You are on page 1of 184
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat » NOMOR 261/MENKES/SK/IV/2009 TENTANG FARMAKOPE HERBAL INDONESIA EDISI PERTAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka menjaga keamanan, mutu, manfaat dan khasiat bahan herbal yang digunakan sebagai bahan baku produk dan ramuan obat tradisional maupun dalam pengobatan, perlu adanya standar dalam bentuk Farmakope Herbal Indonesia; bahwa Panitia Farmakope Obat Tradisional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/IV/2008 telah berhasil__ menyusun Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama dan perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495): Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/ 11/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 381/Menkes/SK/ 112006 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/ 1V/2008 tentang Panitia Farmakope Obat Tradisional Indonesia; Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Keempat Kelima MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG FARMAKOPE HERBAL INDONESIA EDISI PERTAMA. Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan dan standar bagi Industri Obat Tradisional Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan Keputusan ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai tugas, fungsi dan wewenangnya masing-masing, Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 April 2009 MENTERI KESEHATAN, ttd Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI,Sp.JP (K) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor — : 261/Menkes/SK/IV/2009 Tanggal_ : 8 April 2009 FARMAKOPE HERBAL INDONESIA EDISI PERTAMA SEJARAH FARMAKOPE HERBAL INDONESIA. Obat Tradisional (OT) merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang telah digunakan selama berabad-abad untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit. Berdasarkan bukti secara turun temurun dan pengalaman (empiris), OT hingga kini masih digunakan oleh masyarakat di Indonesia dan di banyak negara lain. Sebagai warisan budaya bangsa yang telah terbukti banyak memberi Kontribusi pada pemeliharaan kesehatan, Jamu sebagai OT asli Indonesia perlu terus dilestarikan dan dikembangkan. Dalam perjalanan sejarahnya, dengan didorong dan ditunjang oleh perkembangan iptek serta kebutuhan upaya kesehatan modem, OT telah banyak mengalami perkembangan. Perkembangan yang dimaksud mencakup aspek pembuktian khasiat dan keamanannya, jaminan mutu, bentuk sediaan, cara pemberian, pengemasan dan penampilan serta teknologi produksi, Untuk mendorong peningkatan pemanfaatan OT Indonesia sekaligus menjamin pelestarian Jamu, Indonesia memprogramkan pengembangan secara berjenjang ke dalam kelompok Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka Jamu adalah OT Indonesia yang digunakan secara turun temurun berdasarkan pengalaman menggunakan bahan yang belum terstandar. Obat Herbal Terstandar adalah hasil pengembangan Jamu atau hasil penelitian sediaan baru yang khasiat dan keamanannya telah dibuktikan secara ilmiah melalui uji pra-klinik, Fitofarmaka adalah hasil pengembangan Jamu atau Obat Herbal Terstandar atau hasil penelitian sediaan baru yang khasiat dan keamanannya sudah dibuktikan melalui uj Klinik Program pengembangan OT secara berjenjang tersebut merupakan implementasi strategis dari ketentuan UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sekaligus sebagai upaya pendayagunaan sumber daya alam Indonesia secara berkesinambungan (sustainable use). Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan bahwa OT harus memenuhi standar yang ditetapkan. Sesuai Penjelasan UU No. 23 Tahun 1992, standar yang dimaksud adalah Materia Medika Indonesia (MMI) atau standar lain yang ditetapkan. Upaya pembuatan standar bahan OT sudah dimulai jauh sebelum UU No. 23 Tahun 1992 ditetapkan,

You might also like