You are on page 1of 17

LAPORAN KASUS GANGGUAN PSIKOTIK SKIZOFRENIA PARANOID (F.20.

0)

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku Bangsa Pekerjaan Alamat/No.Telp Masuk RSKD : Tn. Syamsuddin : 38 tahun : Laki-laki : Islam : Bugis : Petani : Rusun Bonto Lome, Desa Karassing, Kec. Herlang, Bulukumba : 8 Februari 2014

RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari: autoanamnesis dan alloanamnesis dari rekam medis Nama Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat Hubungan dengan pasien : Sanawati : Islam : Petani : SMP : Desa Kassi, Bulukumba : Saudara pasien

I. RIWAYAT PSIKIATRIS A. Keluhan utama : Mengamuk

B. Riwayat gangguan sekarang : Keluhan dan Gejala: Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan mengamuk sejak 4 bulan yang lalu (saat pasien tidak minum obat), memberat sejak 2 minggu terakhir. Pasien mengambil parang dan mengancam untuk membunuh, pasien juga sering melempar barang dan tidak

tidur 1 minggu. Pasien sering mendengar suara perempuan yang tidak dikenali yang menyuruh untuk mengamuk dan mengancam bahawa pasien akan mati bila tidak menurut arahan. Pasien juga merasa tangannya dikendalikan, walaupun pasien cuba melawan namun pasien tetap menghancurkan barang. Pasien juga lebih suka menyendiri dan termenung ketika waktu senggang.Pasien tidak suka bergaul bersama masyarakat.Pasien juga masih menyimpan dendam pada Simba(sepupu)karena telah membunuh

bapanya.Sebelum diantar ke rumah sakit,pasien diikat pada tiang menggunakan rantai selama seminggu oleh keluarga. Hendaya/disfungsi: Hendaya dalam bidang sosial (-) Hendaya dalam bidang pekerjaan (+) Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)

Faktor stressor psikososial: Faktor stressor disebabkan oleh bapanya dibunuh oleh sepupunya,Simba.

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya: Trauma (-) Infeksi (-) Kejang (-) Merokok (+) 1 bungkus/hari Alkohol (+) (Ketika pasien bekerja di Malaysia) Obat-obatan (-)

C. Riwayat gangguan sebelumnya: Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSKD Dadi pada tanggal 28 Juli 2011 dan 21 Juli 2012 28 Juli 2011

Saat itu pasien masuk dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak 5 hari sebelumnya (23 Juli 2011). Saat mengamuk, pasien suka melempar barang, bicara sendiri.Pasien juga mengalami perselisihan dengan Tuan Alimuddin kerana dibilang mengambil secara paksa kebun bapaknya melaui jalur hukum. Selain itu pasien sering mendengar bisikan yang menyuruh untuk mengamuk (halusinasi auditorik) dan melihat bayangan (halusinasi visual). Saat itu pasien merasa ada yang merasuki pikirannya dan mengendalikan tangannya. Sebelumnya pasien tinggal di Malaysia, bekerja sebagai buruh, pasien sering minum alkohol bersama teman-temannya. Perubahan perilaku bermula sejak pasien berada di Malaysia 1 tahun sebelumnya (2010). Pasien lebih sering menyendiri, pendiam, bicara sendiri, ketawa sendiri dan sulit tidur. Pasien dirawat di RSKD Dadi dari tanggal 28 Juli 2011 15 Agustus 2011 dan didiagnosis sebagai Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Multipel (F19). Farmakoterapi yang diberikan adalah Haloperidol 1,5 mg 3x1 dan Chlorpromazin 100 mg 0-0-1. Setelah itu pasien rawat jalan selamat 1 bulan dan kembali bekerja di Malaysia selama 6 bulan.

21 Juli 2012 Pasien masuk RSKD Dadi dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak 6 hari yang lalu (15 Juli 2012). Saat mengamuk, pasien suka menghambur-hamburkan barang di rumah. Pasien suka ketawa sendiri, bicara sendiri, dan telanjang. Gejala pasien sudah mulai muncul saat bekerja kembali ke.Pasien dipulangkan ke kampong tempat tinggal kembali. Setelah 1 bulan di Bulukumba pasien tetap tidak teratur minum obat sejak Juni 2012. Pasien dirawat di RSKD Dadi dari tanggal 21 Juli 2012 20 September 2012 dan didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20,0). Farmakoterapi yang diberikan adalah Haloperidol 5 mg 3x dan Chlorpromazin 100 mg 0-0-1. Setelah itu pasien rawat jalan dan tidak kembali ke Malaysia. Saat itu pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid karena terdapat

gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, suara perempuan menghina pasien serta menyuruh untuk mengamuk dan diancam jika tidak dilakukan.

D. Riwayat kehidupan pribadi: Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)

Pasien lahir di Desa Karassing, Bulukumba 23 April 1976, lahir normal, cukup bulan di rumah dibantu dukun. Riwayat masa kanak-kanak awal (usia 1-3 tahun).

Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak lainnya. Tidak banyak informasi yang diperoleh saat itu. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

Pasien melanjutkan pendidikan di jenjang SD 342 Potem Bayam, Bulukumba. Prestasi biasa saja. Pasien tidak melanjutkan jenjang pendidikan yang berikutnya. Riwayat masa remaja (usia 12-18 tahun)

Pasien tidak menyambung SMP karena faktor ekonomi. Pasien termasuk orang yang suka bergaul, namun agak pendiam. Setelah lulus SD, pasien langsung mencari.Riwayat masa dewasa a. Riwayat pekerjaan Pasien mulai bekerja di Malaysia sebagai buruh kepala sawit sejak umur 15 tahun selama setahun, lalu pasien kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai petani di Bulukumba selama 7 tahun, pada umur 23 tahun pasien kembali ke Malaysia pekerjaan yang sama selama 5 tahun, lalu kembali lagi ke Bulukumba sebagai petani selama 5 tahun. Saat di Malaysia pasien suka minum alkohol. b. Riwayat pernikahan Pasien menikah pada tahun 2008 dengan wanita pilihan pasien sendiri. Pasien bertemu dengan istrinya saat di Malaysia (saat pasien ke Malaysia yg ke-3 kalinya) dan menjalin hubungan selama 1 bulan, lalu menikah. Saat itu, perubahan perilaku pasien mulai tmpak, maka pasien dan istrinya kembali ke

Bulukumba. Pada tahun 2009, anak pasien yang pertama lahir yaitu perempuan dan anak ke-2 pasien lahir pada tahun 2011, yaitu perempuan. Hubungan pasien dengan istri dan anaknya baik saja saat itu. c. Riwayat kehidupan sosial Pasien termasuk orang yang suka bergaul, namun agak pendiam d. Riwayat kehidupan sekarang Sebelum ke RSKD Dadi, pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Pasien merasa lebih baik tinggal di RSKD Dadi, namun masih sulit tidur. Pasien merasa memiliki gangguan jiwa. e. Riwayat agama Pasien beragama Islam. Pasien menyatakan bahwa dia sering shalat.

E. Riwayat kehidupan keluarga: Pasien merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara. (, , , , , ). Hubungan dengan keluarga baik. Riwayat penyakit dalam keluarga negatif. Pasien sudah menikah dan punya 2 orang anak (,). Kedua orang tua pasien telah meninggal. Ayah pasien meninggal dunia karena dibunuh sepupu pasien pada tahun 2012. Ibu pasien meninggal pada tahun 2011 karena penyakit kuning.

F. Situasi sekarang: Pasien merasa lebih baik saat tinggal di RSKD Dadi, namun pasien masih sulit untuk tidur.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya: Pasien merasa memiliki gangguan jiwa. Pasien ingin menyatakan ingin kembali bekerja setelah sudah sembuh.

AUTOANAMNESA(27 februari 2014 di Bangsal Kenari Rumah Sakit Daerah Dadi) DM P DM : Selamat pagi, Pak. : Pagi, dok. : Perkenalkan, saya dokter muda Danniel, pak. Boleh saya minta waktunya sebentar? Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan ke bapak. Saya harap saya tidak mengganggu. P DM P DM P DM p DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM : Iya, dok. Silakan. : Kalau boleh saya tahu, siapa nama bapak? : Syamsudin, dok. : Bapak tau dimana bapak sekarang? : Dirumah sakit Dadi dok. : Bapak masih ingat tanggal lahir bapak? : Yang saya ingat cuma tahunnya dok, 1976 : Terakhir bapak sekolah di mana? : Saya sekolah hanya sampai SD, dok. : Bapak tahu kenapa kita disini? : Mengamuk dok. : Bapak sudah berapa hari dirawat di sini? : Sudah 5 hari dok. : Bapak tahu kenapa dibawa ke sini? : Iya dok. Kerna mengamuk dok. Terus dibawa langsung ke sini. : Bapak tahu siapa yang menghantar bapak ke sini? : Tahu dok. Saya dihantar oleh abangku. : Kenapa bapak mengamuk? Ada yang berbisik atau apa? : Iya dok, saya dengar bisikan-bisikan suara. : Suara laki-laki atau perempuan pak? : Saya susah mau bedakan. Suara perempuan biasanya dok : Apa yang suara itu bilang?

: Disuruh ku mengamuk, melempar barang dan membunuh orang dengan parang

DM P

: Bapak mengikut saja arahannya? : Saya coba melawannya. Tapi tidak bisa dok kerna kalo saya tidak ikut saya diancam akan mati.

DM P

: Apa yang bapak rasa waktu mengamuk? : Saya rasa seperti tangan saya dikontrol melempar barang walau saya coba menahannya.

DM P DM P DM P DM P

: Berapa umur bapak? : 38 tahun dok. : Sudah berapa kali bapak masuk ke sini? : 3 kali dok termasuk ini. : Bapak pernah jalan-jalan keluar rumah waktu malam? : Ada dok. : Ke mana bapak pergi kalau keluar jalan-jalan? : Saya keluar keliling rumah dok. Seperti ada yang merasuki saya supaya keluar dari rumah dok.

DM P DM P DM P DM P DM P DM P

: Apa yang bapak rasa hari ini? : Gelisah dok. :Kenapa gelisah bapak? :Tidak cukup tidur dok kerana tidak diberi obat tidor. : Bapak tahu hari ini hari apa dan tahun berapa sekarang? : Kalo hari ini hari Kamis dok. Sekarang tahun 2014. : Sekarang ini siang atau malam pak? : Siang dok. : Oh, bapak sudah mandi? : Sudah dok. : Tadi malam bapak bisa tidur? : Bisa dok.

DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM P

: Bapak ada mimpi? : Ada dok. Sering saya mimpi buruk. : Bapak ada pernah berkelahi atau marah pada orang? : Ada dok. : Sama siapa? : Sama Maemuddin. : Kenapa bapak marah sama dia? : Kerna dia ambil tanah kebun bapak saya lewat jalur pengadilan. : Bapak pernah ketemu dia? : Pernah dok waktu ada kematian di kampungku kelmarin. : Bapak tidak menyerang dia? : Tidak dok. : Bapak tinggal sama siapa? : Saya tinggal sama istri dan 2 orang anak. : Berapa umur anak bapak? Laki-laki atau perempuan? : Dua-duanya perempuan dok. Umurnya 5 dan 3 tahun. : Bapak masih ada orang tua? :Sudah meninggal dok. Bapaku dibunuh sepupuku. Ibuku meninggal tahun 5 tahun lalu kerna sakit.

DM P DM P DM P DM P DM P

: Kenapa bapak kita dibunuh? Ndak marah sama sepuputa? : Kerna berkelahi dok. Saya masih menyimpan dendam pada sepupu saya : Apa pekerjaan pak? : Petani dok. : Presidennya Indonesia sekarang siapa pak? : SBY :Ulangi kalimat yang saya sebutkan 1,2,3,4,5 :1,2,3,4,5 dok. : Bapak, kalau 100-7 itu berapa? : 93

DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM P DM P

: Kita kurangi lagi 7? : 86 : Kita tahu tidak maksudnya tangan panjang? : Suka mencuri dok : Apa kalo mencuri itu bagus pak? : Ndak dok. Berdosa itu. : Kalo artinya meja hijau pak? : Pengadilan dok. : Kalo bapak ketemu dompet dijalan, apa kita bikin? : Kasi sama polisi dok. : Apa yang kita mau bikin setelah keluar rumah sakit nanti? : Saya mau bekerja dok. : Mau ke Malaysia lagi? : Mau kalo diajak teman-teman. : Bapak, saya sudahi pertanyaan saya. Terima kasih atas waktunya : Iya, dok.

II.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum: 1. Penampilan : Tampak pria (lelaki) memakai baju kaos biru,

celana selutut berwarna biru. Perawakan kurus dan tinggi sedang. Perawatan saat ini tampak cukup. Wajah sesuai umur. 2. Kesadaran 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor 4. Pembicaraan 5. Sikap terhadap pemeriksa : Berubah : Agitatif : Spontan, lancar, intonan biasa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, ekspresi, dan empati, perhatian: 1. Mood : gelisah

2. Afektif 3. Empati

: Terbatas (restriktif) : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan pendidikan 2. Daya konsentrasi 3. Orientasi (waktu, tempat dan orang): Waktu: Cukup Tempat: Cukup Orang: Cukup : Cukup : Sesuai dengan taraf

4. Daya ingat: Jangka segera : Terganggu Jangka pendek : Cukup Jangka panjang: Terganggu : Cukup : Cukup

5. Pikiran abstrak 6. Kemampuan menolong diri sendiri D. Gangguan Persepsi: 1. Halusinasi :

Halusinasi auditorik (+) pasien mendengar dan

perempuan menyuruhnya untuk mengamuk setiap saat dan mengancam akan mati jika pasien tidak menurut perintah 2. Ilusi 3. Depersonalisasi 4. Derealisasi : Tidak ada (-) : (+) pasien merasa kesemutan di kemaluan : Tidak ada (-)

E. Proses Berpikir: 1. Arus pikiran: Produktivitas : Cukup

Kontinuitas Hendaya berbahasa

: Relevan, koheren, kadang-kadang asosiasi longgar : Tidak ada

2. Isi pikiran: Preokupasi : Tidak ada

Gangguan isi pikiran : Delusion of control (+) pasien meyakini tangannya dikontrol oleh sesuatu saat menghancurkan barang, pasien berusaha melawan tetapi tidak bisa

F. Pengendalian Impuls G. Daya Nilai: 1. Norma sosial 2. Uji daya nilai 3. Penilaian realitas H. Tilikan (Insight) pada orang lain (Derajat III) I. Taraf Dapat Dipercaya

: Terganggu

: Terganggu : Terganggu : Terganggu : Sadar bahawa dirinya sakit, tetapi melemparkan kesalahan

: Dapat dipercayai

III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT Pemeriksaan Fisik: Status Internus: Tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi 72x/menit, frekuensi pernafasan 17x/menit, suhu 36,5 C. Status Neurologis: GCS E4M6V5, fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal dan tidak ditemukan adanya reflex patologis.

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA: Seorang lelaki , 38 tahun dibawa ke RSKD dengan keluhan mengamuk untuk ke-3 kalinya sejak 4 bulan lalu, memberat sejak 1 minggu terakhir. Saat mengamuk pasien mengancam akan membunuh orang dengan parangnya. Pasien juga melempar barang,

merusak barang, bila tidak dilakukan pasien diancam akan mati. Pasien yakin tangannya dikendalikan saat merusak barang, pasien berusaha melawan tapi pada akhirnya tetap melakukan. Pasien tidak teratur minum obat sejak 4 bulan terakhir karena pasien merasa loyo dan tidak bisa bekerja. Dari pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah, aktivitas psikomotor cukup tenang, verbalisasi lancar, spontan, intonansi biasa, kooperatif, mood sulit dinilai, apek restriktif, empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual sesuai dengan taraf pendidikan, orientasi waktu segera kurang, tempat dan orang cukup, daya ingatan jangka segera kurang, jangka pendek dan panjang cukup, pikiran abstrak cukup, terdapat halusinasi auditorik (+) , depersonalisasi (+), delusion of control. Pemeriksaan status internus dan neurologi dalam batas normal.

V.

EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna, yaitu mengamuk dan menghancurkan barang, suka mengancam orang sekelilingnya, bicara sendiri dan marah-marah tanpa sebab. Keadaan ini menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien dan orang lain. Terdapat hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan waktu senggang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa Pemeriksaan status mental didapatkan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik dan dipersonalisasi sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik Dari status internus dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga kelainan organic dapat dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai gangguan jiwa psikotik non-organik. Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya apek yang restriktif, halusinasi auditorik yang bersifat menyuruh dan mengancam, depersonalisasi, delusion of control/ waham dikendalikan yang telah berlangsung 4 bulan

(sejak tidak minum obat teratur), perilaku gaduh gelisah, serta perubahan perilaku sejak tahun 2010, sehingga berdasarkan PPDGJ III memenuhi kriteria diagnosis gangguan skizofrenia (F20). Dari autoanamnesis, alloanamnesis dan status mental didapatkan gangguan berupa halusinasi auditorik yang bersifat mengancam dan memberi perintah dan waham dikendalikan (delusion of control), tidak didapatkan adanya gangguan afektif, dorongan kehendak, serta gejala katatonik, sehingga pasien didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20,0) Aksis II Ciri keperibadian pada pasien tidak khas, suka bergaul tetapi pendiam dan rajin bekerja. Aksis III Tidak ada diagnosis.

Aksis IV Masalah psikososial dan lingkungan tidak jelas.

Aksis V GAF scale 60-51, yaitu gejala sedang(moderat),disabilitas sedang

VI.

DAFTAR PROBLEM Organobiologik : Diduga terdapat ketidakseimbangan neurontransmitter,

maka pasien memerlukan farmakoterapi. Psikologi : Ditemukan adanya hendaya berat dalam fungsi psikis,

berupa halusinasi auditorik, depersonalisasi, waham harus dikendalikan. Pasien memerlukan psikoterapi. Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial,

pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga memerlukan sosioterapi.

VII.

PROGNOSIS Dubia et Bonam Faktor pendukung: Didiagnosis pada umur 35 tahun (late onset), keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien , riwayat keluarga negative, gejala yang muncul adalah gejala positif, tidak ada kelainan organobiologik. Faktor penghambat: Status sosioekonomi bawah, onset sudah beberapa tahun, (3 tahun), stressor psikososial tidak jelas dan kepatuhan minum obat kurang.

VIII. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSATAKA Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Dalam tahun 1911,Eugen Bleuler (1857-1938) beliau menganjurkan lebih baik dipakai istilah "skizofrenia", karena nama ini dengan tepat sekali menonjolkan gejala utama penyakit ini,iaitu jiwa yang terpecah belah,adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir,perasaan dan perbutan(schizos=pecah belah atau bercabang,phren=jiwa). Menurut PPDGJ-III, kriteria yaitu: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas(dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) : a) -"thought echo" = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau yang bergema dalam kepalanya(tidak keras),dan isi oikiran ulangan,walaupun isinya tidak sama namum kualitasnya berbeda; atau -"thought insertion or withdrawal" = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya(insertion) atau isi pikirannya diambil untuk mendiagnosis skizofrenia (F20) jika memenuhi

keluar(withdrawal);dan -"thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar keluar sehingga org lain atau umum mengetahuinya;

b) -"delusion of control" = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar;atau -"delusion of influence" = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu daru luar;atau -"delusion of passivity" = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;(tentang"dirinya"=secara jelas merujuk kepergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran,tindakan,atau penginderaan khusus); -"delusion of perception"=pengalaman inderawi yang xwajar,yg bermakna sgt khas bg dirinya,biasanya bersifat mistik atau mukjizat; c) halusinasi auditorik : suatu halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien atau mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri(diantara berbagai suara yang berbicara)atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh

d) waham-waham menetap jenis lainnya,yg menurut budaya setempat tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,misalnya perihal keyakinan agama dan politik tertentu,atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa(misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: e) halusinasi yg menetap dari panca indera apa saja,apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yg jelas,ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap,atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

f) arus pikiran yang terputus atau yg mengalami sisipan,yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevant atau neologisme; g) perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah(excitement),posisi tubuh tertentu(posturing) atau fleksibilitas cerea,negativisme,mutism dan stupor; h) gejala-gejala "negatif",seperti sikap sangat apatis,bicara yang jarang,dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,biasanya yg

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial;tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlansung selama kurun waktu satu bulan atau lebih(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal); Harus ada suatu perubahan yg konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku peribadi,bermanifestasi sebagai hilangnya

minat,hidup tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu,sikap larut dalam diri sendiri(self absorbed attitude),dan penarikan diri secara sosial.

Pedoman diagnostik Skizofrenia Paranoid (F 20.0) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Sebagai tambahan : Halusinasi dan/atau waham harus menonjol; a) suara-suara halusinasi yg mengancam pasien atau memberi

perintah,atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunya pluit(whistling)mendengung(humming atau bunyi tawa(laughing); b) halusinasi pembauan atau oengecapan rasa,atau bersifat seksual,atau lain-lain perasaan tubuh;halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;

c) waham

dapat

berupa

hampir

setiap

jenis,tetapi

waham

dikendalikan(delusion of control),dipengaruhi(delusion of influence) atau "passivity" dan keyakinan yang dikejar-kejar beraneka

ragam,adalah yang paling khas; gangguan afektif,dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

IX.

RENCANA TERAPI: Farmakoterapi : 1. Haloperidol 5 mg 3 x 2. Chlorpromazin 100 mg 0-0-1 3. Trihexylphenedyl 2 mg 2 x 1 Psikoterapi suportif: 1. Ventilasi : memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega. 2. Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur. 3. Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang

terdekat pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

X.

FOLLOW UP: Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.

You might also like