You are on page 1of 44

http://emedicine.medscape.

com/article/354167-overview#showall

Pencitraan Bronchiectasis

Author: John M Holbert, MD; Chief Editor: Eugene C Lin, MD

Updated: Sep 10, 2013

Overview Bronkiektasis adalah "dilatasi bronkus abnormal dan irreversible." bronkiektasis


[1, 2]

Etiologi

pada umumnya adalah kelainan bawaan, infeksi berulang, dan


[3, 4, 5]

obstruksi jalan napas. Efek penarikan fibrosis paru juga dapat menyebabkan dilatasi saluran napas, menyebabkan bronkiektasis traksi. Bronkus yang

terlibat mengalami dilatasi, inflamasi, dan mudah kolaps, sehingga terjadi obstruksi aliran udara dan gangguan sekresi. Bronkiektasis adalah penyakit terminal yang sering terjadi pada banyak penyakit dengan penyebab dasar yang beragam. Pengetahuan tentang akar penyebab bronkiektasis pada pasien tertentu lebih bermanfaat untuk pengobatan daripada pemahaman tentang bronkiektasis itu sendiri. Bronkiektasis dikaitkan dengan berbagai gangguan, tetapi biasanya hasil dari nekrotisasi infeksi bakteri, seperti infeksi yang disebabkan oleh spesies Staphylococcus atau Klebsiella atau Bordetella pertussis. Sayangnya, sekitar setengah kasus, penyebab spesifik dari bronkiektasis belum dapat ditentukan. [6]
1

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Hemoptisis adalah gejala yang paling sering dan dapat terjadi pada 50% pasien. Hemoptisis episodik dengan sedikit atau tanpa produksi sputum (bronkiektasis kering) biasanya merupakan sekuele tuberkulosis. Namun, hemoptisis masif dapat terjadi, perdarahan biasanya berasal dari dilatasi arteri bronkial, dimana darah yang keluar berasal dari tekanan sistemik . Diagnosis bronkiektasis didasarkan pada riwayat klinis dari produksi dahak harian yang kental dan karakteristik dari temuan computed tomography (CT) scan. (Lihat gambar di bawah.)

Seorang pria 27 tahun didiagnosis dengan penyakit saluran napas reaktif ketika anak-anak telah diperiksa karena sering mengalami infeksi pernapasan. Foto thorax posteroanterior menunjukkan penyakit-

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

didefinisikan sebagai opasitasi nudus paru, scoliosis ringan, dan

overaerasi moderat. HRCT pada seorang pria 75-tahun dengan bronkiektasis kistik. Patofisiologi Bronkiektasis tidak disebabkan oleh faktor tunggal, tetapi merupakan interaksi yang kompleks antara peradangan berulang dan gangguan respon imun terhadap peradangan. [7] Banyak kelainan bawaan atau dapatan dapat menghalangi pertahanan saluran napas normal dan perbaikannya, sehingga terjadi infeksi. Jika reaksi awal terhadap infeksi tidak efektif, respon imun meningkat dan berkepanjangan, berpotensi menyebabkan lingkaran setan terhadap cedera bronkial dan meningkatkan inflamasi yang menyebabkan bronkiektasis. [8] Kerusakan bronkial meliputi banyak variabel seperti bronchomalacia atau fibrosis dan gangguan fungsi mukosiliar. Contohnya gangguan imunitas seluler atau humoral yang merupakan predisposisi terjadinya bronkiektasis sepanjang pathway respon imun. King et al menemukan bahwa pasien dewasa dengan bronkiektasis secara signifikan memiliki tingkat imunoglobulin G3 (IgG3), sel-B limfosit, dan T-helper limfosit yang lebih rendah. [9] Pada sekitar sepertiga dari pasien bronkiektasis dewasa, King et al juga menemukan jumlah neutrofil oksidatif berkurang secara signifikan. [9] Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan imunitas telah diamati untuk menjelaskan
3

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

kerentanan terhadap bronkiektasis, antara lain defisiensi imunitas primer, HIV positif, jenis kelamin perempuan, rheumatoid arthritis, dan kolitis ulserativa. [6, 10, 11, 12, 13] Alergi aspergilosis bronkopulmoner disebabkan oleh respon imun yang abnormal terhadap Aspergillus fumigatus, yang menyebabkan terjadinya bronkiektasis. [14] Infeksi dapat menjadi penyebab bronkiektasis. Infeksi virus yang terkait dengan bronkiektasis meliputi pertusis, campak, batuk rejan, dan influenza. [15, 16] Infeksi bakteri, seperti Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan TBC tipikal dan atipikal, telah dikultur dari pasien dengan bronkiektasis. [7, 15, 16, 17] Biasanya, patogen terperangkap oleh lendir bronkus dan dikeluarkan oleh mukosiliar elevator. Beberapa pasien, seperti pasien dengan fibrosis kistik atau sindrom Young, memiliki viskositas mukosa yang berubah sehingga menghambat pengeluaran lendir secara efektif. [18, 19] Selain itu, seperti pasien dengan

primary ciliary dyskinesia, memiliki gangguan mekanisme anatomi untuk pembersihan lendir. [20, 21] Perubahan anatomi dapat berperan dalam infeksi berulang. Kelainan bawaan yang mempengaruhi anatomi normal, seperti communicating bronchopulmonary foregut malformation, tracheal bronchus, or accessory cardiac bronchus dapat memicu bronkiektasis. [22] Pasien dengan sindrom Williams-Campbell memiliki cacat bawaan pada tulang rawan yang berpredisposisi terjadinya bronkiektasis, [23] sementara pasien dengan sindrom Mounier-Kuhn (tracheobronchomegaly) memiliki otot polos tracheobronkial dan serat elastis yang tidak sempurna. [24] Cedera inhalasi paru dari asap atau gas berbahaya lainnya sering menjadi awal dari proses yang akan berakhir dengan bronkiektasis. [25] Obstruksi bronkus central dapat disebabkan oleh benda asing, broncholith, tumor, atau limfadenopati, yang menyebabkan bronkiektasis. [26, 27, 28] Pasien dengan fibrosis stadium akhir
4

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

dapat berkembang menjadi bronkiektasis traksi dan bronchiolectasis. Contoh umum meliputi pneumonitis interstitial, tuberkulosis, sarkoidosis, dan fibrosis radiasi. Tekanan negatif pleura yang tinggi dan peningkatan elastisitas fibrosis paru saling berinteraksi untuk memperbesar bronkus. [29] Dilatasi bronkus biasanya terdistorsi dengan beaded appearance. [30] Berdasarkan distribusi fibrosis, bronkiektasis traksi dapat terbagi menjadi regional atau luas. Traksi bronkiektasis terbatas pada daerah fibrosis stadium akhir dan terutama mempengaruhi bronkus perifer, yang kekurangan tulang rawan penyangga. [29] Epidemiologi Insiden di Amerika Serikat Tidak ada penelitian komprehensif yang tersedia mengenai prevalensi

bronkiektasis di Amerika Serikat. Pada orang dewasa, prevalensi bronkiektasis meningkat dengan bertambahnya usia. [31, 32] Prevalensi bronkiektasis pada pasien berusia 65 tahun dan lebih tua meningkat dari waktu ke waktu, mungkin berhubungan dengan peningkatan diagnosis dan / atau akses ke perawatan. [33] Weykert et al menggunakan desain retrospektif kohort untuk memperkirakan prevalensi bronkiektasis pada orang dewasa di AS. [31] Mereka menemukan prevalensi bronkiektasis mulai dari 4,2 kasus per 100.000 orang (18-34 tahun) ke 271,8 kasus per 100.000 orang (75 tahun dan lebih tua). [31] Seitz, et al mengevaluasi sampel dari Medicare claims dari pasien berusia 65 tahun dan lebih tua. Insidensi internasional Tidak ada sumber data yang komprehensif untuk membandingkan statistik pada prevalensi bronkiektasis di berbagai negara. Berbeda dengan kasus di negara bagian barat, bronkiektasis dianggap sebagai hal umum di negara bagian Timur, meskipun prevalensi statistik jarang. [34]
5

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Meskipun prevalensi bronkiektasis pada anak secara umum telah menurun di negara yang lebih berkembang, banyak penelitian menunjukkan bahwa bronkiektasis anak tetap menjadi masalah yang signifikan di negara berkembang. [35] Chang et al menemukan prevalensi bronkiektasis yang sangat tinggi pada anak-anak suku aborigin yang berusia 15 tahun dan lebih muda di Central Australia yaitu 14,7 kasus per 1.000 orang. [36] Dalam program pemeriksaan kesehatan untuk orang dewasa di Seoul, Korea, prevalensi bronkiektasis adalah 9,1%. [37] Insiden terkait dengan Ras Untuk ras kulit putih, cystic fibrosis adalah kelainan genetik resesif yang paling sering mengancam jiwa. [38] Cystic fibrosis terjadi pada sekitar 1 dari 3.200 kelahiran hidup ras kulit putih, 1 dari 15.000 kelahiran hidup Afrika Amerika, dan 1 dari 31.000 kelahiran hidup Asia Amerika. [38] Bronkiektasis yang disebabkan rheumatoid arthritis lebih sering terjadi pada keturunan Afrika Amerika daripada keturunan Amerika Eropa, sementara

bronkiektasis yang berhubungan dengan keganasan hematologi lebih mungkin terjadi pada keturunan Eropa Amerika daripada keturunan Afrika Amerika. [39] Keturunan Amerika Hispanik lebih sering memiliki kultur sputum positif untuk P.aeruginosa. [39] Sebuah tinjauan bronkiektasis pada Medicare beneficiaries menunjukkan bahwa untuk pasien yang menjalani satu kali CT scan thorax, orang Asia memiliki kecenderungan 2,5 kali lebih tinggi mengalami bronkiektasis daripada orang kulit putih dan 3,9 kali daripada kulit hitam. [33] Sebuah studi penelitian bronkiektasis nontuberculous di Medicare beneficiaries menemukan prevalensi kulit hitam adalah setengah dari kulit putih dan prevalensi di Asia / Kepulauan Pasifik adalah dua kali lipat dari kulit putih. [40]

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Insiden yang berkaitan dengan jenis kelamin Secara keseluruhan, bronkiektasis tidak berhubungan dengan terjadinya fibrosis kistik, lebih sering dan lebih parah pada wanita[13]. Walaupun, fibrosis kistik memiliki distribusi yang merata antara pria dan wanita, tapi pada kaum wanita lebih sering terlambat diagnosis, sehingga hal ini menjelaskan mengapa wanita mati pada usia lebih muda[41] Rheumatoid arthritis[42], sarcoidosis[43] dan sjogren sindrom yang menyerang wanita semunya lebih dominan mengarah ke bronkiektasis. Mycobacterium tuberkulosa lebih sering terjadi pada laki-laki[44,45]. Mycobacterium avium complex secara umum lebih sering didapatkan pada wanita usia tua[40,46,47,48]. Wanita di Amerika Serikat yang terdiagnosis dengan penyakit non tuberkulosa 1.4 kali lebih sering dibanding dengan laki-laki usia diatas 65 tahun yang sedang menjalani pengobatan. Dengan penilitian yang menggunakan metodologi dan lokasi geografis yang beragam, rasio sex pada orang yang terserang penyakit non tuberkulosa mycobakterial bisa sangat dipertimbangkan[49] Insiden yang berhubungan dengan usia Fibrosis kistik biasanya terdiagnosis pada anak.
7

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Pada dewasa, prevalensi brokiektasis mengalami peningkatan trend seiring dengan peningkatan usia[31,32]. Sebuah review yang mengasosiasikan hubungan antara non tuberkulosa mycobacterium dengan kasus MRS menunjukkan peningkatan yang signifikan seiring dengan meningkatnya usia untuk laki-laki dan wanita[50] Mortalitas/morbidtas Bronkiektasis pada kasus pediatric mengalami peningkatan diseluruh dunia disertai dengan peningkatan kasus morbiditas dan mortalitasnya, hal ini berhubungan dengan asupan nutrisi yang buruk[35]. Hemoptisis dan gagal napas kronik lebih umum dan lebih dikenal diseluruh dunia[35]. Penilaian kualitas hidup bisa dilakukan dengan menggunakan St Georges Questionnaire atau dengan Leicester Cough Questionnnaire[51]. Frekuensi terjadinya gejala eksaserbasi ulang digunakan untuk menilai keefektifan pengobatan, kapasitas latihan bisa dievaluasi dengan tes berjalan dengan kaki terseret atau dengan tes berjalan 6 menit[51]. Risiko terjadinya mortalitas berhubungan dengan jumlah demografi, fungsi paru, dan variabel kualitas hidup[52]. Variabel Imaging CT-Scan yang dihubungkan dengan tingkat risiko kematian tertinggi mengarah pada bronkiektasis yang sudah meluas, dengan dilatasi yang sudah sangat berat dan penebalan dinding bronkus[52]. Mortalitas dengan pembedahan untuk kasus bronkiektasis memiliki rentang antara 0-2.2% dan morbiditas 18-23%[53]. Pasien dengan bronkiektasis kistik memiliki risiko untuk terjadinya mycetoma diantara bronkus yang terdilatasi tadi.

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Batuk darah sudah umum dan mungkin terjadi pada 50% pasien, Batuk darah episodik dengan jumlah produksi dahak yang sedikit ( bronkiektasis kering) biasanya merupakan sekuela tuberculosis. Bagaimanapun juga, hemoptisis masif bias saja terjadi, perdarahan biasanya berasal dari dilatasi arteri bronkus, dimana darah yang keluar berasal dari tekanan sistemik Anatomi Anatomi utama dari tipe bronkus sebagai berikut : Cylindrical Varicoid Saccular Kunci Predileksi berdasarkan anatominya sebagai berikut: Allergic bronchopulmonary aspergillosis - predominan di lobus atas dan sentral Infeksi virus pada anak-anak predominan di lobus bawah Fibrosis kistik- predominan dilobus atas, sebagian di lobus kanan atas. Mounier-Kuhn syndrome - tersebar di bronkus pertama sampai ke empat. Mycobacterial avium complex - predominan lobus kanan tengah. Obliterative bronchiolitis bronkiektasis, atenuasi mosaik, air trapping. Mycobacterial tuberculosa post primer- apeks dan segmen posterior lobus atas. Diskinensia silier primer- lima puluh persen berhubungan dengan situs inversus, lobus medius, dan predomian linguar. Sarcoidosis (bronkiektasis traksi) predominan di lobus atas.
9

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Pneumonitis intertitialis

(penyebab tersering adalah tarikan dari

bronkiektasis)- predominan di lobus bawah, yang terburuk di perifer.

Detail Klinik Presentasi klinis klasik pada pasien bronkiektasis adalah gejala intermiten atau harian, dahak purulen, produksi sputum. Ini lebih sering disertai dengan gejala seperti dipsnea, kelemahan, penurunan berat badan, nyeri thorax, batuk darah dan clubbing finger[57,58,59,60,61]. Pasien mungkin akan mengarah ke arah gagal napas atau gagal jantung kanan[57]. Presentasi klinis ini sebaiknya dibuktikan lebih lanjut dengan pemeriksaan CT Scan thorax. Namun, bronkiektasis memiliki gambaran yang bisa diidentifikasi secara jelas dengan CT-thorax. Ini merupakan mekanisme umum untuk kasus-kasus yang sering terjadi, dimana kasus tersebut memilkik rentang presentasi yang cukup besar. Pendekatan yang lebih spesifik bisa digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dasar dari bronkiektasis, jika didukung dengan detail klinis. Diagnosis Banding Alpha1-Antitrypsin Deficiency Aspiration Pneumonia Asthma Bacterial Pneumonia
10

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Bronchitis Chronic Obstructive Pulmonary Disease Emphysema Eosinophilic Granuloma (Histiocytosis X) Lymphangioleiomyomatosis Recurrent Respiratory Papillomatosis Tuberkulosis

Pemeriksaan Lanjutan. Foto thorax biasanya dipilih untuk pencitraan pertama, tetapi temuannya lebih sering nonspesifik dan cenderung mendekati normal.[1] High resolution computed tomografi bisa dipilih untuk melihat gambaran bronkiektasis secara sempurna. HRCT juga membantu para klinisi untuk mengevaluasi jaringan disekitar paru dan mencari lesi lainnya seperti neoplasma.[2]

11

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

HRCT menunjukkan penebalan dinding broncus yang mengalami ektase ringan. Pasien memiliki fibrosis kistik yang sudah terdiagnosis dan diterapi sejak kecil.

HRCT bisa menscan setinggi zona atas paru kanan yang menunjukkan perubahan akibat bronkiektasis. Walaupun dengan pemberian antibiotik tetap memberikan gejala. Akhirnya pasien ini dilakukan bronkoskopi dan

12

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

diambil kultur sputumnya dan didapatkan Mycobacterium aviumintracellulare complex.

HRCT pada pasien laki-laki dengan usia 75 tahun dengan kistik bronkiektasis.

HRCT pada pasien wanita 13 tahun menunjukkan bronkiektasis pada lobus bawah sebelah kiri dengan tuberkulosa sekunder.

13

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

HRCT menunjukkan dilatasi bronkus yang terisi cairan pada seorang pasien laki-laki 65 tahun dengan bronkiektassi lobus bawah kiri. Bronkografi merupakan modalitas klasik yang biasa digunakan sampai berkembangnya HRCT, yaitu satu-satunya alat imaging yang bisa menggambarkan bronkiektasis. Bronkografi dilakukan dengan memasukkan kontras berbasis iodin via kateter atau bronkoskop, tapi jarang dilakukan saat ini, jika tidak dilakukan bisa diganti dengan HRCT. HRCT bersifat noninvasif dan memiliki sensitifitas 96% dan spesifitas 93%.[3]

Volumetric multidetector CT acquisition thorax dipilih sebagai pemeriksaan yang mampu mendiagnosis bronkiektasis. Hal ini dibandingkan dengan HRCT, Volumetric multidetector CT acquisition memberikan beberapa keunggulan.[62,63] Gambaran HRCT yang ekuivalen dapat dibuat dari data volumetrik tanpa menggunakan scanning tambahan.[64]. Sebagai tambahan, Volumetric multidetector CT acquisition memungkinkan rekonstruksi multiplanar, dimana hal ini meningkatkan keakuratan diagnosis. Dengan memasukan seluruh volume paru,
14

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

sensitifitas Volumetric multidetector CT acquisition akan meningkat terutama dalam mendeteksi regio yang lebih kecil dari bronkiektasis dan akan lebih meyakinkan dalam menyingkirkan diagnosis lain[62,63,66,67]. Penggunaan CT scan volumetrik dapat mengidentifikasi lebih jelas secara morfologi dari bronkiektasis yang berat[63]. Pembuluh darah paru dan pusat berkumpulnya mukus bisa dibedakan dari nodul paru dengan CT scan volumetrik thorax, hal ini berguna untuk menghindari pemeriksaan berulang[63,66]. CT scan volumetrik dilakukan dengan menahan napas satu kali. Hal ini bisa menurunkan artefak pernafasan yang bisa dikacaukan dengan bronnkiektasis[62, 68] Semenjak adanya peningkatan akurasi diagnosis dengan multidetector row CT, teknologi CT sudah berkembang lebih maju lagi dengan penambahan berbagai macam detektor dan peningkatan substansi dari kecepatan scan. Peningkatanpeningkatan ini semakin membuat CT scan volumetrik lebih unggul sebagai alat pemeriksa penunjang. Walaupun CT scan volumetrik memiliki berbagai kelebihan, radiasinya lebih

tinggi. Radiasi bisa dikurangi dengan berbagai teknik[69] . Hal ini penting untuk pasien anak, dikarenakan peningkatan sensitifitas radiasi tersebut. Para radiolog harus memodifikasi protokol ini terutama untuk anak.[69, 70] Limited HRCT imaging sesuai bagi beberapa pasien untuk pencitraan follow-up juga untuk mengurangi dosis radiasi.

Alasan dari pemeriksaan yang lebih disukai untuk bronkiektasis menunjukkan bahwa dokter yang meminta sudah tahu diagnosisnya, tetapi bronkiektasis hanya dapat didiagnosis secara definitif dengan CT scan thorax. Bronkiektasis dapat menjadi suspek diagnosis yang memicu permintaan pemeriksaan. Namun, secara
15

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

praktis, dokter meminta pemeriksaan dalam menanggapi keadaan pasien, memprcayakan kepada ahli radiologi dalam protokol pemeriksaan untuk membedakan antara kemungkinan kondisi yang memiliki kesamaan. [ 71 , 72 , 73 , 74 , 75
]

Sebagian besar protokol CT scan thorax kemungkinan besar mendiagnosis

bronkiektasis, jika ada. Selain itu, bronkiektasis yang tidak terduga sering terdiagnosis secara kebetulan pada CT scan thorax yang dilakukan untuk alasan yang tidak berkaitan. Setelah didiagnosis bronkiektasis, follow-up CT scan thorax dapat disesuaikan untuk penilaian yang optimal dan follow-up dari bronkiektasis, bersamaan dengan kondisi lain .

Keterbatasan teknik

Secara umum, jika sebuah studi volumetrik thorax diperoleh tanpa artefak gerak yang signifikan pada pasien dewasa, seharusnya tidak ada keterbatasan yang berarti untuk identifikasi atau menyingkirkan bronkiektasis. Namun, definisi operasional dari bronkiektasis adalah " irreversible, dilatasi abnormal bronkus. " [ 1 ,
2] [ 76 ]

Dilatasi bronkial yang reversible jarang diidentifikasi pada orang dewasa.

Gaillard et al mereview pemeriksaan CT scan follow-up pada 22 pasien anak non fibrosis kistik dengan dilatasi bronkial. Pada 6 pasien, dilatasi bronkial sembuh sepenuhnya dan pada 8 pasien telah ada perbaikan .
[ 77 ]

Untuk pasien dengan

dilatasi bronkus yang kembali sepenuhnya, sebuah studi tunggal tidak cukup. Bronkoskopi tidak membantu dalam mendiagnosis bronkiektasis, tetapi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelainan yang mendasari, seperti tumor dan benda asing.

Radiografi thorax mungkin negatif pada pasien dengan penyakit minor sampai

16

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

moderat. Banyak temuan radiografi yang abnormal mungkin tidak spesifik , dan mungkin diperlukan konfirmasi menggunakan HRCT scanning.

Bronkografi jarang diindikasikan karena invasif dan berhubungan dengan reaksi alergi terhadap bahan kontras. Bronkografi juga membawa risiko bronkokonstriksi akut.

Radiografi

Radiografi thorax membantu untuk mengidentifikasi penyakit yang serius, dan pernah menjadi modalitas pencitraan standar. pasien dengan penyakit yang kurang parah. [ 5 ]
[ 4 ]

Namun, radiografi dapat

menggambarkan tidak ada kelainan, atau temuan yang mungkin tidak spesifik pada

Berbagai temuan radiografi yang abnormal telah dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar di bawah ) [ 78 , 79 , 80 ] : Opasitas parallel line ( tram tracks ) yang disebabkan oleh dilatasi, penebalan bronkus tampak pada seluruh panjang bronkus. Cincin opasitas atau rongga kistik yang sama besar dengan diameter 2 cm akibat bronkiektasis kistik, kadang-kadang dengan air-fluid level. Signed ring sign sesuai dengan bronkus yang berdilatasi yang secara langsung berdekatan dengan arteri pulmonalis yang lebih kecil yang menyertainya. Kista yang berhubungan dengan bronkiektasis kistik, terkadang dengan airfluid level (demilunes).

17

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Opasitas tubular yang disebabkan oleh dilatasi, air-fluid level bronkusopasitas ini dapat tampak sebagai bentuk Y atau V atau sebagai " jari-jari sarung tangan, yang memancar dari hilus paru. Peningkatan ukuran dan hilangnya batasan vaskular paru di daerah yang terpengaruh sebagai akibat dari fibrosis peribronkial. Peningkatan gambaran vaskular paru berkaitan dengan kehilangan volume, biasanya disebabkan oleh obstuksi mukus pada bronkus perifer. Oligemia sebagai akibat dari penurunan perfusi arteri pulmonalis (penyakit berat)

Seorang pria 27 tahun didiagnosis dengan penyakit saluran napas reaktif ketika anak-anak telah diperiksa karena sering mengalami infeksi pernapasan. Foto thorax posteroanterior menunjukkan penyakit- didefinisikan sebagai opasitasi nodus paru, scoliosis ringan, dan overaerasi moderat.
18

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Ini adalah radiografi close-up dari zona paru-paru kiri atas pada wanita 31 tahun dengan batuk kronis sejak kecil. Terdapat nodul dalam paru-paru kiri atas, paru-paru kanan atas juga terlibat.

19

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Seorang wanita 65 tahun diperiksa karena batuk kronis. Foto thorax lateral menunjukkan overaerasi dan peningkatan gambaran di atas jantung.

Ini adalah foto thorax posteroanterior, menunjukkan overaerasi dan batas jantung yang agak kabur.

Temuan radiografi nonspesifik tambahan dalam bronkiektasis meliputi : Kehilangan volume terkait dengan sumbatan mukus dan dihubungkan dengan peningkatan gambaran vaskular paru- kehancuran nyata parenkim paru dan / atau fibrosis paru mungkin terjadi. Opasitas abnormal paru berhubungan dengan peradangan, skar, dan / atau sumbatan mukus. Tanda-tanda hiperinflasi kompensasi dari paru-paru yang tidak terpengaruh.

20

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Hilangnya batasan bronkus sentral dan vasa, yang berkaitan dengan penyakit paru-paru interstitial sentral dan retensi sekresi.

Traksi bronkiektasis terjadi pada kasus fibrosis paru. Pada fibrosis paru, gambaran honeycomb dan distorsi dapat terlihat secara radiografis. Namun, diagnosis radiografi traksi bronkiektasis bisa sulit, kecuali jika paru-paru sekitarnya diburamkan.
[ 79 ]

Pasien dengan bronkiektasis memiliki peningkatan risiko

pneumonia. Foto thorax dapat digunakan untuk deteksi dan follow-up dari pneumonia yang berhubungan dengan bronkiektasis.

Bronkografi

Diperkenalkan pada tahun 1922, bronkografi merupakan investigasi pilihan sampai diperkenalkannya HRCT scanning pada pertengahan 1980-an. Saat ini, bronkografi jarang digunakan. Bronkografi dilakukan dengan memasukkan bahan kontras melalui kateter atau bronkoskop dibawah kontrol fluoroscopik dan pencitraan radiografi polos. Prosedur ini tidak menyenangkan bagi pasien dan juga menyebabkan gangguan ventilasi sementara, serta reaksi alergi dan reaksi terhadap benda asing media kontras. Selain itu, interpretasi pencitraan bronchografi sulit, karena underfilling dan retensi sekresi.

Tingkat keakuratan

Keakuratan temuan radiografi polos dalam mendiagnosis bronkiektasis tidak diketahui, karena temuan yang bervariasi dan tidak spesifik serta tergantung pada tingkat keparahan dan luasnya bronkiektasis tersebut. Namun, ada korelasi yang baik antara tingkat keparahan penyakit seperti yang terlihat pada foto polos dan
21

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

HRCT scan. Temuan radiografi thorax mungkin normal atau tidak spesifik pada pasien dengan penyakit yang kurang parah. Prevalensi tanda-tanda bronkiektasis pada radiografi berkorelasi dengan keparahan bronkiektasis pada HRCT, meskipun radiografi kurang sensitif dan kurang spesifik. [ 81 ] False positif / negatif

Banyak temuan foto polos yang tidak spesifik dan dapat dilihat pada pasien dengan fibrosis paru idiopatik, sarkoidosis, histiocytosis X, rheumatoid lung, dan gangguan paru-paru interstitial kronis lainnya.

Jika bronkiektasis terdeteksi secara radiografi, harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan CT scan thorax untuk kategorisasi tingkat keparahan dan morfologi .

Computed Tomography

Teknik pencitraan HRCT terdiri dari 1-2 mm collimation scan dengan interval 10 mm melalui thorax dengan window level ( WL ) -700 unit Hounsfield ( HU ) dan lebar jendela ( WW ) -1000 HU. Lobus medius kanan dan bronkus lingular dipotong miring dan tidak secara optimal digambarkan pada aksial HRCT scan; sebagai hasilnya, sebuah angulasi gantry sebesar 20 mungkin diperlukan [ 6 , 7 , 8 , 9 ,
10 , 11 , 12 , 14 , 15 , 16 ]

Pada HRCT scan pasien dengan bronkiektasis, diameter bronkial internal mungkin lebih besar daripada arteri yang berdekatan, dan mungkin bronkus kurang runcing (diameter sama dengan cabang induk untuk > 2 cm). Bronkus mungkin berjarak 1 cm dari pleura kosta atau pleura yang berbatasan dengan mediastinum (lebih spesifik tetapi kurang sensitif dibandingkan peningkatan rasio), dan penebalan
22

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

dinding bronkus dapat dilihat ( pada 68 % dari pasien ). Sekelompok kista dengan rongga kista berdinding tipis mungkin tampak, sering dengan air-fluid level. (Lihat gambar di bawah)

HRCT scan seorang pria 75 tahun dengan bronkiektasis kistik.

Pada bronkiektasis silindris, bronkus yang berjalan secara horizontal tampak sebagai garis sejajar, dan bronkus dengan arah vertikal terlihat sebagai lingkaran lusen yang lebih besar dari arteri pulmonalis yang berdekatan (signed-ring appearance). ( Lihat gambar di bawah . )

23

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Ini adalah gambaran HRCT scan remaja perempuan 13- tahun menunjukkan bronkiektasis lobus kiri bawah, dari tuberkulosis. terjadi secara sekunder

Bronkiektasis varikosa dapat dilihat sebagai dilatasi bronkial yang tidak seragam. Temuan lain meliputi : Area dengan peningkatan dan penurunan perfusi dan atenuasi Pembesaran trakea Pembesaran kelenjar getah bening pada mediastinum Cairan yang mengisi bronkus tampak sebagai tubular atau struktur percabangan jika posisinya horizontal atau tampak sebagai nodul-nodul jika posisinya tegak lurus terhadap bidang bagian CT Scan (Lihat gambar di bawah).

24

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

HRCT

menunjukkan adanya dilatasi

bronkus yang terisi cairan pada

seorang pria 65-tahun dengan bronkiektasis di lobus bawah kiri.

Indikasi CT scan pada bronkiektasis meliputi [1, 56, 82, 83, 84]: Rasio bronkoarterial meningkat, dimanifestasikan dengan signet ring sign, sesuai dengan dilatasi bronkus yang berdekatan dengan arteri pulmonalis yang lebih kecil Ujung bronkial yang kurang runcing Bentuk distorsi bronkus normal, seperti morfologi varicoid (kalung mutiara) atau kistik (gerombolan dengan bentukan anggur) [85] Bronkus dapat ditemukan 1 cm dari permukaan costal

Umumnya berkaitan dengan bronkiektasis adalah sebagai berikut: Penebalan bronkial Centrilobular nodularity terkait dengan bronchiolitis Sumbatan mukosa Dilatasi arteri bronkial
25

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Air trapping Kehilangan volume atau hiperinflasi

Tingkat keakuratan Kecuali untuk pasien yang sangat gemuk dan pemeriksaannya terganggu oleh gerakan, volumetrik CT scan thorax memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan diagnosis bronkiektasis. HRCT scanning memiliki sensitifitas 96% dan spesifisitas 93%, bronkografi.
[3]

dibandingkan dengan

Pengukuran bronkial mungkin berbeda dengan penggunaan WLs WWs yang berbeda.[17]

Beberapa pasien tanpa bronkiektasis memiliki rasio 1,49:1 rasio bronkus dengan arteri, namun rasio ini dapat dipercaya hanya jika lebih besar dari 1,5. Jika rasio kurang dari 1,5, tanda-tanda lain, seperti penebalan dinding bronkus dan kurang runcingnya ujung bronkus, harus ada untuk diagnosis bronkiektasis.

Penebalan dinding bronkus secara optimal dilihat dengan WW -1000 HU dan WL700 HU, WL lebih tinggi dan bacaan WW lainnya berhubungan dengan artifactual penebalan dinding.
[18]

Temuan ini tidak spesifik dan juga terlihat pada pasien

dengan asma dan pada pasien yang merokok.

False positif / negatif Variabilitas dari rasio bronkus dengan arteri di dataran tinggi dan pada pasien dengan hipertensi pulmonal dapat mengakibatkan overdiagnosis karena

26

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

vasokonstriksi dalam kondisi ini. Bronkial dengan diameter relatif ke arteri pulmonalis yang berdekatan juga meningkat dengan meningkatnya ketinggian. [86] Pada pasien dengan konsolidasi, dilatasi bronkus mungkin tidak terlihat. Artefak jantung dan pernapasan dapat mengaburkan hasil atau mirip bronkiektasis halus di lobus bawah kiri. Terkadang, histiocytosis X dan kavitasi massa paru mirip kistik bronkiektasis. Traksi bronkiektasis terjadi pada pasien dengan fibrosis interstitial dan akibat dari penarikan dinding bronkus. Traksi bronkiektasis bukanlah gangguan bronkial yang nyata. Usia pasien harus dipertimbangkan, karena rasio bronchoarterial meningkat seiring pertambahan usia.
[87]

Kasus jarang pada orang dewasa, tetapi lebih sering pada

pasien anak-anak, bronkiektasis dapat reversibel.

Dilatasi bronkus, bronkus kistik harus dibedakan dengan bula, karena kista bronkial memiliki dinding lebih jelas, sedangkan bula tidak.

Kadang-kadang, dilatasi bronkus gambaran honeycomb. [82]

terkait dengan kehilangan volume seperti

Magnetic Resonance Imaging MRI dapat digunakan untuk menemukan penebalan dinding bronkus dan dilatasi bronkus sentral, tetapi resolusi spasial membatasi penilaian saluran udara yang lebih kecil, seperti generasi ketiga dan keempat. [88] Urutan yang berbeda, termasuk teknik fast breath-hold acquisition dan very short echo-time, semakin banyak digunakan untuk gambaran paru yang lebih baik.

Sementara HRCT tetap menjadi modalitas utama penilaian untuk bronkiektasis pada orang dewasa, untuk pasien fibrosis kistik dan untuk pasien muda yang
27

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

mungkin perlu tindak lanjut pemeriksaan berulang, MRI memberikan informasi yang berguna. Teufel et al membandingkan HRCT dan MRI 1,5-Tesla menggunakan very short echo-time pada 51 pasien dengan fibrosis kistik. Pada pasien ini, baik CT dan MRI mampu mendeteksi bronkiektasis,sumbatan mukosa, dan penebalan peribronkial, MRI sangat berhubungan dengan temuan pada CT.[89] Montella et al membandingkan MRI thorax dengan HRCT pada 50 pasien anak non-fibrosis kistik,dan kedua modalitas menunjukkan bronkiektasis sekitar 72% dari semua subjek. Temuan lain pada anak dengan penyakit paru-paru kronis juga dinilai, dengan hasil yang mendukung penggunaan MRI thorax sebagai alternatif yang masuk akal untuk CT scan. [90]

Meskipun CT scan memiliki resolusi spasial yang lebih baik dan menunjukkan morfologi secara lebih rinci daripada MRI, MRI lebih unggul untuk penilaian perubahan fungsional hemodinamik dan perfusi. evaluasi ventilasi paru dan fungsinya. [91]
[88] 3

MRI dapat digunakan untuk

Tingkat keakuratan Tingkat keakuratan MRI tergantung pada banyak faktor, seperti protokol penelitian, artefak gambar, dan tingkat keparahan dan lokasi penyakit.

False negatif / positif Beberapa urutan pencitraan mungkin diperlukan untuk membedakan sumbatan mukosa parsial dari penebalan dinding bronkial.[88]

28

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Nuclear Imaging Pasien dengan bronkiektasis dapat menderita batuk kronis yang produktif, infeksi berulang, dan hemoptisis. V / Q scanning dapat berguna dalam menentukan apakah reseksi bedah adalah terapi yang tepat, terutama untuk hemoptisis. Dalam satu seri, 23 dari 66 pasien yang diobati dengan pembedahan memiliki gejala hemoptisis. V/Q scanning menunjukkan perfusi berkurang dalam bronkiektasis silindris, tetapi daerah kistik atau campuran kistik dan bronkiektasis silinder menunjukkan defek perfusi. Jika pasien yang telah discan menunjukkan perfusi kurang dari 10% pada daerah bronkiektasis, maka pasien mendapat manfaat dari reseksi bedah pada daerah nonfungsional. [92]

Tingkat keakuratan

Tujuan dari V / Q scan adalah untuk menentukan daerah perfusi dibandingkan daerah non perfusi dari paru-paru daripada untuk membuat diagnosis bronkiektasis. Penyakit lain dapat menimbulkan daerah non perfusi pada paru, sehingga V/Q digunakan dalam hubungannya dengan CT atau MRI.

Angiografi

Hemoptisis adalah gejala dari kondisi yang berpotensi mengancam nyawa dan sangat darurat dan evaluasi menyeluruh terhadap parenkim paru-paru, saluran udara, dan pembuluh darah thorax.

29

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Multidetector-row CT angiography memungkinkan untuk penilaian noninvasif, cepat, dan akurat dari penyebab dan konsekuensi perdarahan ke dalam saluran udara serta membantu mengarahkan manajemen selanjutnya.
[73, 93]

Penggunaan

kombinasi thin-section axial scans dan gambar diformat ulang lebih kompleks memungkinkan lebih jelas dalam penggambaran asal-usul dan dilatasi arteri sistemik yang abnormal mungkin menjadi sumber perdarahan dan juga mungkin memerlukan embolisasi.

Pembuluh darah, parenkim paru, dan saluran udara dapat dinilai dengan Multidetector CT angiography . Pada gangguan dengan peradangan paru-paru kronis, termasuk bronkiektasis, pembuluh sistemik kolateral yang abnormal terbentuk di bagian paru-paru yang terkena. Arteri bronkial kolateral ini tampak sebagai lekukan pembuluh darah dan mudah berdarah. Kadang-kadang, arteri

sistemik nonbronkial atau arteri pada paru dapat berdarah. Multiplanar reformatted images digunakan untuk mengidentifikasi asal dan rangkaian pembuluh-pembuluh ini.

Bronkiektasis, bronkitis kronis, keganasan paru, TBC, dan infeksi jamur kronis adalah beberapa penyebab hemoptisis paling umum dan mudah dideteksi dengan CT angiografi.

Hasil dari multidetector CT angiography dapat digunakan secara langsung sebagai therapeutic angiography untuk bronkus atau embolisasi arteri paru atau reseksi bedah.

Tingkat keakuratan

30

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Terkadang, pemeriksaan dibatasi oleh artefak dari gerakan pasien, kurangnya data dari jumlah pasien yang sangat banyak, atau waktu memasukkan kontras secara bolus. Sebaliknya, Multidetector-row CT angiography biasanya menunjukkan pembuluh darah dan parenkim paru dengan baik.

False positif / negatif

Tidak ada penggunaan teknik CT scan secara luas saat ini yang telah diterbitkan untuk penilaian hemoptisis. Dalam serangkaian 22 pasien, dengan menggunakan 16 baris CT detektor, arteri bronkial (100%) dan non bronkial (62%) menyebabkan hemoptisis yang dapat terlihat, dengan sebagian besar terlacak disepanjang arteri.
[94]

Kemajuan teknologi substansi dalam CT scan saat ini memungkingkan

visualisasi lebih detail.

Contributor Information and Disclosures Author


John M Holbert, MD Chief, Section of Thoracic Imaging, Senior Staff Radiologist,

Scott and White Memorial Hospital and Clinic; Professor of Radiology, Texas A&M University College of Medicine

John M Holbert, MD is a member of the following medical societies: American

31

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

College of Radiology, Radiological Society of North America, Society of Thoracic Radiology, and Texas Radiological Society

Disclosure: Amirsys Royalty Independent contractor Coauthor(s)


Brenda L Holbert, MD

Staff Radiologist, Associate Professor of Diagnostic

Radiology, Department of Radiology, Scott and White Memorial Hospital and Clinic

Brenda L Holbert, MD is a member of the following medical societies: American College of Radiology, American Medical Association, and Radiological Society of North America

Disclosure: Nothing to disclose. Specialty Editor Board


Judith K Amorosa, MD, FACR Clinical Professor and Vice-Chair for Academic

Affairs and Faculty Development, Department of Radiology, University of Medicine and Dentistry of New Jersey, Robert Wood Johnson Medical School; Consulting Staff, Department of Radiology, Robert Wood Johnson University Hospital

Judith K Amorosa, MD, FACR is a member of the following medical societies: American College of Radiology, American Roentgen Ray Society, Association of

32

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

University Radiologists, Radiological Society of North America, and Society of Thoracic Radiology

Disclosure: Nothing to disclose.


Robert M Krasny, MD

Resolution

Imaging

Medical

Corporation

Robert M Krasny, MD is a member of the following medical societies: American Roentgen Ray Society and Radiological Society of North America

Disclosure: Nothing to disclose. Chief Editor


Eugene C Lin, MD Attending Radiologist, Teaching Coordinator for Cardiac

Imaging, Radiology Residency Program, Virginia Mason Medical Center; Clinical Assistant Professor of Radiology, University of Washington School of Medicine

Eugene C Lin, MD is a member of the following medical societies: American College of Nuclear Medicine, American College of Radiology, Radiological Society of North America, and Society of Nuclear Medicine

Disclosure: Nothing to disclose. Additional Contributors


Isaac Hassan, MB, ChB, FRCR, DMRD Former Senior Consultant Radiologist,

Department of Radiology, St Bernard's Hospital

33

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

Isaac Hassan, MB, ChB, FRCR, DMRD is a member of the following medical societies: American Roentgen Ray Society and Royal College of Radiologists Disclosure: Nothing to disclose.

34

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

References 1. Kang EY, Miller RR, Mller NL. Bronchiectasis: comparison of preoperative thin-section CT and pathologic findings in resected specimens. Radiology. Jun 1995;195(3):649-54. [Medline]. 2. REID LM. Reduction in bronchial subdivision in bronchiectasis. Thorax. Sep 1950;5(3):233-47. [Medline]. [Full Text]. 3. Westcott JL, Cole SR. Traction bronchiectasis in end-stage pulmonary fibrosis. Radiology. Dec 1986;161(3):665-9. [Medline]. 4. Hansell DM, Bankier AA, MacMahon H, McLoud TC, Muller NL, Remy J. Fleischner Society: glossary of terms for thoracic imaging. Radiology. Mar 2008;246(3):697-722. [Medline]. 5. Hogg JC, Macklem PT, Thurlbeck WM. Site and nature of airway obstruction in chronic obstructive lung disease. N Engl J Med. Jun 20 1968;278(25):1355-60. [Medline]. 6. Boyton RJ. Bronchiectasis. Medicine. Respiratory Disorders. May 2012;40:5:267-272. 7. Moulton BC, Barker AF. Pathogenesis of bronchiectasis. Clin Chest Med. Jun 2012;33(2):211-7. [Medline]. 8. Cole PJ. Inflammation: a two-edged sword--the model of bronchiectasis. Eur J Respir Dis Suppl. 1986;147:6-15. [Medline]. 9. King PT, Hutchinson P, Holmes PW, et al. Assessing immune function in adult bronchiectasis. Clin Exp Immunol. Jun 2006;144(3):440-6. [Medline]. [Full Text]. 10.Notarangelo LD, Plebani A, Mazzolari E, Soresina A, Bondioni MP. Genetic causes of bronchiectasis: primary immune deficiencies and the lung. Respiration. 2007;74(3):264-75. [Medline].
35

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

11.McGuinness G, Naidich DP, Garay S, Leitman BS, McCauley DI. AIDS associated bronchiectasis: CT features. J Comput Assist Tomogr. Mar-Apr 1993;17(2):260-6. [Medline]. 12.Holmes AH, Pelton S, Steinbach S, Luzzi GA. HIV related bronchiectasis. Thorax. Nov 1995;50(11):1227. [Medline]. [Full Text]. 13.Morrissey BM, Harper RW. Bronchiectasis: sex and gender considerations. Clin Chest Med. Jun 2004;25(2):361-72. [Medline]. 14.Greenberger PA. Chapter 18: Allergic bronchopulmonary aspergillosis. Allergy Asthma Proc. May-Jun 2012;33 Suppl 1:S61-3. [Medline]. 15.Pasteur MC, Helliwell SM, Houghton SJ, et al. An investigation into causative factors in patients with bronchiectasis. Am J Respir Crit Care Med. Oct 2000;162(4 Pt 1):1277-84. [Medline]. 16.Coleman LT, Kramer SS, Markowitz RI, Kravitz RM. Bronchiectasis in children. J Thorac Imaging. Winter 1995;10(4):268-79. [Medline]. 17.Eastham KM, Fall AJ, Mitchell L, Spencer DA. The need to redefine noncystic fibrosis bronchiectasis in childhood. Thorax. Apr 2004;59(4):324-7. [Medline]. [Full Text]. 18.Goeminne PC, Dupont LJ. The sinusitis-infertility syndrome: Young's saint, old devil. Eur Respir J. Mar 2010;35(3):698. [Medline]. 19.Southern KW. Cystic fibrosis and formes frustes of CFTR-related disease. Respiration. 2007;74(3):241-51. [Medline]. 20.Morillas HN, Zariwala M, Knowles MR. Genetic causes of bronchiectasis: primary ciliary dyskinesia. Respiration. 2007;74(3):252-63. [Medline]. 21.Sagel SD, Davis SD, Campisi P, Dell SD. Update of respiratory tract disease in children with primary ciliary dyskinesia. Proc Am Thorac Soc. Sep 2011;8(5):438-43. [Medline]. [Full Text].

36

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

22.Desir A, Ghaye B. Congenital abnormalities of intrathoracic airways. Radiol Clin North Am. Mar 2009;47(2):203-25. [Medline]. 23.Williams HE, Landau LI, Phelan PD. Generalized bronchiectasis due to extensive deficiency of bronchial cartilage. Arch Dis Child. Jun 1972;47(253):423-8. [Medline]. [Full Text]. 24.Woodring JH, Howard RS 2nd, Rehm SR. Congenital

tracheobronchomegaly (Mounier-Kuhn syndrome): a report of 10 cases and review of the literature. J Thorac Imaging. Apr 1991;6(2):1-10. [Medline]. 25.Palmieri TL. Long term outcomes after inhalation injury. J Burn Care Res. Jan-Feb 2009;30(1):201-3. [Medline]. 26.Kurklu EU, Williams MA, Le Roux BT. Bronchiectasis consequent upon foreign body retention. Thorax. Sep 1973;28(5):601-2. [Medline]. [Full Text]. 27.Seo JB, Song KS, Lee JS, et al. Broncholithiasis: review of the causes with radiologic-pathologic correlation. Radiographics. Oct 2002;22 Spec No:S199-213. [Medline]. 28.Cantin L, Bankier AA, Eisenberg RL. Bronchiectasis. AJR Am J Roentgenol. Sep 2009;193(3):W158-71. [Medline]. 29.Westcott JL, Cole SR. Traction bronchiectasis in end-stage pulmonary fibrosis. Radiology. Dec 1986;161(3):665-9. [Medline]. 30.Naidich David P, Monvadi B Srichai. Computed Tomography and Magnetic Resonance of the Thorax. Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins; 2007. 31.Weycker D, Edelsberg J, Oster G, Tino G. Prevalence andeconomic burden of bronchiectasis. Clin Pulm Med. 2005;12:2059. 32.Seitz AE, Olivier KN, Steiner CA, Montes de Oca R, Holland SM, Prevots DR. Trends and burden of bronchiectasis-associated hospitalizations in the
37

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

United States, 1993-2006. Chest. Oct 2010;138(4):944-9. [Medline]. [Full Text]. 33.Seitz AE, Olivier KN, Adjemian J, Holland SM, Prevots R. Trends in bronchiectasis among medicare beneficiaries in the United States, 2000 to 2007. Chest. Aug 2012;142(2):432-9. [Medline]. [Full Text]. 34.Tsang KW, Tipoe GL. Bronchiectasis: not an orphan disease in the East. Int J Tuberc Lung Dis. Jun 2004;8(6):691-702. [Medline]. 35.Kapur N, Karadag B. Differences and similarities in non-cystic fibrosis bronchiectasis between developing and affluent countries. Paediatr Respir Rev. Jun 2011;12(2):91-6. [Medline]. 36.Chang AB, Masel JP, Boyce NC, Wheaton G, Torzillo PJ. Non-CF bronchiectasis: clinical and HRCT evaluation. Pediatr Pulmonol. Jun 2003;35(6):477-83. [Medline]. 37.Kwak HJ, Moon JY, Choi YW, et al. High prevalence of bronchiectasis in adults: analysis of CT findings in a health screening program. Tohoku J Exp Med. Dec 2010;222(4):237-42. [Medline]. 38.Hamosh A, FitzSimmons SC, Macek M Jr, Knowles MR, Rosenstein BJ, Cutting GR. Comparison of the clinical manifestations of cystic fibrosis in black and white patients. J Pediatr. Feb 1998;132(2):255-9. [Medline]. 39.McShane PJ, Naureckas ET, Strek ME. Bronchiectasis in a diverse US population: effects of ethnicity on etiology and sputum culture. Chest. Jul 2012;142(1):159-67. [Medline]. 40.Adjemian J, Olivier KN, Seitz AE, Holland SM, Prevots DR. Prevalence of nontuberculous mycobacterial lung disease in U.S. Medicare beneficiaries. Am J Respir Crit Care Med. Apr 15 2012;185(8):881-6. [Medline]. [Full Text].

38

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

41.Lai HC, Kosorok MR, Laxova A, Makholm LM, Farrell PM. Delayed diagnosis of US females with cystic fibrosis. Am J Epidemiol. Jul 15 2002;156(2):165-73. [Medline]. 42.Symmons D, Turner G, Webb R, Asten P, Barrett E, Lunt M, et al. The prevalence of rheumatoid arthritis in the United Kingdom: new estimates for anew century. Rheumatology (Oxford). Jul 2002;41(7):793-800. 43.Rybicki BA, Maliarik MJ, Major M, Popovich J Jr, Iannuzzi MC. Epidemiology, demographics, and genetics of sarcoidosis. Semin Respir Infect. Sep 1998;13(3):166-73. [Medline]. 44.Tam CM, Leung CC, Noertjojo K, Chan SL, Chan-Yeung M. Tuberculosis in Hong Kong-patient characteristics and treatment outcome. Hong Kong Med J. Apr 2003;9(2):83-90. [Medline]. 45.Perez-Guzman C, Vargas MH, Torres-Cruz A, Perez-Padilla JR, Furuya ME, Villarreal-Velarde H. Diabetes modifies the male:female ratio in pulmonary tuberculosis. Int J Tuberc Lung Dis. Apr 2003;7(4):354-8. [Medline]. 46.Kubo K, Yamazaki Y, Hachiya T, et al. Mycobacterium avium-intracellulare pulmonary infection in patients without known predisposing lung disease. Lung. 1998;176(6):381-91. [Medline]. 47.Prince DS, Peterson DD, Steiner RM, et al. Infection with Mycobacterium avium complex in patients without predisposing conditions. N Engl J Med. Sep 28 1989;321(13):863-8. [Medline]. 48.Yamazaki Y, Kubo K, Fujimoto K, Matsuzawa Y, Sekiguchi M, Honda T. Pulmonary function tests of Mycobacterium avium-intracellulare infection: correlation with bronchoalveolar lavage fluid findings. Respiration. 2000;67(1):46-51. [Medline].

39

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

49.Marras TK, Mehta M, Chedore P, May K, Al Houqani M, Jamieson F. Nontuberculous mycobacterial lung infections in Ontario, Canada: clinical and microbiological characteristics. Lung. Aug 2010;188(4):289-99. [Medline]. 50.Billinger ME, Olivier KN, Viboud C, et al. Nontuberculous mycobacteriaassociated lung disease in hospitalized persons, United States, 1998-2005. Emerg Infect Dis. Oct 2009;15(10):1562-9. [Medline]. [Full Text]. 51.Smith MP, Hill AT. Evaluating success of therapy for bronchiectasis: what end points to use?. Clin Chest Med. Jun 2012;33(2):329-49. [Medline]. 52.Loebinger MR, Wells AU, Hansell DM, et al. Mortality in bronchiectasis: a long-term study assessing the factors influencing survival. Eur Respir J. Oct 2009;34(4):843-9. [Medline]. 53.Agasthian T. Results of surgery for bronchiectasis and pulmonary abscesses. Thorac Surg Clin. Aug 2012;22(3):333-44. [Medline]. 54.Cartier Y, Kavanagh PV, Johkoh T, Mason AC, Muller NL. Bronchiectasis: accuracy of high-resolution CT in the differentiation of specific diseases. AJR Am J Roentgenol. Jul 1999;173(1):47-52. [Medline]. 55.Menon B, Aggarwal B, Iqbal A. Mounier-Kuhn syndrome: report of 8 cases of tracheobronchomegaly with associated complications. South Med J. Jan 2008;101(1):83-7. [Medline]. 56.Javidan-Nejad C, Bhalla S. Bronchiectasis. Radiol Clin North Am. Mar 2009;47(2):289-306. [Medline]. 57.Pasteur MC, Bilton D, Hill AT. British Thoracic Society guideline for nonCF bronchiectasis. Thorax. Jul 2010;65 Suppl 1:i1-58. [Medline]. 58.Feldman C. Bronchiectasis: new approaches to diagnosis and management. Clin Chest Med. Sep 2011;32(3):535-46. [Medline].

40

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

59.Redding GJ. Bronchiectasis in children. Pediatr Clin North Am. Feb 2009;56(1):157-71, xi. [Medline]. 60.Griffith DE, Aksamit TR. Bronchiectasis and nontuberculous mycobacterial disease. Clin Chest Med. Jun 2012;33(2):283-95. [Medline]. 61.Pappalettera M, Aliberti S, Castellotti P, Ruvolo L, Giunta V, Blasi F. Bronchiectasis: an update. Clin Respir J. Jul 2009;3(3):126-34. [Medline]. 62.Hill LE, Ritchie G, Wightman AJ, Hill AT, Murchison JT. Comparison between conventional interrupted high-resolution CT and volume

multidetector CT acquisition in the assessment of bronchiectasis. Br J Radiol. Jan 2010;83(985):67-70. [Medline]. [Full Text]. 63.Dodd JD, Souza CA, Muller NL. Conventional high-resolution CT versus helical high-resolution MDCT in the detection of bronchiectasis. AJR Am J Roentgenol. Aug 2006;187(2):414-20. [Medline]. 64.Studler U, Gluecker T, Bongartz G, Roth J, Steinbrich W. Image quality from high-resolution CT of the lung: comparison of axial scans and of sections reconstructed from volumetric data acquired using MDCT. AJR Am J Roentgenol. Sep 2005;185(3):602-7. [Medline]. 65.Chooi WK, Matthews S, Bull MJ, Morcos SK. Multislice helical CT: the value of multiplanar image reconstruction in assessment of the bronchi and small airways disease. Br J Radiol. Aug 2003;76(908):536-40. [Medline]. 66.Sung YM, Lee KS, Yi CA, Yoon YC, Kim TS, Kim S. Additional coronal images using low-milliamperage multidetector-row computed tomography: effectiveness in the diagnosis of bronchiectasis. J Comput Assist Tomogr. Jul-Aug 2003;27(4):490-5. [Medline]. 67.Remy-Jardin M, Amara A, Campistron P, et al. Diagnosis of bronchiectasis with multislice spiral CT: accuracy of 3-mm-thick structured sections. Eur Radiol. May 2003;13(5):1165-71. [Medline].
41

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

68.Tarver RD, Conces DJ Jr, Godwin JD. Motion artifacts on CT simulate bronchiectasis. AJR Am J Roentgenol. Dec 1988;151(6):1117-9. [Medline]. 69.McCollough CH, Primak AN, Braun N, Kofler J, Yu L, Christner J. Strategies for reducing radiation dose in CT. Radiol Clin North Am. Jan 2009;47(1):27-40. [Medline]. [Full Text]. 70.Loeve M, Lequin MH, de Bruijne M, et al. Cystic fibrosis: are volumetric ultra-low-dose expiratory CT scans sufficient for monitoring related lung disease?. Radiology. Oct 2009;253(1):223-9. [Medline]. 71.Dyer DS, Khan AR, Mohammed TL, et al. ACR Appropriateness Criteria on chronic dyspnea: suspected pulmonary origin. J Thorac Imaging. May 2010;25(2):W21-3. [Medline]. 72.Heitkamp DE, Mohammed TL, Kirsch J, et al. ACR appropriateness criteria()acute respiratory illness in immunocompromised patients. J Am Coll Radiol. Mar 2012;9(3):164-9. [Medline]. 73.Jeudy J, Khan AR, Mohammed TL, et al. ACR Appropriateness Criteria hemoptysis. J Thorac Imaging. Aug 2010;25(3):W67-9. [Medline]. 74.Kirsch J, Ramirez J, Mohammed TL, et al. ACR Appropriateness Criteria acute respiratory illness in immunocompetent patients. J Thorac Imaging. May 2011;26(2):W42-4. [Medline]. 75.American College of Radiology. ACR Appropriateness Criteria: pulmonary hypertension. Available at

http://www.acr.org/~/media/ACR/Documents/AppCriteria/Diagnostic/Pulm onaryHypertension.pdf. Accessed 20 April, 2013. 76.Yap VL, Metersky ML. Reversible bronchiectasis in an adult: a case report. J Bronchology Interv Pulmonol. Oct 2012;19(4):336-7. [Medline].

42

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

77.Gaillard EA, Carty H, Heaf D, Smyth RL. Reversible bronchial dilatation in children: comparison of serial high-resolution computer tomography scans of the lungs. Eur J Radiol. Sep 2003;47(3):215-20. [Medline]. 78.Woodring JH. Improved plain film criteria for the diagnosis of bronchiectasis. J Ky Med Assoc. Jan 1994;92(1):8-13. [Medline]. 79.Westcott JL. Bronchiectasis. Radiol Clin North Am. Sep 1991;29(5):103142. [Medline]. 80.Martinez S, Heyneman LE, McAdams HP, Rossi SE, Restrepo CS, Eraso A. Mucoid impactions: finger-in-glove sign and other CT and radiographic features. Radiographics. Sep-Oct 2008;28(5):1369-82. [Medline]. 81.van der Bruggen-Bogaarts BA, van der Bruggen HM, van Waes PF, Lammers JW. Screening for bronchiectasis. A comparative study between chest radiography and high-resolution CT. Chest. Mar 1996;109(3):608-11. [Medline]. 82.Bonavita J, Naidich DP. Imaging of bronchiectasis. Clin Chest Med. Jun 2012;33(2):233-48. [Medline]. 83.Ouellette H. The signet ring sign. Radiology. Jul 1999;212(1):67-8. [Medline]. 84.Cantin L, Bankier AA, Eisenberg RL. Bronchiectasis. AJR Am J Roentgenol. Sep 2009;193(3):W158-71. [Medline]. 85.Naidich DP, McCauley DI, Khouri NF, Stitik FP, Siegelman SS. Computed tomography of bronchiectasis. J Comput Assist Tomogr. Jun 1982;6(3):43744. [Medline]. 86.Kim JS, Muller NL, Park CS, et al. Bronchoarterial ratio on thin section CT: comparison between high altitude and sea level. J Comput Assist Tomogr. Mar-Apr 1997;21(2):306-11. [Medline].

43

http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview#showall

87.Matsuoka S, Uchiyama K, Shima H, Ueno N, Oish S, Nojiri Y. Bronchoarterial ratio and bronchial wall thickness on high-resolution CT in asymptomatic subjects: correlation with age and smoking. AJR Am J Roentgenol. Feb 2003;180(2):513-8. [Medline]. 88.Biederer J, Mirsadraee S, Beer M, et al. MRI of the lung (3/3)-current applications and future perspectives. Insights Imaging. Aug 2012;3(4):37386. [Medline]. [Full Text]. 89.Teufel M, Ketelsen D, Fleischer S, et al. Comparison between HighResolution CT and MRI Using a Very Short Echo Time in Patients with Cystic Fibrosis with Extra Focus on Mosaic Attenuation. Respiration. Nov 27 2012;[Medline]. 90.Montella S, Maglione M, Bruzzese D, et al. Magnetic resonance imaging is an accurate and reliable method to evaluate non-cystic fibrosis paediatric lung disease. Respirology. Jan 2012;17(1):87-91. [Medline]. 91.Washko GR, Parraga G, Coxson HO. Quantitative pulmonary imaging using computed tomography and magnetic resonance imaging. Respirology. Apr 2012;17(3):432-44. [Medline]. [Full Text]. 92.Al-Kattan KM, Essa MA, Hajjar WM, Ashour MH, Saleh WN, Rafay MA. Surgical results for bronchiectasis based on hemodynamic (functional and morphologic) classification. J Thorac Cardiovasc Surg. Nov

2005;130(5):1385-90. [Medline]. 93.Bruzzi JF, Remy-Jardin M, Delhaye D, Teisseire A, Khalil C, Remy J. Multi-detector row CT of hemoptysis. Radiographics. Jan-Feb 2006;26(1):322. [Medline]. 94.Yoon YC, Lee KS, Jeong YJ, Shin SW, Chung MJ, Kwon OJ. Hemoptysis: bronchial and nonbronchial systemic arteries at 16-detector row CT. Radiology. Jan 2005;234(1):292-8. [Medline].
44

You might also like