Professional Documents
Culture Documents
B. Tegangan dan Lendutan Akibat Momen Lentur Bila suatu beban vertikal bekerja pada balok yang terletak di atas dua tumpuan atau pada balok kantilevel, maka balok tersebut akan mengalami lentur, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk pada batang berupa lendutan. Pada umumnya balok merupakan bagian konstruksi bangunan yang digunakan untuk mengalihkan beban-beban vertikal menjalar ke arah horisontal yang menimbulkan lentur, dan mengakibatkan balok mengalami lendutan, yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya tegangan lentur pada penampang balok. Perhatikan Gambar 1. Selembar kertas yang diletakan di atas dua perletakan, tidak mampu di bebani, akan tetapi bila kertas tersebut dilipat-lipat, maka kertas tersebut akan menjadi lebih kaku dan mampu dibebani, Mangapa ?
Gambar 1. Perhatikan Gambar 2. Bila sebatang balok kantilever dibebani dengan beban vertikal P pada ujungnya, maka akan menimbulkan lentur pada balok tersebut, lentur ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk berupa lendutan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya tegangan pada penampang balok tersebut, dimana lapisan bagian atas dari penampang balok akan mengalami tegangan tarik, sedangkan pada bagian bawah balok akan mengalami tegangan tegangan tekan. Terdapat beberapa kondisi yang dapat menerangkan lebih jelas tentang lendutan yang terjadi pada balok kantilevel, mulai dari perubahan lendutan yang diakibatkan oleh perubahan besarnya beban P, sampai dengan perubahan panjang, bentuk penampang , jenis bahan, dan pada balok yang digunakan. ara perletakan penampang
Ir.James Nurtanio,M.Si
!ondisi tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut " a. Bila beban P diperbesar
P d l l 2P
d1
d d4 l
Gambar 2.
Ir.James Nurtanio,M.Si
#ari kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa lendutan akibat beban terpusat pada konstruksi batang mempunyai hubungan sebagai berikut"
d k
P ln EI
#imana ! merupakan $aktor yang tergantung pada bentuk konstruksi, dan % merupakan $aktor penampang balok, n menunjukan bahwa rumus tersebut bukan $ungsi linear. Selanjutnya pada balok di atas dua perletakan yang dimuati beban P akan melengkung atau melentur. &entur ini akan menimbulkan lendutan dan tegangan pada balok tersebut seperti Gambar 3. Perubahan bentuk ini akan menyebabkan lapisan atas balok mangalami tegangan tekan, sedangkan lapisan bawahnya akan mengalami tegangan tarik. Si$at ini pula yang ditemui pada balok kantilevel, batang tepi atas mengalami tegangan tarik dan tepi bawah mengalami tegangan tekan. &ebih lanjut hal ini menerangkan keadaan sebagai berikut" 'ika sebatang balok dibebani oleh sebuah gaya lintang, maka balok tersebut akan melendut dan bila diambil sebagian elemen balok tersebut, berdasarkan Hipotesa Bernoulli dan perilaku elastis bahan sesuai dengan hukum Hooke akan memberikan diagram sebagai berikut"
Gambar 3.
Ir.James Nurtanio,M.Si
#ari
sini
kita
dapat
menentukan
pembagian tegangan pada penampang balok, kita dapatkan tegangan tekan pada serat atas dan tegangan tarik pada serat bawah. Tegangan lentur yang bekerja pada penampang melintang adalah seharga dengan gaya kopel # dan T yang bekerja dengan panjang lengan (. !opel ini membentuk untuk momen yang dibutuhkan keseimbangan.
Sedangkan gaya-gaya # san T diibentuk oleh tegangan total ) yang bekerja pada penampang melintang # sama dengan volume tegangan tekan dan T sama dengan volume tegangan tarik. h 2 1 h T = 2 2 2 Z = h 3 1 D = 2 dimana ( adalah jarak antara titik berat volume tegangan tekan dan volume tegangan tarik terhadap garis normal. Momen dalam M menjadi " gaya tarik ,ntuk penampang segi empat " M = 1 h2 1 h 2 2 h = + jika ! " = h + 2 2 3 6 6 M = D Z = T Z dimana " # * gaya tekan + T *
W- tergantung dari bentuk penampang melintang dan disebut Momen Tahanan, sehingga persamaan momen dapat ditulis menjadi " M = ! "
Ir.James Nurtanio,M.Si
Pembahasan se ara umum teori lenturan dan penurunan rumus tegangan lentur " Sebatang balok yang melentur dengan penampang melintang sembarang, bila diamati de$ormasi pada elemen nya. Menurut .ipotesa Bernolli bahwa jika titik berat penampang tidak ditengah-tengah tinggi balok, de$ormasi pada serat atas dan serat bawah akan berbeda, sedangkan menurut .ukum .ooke tegangan pada serat atas akan berbeda dengan tegangan pada serat bawah. #engan mengambil sebuah elemen dengan panjang lo pada batang yang mengalami lentur, dapat diperoleh gambaran de$ormasi dan penyebaran tegangan seperti Gambar 4.
Gambar 4. Pada elemen ke il tak terhingga /0 bekerja sebuah tegangan ), dan gaya /! * ). /0 akan menyebabkan bekerjanya momen pada garis netralnya sebesar /M * /! . y. Tegangan ) dapat dinyatakan sebagai " = sehingga $ = A =
B # + # B 2 # A + oleh karena #B
B # A #B
#an M = $ # =
B 2 # A + dan karena #B
B #B
Ir.James Nurtanio,M.Si
penampang terhadap sumbu 1 melalui titik berat penampang, maka tegangan akibat lentur dapat dihitung dengan menggunakan rumus = M # + dan jika I"
maka kita dapat memperoleh bentuk hubungan " ! " = !etahanan dengan Momen %nersia.
.al yang sama dapat dibuktikan dengan menghitung regangan pada elemen balok yang mengalami lentur Gambar 5 "
Gambar 5 Momen M pada gambar 2a menimbulkan momen lentur murni pada batang sederhana 0B. 'ika batang tidak kaku sempurna serta gaya dalam masih dalam batas elastik maka sumbu batang akan melendut. Menurut Hipotesa Bernoulli bila batas elastis belum dilampaui, maka setiap bagian batang akan tetap datar seperti sebelumnya. .al ini berarti bahwa perubahan panjang tiap-tiap lapisan
Ir.James Nurtanio,M.Si
sejajar dengan sumbu batang berbanding lurus dengan jarak terhadap sumbu gambar 2b, sehingga regangan pada lapisan yang berjarak 3 dari sumbu batang dapat diperoleh perbandingan " &' EF # = + sedangkan menurut Hukum EF %
#
E
+ sehingga diperoleh
tegangan pada tiap-tiap lapisan berbanding lurus dengan jarak dari sumbu netral. #imana tegangan pada bagian atas sumbu netral bersi$at tekan dan tegangan pada bagian bawah sumbu netral bersi$at tarik. Bila gaya yang bekerja pada penampang dA adalah " dT = # dA atau dT = E # dA dari persamaan ini dapat dihitung gaya tarik pada bagian tarik r
h
E 1 sebesar " T = # dA + r 0 E 2 #engan ara yang sama didapat pula gaya tekan sebesar " $ = # dA r 0 Perlu diketahui pada konstruksi yang hanya menderita momen lentur murni sumbu netralnya terletak pada lapisan yang mengalami tegangan sama dengan nol, dengan kata lain " E # dA = 0 + berarti r 0
A h1 h
# dA = 0
0
atau sumbu netral berimpit dengan sumbu batang. Selanjutnya gaya tarik maupun gaya tekan akan menimbulkan momen terhadap sumbu netral sebesar " dM = dT # = E 2 # dA r + dengan demikian jumlah momen untuk seluruh
Ir.James Nurtanio,M.Si
penampang " M =
persamaan diatas akan melawan momen lentur M-, sehingga dapat diperoleh tegangan lentur pada lapisan sejauh y dari sumbu netral adalah " M" =
+ # 2 dA + M " = + I # #
5ontoh Soal " 6. #iketahui sebuah balok kantilevel seperti gambar dibawa, mempunyai penampang balok segi empat.
Q = 75kg/m 20 kn C
A C 2m Lm
Mr
40 cm
VB
30 cm
Tentukan tegangan lentur maksimum yang terjadi pada sebuah irisan 7 m dari ,jung bebas Penyelesaian " Persyaratan keseimbangan " ( = 0 maka " 20 * ) (B = 0
20 0,75 2 (B = 0 (B = 18,5kn()
Ir.James Nurtanio,M.Si
2. Seperti soal nomor 6, andaikata penampang potongan - seperti gambar berikut "
satuan" mm
Ir.James Nurtanio,M.Si
#i ari momen inersia luasan penampang terhadap sumbu 8-8. Maka "
9.
Ir.James Nurtanio,M.Si
10
Penampang balok 0B
ukuran " mm
Tentukan tegangan lentur maksimum : Solusi " Men ari titik berat dan letak garis sumbu netral
Ir.James Nurtanio,M.Si
11
Ir.James Nurtanio,M.Si
12
Ir.James Nurtanio,M.Si
13
Ir.James Nurtanio,M.Si
14