You are on page 1of 9

1

Degradasi dan pencemaran merupakan masalah yng serius dan mencangkup luasan yang besar Lingkungan yang telah terdegradasi dan tercemar akan mempunyai daya dukung dan kualitas daya dukung yang lemah terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna yang keberadaannya cenderung meningkat dan dominan Upaya penanggulangannya menjadi sangat mendesak bagi kawasan yang penduduknya menerapkan sistem produksi tergantung pada alam

Ekosistem lahan kering yang dominan di Nusa Tenggara Timur dan daerah lain dengan kondisi ekologis yang sama umumnya bersifat labil dibandingkan di lahan basah

Kelabilan ekosistem ini menyebabkan ekosistem ini peka terhadap degradasi dan pencemaran bila tidak disertai dengan pengelolaan yang memadai dan berkelanjutan
Konsep pengelolaan yang akan dilakukan diletakan pada dua aras penalaran yaitu aras konseptual dan operasional yang saling terkait Konseptual: arahan, kebijakasanaan, dan program program penanggulangan dengan segala macam pendekatan Operasional sangat tergantung pada geofisik, biologi, sosialekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat

Daya dukung maksimum: populasi tidak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik bahkan cenderung menurun drastis. Secara umum lingkungan rusak dan tak terbalikan Daya dukung subsisten: populasi mampu tumbuh dan berkembang namun tidak sesuai dengan potensinya. Kondisi lingkungan rusak namun masih terbalikan

Daya dukung optimum: populasi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dan tidak mudah terusakan. Kondisi lingkungan cukup baik
4

Kemapuan daya dukung lingkungan ini selain tergantung pada keberadaan populasi, akan tergantung pula pada variabel geofisik, biologi, sosial budaya, sosial ekonomi, dan kesehatan masyarakat
Misalnya hutan sebagai reservoir tanah dan air Penggunaan pestisida yang tidak terkontrol Pembalakan hutan, exploitasi barang tambang

berlebihan

Terbalikan dan tak terbalikan daya dukung lingkungan harus melihat fakor pembatas dan toleransi ekosistem
5

Faktor lingkungan sering menjadi faktor pembatas dalam menjaga keseimbangan ekosistem (kimia, fisika, dan biologi).

Pertumbuhan dan perkembangan suatu variabel akan ditentukan faktor pendukung yang berada dalam kondisi minimum (hukum minimum Leibig)
Berkaitan dengan variabel pembatas, makluk hidup akan mempunyai kemampuan toleransi terhadap perubahan komponen lingkungan yang berbeda beda Hal ini akan menentukan: tertekan, tidak tertekan. tumbuh lambat dan tumbuh optimal
6

Terbalikan dalam waktu lama atau tidak terbalikan daya dukung lingkungan disebabkan pengelolaan yang melebihi batas toleransi.
Batas toleransi setiap komponen lingkungan akan berbeda tergantung pada faktor pembatas yang mampu menjaga keseimbangan lingkungan tersebut Hukum toleransi adalah 1) Besarnya populasi dan penyebarannnya ditentukan oleh faktor yang melebihi batas toleransi maksimum atau minimum dari mahluk tersebut 2) Bila salah satu faktor pendukung mendekati batas toleransi maka mahluk tersebut dalam keadaan tertekan 3) Bila faktor melebihi batas toleransi, maka mahluk tersebut akan mati dan populasinya akan punah dari ekosistem

Perubahan dapat terjadi dalam suatu ekosisitem asalkan tidak menghancurkan baik dengan ataupun tanpa campur tangan manusia Evolusi ekosistem ini disebut sebagai SUKSESI Perubahan yang diakibatkan oleh alam sering berpengaruh langsung terhadap lingkungan fisik yang berakibat perubahan pada komponen penyusun lainnya. Hubungan interaksi ini akan dapat menjaga keseimbangan asal tidak melebihi batas tolerasi dari faktor pembatas yang ada Bila perubahan ekosistem tersebut tidak tergantikan lagi, maka akan sulit dilakukan pengelolaannnya yang disebut sebagai KLIMAK
8

1) 2)

3)
4) 5) 6)

Amsari, F. 1977. Prinsip prinsip Masalah Lingkungan. Ghalia Indonesia Benton, A. H and Werner, J.W.E. 1974. Field Biology and Ecology. Mc Graw-Hill Book Company, New York Deshmuk, I. 1986. Ecology and Tropical Ecology. Blackwell Scientifik Publication, Oxford Odum, E.P. 1975. Ecology. Holt, Rinchart, and Winston, New York Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan, Jakarta Watt and Kenneth, E. 1967. Ecology and Resource Management: A Quantitative Approach. Mc Graw-Hill Book Company, New York

You might also like