You are on page 1of 18

ESTERIFIKASI DAN SULFONASI

Disusun Oleh :

Andrew Faguh Sitanggang $an%a Na&a&an Rah'ad Nauli Lu&is

(12 !2" (12 !2"

2# "#

(11 !2" 1 #

DE$ARTE(EN TEKNIK KI(IA FAKULTAS TEKNIK UNI)ERSITAS SU(ATERA UTARA (EDAN 2 1*

ESTERIFIKASI
1.1 Pengertian Esterifikasi Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester. Salah satu jenis reaksi ini adalah reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol. Produk reaksi berupa ester dan air. Persamaan umum reaksi ini dapat ditentukan sebagai berikut : R COOH HO ! R" R ! COOR" H#O

Reaksi ini dapat bersifat dapat balik dan umumn$a sangat lambat sehingga memerlukan katalis agar diperoleh ester $ang maksimal 1.# Sifat ! Sifat Ester 1.#.1 Sifat %isika 1. &arutan maupun padatan ester mempun$ai bau $ang khas #. Ester dari asam karboksilat suku rendah ber'ujud (air dan jernih sedikit larut dalam air) berbau harum sedangkan ester dari asam karboksilat suku tinggi ber'ujud padat seperti lilin) lemak dan poliester *. +itik didih dan titik lebur ester lebih rendah daripada asam pembentukn$a karena ester tidak dapat berikatan hidrogen antar sesaman$a ,. +itik didih ester berantai lurus lebih tinggi dibandingkan dengan isomern$a $ang berantai panjang -. Ester dengan berat molekul $ang rendah agak larut dalam air. .elarutan ini dapat berkurang seiring dengan kenaikan berat molekuln$a /. Ester tidak dapat membentuk ikatan hidrogen) sehingga ester memiliki titik didih $ang lebih rendah dari asam pembentukn$a 0. Ester kurang dapat larut dalam air 1. &arutan netral tidak ber'arna) lebih mengkilat dibandingkan dengan air dan berbau harum. 2. +itik didihn$a naik sebanding dengan kenaikan gugus karbonn$a 13. Pada umumn$a ester dapat dijumpai pada organisme hidup

11. 4erupakan 5at (air $ang mudah menguap 1.#.# Sifat .imia 1. Ester merupakan sen$a'a $ang bersifat netral) tidak bereaksi dengan logam 6a maupun PbCl* #. Ester berisomer gugus fungsi dengan asam karboksilat *. 7apat diuraikan menjadi asam karboksilat dan alkohol pembentukn$a bila dihidrolisa dalam suasana asam ,. 7apat mengalami reaksi pen$abunan bila dihidrolisa dalam suasana basa -. 7apat bereaksi dengan amonia berair membentuk amida melalui reaksi amonolisa /. 7apat bereaksi dengan fosfor pentaklorida membentuk asiklorida

1.* %aktor!%aktor $ang 4empengaruhi Reaksi Esterifikasi a8 .onsentrasi reaktan .onsentrasi reaktan berbanding lurus terhadap ke(epatan reaksi esterifikasi. Hal ini dapat dilihat pada persamaan 9#.18 di ba'ah) $aitu :
d ;R < COOR : = k ; R < COOH :;ROH # + : dt

918

=adi jika konsentrasi reaktan besar) maka ke(epatan reaksi juga menjadi besar. Sebalikn$a jika konsentrasi reaktan ke(il) maka ke(epatan reaksi menjadi ke(il. b8 .atalisator .e(epatan reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh pemakaian katalis. Penambahan katalis dalam reaksi dapat memperbesar ke(epatan reaksi. +etapi tidak mempengaruhi produk $ang dihasilkan dalam reaksi. .atalis ini berfungsi untuk menurunkan energi akti>asi dari reaktan sehingga reaksi mudah terjadi. Reaksi pertama!tama terjadi antara katalis dengan alkohol membentuk kompleks alkohol) kemudian kompleks alkohol bereaksi dengan asam organik membentuk

ester. =adi semakin ban$ak katalis $ang digunakan) maka semakin ban$ak kompleks alkohol $ang terbentuk pada satu satuan 'aktu tertentu dan ester $ang terbentuk pun semakin ban$ak sehingga dikatakan reaksi esterifikasi berlangsung semakin (epat. (8 +emperatur reaksi .enaikan temperatur akan menaikkan akti>itas 9energi kinetik8 molekul!molekul $ang mengakibatkan meningkatn$a jumlah tumbukan antara molekul!molekul sehingga menghasilkan energi $ang (ukup untuk memutuskan ikatan antara atom!atom molekul dan reaksi berjalan (epat. Pengaruh temperatur terhadap ke(epatan reaksi esterifikasi juga dapat dilihat dari persamaan ke(epatan reaksi esterifikasi seperti pada persamaan 918. .onstanta k pada persamaan 918 adalah konstanta ke(epatan reaksi. .onstanta ini merupakan fungsi temperatur seperti $ang din$atakan dalam persamaan ?rrhenius :
k = ? e Ea @ R+

9#8 A konstanta ke(epatan reaksi A konstanta ?rrhenius A energi akti>asi A konstanta gas ideal A temperatur

dimana :

k ? Ea R +

=ika temperatur semakin besar) maka harga k juga semakin besar sehingga ke(epatan reaksi semakin besar. Sebalikn$a jika temperatur ke(il) maka harga k menjadi ke(il sehingga ke(epatan reaksi menjadi ke(il. d8 =enis reaktan Seperti terlihat pada persamaan 918 bah'a harga konstanta ke(epatan reaksi juga bergantung pada energi akti>asi reaktan. Setiap jenis reaktan memiliki energi akti>asi $ang spesifik. =adi ke(epatan reaksi juga bergantung pada jenis reaktan $ang digunakan. Semakin ban$ak per(abangan pada rantai karbon asam karboksilat dan alkohol) maka semakin besar halangan sterikn$a sehingga harga energi akti>asi reaktan menjadi besar dan reaksi berjalan lambat. =adi reaksi

esterifikasi $ang menggunakan reaktan berantai karbon lurus akan berlangsung lebih (epat dibandingkan dengan $ang ber(abang. 1., .egunaan Ester a8 (8 7igunakan sebagai parfum Cita rasa buah!buahan sintetik dari suatu ester dapat men$amai rasa dan aroma buah!buahan alamiah lainn$a d8 Sen$a'a ester dari gliserol 9min$ak dan lemak8 digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun dan mentega e8 f8 Sen$a'a ester suku tinggi 9lilin8 digunakan untuk pemoles mobil dan lantai 4etil salisilat 9min$ak gandapura8 digunakan untuk membentuk (ita rasa dalam obat gosok untuk mengurangi n$eri otot. g8 ?spirin berfungsi sebagai antipiretika dan anelgetika atau pena'ar n$eri di dalam dunia kedokteran h8 Ester dari selulosa digunakan dalam film fotografi dan sebagai serat tekstil i8 j8 Sodium solisilat dan asetil asam solisilat 9aspirin8 sebagai obat demam 7ibutil pthalat sebagai bahan pelunak digunakan dalam pembentukan pelumas l8 Selulosa asetat propionat dan selulosa asetat butirat sebagai bahan thermoplasti( 1.- ?plikasi Esterifikasi dalam Bndustri Pembuatan Etil ?setat dari ?sam ?setat dan Etanol dengan .atalis ?sam Sulfat Craian Proses Proses pembuatan etil asetat membutuhkan bahan baku berupa etanol dengan kemurnian 2-D) asam asetat dengan kemurnian 21D) dan katalis asam sulfat 21D $ang disimpan dalam tangki pen$impanan bahan 9+!31) +!3#) +!3*8. Etanol) asam asetat) dan katalis b8 7ipakai sebagai aroma buah!buahan sinetis atau pen$edap rasa makanan

k8 Etil asetat dan butil asetat sebagai pelarut industri $ang mudah menguap

asam sulfat akan diumpankan ke dalam rea(tor R!31) beserta (ampuran (airan dari arus recycle. Cairan tersebut akan mele'ati pemanas 9HE!31 dan HE!3#8 sehingga kondisi (airan sesuai dengan kondisi operasi di dalam reaktor $aitu 133 oC dan 1)/ atm. Perbandingan mol antar reaktan asam asetat dan etanol adalah 1:1)2-. =enis reaktor $ang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk. Reaksi $ang terjadi dalam reaktor dengan kon>ersi --D adalah : O CH* C OH 9as.asetat8 HOC#H9etanol8 O CH* C OC#H9etil asetat8 H#O

Reaksi berjalan pada kondisi isothermal dan adiabatis sehingga rea(tor dilengkapi dengan jaket pendingin dengan menggunakan media pendingin berupa air) untuk menjaga kekonstanan dari kondisi operasi. Cairan hasil keluaran rea(tor selanjutn$a dile'atkan expansion valve dan pendingin C&!31 sebelum dipisahkandalam dekanter 7EC!31. .ondisi (ampuran masuk ke dekanter 7EC!31 $aitu -3 oC dan 1 atm. 7i dalam dekanter 7EC!31 (ampuran (airan akan dipisahkan berdasarkan kelarutan masing!masing komponen (ampuran terhadap air) sehingga akan terbentuk dua lapisan. .omponen $ang terlarut sempurna dalam air akan menjadi lapisan ba'ah dekanter 7EC!31 sedangkan komponen $ang tidak terlarutsempurna akan menjadi lapisan atas dekanter 7EC!31.&apisan atas dekanter 7EC!31 akan dimurnikan dari 20D menjadi 22D) maka lapisan atas dipompa menuju menara distilasi 47!31 $ang sebelumn$a dile'atkan pemanas HE!3* sehingga suhu menjadi 2,)*# oC. Hasil atas dari menara distilasi 47!31 $ang berupa etil asetat dipompa menuju tangki pen$impanan produk +! 3, $ang sebelumn$a dile'atkan pendingin C&!3# sehingga suhu menjadi -3 oC. Sedangkan hasil ba'ah 47!31 langsung dialirkan menuju unit pengolahan lanjut 9CP&8. &apisan ba'ah dekanter akan dipompakan menuju menara distilasi 47!3# $ang sebelumn$a akan dile'atkan pemanas HE!3, sehingga suhu menjadi 13#),2 oC. Hasil ba'ah dari menara distilasi 47!3# direcycle) dimana sebesar #-D (airan dialirkan

menuju CP&. Sebelum direcycle menuju reaktor R!31) (ampuran akan dipompa menjadi satu aliran dengan umpan segar asam asetat dan katalis asam sulfat $ang kemudian akan dipanaskan di pemanas HE!3# untuk memenuhi kondisi operasi reaktor R!31. Produk hasil atas menara distilasi 47!3# akan diumpankan menuju menara distilasi 47!3*. Hasil atas menara distilasi 47!3* di recycle. Sebelum direcycle menuju reaktor R!31) (ampuran akan dipompa menjadi satu aliran dengan umpan segar etanol $ang kemudian akan dipanaskan di pemanas HE!31 untuk memenuhi kondisi operasi reaktor R!31. Sedangkan hasil ba'ah menara distilasi 47!3* langsung dialirkan menuju unit pengolahan lanjut 9CP&8.

SULFONASI 1.1 Pengertian Sulfonasi Bstilah sulfonasi terutama digunakan untuk men$atakan reaksi!reaksi $ang menggunakan pereaksi sulfonasi $ang umum seperti asam sulfat pekat) oleum) dan pereaksi lainn$a $ang mengandung sulfur trioksida. Sulfonasi sen$a'a aromatik merupakan salah satu tipe jenis sulfonasi $ang paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan sen$a'a aromatik dengan asam sulfat) (ontohn$a

7alam per(obaan sulfonasi ini) sen$a'a aromatik $ang digunakan adalah anilin) dan per(obaan dilakukan dengan mereaksikan anilin dengan asam sulfat pekat 9oleum8 pada suhu 1133C!12-3C) dan menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air 9sebagai produk sampingann$a8. Reaksi: 6H# H#SO, 6HHSO, 6H# SO*H H#O

Sulfonasi adalah reaksi kimia $ang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat) !SO*H) ke dalam suatu molekul ataupun ion) termasuk reaksi!reaksi $ang melibatkan gugus sulfonil halida ataupun garam!garam $ang berasal dari gugus asam sulfonat) misaln$a penggabungan SO#Cl ke dalam sen$a'a organik. =enis!jenis 5at pensulfonasi antara lain : 1. Persen$a'aan SO*) termasuk didalamn$a : SO* H#SO, Oleum #. Persen$a'aan SO#.

*. Sen$a'a sulfoalkilasi. Sedangkan) 5at!5at $ang disulfonasi antara lain: 5at alifatik misaln$a hidrokarbon jenuh) oleofin) alkohol) selulosa) sen$a'a aromatis) naphtalena) antraEuinone dan lain sebagain$a. Fat pensulfonasi $ang paling efisien adalah SO* karena han$a melibatkan satu reaksi adisi se(ara langsung) (ontohn$a: ROH SO* ROSO*H SO* $ang ban$ak digunakan adalah SO* dalam bentuk hidrat 9oleum atau asam sulfat pekat8 karena dengan SO* hidrat) air akan bertindak murni sebagai pelarut. 1+2 A,li-asi Sul./nasi Linear Al-0l&en1ene Sul./ni% A%id a# Linear Al-0l&en1ene Sul./ni% Hasil sulfonasi ini merupakan produk $ang masih bersifat asam $aitu &inear ?lk$lben5ene Sulfoni( ?(id 9&?S@&?GS?@&?GS@H&?S8 Produk ini lebih lanjut di netralisasi dengan 6aOH menjadi produk &inear ?lk$lben5ne Sulfonate Sodium Salt9&?S8 $ang umum berbentuk padat. 7i Bndonesia) pemakaian &?S untuk bahan baku deterjen dimulai sekitar tahun 1203an. Hingga saat ini perkembangan &?S $ang digunakan sebagai bahan baku deterjen di Bndonesia sudah terbilang maju) $ang ditandai dengan ban$akn$a produsen!produsen $ang menghasilkan deterjen menggunakan bahan baku &?S) diantaran$a P+. Cnile>er) P+. Sinar ?n(ol) P+. .?O) P+. Sa$ap 4as) dan lain!lain. ?kan tetapi ban$akn$a produsen deterjen ini tidak sama dengan jumlah produsen bahan surfa(tant. ?lk$lben5ene sulfonate a(id 9H&?GS8 merupakan sen$a'a bersifat surfaktan dan pada dasarn$a sudah dapat digunakan untuk men(u(i. +etapi karena bersifat asam) maka tidak aman digunakan karena dapat merusak kulit pemakai dan bahan $ang akan di(u(i. Oleh karena itu sebelumdapat digunakan) terlebuh dahulu dinetralisasi dengan sen$a'a basa alkali untuk menghasilkan garam detergent $ang aman digunakan.

Gasa alkali $ang umumn$a digunakan dalam reaksi netralisasi surfa(tant ini adalah (austi( soda 96aOH8. Pada reaksi netralisasi ini) dihasilkan juga air sebagai hasil samping seperti $ang ditunjukkan pada skema reaksi netralisasi berikut ini

Hugus alkil 9R8 $ang terdapat dalam suatu detergentdapat berupa rantai C linier atau rantai C $ang ber(abang. =ika dilihat dari segi pengaruh detergent terhadap lingkungan) maka detergent dengan gugus alkil linier lebih ramah lingkungan karena gugus alkil dengan rantai C linier mudah untuk didegradasi oleh mikroorganisme dibandingkan dengan gugus alkil dengan rantai C $ang Se(ara kimia) &inear 9&?S8 dan Gran(hed 9?GS8 ?lk$lben5ene Sulfonate merupakan (ampuran ikatan isomer dan homolog. 4asing!masing molekul mengandung (in(in aromatik tersulfonasi pada posisi para$ang menempel pada rantai alkil $ang lurus maupun ber(abang pada suatu posisi atom) ke(uali pada atom karbon paling ujung . Panjangn$a rantai ber>ariasi namun umumn$a pada range C 13 sampai C 1,. Gahan &?S@?GS didapat dengan proses sulfonasi linear dan non!linear alk$lben5ene. Struktur linear dari alk$lben5eneberdasarkan atas reaksi alpha olefin 9R!CHACH#8 dengan ben5ene) dengan atau tanpa katalis. &# Sulfonasi &?S Proses pembuatan &?S adalah dengan sulfonasi. 7isini terjadi substitusi dari suatu gugus asam sulfonat 9!SO #OH8 ke dalam suatu &inear ?lk$lben5ene sehingga terbentuklah &inear ?lk$lben5ene Sulfonate 9&?S8. Sebagai bahan sulfonasi dapat juga dipakai H#SO, pekat 921D8 atau SO* uap. Reaksi sulfonasi merupakan tingkat reaksi $ang paling sederhana dalam urutan urutan proses. +etapi 'alaupun sederhana) sulfonasijuga merupakan tingkat $ang (ukup

kritis bagi mutu &?S!n$a. Perlu di(atat bah'atujuan dari sulfonasi adalah mendapatkan sifat hidrofobik!hidrofilik $ang seimbang di dalam suatu sen$a'a &?S) sehingga sen$a'a tersebut mempun$ai afinitas $ang (ukup besar dalam air min$ak. Contoh: 1. Ietting agent. Gerfungsi sebagai sen$a'a pembasah) maka keseimbangan harus (enderung kepada gugus $ang h$drofilik. #. Emulsifier. Gerfungsi *. Sabun. Bstilah sabun menunjukan beberapa larutan air garam dari fatt$ a(id asam lemak $ang terdapat / sampai dengan #0 atom karbon dalam rantai paraffin. Sebagian besar didunia) sabun dibuat dari # dekomposisi dari Hl$(erin dan Causti( soda. Saponifikasi adalah pembentukan sabun peristi'a pen$abunan. =ika suatu jenis lemak dan min$ak dilakukan pen$abunan dengan menambahan 6aOH) prosedur ini dapat disebut saponifikasi min$ak netral . =ika dalam kandungan $ang tetap asam lemak didestilasi terlebih dahulu) maka proses ini adalah saponifikasi fatt$ a(id. ?pabila proses dari saponifikasi asam lemak meth$l ester dengan larutan natrium hidroksida maka proses ini din$atakan dengan Saponifi(ation min$ak netral. persamaan reaksi sebagai berikut diba'ah ini: untuk mempertahankan emulsi) maka keseimbangan harus (enderung kepada gugus hidrofobik. maupun dalam

R A ?sam lemak kelompok alkali Saponifikasi asam lemak

%# Sele-si ,r/ses Pembuatan &?S dibagi menjadi dua proses utama $aitu proses pembutan &?G dan proses sulfonasi &?G menjadi &?S. +erakhir)produk &?S masih harus dikenakan proses netralisasi untuk menghilangkan asam. Saat ini terdapat beberapa metode proses pembuatan &?G dan proses sulfonasi. Cntuk memilih proses $ang sesuai) di sini dapat ditinjau dari beberapa segi diantaran$a: .on>ersi. Iaktu reaksi .ondisi operasi. Proses. Gahan!bahan

d# $r/ses $e'&uatan LA2 Pengembangan komersial &?G difokuskan pada pengambilan paraffin dengan kemurnian tinggi) $ang dipisahkan dari kerosen $ang telah dikenakan proses h$drotreating. &inear paraffin ini kemudian dikon>ersi melalui proses dehidrogenasi menjadi linear mono!olefin. .eluaran dari proses dehidrogenasi) (ampuran paraffin!olefin) digunakan untuk meng!alkilasi ben5ene dengan bantuan katalis. Proses kon>ersi olefin menjadi alk$lben5ene ini dilengkapi dengan unit separasi untuk memisahkan paraffin $ang tidak bereaksi dan kemudian dikembalikan ke proses dehidrogenasi. &inear alk$lben5ene $ang dihasilkan akan menjadi &?S 9dengan sulfonasi8) surfaktan sintesis bidegradable utama pada saat ini. Se(ara komersial telah lama digunakan dua katalis utama) h$drogen fuorida 9H%8 dan ?lCl* ) dalam proses alkilasi ben5ene dengan alpha atau internal mono!olefin 9range olefin C13!C1/untuk deterjen8. Proses dengan basis H% lebih ban$ak digunakan dari pada proses berbasis aluminium klorida. 6amun pada tahun 122-) COP memperkenalkan proses baru dengan nama 7etal) $ang mampu (ara berikut ini: 7ehidrogenasi n!paraffin menjadi internalolefin diikuti oleh proses alkilasi ben5ene menggunakan katalis H%. &isensi proses ini dimiliki oleh COP dan saat ini merupakan 0-D dari seluruh kapasitas instalasi &?G didunia. 7ehidrogenasi n!paraffin menjadi internal olefin diikuti oleh proses alkilasi ben5ene menggunakan fiJed!bedasam) katalis padat non!korosif. Proses ini dikembangkan bersama CEPS? dan COP) dengan lisensi COP) disebut juga sebagai proses 7etal dan merupakan $ang paling barudiantara proses!proses komersial. Plant!plant baru disarankan untuk mengadopsi teknologi ini. .lorinasi n!paraffin untuk membentuk monokloroparaffin. .emudian mengurangi permasalahan pembuangan katalis dan netralisasi katalis. &?G diproduksi melalui (ara!

monokloroparaffin di!alkilasi!kan dengan ben5ene) dengan katalis ?lCl * Proses ini diterapkan oleh dua produsen Sasol danIibar(o 9G?S%8 pada dua buah plant di seluruh didunia.

.lorinasi

n!paraffin membentuk kloroparaffin. .loroparaffin kemudian

dikenakan proses dehidrokloronasi menjadi olefin 9alpha dan internal8. Olefin ini lalu digunakan untuk alkilasi ben5ene dengan katalis ?lCl* ?kan tetapi proses ini sudah tidak lagi diterapkan se(ara komersil. Geberapa plant $ang a'aln$a ditujukan untuk memproduksi bran(hed alk$lben5ene 9G?G8 dari bahan baku prop$lene tetramer) telah dikon>ersi untuk membuat &?G dengan mereaksikan olefin 9$ang didapat dengan membeli8 tipe (ampuran alpha dan internal dengan ben5ene menggunakan katalis H%. Han$a ada * plant di seluruh dunia $ang menggunakan proses ini) $aitu Kuimi(a Leno(o di Lene5uela) Shell dan .arbo(hem di ?frika selatan.

.eban$akan dari plant &?G dapat memakai alpha dan internal olefin sebagai bahan proses alkilasi namun umumn$a hal ini tidak ekonomis. Pemasukan alpha olefin jarang dilakukan pada saat n!paraffin tidak tersedia maupun saat produsen &?G ingin melebihi kemampuan produksi plant!n$a dan mendapatkan tambahan produksi untuk sementara. Proses pembuatan &?G dengan katalis H% masih mendominasi plant!plant $ang ada di dunia. Sedangkan pemakaian metode ?lCl*semakin menurun sehubungan dengan isu pen(emaran limbah $ang dihasilkan katalis tersebut. Proses dengan 5eolite $ang telah dikenal luas adalah proses 7etal milik COP. 6amun barubaru ini terdapat alternatif proses 5eolite lain $ang mena'arkan kualitas produk $ang lebih baik dimana kandungan isomer #!phen$l $ang diinginkan dalam detergen bisa di tingkatkan. .atalis $ang digunakan adalah mordenite $ang diproses dengan H%. Reaksi :

You might also like