Professional Documents
Culture Documents
Adalah pembentukan trombus yang steril pada katup jantung sebagai respon dari trauma, kompleks imun, atau pada kondisi hiperkoagulabilitas Ditemukan pada 1,3% pasien Timbul disebabkan dari injury pada endothel dan hypercoagulable state
Merupakan keadaan kongengital yang dicurigai berhubungan dengan hiperaktivitas sistem koagulasi dan perkembangan ke arah tromboemboli Manifestasi kelainan ini adalah:
Meningkatnya kejadian trombosis yang muncul pada usia muda Trombosis familial Tromobosis di lokasi yang tidak lazim (di vena otak)
Gejala klinis
1. 2. 3. 4. 5. Takipnea dan sianosis Nadi lemah JVP meningkat Hepatomegali Edema perifer
Diagnosis
Resistensi protein c
Defisiensi antitrombin III Disfibrogenemia Defisiensi tPA Defisiensi TFPI Defisiensi Trombomodnuli
AntiTrombin berfungsi menghambat pembentukan trombin, faktor Xa, IXa, XIa, XIIa (defisiensi trombin meningkat)
Defisiensi AT merupakan kelainan autosom domian. Pada populasi prevalensi defisiensi AT adalah 1:2000 1:5000 Manifestasi tersering kejadian ganggguan koagulasi ini yaitu trombosis vena dalam, emboli paru, trombosis arteri
Hiperhomosisteinemia
Hiperhomosistein dalam plasma menyebabkan kerusakan jaringan penyambung dan memicu gangguan sistem koagulasi dengan merusak lapisan dalam arteri dan menstimulasi blood clots. Hal ini diduga akibat pengaruh aktivitas trombomodulin atau meningkatnya aktivitas Faktor V.
Setelah diaktivasi oleh kompleks trombintrombomodulin di permukaan sel endotel, PC akan menghambat kerja faktor VIIIa dan Va serta menstimulasi proses fibrinolisis. PC diturunkan secara autosom dominan
DIC
Disseminated intravascular coagulation is characterized by the widespread activation of coagulation, which results in the intravascular formation of fibrin and ultimately thrombotic occlusion of small and midsize vessels.
PATOGENESIS DIC
Jalur antikoagulan fisiologis : AT III menghambat trombin (F Iia) dan APC mendegradasi ko-faktor Va dan Xa, tissue factor pathway inhibitor (TFPI) menghambat kompleks F VIIa
Fokus infeksi
Gejala Klinis
Takipnea dan sianosis Nadi lemah JVP meningkat Terdapat suara jantung S3 dan S4 Hepatomegali Edema perifer Rash dan edema pada sendi
Diagnosis
Pemeriksaan lab
Kultur darah dipastikan bukan endokarditis infektif Darah lengkap Neutrofilia dan anemia Antiphospolipid antibody Antinuclear antibody dengan atau tanpa anti-beta2 glycoprotein
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Murmumr ejeksi sistolik (crescendo decrescendo) sebagai manifestasi dari keadaan hiperdinamic karena penebalan katup aorta dengan atau tanpa stenosis Murmur Holosistolik pada mitral regurgitasi/trikuspid regurgitasi Early diastolic murmur regurgitasi aorta dengan atau tanpa Austin-flint murmur Middiastolic murmur mitral stenosis
Diagnosis
Kortikosteroid Antibiotik
Sebagai profilaksis untuk mencegah endokarditis infektif sekunder
Tatalaksana
Antikoagulan
Heparin LMWH : Enoxaparin/dalteparin subkutan UFH : 25000 40000 unit, lewat infus kontinyu 24 jam, & monitor aPTT (1,5-2x) Warfarin 5-10 mg oral
Pilihan terapi
Balloon valvotomy
Valve replacement