan akhir diperistri. $amun sungguh hati belum berani. )ntah mengapa di otakku setengahnya masih berisi bagaimana memberi ayah bunda hidup yang lebih baik dari ini. Aku masih belum mau peduli dengan tuntutan nafkah menghidupi anak istri. Masih ingin memberikan ayah bunda semua hasil profesi. #emoga saja cepat-cepat terjadi, semoga saja cepat-cepat karena sungguh sudah kunanti. #edang mencari sahabat hati. Tak muluk-muluk hanya jika tanpa janji* Padahal aku percaya semua !anita ingin dijanjikan tak tersakiti. Memang aku saja yang masih belum yakin. Tak mengerti dengan diri sendiri yang selalu saja menyakiti hati. Tiada berniat namun entah mengapa selalu terjadi. Akhirnya saat ini tak lagi berani, berpikir sejuta kali untuk lebih bisa mengerti. Andai Allah dapat memberikanku lorong !aktu. &ang bisa berputar kembali pada masa-masa dulu. #ungguh aku menyesal dan ingin meminta maaf untukmu yang pernah ku sakiti. Aku hanya lelaki bajingan yang tak pantas dicintai. "elum paham arti memiliki. "elum mengerti semua inti dari saling mencintai. Masih menjadi berandalan brengsek yang terbuang di kumpulan sampah yang malang. Maafkan aku yang tak kuasa menahan semua hasrat dunia. #ungguh tak ingin lagi kuulangi, semoga esok hari kamu bahagia dengan yang lain yang lebih segalanya dari si hina ini. #ekarang aku paham benar artinya indah. Paham benar betapa bahagianya dicintai. Diselamatkan dari sepi, dimengerti dari luka hati. Dan hanya tersenyum kala ka!an-ka!an bercerita tentang kisah asmaranya yang menggebu-gebu. Mereka berkisah tentang indah mereka yang kian hari kian menyatu. "agaimana mereka berbagi lelah, membagi setiap inci dari gundah. "etapa bahagianya kala cinta datang. Tanpa pedih sungguh minim sedih. Terta!a dan bahagia sepanjang masa berdua. "ahkan beberapa tak hirau belum datangnya restu dunia. Menepiskan perbedaan yang ada, hingga akhirnya menyatu dalam nama cinta. (ndah memang, sesuatu yang belum jua pernah kuhargai selama ini sungguh bodoh. 'ilang datang dia memba!a suka memba!a duka. Memoles dinamika dunia, mengantarkan segala bahagia juga lara. Menjadi pemeran utama dalam sebuah era. "ukan aku, kau, atau mereka. Tapi ini tentang sebuah cinta. &ang abadi bila kita jaga, yang bahagia bila kita bina. "ila benar menjalaninya, takkan ada tangis yang sadis. Aku mengerti benar sekarang betapa berartinya ia. Aku mengerti benar betapa indahnya ia. "ahkan menjadi pencipta senyum dan ta!a-ta!a mereka. +uga menjadi pembalut luka-luka di dada. 'ey, aku ingin berkenalan lagi dengannya. (ngin lagi mengerti dia dan memberinya ruang dalam hidupku yang telah hilang. 'ey, mari kukenalkan padanya. $amanya adalah cinta.

jadi biarkan saja semuanya mengalir apa adanya. Karena yang terbaik adalah yang Tuhan gariskan, bukan yang kita paksa ciptakan

Malam-malam -,-./, adeyono

You might also like