You are on page 1of 22

LAPORAN KASUS

TETANUS
Pembimbing dr. H. Awaludin Noor Sp.S Penyusun Aga Haris S.Ked 08310010

Kepaniteraan Klinik Neurologi RSUD 45 Kab Kuningan !akultas Ke"okteran Uni#ersitas $ala%ayati &an"ar Lampung '()*

Pemeriksa Tgl. Pemeriksaan + +DENT+TAS PAS+EN

: :

Aga Haris S.Ked kamis,5 sep em!er "013

Nama #mur &enis Kelamin Alama Agama Peker*aan S a us Tgl. ,asuk -S ++ R+,A-AT PEN-AK+T Anamnesa

: : : : : : : :

Tn. A im $8 a%un 'aki(laki )slam +uru% ,enika% 5 sep em!er "013

Anamnesa diam!il dari keluarga pasien .alloanamnesa/ dan pasien. Kelu%an u ama -iwa0a Per*alanan Pen0aki Awaln0a pasien, mengelu%kan n0eri punggung se!ela% kanan,kemudian erdapa kekakuan o o diser ai kesuli an menelan. Kemudian pasien mengelu%kan mulu kaku dan suli di!uka pada awal masuk ruma% saki , semua %al ini er*adi se ela% pasien mengorek luka dikaki kirin0a dengan sandal. se!elum masuk ruma% saki diser ai demam,peru Hal ini er*adi " mgg erasa egang. Pasien *uga : Kaku !adan dan le%er

merasakan kaku pada !adann0a,le%er dan mengalami ke*ang. Pada saa dilakukann0a pemeriksaan, pasien masi% mengalami ke*ang se!an0ak 3 1 dalam se%ari dengan durasi ke*ang seki ar 30 de ik. +adan masi% erasa kaku dan le%er kaku, idak ada demam. Pasien idak mengelu%kan rasa saki dikepalan0a. -iwa0a di gigi !ina ang disangkal, riwa0a imunisasi 2PT idak dilakukan.

-iwa0a Pen0aki 2a%ulu Pasien perna% mengalami er usuk paku pada elapak kaki se!ela% kiri,seki ar " mgg 0ang lalu, gigi a as pasien se!ela% kanan !olong. -iwa0a %iper ensi dan 2, di sangkal pasien. -iwa0a Pen0aki Keluarga 2alam keluarga !elum ada 0ang menderi a pen0aki seper i ini +++ PE$ER+KSAAN !+S+K Status .eneralis ( ( Kesadaran 7i al sign Tekanan dara% Nadi -Su%u ( Kepala ,a a Telinga Hidung ,ulu ( T%oraks &an ung )nspeksi Perkusi : i= us =ordis idak ampak : +a as a as +a as kanan +a as kiri sinis ra Auskul asi : !un0i *an ung ) dan )) reguler, murmur .(/, gallop .(/
3

: : : : : : : : :

3ompos men is, 43S 5$,675 8 15 1"0980 mmHg 80 19meni 3" 19meni 3:o 3 Sklera anik erik Pupil isokor 2: 3mm, re;le1 posi i; Sime ris Normal, idak ada de<iasi sep um ,ulu sime ris !ila diam,

Palpasi : i= us =ordis era!a di )3S 7 linea midkla<ikularis sinis ra : )3S ))) linea paras ernalis sinis ra : )3S )7 linea s ernalis de1 ra : )3S 7, linea midkla<ikularis

Paru(paru )nspeksi Palpasi Perkusi Auskul asi A!domen )nspeksi Palpasi Perkusi Auskul asi 51 remi as Superior )n;erior : : oedem .(9(/ , sianosis .(9(/, oedem .(9(/, sianosis.(9(/, : da ar : Tonus a!domen , n0eri ekan .(/, %epar dan lien idak era!a mem!esar : impani : !ising usus .?/ normal : sime ris saa s a is dan dinamis : <o=al ;remi us sime ris kedua %emi %oraks : sonor pada kedua lapang paru : suara na;as <esikuler, r%onki (9(, w%ee>ing (9(

+/ PE$ER+KSAAN NEUROLO.+S -angsang Selapu @ ak Kanan Kaku Kuduk 'aseAue 'aseAue ,en0ilang Kernig +rud>inski ) +rud>inski )) : .(/ : : : : : .(/ .(/ .(/ .(/ .(/ .(/ .(/ .(/ .(/ .(/ Kiri

Tanda Peningka an Tekanan )n rakranial Saki kepala .(/, mun a% .(/, penurunan kesadaran .(/

Sara0 1ranialis N Ol0a1torius 2N +3 ( 2a0a pen=iuman %idung : +aik

N Opti1us 2N ++3 ( ( ( ( Ta*am pengli%a an 'apang pengli%a an Tes warna Bundus o=uli : 3960 9 3960 : Normal9Normal : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan

N O11ulomotorius4 N Tro1%learis4 N Ab"usen 2N +++ 5 N +/ 5 N /+3 Kelopak ma a ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( P osis 5ndop% almus 51op %almus #kuran +en uk )sokor9anisokor Posisi -e;leks =a%a0a ,edial, la eral Superior, in;erior @!liAus, superior @!liAus, in;erior : .(9(/ : .(9(/ : .(9(/ : .3 mm 9 3 mm/ : .+ula 9 +ula / : .)sokor 9 )sokor/ : .Sen ral 9 Sen ral/ : .?9?/ : 2+N : 2+N : 2+N : 2+N

Pupil

4erakan !ola ma a

N Trigeminus 2N /3 +uka ,ulu 4erakin -a%ang :? :?

N !as1ialis 2N /++3 )nspeksi wa*a% sewak u ( ( ( ( ( ( ( 2iam Sen0um ,eringis ,enu up ma a ,engeru kan da%i ,engangka alis ,enu up ma a kua (kua : : : : : : : Sime ris 2+N 2+N Sime ris Sime ris Tidak dilakukan Sime ris

Pasien disuru% un uk

N A1usti1us 2N /+++3 N.=o=%learis ( ( ( ( Ke a*aman pendengaran Tini us Tes <er igo Nis agmus : .?9?/ : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan. : Tidak dilakukan

N.<es i!ularis

N .lossop%aringeus "an N /agus 2N +6 "an N 63 ( Suara !indeng9nasal : .(/

N A11esorius 2N 6+3 ( ( ,.S erno=leidomas odeus ,.Trape>ius : .Tidak !isa dinilai/ : .Tidak !isa dinilai/

N 7ipoglossus 2N 6++3 2e<iasi : .Tidak !isa dinilai karena lida% idak !isa di *ulurkan/.

Sis em ,o orik 5ks rimi as A as Proksimal 2is al 5ks rimi as +awa% Proksimal 2is al -igidi as ? 5pis o onus ? ( 4erakan )n<olun er Tremor 3%orea A %e ose ,ioklonik Ti=s ( ( ( ( Tro;ik Tonus Sis em Sensorik : -e;leks ;isiologis : +i=eps Pa ela Tri=eps A=%iles ( -e;leks pa ologis : Ho;;man rommer +a!insk0 3%addo=k @ppen%eim S=%ae;er Susunan sara0 otonom ,iksi : +aik : .(/ : .(/ : .(/ : .(/ : .(/ : .meningka / : .meningka / : .meningka / : .meningka / : .(/ : .(/ : .(/ : .(/ : eu ro;ik : Hiper onus Kanan !aik Kiri !aik : .(/ 5 5 5 5

2e;ekasi Sali<asi 3%<os ekCs sign

: +elum +A+ se*ak masuk ruma% saki : Normal :(

!ungsi lu%ur Bungsi !a%asa A;asia mo orik A;asia sensorik : +aik : .(/ : .(/

Status Lokalis ,uka ,ulu A!domen : -isus sardonikus .(/, : Trismus .?/ : Peru egang seper i papan .?/

Status psikiatrikus Sikap Per%a ian : 3ukup Koopera i; : Ada

Pemeriksaan Penun8ang 2 tgl )* mei '()'3 2ara% lengkap D+3 -+3 H4+ ,37 P3T 4ula sesaa : 1",$ 10e39mm3 : $,"810e69mm3 : 13,5 g9dl : E" F : 0,165 F : 13E mg9dl

Diagnosis 9 Te anus

PENATALAKSANAAN 1. #mum Tira% !aring Penderi a di empa kan di ruang isolasi

". ,edikamen osa )n;use de1 rose 5F 2ia>epam $ ampul/ ATS ,e ronida>ol : ), 11 : 31500mg9%ari )7 : )7 iap 8 *am 1 ampul dan drip . 1 pla!o e

6+ Prognosa 9 Guo ad 7i am Guo ad Bung ionam : +onam : +onam

PE$&A7ASAN A De0inisi Te anus adala% sua u !era . Te anus ini !iasan0a aku dan menim!ulkan parali ik spas ik 0ang dise!a!kan e anospasmin. Te anospamin merupakan neuro oksin 0ang diproduksi ole% 3los ridium e ani. Te anus dise!u *uga dengan HSe<en da0 2isease H. 2an pada a%un 18E0, dike emukan oksin seper i s ri=%nine, kemudian dikenal dengan e anospasmin, 0ang diisolasi dari ana% anaero! 0ang mengandung e anus. . Ni=alaier 188$, +e%ring dan Ki asa o 18E0 /. Spora 3los ridium e ani !iasan0a masuk kedalam u!u% melalui luka pada kuli ole% karena erpo ong , er usuk a aupun luka !akar ser a pada in;eksi ali pusa .Te anus Neona orum /. & Etiologi Te anus dise!a!kan ole% !ak eri gram posi i;I 3loas ridium e ani +ak eri ini !erspora, di*umpai pada in*a !ina ang eru ama kuda, *uga !isa pada manusia dan *uga pada ana% 0ang erkon aminasi dengan in*a !ina ang erse!u . Spora ini !isa a%an !e!erapa !ulan !a%kan !e!erapa a%un, *ika ia mengin;eksi luka seseorang a au !ersamaan dengan !enda daging a au !ak eri lain, ia akan memasuki u!u% penderi a erse!u , lalu mengeluarkan oksin 0ang !ernama e anospasmin. Pada negara !elum !erkem!ang, e anus sering di*umpai pada neona us, !ak eri masuk melalui ali pusa sewak u persalinan 0ang idak !aik, e anus ini dikenal dengan nama e anus neona orum. !ak eri. lmunisasi dengan mengak i<asi deri<a erse!u meng%asilkan pen=ega%an dari oksemia aku 0ang dise!a!kan ole% neuro oksin 0ang di%asilkan ole% 3los ridium e ani di andai dengan spasme o o 0ang periodik dan

10

: Patogenesis Te anospasmin adala% oksin 0ang men0e!a!kan spasme,!eker*a pada !e!erapa le<el dari susunan s0ara; pusa , dengan =ara : a. To!in meng%alangi neuromus=ular ransmission dengan =ara meng%am!a pelepasan a=e %0l(=%oline dari erminal ner<e di o o . !. K%arek eris ik spasme dari e anus . seper i s ri=%mine / er*adi karena oksin mengganggu ;ungsi dari re;leks s0nap ik di spinal =ord. =. Ke*ang pada e anus, mungkin dise!a!kan pengika an dari oksin ole% =ere!ral ganglioside. d. +e!erapa penderi a mengalami gangguan dari Au onomik Ner<ous S0s em .ANS / dengan ge*ala : !erkeringa , %iper ensi 0ang ;luk uasi, periodisi i akik%ardia, ari mia *an ung, peninggian =a %e=%olamine dalam urine. Ker*a dari e anospamin analog dengan s r0=%ninee, dimana ia mengin er<ensi ;ungsi dari ar=us re;leks 0ai u dengan =ara menekan neuron spinal dan mengin%i!isi er%adap !a ang o ak. Tim!uln0a kegagalan mekanisme in%i!isi 0ang normal, 0ang men0e!a!kan meningka n0a ak i;i as dari neuron Jang mensara;i o o mase er se%ingga er*adi rismus. @le% karena o o mase er adala% o o 0ang paling sensi i; er%adap oksin e anus erse!u . S imuli er%adap a;;eren idak %an0a menim!ulkan kon raksi 0ang kua , e api *uga di%ilangkann0a kon raksi agonis dan an agonis se%ingga im!ul spasme o o 0ang k%as . Ada dua %ipo esis en ang =ara !eker*an0a oksin, 0ai u: Toksin dia!sor!si pada u*ung s0ara; mo orik dari melalui sum!u silindrik di!awa kekornu an erior susunan s0ara; pusa Toksin dia!sor!si ole% susunan lim;a ik, masuk kedalam sirkulasi dara% ar eri kemudian masuk kedalam susunan s0ara; pusa .

11

D .e8ala Klinis ,asa inku!asi 5(1$ %ari, e api !isa le!i% pendek .1 %ari a au le!i% lama 3 a au !e!erapa minggu /. Karek eris ik dari e anus : Ke*ang !er am!a% !era selama 3 %ari per ama, dan mene ap selama 5 (: %ari. Se ela% 10 %ari ke*ang mulai !erkurang ;rekuensin0a Se ela% " minggu ke*ang mulai %ilang. +iasan0a dida%ului dengan ke egangaan o o eru ama pada ra%ang dari le%er. Kemudian im!ul kesukaran mem!uka mulu . rismus, lo=k*aw / karena spasme @ o mase er. Ke*ang o o !erlan*u ke kaku kuduk . opis o onus , nu=%al rigidi 0 / -isus sardoni=us karena spasme o o muka dengan gam!aran alis er arik kea as, sudu mulu er arik keluar dan ke !awa%, !i!ir er ekan kua . 4am!aran #mum 0ang k%as !erupa !adan kaku dengan opis o onus, ungkai dengan 5ksis ensi, lengan kaku dengan mengepal, !iasan0a kesadaran e ap !aik. Karena kon raksi o o 0ang . pada anak /. sanga kua , dapa er*adi as;iksia dan

sianosis, re ensi urin, !a%kan dapa

er*adi ;rak ur =ollumna <er e!ralis

E ;enis "an Dera8at Tetanus Ada !e!erapa *enis e anus, seper i : a. Te anus lokal .lo=ali ed Te anus/ Pada lokal e anus di*umpai adan0a kon raksi o o 0ang persis en, pada daera% empa dimana luka er*adi .agonis, an agonis, dan ;i1a or/. Hal inila% merupakan anda dari e anus lokal. Kon raksi o o erse!u !iasan0a ringan,

12

!isa !er a%andalam !e!erapa !ulan anpa progressi; dan !iasan0a meng%ilang se=ara !er a%ap.

'okal e anus ini !isa !erlan*u men*adi generali>ed e anus, e api dalam !en uk 0ang ringan dan *arang menim!ulkan kema ian. +isa *uga lokal e anus ini di*umpai se!agai prodromal dari klasik e anus a au di*umpai se=ara erpisa%. Hal ini eru ama di*umpai sesuda% pem!erian pro;ilaksis an i oksin. !. 3ep%ali= e anus 3ep%ali= e anus adala% !en uk 0ang *arang dari e anus. ,asa inku!asi !erkisar 1K" %ari, 0ang !erasal dari o i is media kronik .seper i dilaporkan di )ndia /, luka pada daera% muka dan kepala, ermasuk adan0a !enda asing dalam rongga %idung. =. 4enerali>ed Te anus +en uk ini 0ang paling !an0ak dikenal. Sering men0e!a!kan komplikasi 0ang idak dikenal !e!erapa e anus lokal ole% karena ge*ala im!ul se=ara diam( diam. Trismus merupakan ge*ala u ama 0ang sering di*umpai . 50 F/, 0ang dise!a!kan ole% kekakuan o o (o o masse er, !ersamaan dengan kekakuan o o le%er 0ang men0e!a!kan er*adin0a kaku kuduk dan kesuli an menelan. 4e*ala lain !erupa -isus Sardoni=us .Sardoni= grin/ 0akni spasme o o (o o muka, opis o onus .kekakuan o o punggung/, ke*ang dinding peru . Spasme dari laring dan o o (o o perna;asan !isa menim!ulkan sum!a an saluran na;as, sianose as;iksia. +isa er*adi disuria dan re ensi urine, kompressi ;rak ur dan pendara%an didalam o o . Kenaikan empera ur !iasan0a %an0a sediki , e api !egi upun !isa men=apai $0 3. +ila di*umpai %iper ermi a aupun %ipo ermi, ekanan dara% idak s a!il dan di*umpai ak%ikardia, penderi a !iasan0a meninggal. 2iagnosa di egakkan %an0a !erdasarkan ge*ala klinis. d. Neo al e anus

13

+iasan0a dise!a!kan in;eksi 3. e ani, 0ang masuk melalui ali pusa sewak u proses per olongan persalinan. Spora 0ang masuk dise!a!kan ole% proses per olongan persalinan 0ang idak s eril, !aik ole% penggunaan ala 0ang ela% erkon aminasi spora 3. e ani, maupun penggunaan o!a (o!a an un uk ali pusa 0ang ela% erkon aminasi. Ke!iasaan menggunakan ala per olongan persalinan dan o!a radisional 0ang

idak s eril,merupakan ;ak or 0ang u ama dalam er*adin0a neona al e anus. ,enuru peneli ian 5.Hamid.dkk, +agian )lmu Kese%a an Anak -S 2r.Pringadi ,edan, pada a%un 1E81. ada $" kasus dan a%un 1E8" ada $0 kasus e anus..8/ +iasan0a di olong melalui enaga persalianan radisional . T+A 8Tradi ional +ir % A eden=e / 56 kasus . 68,"E F /, enaga !idan "0 kasus . "$,3E F / ,dan sele!i%n0a melalui dok er 6 kasus . :, 3" F/ /. +eriku dera*a Te anus !erdasarkan sis em skoring menuru P%illips

dikem!angkan pada a%un 1E6: dan didasarkan pada empa parame er, 0ai u masa inku!asi, lokasi in;eksi, s a us imunisasi, dan ;ak or pem!era . Skor dari keempa parame er erse!u di*umla%kan dan in erpre asin0a se!agai !eriku : .a/ skor L E e anus ringan, .!/ skor E(18 e anus sedang, dan .=/ skor M18 e anus !era . 1. 4rade ) .ringan/ Trismus ringan %ingga sedang, spas isi as general, idak ada dis ress pernapasan, idak ada spasme dan dis;agia. ". 4rade )) .sedang/ Trismus sedang, rigidi as 0ang ampak, spasme ringan %ingga sedang dengan durasi pendek, akipnea N 30 kali9meni , dis;agia ringan. 3. 4rade ))) ( 4rade ))) A .!era /

14

Trismus !era , spas isi as men0eluru%, spasme spon an 0ang meman*ang, dis res pernapasan dengan akipnea N $0 kali9meni ,apnei= spell, dis;agia !era , akikardia N 1"0 kali9meni .

(4rade ))) + .sanga !era / Keadaan seper i pada grade ))) di am!a% dis;ungsi o onom !era 0ang meli!a kan sis em kardio<askuler. Hiper ensi !era dan akikardia !ergan ian dengan %ipo ensi rela i; dan !radikardia, sala% sa un0a dapa men*adi persis en. ! Diagnosis 2iagnosis e anus le!i% sering di egakkan !erdasarkan mani;es asi klinis di!andingkan !erdasarkan penemuan !ak eriologis. 2iagnosis rela i; le!i% muda% pada daera% dengan insiden e anus 0ang sering, e api le!i% lam!a di negara( negara !erkem!ang dimana e anus *arang di emukan. Selain rismus, pemeriksaan ;isik menun*ukkan %iper onisi as o o (o o , re;leks endon dalam 0ang meningka , kesadaran 0ang idak erganggu, demam dera*a renda%, dan sis em sara; sensoris 0ang normal.Spasme paroksismal dapa di emukan se=ara lokal maupun general. Se!agian !esar pasien memiliki riwa0a luka dalam " minggu erak%ir dan se=ara umum idak memiliki riwa0a imunisasi e anus oksoid 0ang *elas. Pemeriksaan !ak eriologis dapa mengkon;irmasi adan0a 3. e ani pada %an0a seki ar seper iga pasien 0ang memiliki anda klinis e anus. Harus diinga !a%wa isolasi 3. e ani dari luka erkon aminasi idak !erar i pasien akan a au ela% menderi a e anus. Brekuensi isolasi 3. e ani dari luka pasien dengan e anus klinis dapa di ingka kan dengan memanaskan sa u se spesimen pada su%u 80 O 3 selama 15 meni un uk meng%ilangkan !en uk <ege a i; mikroorganisme kompe i or idak !erspora se!elum media kul ur diinokulasi.

15

Pemeriksaan la!ora orium menun*ukkan leukosi osis sedang. Pemeriksaan =airan sere!rospinal normal e api ekanan dapa meningka aki!a kon raksi o o . Hasil elek romiogra;i dan elek roense;alogra;i !iasan0a normal dan idak mem!an u diagnosis. Pada kasus er en u apa!ila erdapa ke erli!a an *an ung elek rokardiogra;i dapa menun*ukkan in<ersi gelom!ang T. Sinus akikardia *uga sering di emukan. 2iagnosis e anus %arus di!ua dengan %a i(%a i pada pasien 0ang memiliki riwa0a dua a au le!i% in*eksi e anus oksoid 0ang erdokumen asi. Spesimen serum %arus diam!il un uk memeriksa kadar an i oksin. Kadar an i oksin 0,01 )#9m' dianggap pro ek i;. . Penatalaksanaan a. #mum Tu*uan erapi ini !erupa mengeliminasi kuman e ani, mene ralisirkan peredaran oksin, men=ega% spasme o o dan mem!erikan !an uan pema;asan sampai puli%. 2an u*uan erse!u dapa diperin=i s!! : 1. ,erawa dan mem!ersi%kan luka se!aik(!aikn0a, !erupa: mem!ersi%kan luka, irigasi luka, de!ridemen luka .eksisi *aringan nekro ik/,mem!uang !enda asing dalam luka ser a kompres dengan H"0" ,dalam %al ini pena a laksanaan, er%adap luka erse!u dilakukan 1 (" *am se ela% ATS dan pem!erian An i!io ika. Seki ar luka disun ik ATS. ". 2ie =ukup kalori dan pro ein, !en uk makanan ergan ung kemampuan mem!uka mulu dan menelan. Hila ada rismus, makanan dapa di!erikan personde a au paren eral. 3. )solasi un uk meng%indari rangsang luar seper i suara dan indakan er%adap penderi a $. @ksigen, perna;asan !ua an dan ra=%=os omi !ila perlu. 5. ,enga ur keseim!angan =airan dan elek roli . !. @!a ( o!a an 1. An i!io ika : 2i!erikan paren eral Peni=iline 1,"*u a uni 9 %ari selama 10 %ari, ),. Sedangkan e anus pada anak dapa di!erikan Peni=iline dosis 50.000 #ni 9 Kg++91" *am

16

se=a;a ), di!erikan selama :(10 %ari. +ila sensi i; er%adap peni=iline, o!a dapa digan i dengan prepara lain seper i e rasiklin dosis 30($0 mg9kg++9 "$ *am, e api dosis idak mele!i%i " gram dan di!erikan dalam dosis er!agi . $ dosis /. +ila ersedia Peni=iline in ra<ena, dapa uni 9kg++9 digunakan dengan dosis "00.000 ini %an0a "$ *am, di!agi 6 dosis selama 10 %ari. An i!io ika

!er u*uan mem!unu% !en uk <ege a i; dari 3. e ani, !ukan un uk oksin 0ang di%asilkann0a. +ila di*umpai adan0a komplikasi pem!erian an i!io ika !road spek rum dapa dilakukan. ". An i oksin An i oksin dapa digunakan Human Te anus )mmunoglo!ulin .HT)4/ dengan dosis 3000(6000 #, sa u kali pem!erian sa*a, se=ara ), idak !ole% di!erikan se=ara in ra<ena karena HT)4 mengandung Han i =omplemen ar0 aggrega es o; glo!ulin H, 0ang mana ini dapa men=e uskan reaksi allergi 0ang serius. +ila T)4 idak ada, dian*urkan un uk menggunakan e anus an i oksin, 0ang !erawal dari %ewan, dengan dosis $0.000 #, dengan =ara pem!eriann0a adala% : "0.000 # dari an i oksin dimasukkan kedalam "00 == =airan Na31 ;isiologis dan di!erikan se=ara in ra<ena, pem!erian %arus suda% diselesaikan dalam wak u 30( $5 meni . Se enga% dosis 0ang daera% pada se!ela% luar. 3.Te anus Toksoid Pem!erian Te anus Toksoid .TT/ 0ang per ama, dilakukan !ersamaan dengan pem!erian an i oksin e api pada sisi 0ang !er!eda dengan ala sun ik 0ang !er!eda. Pem!erian sampai dilakukan se=ara ).,. Pem!erian er%adap TT %arus dilan*u kan ini, a!el $. imunisasi dasar e anus selesai. +eriku ersisa ."0.000 #/ di!erikan se=ara ), pada

,emperli%a kan pe un*uk pen=ega%an er%adap e anus pada keadaan luka. Ta!el $. : P5T#N&#K P5N354AHAN T5-HA2AP T5TAN#S PA2A K5A2AAN '#KA. PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP -)DAJAT ),#N)SAS) 'uka !ersi%, Ke=il 'uka 'ainn0a

17

PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
.dosis/ Te . Toksoid .TT/ An i oksin Te .Toksoid .TT/ An i oksin

PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Tidak dike a%ui 0K1 " 3 a au le!i%


Q QQ

0a 0a 0a idakQQ

idak idak idak idak

0a 0a 0a idakQQ

0a 0a idakQ idak

PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
: Ke=uali luka M "$ *am : Ke=uali !ila imunisasi erak%ir M 5 a%un .8, 16/

QQQ : Ke=uali !ila imunisasi erak%ir M5 a%un .8,16/

$. An ikon<ulsan Pen0e!a! u ama kema ian pada e anus neona orum adala% ke*ang klonik 0ang %e!a , mus=ular dan lar0ngeal spasm !eser a komplikaisn0a. 2engan penggunaan o!a K o!a an sedasi9mus=le rela1ans, di%arapkan ke*ang dapa dia asi. Ta!el 5 : &5N)S ANT)K@N7#'SAN PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP &enis @!a 2ia>epam ,epro!ama Klorpromasin Beno!ar!i al 2osis 0,5 K 1,0 mg9kg +era !adan 9 $ *am .),/ 300 K $00 mg9 $ *am .),/ "5 K :5 mg9 $ *am .),/ 50 K 100 mg9 $ *am .),/ Tidak Ada Hipo ensi 2epressi perna;asan 5;ek Samping S upor, Koma PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP 2i +agian llmu Kese%a an Anak -S, o!a an i kon<ulsan 0ang dipergunakan un uk e anus noena al !erupa dia>epam, o!a ini di!erikan melalui !olus in*eksi 0ang dapa di!erikan se iap " K $ *am. Pem!erian !eriku n0a ergan ung pada !asil e<aluasi se ela% pem!erian an i ke*ang. +ila dosis op imum ela% er=apai

18

dan ke*ang ela%

erkon rol, maka *adwal pem!erian dia>epam 0ang e ap dan

epa !aru dapa disusun. 2osis dia>epam pada saa dimulai pengo!a an . se ela% ke*ang erkon rol /

adala% "0 mg9kg++9%ari, di!agi dalam 8 kali pem!erian .pem!erian dilakukan iap 3 *am /. Kemudian dilakukan e<aluasi er%adap ke*ang, !ila ke*ang masi% erus !erlangsung dosis dia>epam dapa dinaikkan se=ara !er a%ap sampai ke*ang dapa era asi. 2osis maksimum adala% $0 mg9kg++9%ari. dosis main enan=e /. +ila dosis op imum ela% didapa , maka skedul pas i ela% dapa di!ua , dan ini diper a%an selama "(3 %ari , dan !ila dalam e<aluasi !eriku n0a idak di*umpai adan0a ke*ang, maka dosis dia>epam dapa di urunkan se=ara !er a%ap, 0ai u 10 (15 F dari dosis op imum erse!u . Penurunan dosis dia>epam idak !ole% se=ara dras is, ole% karena !ila er*adi ke*ang, sanga sukar un uk dia asi dan penaikkan dosis ke dosis semula 0ang e;ek i; !elum dinaikkan en u dapa mengon rol ke*ang 0ang segera er*adi.+ila dengan penurunan !er a%ap di*umpai ke*ang, dosis %arus

kem!ali ke dosis semula. Sedangkan !ila idak er*adi ke*ang

diper a%ankan selama "( 3 %ari dan dirurunkan lagi se=ara !er a%ap, %al ini dilakukan un uk selan*u n0a . +ila dalam penggunaan dia>epam, ke*ang masi% er*adi, sedang dosis maksimal ela% er=apai, maka pengga!ungan dengan an i ke*ang lainn0a %arus dilakukan.

19

Pengo!a an menuru Adam .-.2.

Pada saa onse : 3000 ( 6000 uni , e anus immune glo!ulin sa u kali sa*a. 1," *u a uni Pro=aine peni=ilin se%ari selama 10 %ari, )n ramus=ular. &ika alergi !eri e ra=0=line " gram se%ari. Perawa an luka, di!ersi%kan, seki ar luka !eri ATS .in;il rasi/ Semua penderi a ke*ang onik !erulang, lakukan ra=%=os omi, ini %arus dilakukan un uk men=ega% =0anosis dan apnoe. Paralde%0de !aik di!erikan melalui mulu . &ika =ara dia as gagal, dapa di!eri d('u!o=urarine ), dengan dosis 15 mg se iap *am sepan*ang diperlukan, !egi u *uga perna;asan diper a%ankan dengan respira or. Sedangkan pengo!a an menuru 4ilro0: Kasus ringan : *uga proma>ine 6 *am dan

Penderi a anpa =0anose : E0 ( 180 !egi u Kasus !era :

!ar!i ura se=ukupn0an0a un uk mengurangi spasme.

1. Semua penderi a dirawa di )3# .sa u eam / ". 2ilakukan !aru. 3. 3urare di!eri se=ukupn0a men=ega% spasme sampai " *am. Perna;asan di*aga dengan respira or ole% enaga 0ang !erpengalaman $. Penderi a ru!a% posisi9 miringkan se iap " *am. ,a a di!ersi%kan iap " *am men=ega% =on*un i<i is ra=%eos omi segera. 5ndo ra=%eal u!e minimal %arus di!ersi%kan se iap sa u *am dan se iap 3 %ari 5TT %arus digan i dengan 0ang

20

5. Pasang N4T, die inggi, =airan =ukup inggi, *ika perlu 6 1.9%ari 6. #rine pasang ka e er, !eri an i!io ika. :. Kon rol serum elek roli , ureum dan A42A 8. -on gen ;o o %ora1 E. Pemakaian =urare 0ang erlalu lama, pada saa n0a o!a dapa di%en ikan pemakaiann0a. &ika diper a%ankan dirawa dengan !aik. 7 Pen1ega%an Seorang penderi a 0ang erkena e anus idak imun er%adap serangan K# mem!aik, N4T di%en ikan. Tra=%eos om0 !e!erapa %ari, kemudian di=a!u 9di!uka dan !ekas luka

ulangan ar in0a dia mempun0ai kesempa an 0ang sama un uk mendapa e anus !ila er*adi luka sama seper i orang lainn0a 0ang idak perna% di imunisasi. Tidak er!en ukn0a keke!alan pada penderi a se ela% ian0a sem!u% dikarenakan oksin 0ang masuk kedalam u!u% idak sanggup un uk merangsang pem!en ukkan an i oksin . kaena e anospamin sanga po en dan oksisi asn0a !isa sanga =epa , walaupun dalam konsen rasi 0ang minimal, 0ang mana %al ini idak dalam konsen rasi 0ang adekua un uk merangsang pem!en ukan keke!alan/. Ada !e!erapa ke*adian dimana di*umpai na ural imuni as. Hal ini dike a%ui se*ak 3. e ani dapa diisolasi dari in*a manusia. ,ungkin organisme 0ang !erada didalam lumen usus melepaskan imunogeni= Auan i 0 dari oksin. )ni dike a%ui dari oksin di*umpai an i oksin pada serum seseorang dalam riwa0a n0a !elum perna% diimunisasi, dan di*umpai9adan0a peninggian i er an i!odi dalam serum 0ang karak eris ik merupakan reaksi se=ondar0 imune response pada !e!erapa oksoid un uk per ama kali. 2engan di*umpai na ural imuni as ini, %al ini mungkin dapa men*elaskan mengapa insiden e anus idak inggi, seper i 0ang semes in0a er*adi pada orang 0ang di!erikan imunisasi dengan e anus

21

!e!erapa negara dimana pem!erian imunisasi idak lengkap9 idak erlaksana dengan !aik. Sampai pada saa ini pem!erian imunisasi dengan e anus oksoid merupakan sa u(sa un0a =ara dalam pen=ega%an er*adin0a e anus. Pen=ega%an dengan pem!erian imunisasi ela% dapa dimulai se*ak anak !erusia " !ulan, dengan =ara pem!erian imunisasi ak i;. 2PT a au 2T /.

22

You might also like