You are on page 1of 30

Tutorial

IMUNISASI

Oleh : Faaris Hario W. Noerwanty Y. Ridwan Sari Hestiyarini

Pembimbing : dr. William S. Tjeng, Sp. A

IMUNISASI

IMUNISASI

suatu cara meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi biasanya terutama diberikan pada anakanak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit infeksi yang berbahaya. Imunisasi merupakan suatu proses transfer antibodi secara pasif dengan memberikan imunoglobulin.

IMUNISASI
o Vaksinasi mempunyai keuntungan :
VAKSINASI

Pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidupnya. Vaksinasi cost-effective karena murah dan
paparan

Definisi :
memberikan

suatu tindakan yang dengan sengaja

efektif. Vaksinasi tidak berbahaya. Reaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauhlebih jarang daripada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut secara almiah. o Vaksinasi merupakan upaya pencegahan primer.

pada suatu antigen berasal dari


suatu patogen. Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun memproduksi limfosit yang peka, antibodi dan sel memori.

IMUNISASI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN IMUNISASI

KEBERHASILAN IMUNISASI

Status imun penjamu

Faktor genetik

Kualitas dan Kuantitas Vaksin

IMUNISASI

JENIS VAKSIN

Live attenuated

Virus hidup : campak, parotitis, rubela, polio, rotavirus, demam kuning ( yellow fever ). Bakteri : Vaksin BCG dan demam tifoid oral.

VAKSIN
Inactivate

Virus: Influenza, polio, rabies,hepatitis A. Bakteri contoh pertusis, tifoid, kolera, lepra. Vaksin fraksional yang masuk sub-unit, contoh hepatitis B, influenza, pertusis aseluler, tifoid Vi, lyme disease. Toksoid, contoh difteria, tetanus, botulinum. Polisakarida murni, contoh pneumokokus, meningokokus, dan haemophilus influenzae tipe b. Gabungan polisakarida ( haemophillus influenzae tipe B dan pneumokokus ).

IMUNISASI

VAKSIN DI INDONESIA

Vaksin Wajib

VAKSIN
Vaksin yang Dianjurkan

IMUNISASI

VAKSIN WAJIB

BCG

Hep B

Vaksin Wajib
DPT

POLIO

Campak

IMUNISASI

VAKSIN DIANJURKAN

Pneumokokus

Meningokokus

Rotavirus

VAKSIN DIANJURKAN

Japanese Ensepalitis

Yellow Fever

IMUNISASI

VAKSIN DIANJURKAN

MMR

Influenzae

VAKSIN DIANJURKAN

H. Infuenzae tipe B

Varicella

Tifoid

PENCATATAN IMUNISASI DAN KARTU IMUNISASI


Jenis vaksin yg diberikan Tanggal melakukan vaksin Efek samping jika ada Tanggal vaksin berikutnya Nama tenaga medis memberikan vaksin

KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI


Kesalahan Program Reaksi Suntikan Reaksi Vaksin

IMUNISASI

JADWAL IMUNISASI

VAKSINASI TUBERKULOSIS
Vaksin hidup ( Mycobacterium bovis) Mencegah infeksi TB berat Diberikan 2 -3 bln. 1-15 thn yg blm vaksin 6-12 mgg efek perlindungan (50-80%) Dosis bayi (< 1 tahun) = 0,05 ml Anak = 0,1 ml Intrakutan di M. Deltoideus Kanan (WHO) Tidak diberikan: pasien imunokompromais KIPI: papul merah dlm 1-3 mgg parut (3 bln), pastikan bersih dan kering

VAKSINASI HEPATITIS B
Umum diberikan 3x pemberian, IM (0,1, 6 bln) Pada bayi baru lahir: < 12 jam, 1-2 bln, 6 bln Ibu dgn HbsAg positif Vaksin Hepatitis B + Hepatitis Imunoglobulin (HBIg) 0,5 ml disisi tubuh yg berbeda dlm 12 jam stlh lahir KIPI: reaksi lokal sementara, demam ringan 1-2 hari. Kontraindikasi absolut: tidak ada

VAKSINASI DPT
VAKSIN DIFTERI
Vaksin DPT (DtaP atau DTwP) 6mgg 7 thn 7-18 tahun vaksin difteri diberikan dlm bentuk Td atau Tdap Diberikan 3x secara IM sbnyak 0,5 ml, selang 6-8 mgg (2-4-6 bln), Ulangan ke1 1 thn sesudahnya (15-18 bln), Ulangan ke2 3 thn sesudahnya (4-6 thnn) 7-18 thn jadwal: 3 dosis 4 mgg antara d1-d2, 6 bln antara d2-d3 KIPI: demam ringan dan reaksi lokal. Kejang demam (0,06%) Kontaindikasi: riwayat alergi dan kejang pada pemberian vaksin pertama

VAKSIN PERTUSIS
Sebaiknya < 1 tahun Diberikan dlm bentuk DPT (DTwP atau DtaP) Mengurangi durasi dan tingkat keparahan pertusis Diberikan 3x secara IM, selang 6-8 mgg (2-4-6 bln), Ulangan ke1 1 thn sesudahnya (15-18 bln), Ulangan ke2 3 thn sesudahnya (4-6 thnn) KIPI: demam, reaksi lokal, kejang demam (0,06%), inconsolable crying. Encelopati akut dan anafilaksis Kontraindikasi: alergi berat dan encelopati pada pemberian vaksin sbmnya

VAKSIN TETANUS
Pada anak diberikan dlm bentuk DPT Diberikan 1 seri: 2bln, 4bln, 6 bln, 15-18 bln, 4-6 thn IM atau Subcutan sebanyak 0,5 ml KIPI: lokal, demam Alergi pertusis DT Tunda jika anak mengalami demam tinggi, memiliki kelainan saraf, gangguan pertumbuhan

VAKSIN POLIO
OPV (2 tetes) dan IPV (0,5 ml) subcutan 3x dengan jarak 2 bulan Polio ulangan saat masuk sekolah (5-6 tahun) dan dosis berikutnya pada usia 15-19 tahun KIPI: gejala pusing, diare ringam, dan nyeri otot Tidak dianjurkan: demam, muntah, diare,sedang radioterapi atau obat penurun daya tahan tubuh, kanker , HIV dan alergi vaksin polio

IMUNISASI CAMPAK
9 bln dosis 0,5 ml secara subcutan Imunisasi ulangan dianjurkan dalam situasi: 1. < 1thn dan terbukti potensi vaksin yg digunakan kurang baik 2. Kejadian luar biasa peningkatan kasus campak, maka SD,SMP, SMA dpt diberikan imunisasi ulang 3. Setiap orang yg pernah memperoleh imunoglobulin 4. Seseorang yg tidak dpt menunjukan catatan imunisasinya KIPI: Demam > 39,5 C (5-15%) pada hari k 5-6 ssdah imunisasi berlangsung 2 hari Kejang Demam, Ruam pada hari 7-10 berlgsng selam 2-4 hari Reaksi KIPI berat: Menyerang sistem saraf muncul hari ke 30 ssdh imunisasi Kontraindikasi: demamtinggi, hamil,riwayat alergi, pengobatan imunosupresif,memperoleh pengobatan imunoglobulim atau bahan berasal dari darah, alergi terhadap protein telur.

VAKSINASI MMR
Virus hidup Dosis tunggal 0,5 ml, IM atau subcutan pada usia 12-15 bulan Daya lindung 95% KIPI: reaksi sistemik ex: malaise, demam atau ruam terjadi 1 mgg stlah imunisasi selam 2-3 hari Kontraindikasi: alergi terhadap telur/ neomycin, pengobatan imunosupresif, alergi berat, demam akut, setelah pemberian imunoglobulin atau tranfusi darah

VAKSINASI HIB (HAEMOPHILUS INFLUENZA TIPE B)


Vaksin tidak aktif Vaksin Hib PRP-T 2, 4. 6 bulan Vaksin Hib PRP-OMP 2 dan 4 bulan Vaksin ulangan usia 15-18 bulan Jik anak > 6 bln diberikan 2 x suntik Jika anak 1-5 thn 1 x suntik IM sbnyak 0,5 ml Perlindungan 95% KIPI: 5-30% demam, reaksi lokal pada tempat suntik 1-3 hari Kontraindikasi: demam, infeksi akut, dan riwayat alergi yg mengancam nyawa

VAKSINASI PNEUMOCOCUS
2 macam: 1. PPV23 (polisakarida murni serotipe 23) <2 thn reaksi kurang baik 2. PCV7 (polisakarida konjugasi) bisa diberikan < 2thn Diberikam IM atau Subcutan sebanyak 0,5 ml Sejak usia 2 bulan dengan interval 2 bln sbyak 3x Diulang 12-18 bln pada anak resiko tertular pnemococus KIPI: 30-50% eritema dan nyeri pd tmpat suntikan brlgsg < 48 jam. Demam, gelisah, pusing, nafsu makan turun (1%) Kontraindikasi absolut: anafilaksis setelah pemberian vaksin Kontraindikasi relatif :usia < 2tahun, pengobatan imunosupresif

VAKSINASI TIFOID
Vaksin oral: Salmonella thphi yg dilemahkan, disimpan 2-8 C dikemas dalam kapsul Diberikan pada anak umur >= 6 thn 4 kapsul dgn jarak 1 hari (1-3-5-7) pemberian diulang tiap 5 tahun. Respon imun terbentuk 10-14 hari stlh dosis terakhir KIPI: muntah, diare, demam dan sakit kepala. KI: demam. Penurunan kekebalan tubuh, riwayat anafilaksis, alergi gelantin

Vaksin parenteral: polisakarida Vi dari kapsul Salmonella thypi yg dimatikan. Diberikan pada anak >= 2 thn secara IM atau SC diberikan tiap 2-3 tahun. Respon imun 15 hr- 3 mgg setelah imunisasi KIPI: Demam, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot tempaat suntian KI: demam, riwayat alergi, penyakit akut

IMUNISASI HEPATITIS A
Virus hepatitis A yg dilemahkan tersedia 2 kemasan dosis: 2-18 thn dan >18 thn Disuntikan IM 2x jarak suntikan ke 2 6-12 bln Perlindungan hampir 100% KIPI: reaksi lokal, demam Kontaindikasi: efek samping sesudah dosis pertama

VAKSINASI VARICELA
Varicella-zoster hidup yg dilemahkan disimpan 2-8 C Pada 12-15 bln suntik Subcutan 0,5 ml dan kedua 4-6 tahun KIPI: reaksi lokal (1%), demam KI: demam tinggi, ggn kekebalan karena radioterapi, pengobatan kortikostreroid tinggi, alergi neomisin

VAKSIN ROTAVIRUS
2 vaksin : Rotarix dan Rotateg Diberikan oral, Rotarix (4, 8 mgg), Rotateg (4, 8, 12 mgg) KIPI: diare, muntah, demam KI: tidak diberikan bersamaan polio oral, adanya infeksi bakteri patogen usus

VAKSINASI JAPANESSE ENCEPHALITIS


Diberikan SC hari ke-0, ke-7 dan ke-28 sebanyak 1 ml dosis penguat diberikan pada usia 3 thn Untuk anak 1-3 thn, dosis 0,5 ml SC jadwal sama KIPI: Lokal, demam, mengigil, mual, muntah. Di Indonesia blm disosialisasikan KI: Alergi

VAKSINASI MENINGITIS

MPSV4 (meningococal polysacarida vaccine A, C, Y,W135) dan MCV4 (Meningococcal conjugated vaccine A, C, Y, W-135) diperuntukan anggota militer, pesantren, jamaah Haji serta masuk ke daerah endemik MPSV4 1x suntik SC, pada anak 2-10 thn dan usia > 55 thn bertahan 3-5 tahun ulangan KIPI: lokal, demam (5%), alergi MCV4 1 x suntik IM,diberikan pd usia 2 12 tahun Bertahan 10 tahun KIPI: Lokal, kesemutan terbakar (1/10.000),Guillain-Barre Syndrome KI: alergi, infeksi akut, wanita hamil

VAKSIN YELLOW FEVER


Dianjurkan pada orang yg akan ke Amerika dan Amerika Latin Semua umur, Disuntikan SC 0,5 ml, efektif 10 thn KIPI: pusing, nyeri otot, demam KI: < 9 bln, ibu hamil, alergi telur, daya tahan tubuh turun

VAKSINASI HPV
10-55 tahun (HOGI) Vaksin diberikan 3 dosis ( bulan ke0, ke 1 dan ke6) 0,5 ml secara IM Efektif selama 5 tahun dan bekerja secara efisien jika blm terpapar infeksi HPV KIPI: Lokal, demam, sakit kepala, mual,

TERIMA KASIH

^_^

You might also like