You are on page 1of 10

PRAKTIKUM II

A. Judul Difusi dan Osmosis B. Tujuan Praktikum Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis C. Dasar Teori Sistem penyerapan serta transportasi nutrien sangat penting bagi tumbuhan maupun hewan. Pada tumbuhan transport zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel dengan menembus membran plasma dan berlangsung baik secara aktif maupun pasif. Penyerapan atau transfer secara pasif berlangsung melalui osmosis. Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh suatu selaput tipis yang disebut membran. Selaput ini merupakan membran yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari suatu lingkungan sel ke dalam sel-sel, dan sebagainya. Transport mikromolekul melalui selaput plasma berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu : difusi, osmosisn dan transport aktif. 1. Difusi Difusi berasal dari kata Diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah, karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Telah diketahui benar bahwa semua zat, baik unsur maupun senyawa pada hakikatnya tersusun atas partikel-partikel kecil. Partikel-partikel ini memiliki dua sifat umum yang penting yaitu : a. b. Kemampuan untuk bergerak bebas Kecenderungan bagi partikel yang sama untuk tarik-menarik

Kemampuan untuk bergerak bebas cenderung untuk memisahkan partikel penyusun suatu zat, sedangkan gaya tarik-menarik cenderung untuk

mempersatukan partikel-partikel itu. Efek pengaruh untuk mempengaruhi antara kecenderungan bagi gerakan bebas lebih besar bagi gaya tarik atau sebaliknya. Pada umumnya membran organisme hidup bersifat semipermiabel, yang berarti hanya molekul-molekul tertentu saja yang dapat melewatinya. Cairan sel biasanya bersifar hipertonis, dan cairan di luar sel bersifat hipotonis. Sehingga air akan mengalir dari luar ke dalam sampai keduanya. Apabila suatu sel diletakkan pada suatu larutan yang hipertonis terhadap sitoplasma, maka air yang ada dalam sel akan berdisfusi keluar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya. Jika keseimbangan

telah tercapai partikel terus bergerak sebebas semula, tetapi tidak akan terjadi difusi lagi, sebab zat yang memasuki daerah tertentu dan zat yang meninggalkannya terdapat dalam jumlah yang sama, yaitu terjadi keseimbangan dinamis. Suatu sifat penting proses difusi ialah bahwa partikel berbagai zat bebas berdisfusi satu sama lain. 2. Osmosis Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan mos artinya pindah. Jadi osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Pada osmosis yang berpindah adalah pelarut. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab

itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipoatau hipertonik, maka diperlukan pengaturan

keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.

D. Alat dan Bahan 1. Gelas kimia 2. Pipet tetes 3. Pengaduk 4. Stopwatch 5. Kristal CuSO4 6. Larutan metylene blue (MB) 7. Aquadest 8. Tuber Solanum tuberosum 9. Botol flakon 10. NaCl 11. Pinset 12. Tisu

E. Cara kerja a. Difusi 1. Mengisi gelas kimia dengan aquadest 50 ml. 2. Meneteskan setetes metylene blue (MB) kedalam gelas beaker yang berisi aquadest. 3. Mencatat berapa lama waktu yang diperlukan dari warna biru MB. 4. Melakukan percobaan di atas dengan menggunakan kristal CuSO4 yang telah disediakan. 5. Mengulangi percobaan dengan MB dan CuSO4 dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setelah itu larutan segera diaduk. Melakukan percobaan satu persatu. b. Osmosis 1. Mengambil tuber dari Solanum tuberosum, tusuk dengan meggunakan stinles stilel kemudian potong sepanjang 0,5 cm 2. Membilas irisan kentang dengan aquadest dan segera mengeringkan dengan kertas penghisap dan menimbangnya (sebagai berat awal). 3. Selanjutnya, memasukkan irisan kenntang ke dalam larutan NaCl selama 90 menit. 4. Mengeluarkan irisan kentang dari gelas beker lalu mengeringkan dengan kertas penghisap dan mengukur panjang irisan kentang serta bobot basah irisan kentang tersebut.

F. Hasil pengamatan a. Pengamatan difusi pada kristal CuSO4 dan metylene blue (MB) Tabel 1. Gambar hasil pengamatan Gambar foto

Gambar 1. kristal CuSO4 Keterangan gambar 1 : a. Diaduk b. Tanpa diaduk

Gambar 2. metylene blue (MB) Keterangan gambar 2 : a. Diaduk b. Tanpa diaduk

Tabel 2. Waktu hasil pengamatan No 1 2 Bahan Metyline blue (MB) Kristal CuSO4 Waktu Diaduk 00:00:05.36 00:00:49.98 Tanpa diaduk 00:39:54.13 00:14:29.70

b.

Pengamatan osmosis pada Tuber solanum tuberosum (kentang) Tabel 3. Gambar hasil pengamatan Gambar foto

Keterangan : a. Potongan kentang dalam larutan NaCl b. Potongan kentang dalam larutan aquadest Tabel 4. Waktu hasil pengamatan Pengukuran awal sebelum No Kentang dilarutkan dalam aquadest 1 2 3 Panjang Diameter Berat 0,5 cm 1 cm 0,52 gr NaCl 0,5 cm 1 cm 0,51 gr Pengukuran akhir setelah dilarutkan dalam aquadest 0,6 cm 1,1 cm 0,58 gr NaCl 0,4 cm 0,9 cm 0,37 gr

G. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan bahwa proses difusi adalah proses penyebaran suatu zat yang berasal dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang rendah. 1. Difusi Pada proses difusi dengan menggunakan CuSO4 dan metylene blue (MB), maka dapat diketahui bahwa kecepatan difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Pengadukan Pengadukan dapat mempercepat difusi, hal ini disebabkan karena pada saat diaduk pergerakan molekul-molekul di dalam akan bergerak semakin cepat dan acak, sehingga molekul yang satu dengan yang lainnya saling membentur dan menyebarkan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah. b. Wujud materi yang terlarut Wujud materi sangat berpengaruh terhadap cepat lambatnya proses difusi. Wujud zat yang berbentuk cair (dalam percobaan yaitu metyline blue) sangat mudah bercampur dan berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hal in disebabkan molekul-mlekul zat cair memliki gaya tarik yang lemah, sehinga molekul-mlekulnya dengan mudah saling lepas, dan menyebar ke segala arah. Lain halnya dengan wujud zat yang padat (dalam percobaan ini yaitu CuSO4), karena molekul-molekulnya memiliki daya tarik yang kuat, menyebabkan zat ini sukar atau memakan waktu yang cukup lama untuk menyebar dan membentuk kondisi yang seimbang (isotonis). c. Berat molekul Berat molekul suatu zat menentukan kecepatan dari difusi. Adapun zat yang mempunyai berat molekul yang besar (dalam percobaan ini yaitu CuSO4) membutuhkan waktu yang lama bila di bandingkan dengan zat yang memiliki berat molekul yang kecil. Hal ini disebabkan karena zat yang memilik iberat molekul yang besar akan sukar untuk berpindah atau menyebar dari konsentrasi yang satu ke kosentrasi lainya.

2.

Osmosis Pada proses osmosis dengan menggunakan kentang yang direndam dalam

aquadest saja tanpa campuran ternyata berat jenis kentang akan bertambah, dan apabila kentang direndam dalam NaCl ternyata panjang, diameter, dan berat jenis kentang akan berkurang. Makin besar perbedaan konsentrasi air pada kedua sisi dinding selaput, makin besar kecenderungan terjadinya osmosis dan dengan demikian makin besar tekanan osmosis. Tekanan berat dari kolom air akhirnya mengimbangi tekanan osmosis dan dengan demikian proses osmosis berhenti. H. Kesimpulan Dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan : 1. Difusi merupakan pergerakan atau perpindahan partikel atau molekul suatu zat (padat,cair, atau gas) dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah, baik melewati membran ataupun tidak. Sedangkan osmosis merupakan proses perpindahan molekulmolekul zat pelarut (air) dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju ke tempat yang berkonsentrasi tinggi dengan melewati membran semipermeabel. 2. Osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran, dari yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. 3. Molekul berukuran kecil dapat melewati membran sel dengan dua cara, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau bisa juga menuruni gradien konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. I. Jawaban Tugas 1. Penjelasan tentang : a. Larutan Hipertonis adalah larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain. b. Larutan Hipotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain. c. Larutan Isotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama.

d. Impermeabel adalah lapisan kedap, dimana kadar pori-porinya kecil sehingga daya serapnya juga kecil. Contoh lapisan kedap ialah geluh, napal dan lempung. e. Semipermeabel adalah lapisan yang hanya molekul-molekul tertentu yang bisa melewatinya. f. Permeabel adalah lapisan tak kedap, dimana kadar pori-pori air cukup besar, sehingga daya serap untuk melakukan air cukup besar. Air hujan yang jatuh di daerah ini akan terus meresap ke bawah sampai berhenti di suatu tempat setelah tertahan oleh lapisan yang kedap. Contoh lapisan yang kedap air yaitu pasir, padas, kerikil dan kapur. 2. Pengadukan bisa mempengaruhi kecepatan difusi, karena pada saat diaduk pergerakan molekul-molekul di dalam akan bergerak semakin cepat dan acak, sehingga molekul yang satu dengan yang lainnya saling membentur dan menyebarkan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah. Sehingga mempercepat proses difusi. 3. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu a. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi. b. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. c. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. e. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

DAFTAR PUSTAKA Loveless, A. R. 1989. Prinsip-Prinsip Tumbuhan untuk Daerah Tripik 1. Jakarta : Gramedia Team penyusun. 2011. Biologi umum. Gorontalo : Laboratorium Jurusan Biologi UNG Gorontalo Kimball, Jhon. W. 2000. Biologi jilid 1 edisi kelima. Jakarta : Erlangga http. 2009. Difusi Osmosis dan Imbisi. (online) http://agrica.

wordpress.com/2009/01/03/difusi-osmosis-dan-imbibisi/ (di akses 01 November 2011) http. 2008. Difusi Osmosis. (online) http://kaoruandhimura.wordpress.

com/2008/12/01/difusi-osmosis/ (di akses 01 November 2011)

10

You might also like