You are on page 1of 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Keseragaman Data

= mean

= deviasi standar


LCL = -3 CL = UCL = +3

Pengerjaan dengan Musik = mean

= 16% = deviasi standar


= 0,113956619 LCL = -3 = -0,180758747 CL = = 16%

UCL = +3 = 0,502980969
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Abim -0.1 -0.2 -0.3 Wilda Dwi Thomas Ghafar Rizki Fitri Nizar Astrid Albert LCL UCL Data

Gambar 4.1.1 Grafik Pengerjaan dengan musik Pengerjaan tanpa Musik = mean

= 13% = deviasi standar


= 0,093541435 LCL = -3 = -0,1473 CL = = 13%

UCL = +3 = 0,413957637
0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Abim -0.1 -0.2 Wilda Dwi Thomas Ghafar Rizki Fitri Nizar Astrid Albert LCL UCL Data

Gambar 4.1.2 Grafik Pengerjaan tanpa Musik

4.2 Uji Kenormalan Data Pengerjaan dengan Musik a. Kurtosis Kurtosis = [ = -2,0677 (

) ]

Perhitungan kurtosis dihasilkan tidak sama dengan 0, maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak normal. b. Mean = Modus = 16% Modus = 30% Perhitungan mean dan modus didapatkan bahwa mean tidak sama dengan modus, maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak normal. c. Skewness

= 0,29251 Perhitungan skewness didapatkan bahwa skewness tidak sama dengan 0, maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak normal. Pengerjaan Tanpa Musik a. Kurtosis Kurtosis = [ = -1,1429 Perhitungan kurtosis dihasilkan tidak sama dengan 0, maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak normal. b. Mean = Modus = 13% Modus = 5% , 15% , 20% Perhitungan mean dan modus didapatkan bahwa mean tidak sama dengan modus, maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak normal.
8

) ]

c. Skewness

= -0,5345 Perhitungan skewness didapatkan bahwa skewness tidak sama dengan 0 maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak normal.

4.3 Uji Kecukupan Data Pengerjaan dengan Musik ( N = 711,5338882 Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa N > N, maka jumlah sampel data pengamatan dianggap tidak cukup. Pengerjaan tanpa Musik ( N = 700 Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa N > N, maka jumlah sampel data pengamatan dianggap tidak cukup. ) )

Data tidak cukup karena sample yang dianalisa hanya sedikit atau masih kurang untuk melakukan analisa pada suatu data.

4.4 Uji Hipotesis Komparatif Berdasarkan percobaan Short Term Memory test , diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2.1 Tabel Hasil Short Term Memory test Persentase Error Kondisi Dengan No Nama Musik 5% 30% 15% 10% 15% 30% 10% 30% 0% Kondisi Tanpa Musik 15% 30% 20% 5% 5% 15% 20% 10% 0%

1 Abim 2 Wilda 3 Dwi Rizki 4 Thomas 5 Ghafar 6 Fitri 7 Nizar 8 Astrid 9 Albert

Berdasarkan perhitungan uji kenormalan pada data diatas, didapati bahwa data tersebut tidak normal. Oleh karena itu dipilih metode non-parametrik Wilcoxon signed-rank test untuk menguji hipotesis komparatif pada data tersebut. 1. Wilcoxon signed-rank test

a. Penentuan hipotesis H0 : musik berpengaruh terhadap kemampuan mengingat Short Term Memory H1 : musik tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat Short Term Memory b. Critical value = 0,05 c. Critical region : banyaknya data = 9 maka critical region berdasarkan tabel A-16 Critical Value for the Signed-Rank Test (F.Wilcoxon and R.A.Wilcox, 1964) menunjukkan w 8.

10

d. Perhitungan: Tabel 4.2.2 Signed-rank test kemampuan mengingat Short Term Memory

Kondisi dengan Musik Kondisi Tanpa Musik di Ranks 15% -10 % 6 30% 0% 1,5 20% - 5% 3,5 5% 5% 3,5 5% 10% 6 15% 1 5% 8 20% -10% 6 10% 20% 9 0% 0% 1,5 5% 30% 15% 10% 15% 30% 10% 30% 0%

di musik

= selisih persentase error kondisi dengan musik dan tanpa

Rank = peringkat data di w+ = 29,5 w- = 15,5 Nilai w yang diambil adalah nilai terkecil dari w+ atau ww = 15,5

Kesimpulan : H0 ditolak Maka musik tidak berpengaruh terhadap Short Term Memory

4.5 Faktor lain yang Mempengaruhi Short Term Memory 1. Jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap performa kecepatan dan kestabilan berpikir. (Dianita, 2011) 2. Persepsi subyektif a. Tingkat konsentrasi responden saat melakukan task menunjukkan bahwa saat tanpa musik, terdapat subyek yang merasa dapat lebih

11

fokus. Pada kondisi lain, terdapat subyek yang sekedar merasa tidak bosan. b. Kecenderungan responden untuk menyukai suatu jenis musik tertentu. c. Kenyamanan responden mendengarkan musik dalam periode waktu tertentu yang cukup lama. 3. Karakter personality Karakteristik seseorang menggambarkan pola-pola konsisten perasaan, pemikiran, dan perilaku. (Pervin et al., 2005) Personalitas

memungkinkan untuk berpengaruh terhadap efisiensi dan performa seseorang. (Mattewa et al., 2000) Yang termasuk 3 prinsip dimensi personality menurut Eysenc yaitu extraversion dengan introversion, neurotisime dan emotionality dengan stabilitas emosional serta psycoticism dengan tendermindedness. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dhianita (2011) menyimpulkan bahwa karakter personality dan jenis musik 50-60 bpm tidak berpengaruh terhadap performa pengerjaan Tes Pauli dan tes short term memory. Hasil respon subyektif dari peserta eksperimen, musik dengan tempo 50-60 bpm hanya membantu menghilangkan rasa bosan saat pengerjaan task. Sedangkan berdasarkan penelitian Basumerda (2010) tentang pengaruh music 70-80 bpm terhadap Short Term Memory, menunjukkan bahwa dengan adanya perlakuan musik akan memberikan hasil performansi yang lebih baik. 4. Sarapan pagi Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Amy I.S, Meilinah Hidayat, dan Jo Suherman (2008) didapatkan adanya peningkatan memori jangka pendek setelah memakan sarapan pagi. Glukosa sangat terlibat dalam mekanisme daya ingat kognitif (memori) seseorang, meskipun tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan makan pagi responden. 5. Olahraga ringan

12

Hal tersebut dapat meningkatkan memori jangka pendek pada wanita. (Susanto, 2009) Sesudah melakukan olahraga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung, sehingga sirkulasi darah mencapai seluruh tubuh, termasuk otak. Dengan adanya peningkatan sirkulasi darah, maka suplai nutrisi dan oksigen juga lancar, fungsi otak optimal, dan akhirnya kemampuan daya ingat/memori jangka pendek meningkat. Selain itu, dengan melakukan olahraga ternyata tidak hanya membuat tubuh bugar dan sehat, tetapi juga meningkatkan kemampuan otak untuk membangun sel-sel baru yaitu sel dentate gyrus, serta meningkatkan aktivitas Nerve Growth Factor (NGF). Faktor pertumbuhan saraf ini merupakan protein kecil yang penting dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel saraf. Hasil penelitian ini berhubungan dengan kebiasaan responden sering atau tidak melakukan olahraga ringan tersebut. 4.6 Variabel yang berkaitan dengan sampel berdasarkan literature diatas 1. Keseragaman personality Dalam sampel responden terdapat keragaman personality yang bersifat subjektif. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

keberagaman suku pada sampel. Misalnya, berasal dari suku jawa, minang, bugis, cina, serta batak. Keberagaman diatas menyebabkan adanya keberagaman personality pada tiap individu. Namun, berdasarkan percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa keberagaman personality tersebut tidak berpengaruh pada

pengerjaan task dengan ritem musik 50-60 bpm ataupun pengerjaan task tanpa musik. 2. Jenis kelamin Dari hasil percobaan didapati bahwa pria memiliki kemampuan short term memory lebih baik daripada wanita. Hal ini didukung oleh hasil yang menunjukkan bahwa eror yang dilakukan pria lebih sedikit daripada wanita. Rata-rata eror pria yang mengerjakan task

13

tanpa musik adalah 9% sedangkan eror yang dilakukan wanita yang mengerjakan task tanpa musik adalah 17.5%. Untuk pengerjaan task dengan musik 50-60 bpm pada wanita

menunjukkan eror 50% sedangakan pada pria melakukan eror sebesar 10%. 3. Kebiasaan Kebiasaan melakukan makan pagi serta olahraga ringan pun berpengaruh pada short term memory namun variabel ini belum dapat dibuktikan kebenarannya dari data percobaan diatas karena keterbatasan informasi dari sampel.

14

You might also like