You are on page 1of 11

Definisi Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi

air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Sistem Penyediaan Air Minum Sistem penyediaan air minum merupakan rangkaian proses pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat. Berdasarkan bentuk dan teknisnya, sistem penyediaan air minum dibedakan menjadi dua macam, yaitu; 1. penyediaan air minum individual dan 2. penyediaan air minum komunal. Sistem Penyediaan Air Minum didasarkan pada potensi air baku, kebutuhan, jumlah penduduk, distribusi/sebaran penduduk, dan aktifitas dominan yang dilakukan penduduk. Penyediaan air minum juga terkait dengan penerapan teknologi fisik tingkat kapasitas pelayanan, tingkat jenis sambungan pelayanan, tingkat institusi pengelolaan sistem. Jenis Kebutuhan Air minum Air minum Domestik

Kebutuhan dasar domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik, yang berasal dari data penduduk, pola kebiasaan dan tingkat hidup yang didukung adanya perkembangan sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan peningkatan kebutuhan air minum. Fasilitas penyediaan air minum yang sering dikenal, yaitu; 1. Fasilitas perpipaan, yang meliputi: sambungan rumah, sambungan halaman, sambungan umum. 2. Fasilitas non perpipaan, dapat berupa; sumur, mobil air, mata air.Jumlah penduduk di suatu kota atau kawasan sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan air minum kota atau kawasan tersebut, standar pemakaian dan pelayanan air minum masyarakat dapat dilihat dalam Tabel 1.

Air Minum Non domestik Kebutuhan air minum non domestik ditentukan oleh adanya konsumen non domestik. Konsumen non domestik ini memanfaatkan fasilitas-fasilitas antara lain; perkantoran, tempat ibadah, prasarana pendidikan, prasarana kesehatan, komersial (pasar, pertokoan, penginapan, bioskop, rumah makan dll), industri. Sistem Distribusi Air minum

Zonasi dalam sistim distribusi air minum yang bertujuan untuk meratakan sisa tekan di tiap-tiap konsumen, memudahkan deteksi pada saat terjadinya kebocoran pipa, dan memudahkan perbaikan bila terjadi kerusakan. Pembagian zonasi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu; - Luas kota, menyangkut pertimbangan efisiensi dan kelancaran pelayanan serta pendistribusian air minum. - Perbedaan elevasi kota, dapat dibedakan atas zona-zona distribusi apabila terdapat perbedaan elevasi antara bagian wilayah yang satu dengan bagian wilayah lainnya. - Potesi air baku, dalam sistim distrusi air minum potensi atau kapasitas air baku juga berpengaruh terhadap luas kawasan zonasi.Dalam hal pengaliran, terdapat tiga pilihan sistem pengaliran distribusi air minum, yang penggunaannya disesuaikan dengan kondisi eksisting sumber air baku dan wilayah pengguna/konsumen, yaitu; 1. 2. 3. Sistem Pengaliran Gravitasi Sistem Pemompaan Sistem Kombinasi

Jangka Pendek Saat ini masyarakat menganggap bahwa air merupakan benda sosial (public good) yang dapat diperoleh secara gratis dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Anggapan ini membuat masyarakat tidak menghargai air sebagai benda yang langka dan mempunyai nilai ekonomi, sehingga masyarakat mengeksploitasi air secara bebas dan berlebihan.Untuk merubah anggapan dan perilaku tersebut diperlukan usaha kampanya publik dan sosialisasi kepada lapisan masyarakat bahwa air merupakan benda langka yang mempunyai nilai ekonomi dan memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. Sehingga diharapkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air akan berubah, lebih bijak dalam mengeksploitasi air, lebih efisien dalam memanfaatkan air, berkorban dalam mendapatkan air. Menghadapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat, diperlukan fasilitas penyediaan air bersih yang dapat menjangkau pemukiman penduduk, khususnya bagi penduduk yang bermukim di sekitar pesisir. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim di sekitar pesisir memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya. Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari fasilitas pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh penduduk. Salah satu daerah pesisir yang memiliki kualitas penyediaan air bersih yang minim terletak di

kecamatan penjaringan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Asal penggunaan air di Kecamatan Penjaringan dalam persen no 1 2 3 4 5 Kelurahan Kamal muara Kapuk muara Penjagalan Penjaringan Pluit air kemasan 15.4 75.49 80.4 67.5 61.72 Air pikulan 84.6 24.51 19.6 32.5 38.28

Sumber:penjaringan Dalam Angka 2012

Kelangkaan air bersih di kecamatan penjaringan dikarenakan kurangnya distribusi jaringan PDAM di Jakarta dan Intrusi air laut. Sehingga untuk menangani permasalahan di atas dengan sebuah solusi dengan mempertimbangkan Penyebab utamanya eksploitasi besar-besaran air tanah yang tidak hanya mengakibatkan terjadinya kelangkaan air, tetapi juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah (land subsidence) terhadap permukaan air laut.demikian pula dengan kecamatan Penjaringan dengan krisis kelangkaan air dan penurunan muka tanah Maka diperlukan pengelolaan air yang mandiri dan tidak bergantung dengan air tanah sehingga Teknik pemanenan air hujan atau disebut juga dengan istilah rain water harvesting dirasa cocok menjadi sebuah solusi krisis air bersih di penjaringan. Teknik pemanenan air hujan atau disebut juga dengan istilah rain water harvesting dapat didefinisikan sebagai suatu cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan rendah.Pemanfaatan atau pemanenan air hujan (rainwater harvesting) sebenarnya bukan suatu ide baru karena sejak abad ke-3 SM masyarakat petani di Baluchistan (kini daerah Pakistan, Afghanistan dan Iran), dan Kutch (India) telah melakukannya. Memanen air hujan adalah usaha yang dilakukan untuk menangkap dan mengumpulkan air hujan yang jatuh dari atap bangunan, kemudian menyalurkan air tersebut melalui talang ke tempat penampungan (storage) agar bisa digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Air hujan yang dipanen dapat digunakan sebagai non-potablewater seperti untuk mencuci, membilas toilet (toilet flushing), air wudhu, persediaan air hidran, mencuci kendaraan, menyiram tanaman dll, dan juga dapat digunakan sebagai potable water dengan syarat memenuhi standar kesehatan WHO. Seperti yang diketahui bahwa air hujan memiliki kandungan mineral yang rendah dan bersifat korosif (pH asam). Untuk itu air hujan yang telah ditampung perlu dialirkan pada suatu media yang mengandung material untuk memperkaya mineral sekaligus sebagai filter yang dikenal dengan istilah akuifer buatan. Contoh pemanenan air hujan dapat dilihat dari gambar di bawah ini

ataupun perkotaan ; sementara untuk kategori implementasinya adalah pada skala individu bangunan rumah dalam suatu wilayah permukiman yang bangunan kedua skalanya lebih luaswilayah lagi, biasanya rumah dalam suatu permukiman ataupun perkotaan ; sementara untuk kategori untuk suatu lahan pertanian dalam suatu wilayah ataupun perkotaan ; sementara untuk kategori yang kedua skalanya lebih luas lagi, biasanya kedua skalanya lebih luas lagi,tulisan biasanya DAS yang ataupun subDAS. Untuk selanjutnya, untuk suatu lahan pertanian dalam suatu wilayah untukakan suatu lahan pertanian dalam suatu wilayah ini hanya membahas kategori yang pertama DAS ataupun subDAS. Untuk selanjutnya, tulisan ataupun subDAS. Untuk selanjutnya, tulisan saja DAS berkaitan dengan ruang lingkupnya ini hanya akan membahas kategori yang yang pertama ini hanya akan membahas kategori yang pertama sesuai untuk wilayah permukiman atau perkotaan. saja berkaitan dengan ruang lingkupnya yang saja berkaitan dengan ruang yang Sesuai dengan namanya, tekniklingkupnya pemanenan sesuai untuk wilayah permukiman atau perkotaan. sesuai untukdengan wilayah namanya, permukiman ataupemanenan perkotaan. Sesuai teknik Sesuai dengan namanya, teknik pemanenan

dapat dibuat dengan karena cukup sederhana Al Amin et cepat al (2008) menyebutkan bahwa konstruksi untuk bangunan pemanen air hujan dan mudah dalam pembuatannya. Komponenkonstruksi untuk bangunan pemanen air hujan dapat dibuat dengan cepat karena cukup sederhana komponen utama konstruksi tampungan hujan dapat dibuat dengan cepat karena cukupair sederhana dan mudah dalam pembuatannya. Komponendan yang mudah dalam pembuatannya. seperti digambarkan dalam GambarKomponen5, terdiri komponen utama konstruksi tampungan air hujan komponen utamasaluran konstruksi tampungan air hujan dari : atap rumah, pengumpul (collector seperti yang digambarkan dalam Gambar 5, terdiri seperti yang digambarkan dalam Gambar 5, terdiri channel fil t e r rumah, untuk saluran menyaring a daundun atau dari :), atap pengumpul (collector dari :lainnya atap rumah, saluran pengumpul (collector kotoran terangkut air, bak channel ), t file r yang untuk menyaring aoleh daunddan un atau channellainnya ),air file t r yang untuk terangkut menyaring aoleh daunun bak atau penampung hujan. kotoran air,d dan kotoran lainnya yang terangkut oleh air, dan bak penampung air hujan. penampung air hujan.

Gambar 1. Bangunan tangki penampung air hujan Gambar 1. Bangunan tangki penampung air hujan di Kabupaten Pidie, NADNAD di Kabupaten Pidie, Gambar 1. Bangunan tangki penampung air hujan di Kabupaten Pidie, NAD

Gambar 2. Bangunan bak penampung air hujan di Gambar 2. Bangunan bak penampung air hujan di Kabupaten Gnung K i K u ,l ,D IY nung il u D IY . . air hujan di Gambar 2. Kabupaten BangunanGbak penampung Kabupaten Gnung K i u l , D IY .

Gambar 3. Tempat penampung air hujan dengan tong Gambar tong 3. Tempat penampung air hujan dengan tong

Gambar 3.

Tempat penampung air hujan dengan

Gambar 4. Tempat penampung air hujan berbentuk taman/kolam diudalam rumah d taman/kolam diudalam rumah d hujan berbentuk Gambar 4. Tempat penampung air taman/kolam diudalam rumah d

Gambar 4. Tempat penampung air hujan berbentuk

Gambar 4. Skema teknik panen hujan dengan atap rumah

Gambar 5. Ilustrasi bangunan penampung air hujan dari atap rumah Strategi pengembangan Pengembangan Teknik pemanenan air hujan dilakukan pada kawasan prioritas krisis air bersih. Hal ini di ukur dengan banyaknya penggunaan air pikulan. Maka pengembangan teknik air hujan tersebut diarahkan pada kawasan kelurahan kamal muara, pluit, penjaringan sebagai pilot project pengembangan . Pengembangan Tersebut dilakukan dengan swadaya masyarakat dengan memperhatikan strategi pengelolaan air minum Berbasis Masyarakat dan Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator Pada prinsipnya, peranan pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai fasilitator, bukan sebagai penyedia.Sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat, pemerintah dapat memberi kesempatan kepada pihak lain yang berkompeten serta mendorong inovasi untuk meningkatkan pelayanan air minum. Fasiltasi tidak diartikan sebagai pemberian prasarana dan sarana fisik maupun subsidi langsung, namun pemerintah harus memberikan bimbingan teknis dan non teknis secara terus menerus kepada masyarakat yang sifatnya mendorong dan memberdayakan masyarakat agar mereka dapat merencanakan, membangun, dan mengelola sendiri prasarana dan sarana air minum serta melaksanakan secara mandiri kegiatan pendukung lainnya Karakteristik yang paling menonjol dari pengelolaan berbasis masyarakat ini adalah bahwa kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan atas seluruh aspek yang menyangkut air minum berada di tangan anggota masyarakat, mulai dari tahap awal identifikasi kebutuhan pelayanan air minum, perencanaan tingkat pelayanan yang diinginkan, perencanaan teknis, pelaksanaan pembangunan, hingga ke pengelolaan operasional. Dalam waktu tertentu selama proses perkembangan mereka dapat

memperoleh fasilitasi dari pihak luar, misalnya informasi tentang berbagai alternatif teknologi dan bantuan teknis (misalnya kontraktor, pengusaha, atau tenaga profesional), namum keputusan terakhir tetap berada di tangan masyarakat itu sendiri. Perlunya Strategi dalam pelaksanaan pengelolaan air minum berbasis masyarakat. Strategi ini memberikan kerangka umum untuk mewujudkan keberlanjutan dan penggunaan prasarana dan sarana air minum uang dibangun secara efektif untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Berikut ini beberapa strategi yang saling terkait satu dengan lainnya dalam pengelolaan air minum 1. Mengembangkan kerangka peraturan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air minum. 2. Mengembangkan motivasi masyarakat melalui pendidikan formal dan informal. 3. Meningkatkan kepedulian masyarakat pengguna. Jangka menengah Untuk di daerah perkotaan, pada umumnya sumber air bakunya dari sungai, yang makin hari tercemar oleh ulah masyarakat sendiri dengan membuang sampah sembarangan dan juga dari banyak barang bekas rumah tangga, pabrik dan lainnya. Selain itu juga dihadapkan kepada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh manusia, di antaranya rawa, kolam, danau dan sungai yang diurug, serta penggunaan daerah resapan air untuk bangunan dan juga banyak kawasan tadah hujan berupa hutan terganggu. Dengan keadaan yang demikian kemudian dihadapkan kepada kebutuhan air bersih yang meningkat karena penggunaan dan pertumbuhan penduduk, perlu ada upaya yang menyeluruh. Air bersih secara umum diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan air baku bagi air minum. Dengan kelayakan ini terkandung pula pengertian layak untuk mandi, cuci dan kakus. Sebagai air yang layak untuk diminum, tidak diartikan bahwa air bersih itu dapat diminum langsung, artinya masih perlu dimasak atau direbus hingga mendidih. Sebagai air yang layak dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan hal tersebut di atas, diperlukan upaya penyediaan air bersih. Penyediaan air bersih hendaknya memperhatikan sumber, kualitas dan kuantitasnya. Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus diupayakan menjaga keberadaan dan keberlanjutannya. Sedangkan kualitas merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan air bersih Menurut Kindler and Russel (1996), kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni. Meliputi kebutuhan air untuk mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian, mandi (rumah ataupun apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam di area pemukiman,

banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya penghitungan pemakaian air. Sedangkan menurut Linsey and Franzini (1996)1, penggunaan rumah tangga adalah air yang dipergunakan di tempat-tempat hunian pribadi, rumah-rumah apartemen dan sebagainya untuk minum, mandi, penyiraman taman, saniter dan tujuan-tujuan lainnya. Taman dan kebun-kebun yang luas mengakibatkan sangat meningkatnya konsumsi pada masa-masa kering. Kebutuhan harian maksimum sangat diperlukan dalam perhitungan besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada hari-hari tertentu dan pada jam puncak pelayanan. Sehingga penting mempertimbangkan kebutuhan air per orang. Kebutuhan air per orang tersebut menurut Badan dunia UNESCO sendiri pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60 ltr/org/hari. Maka dapat di hitung kebutuhan air minum di penjaringan berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2050 adalah di bawah ini

Kebutuhan air Pada tahun 2050 kecamatan Penjaringan Dalam liter/hari No Kecamatan 1 2 3 4 5 Kamal Muara Kapuk muara Pejagalan Penjaringan Pluit TOTAL Penduduk 26154 88721 130796 199181 92738 537591 Kebutuhan air 1,569,218 5,323,280 7,847,775 11,950,857 5,564,310 32,255,440
Sumber:Analias 2013

Berasarkan analis diatas . Dibutuhkan sekitar 32 juta liter per hari sehingga debit yang diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan seluruhan masyarakat. Sehingga di perlukan sarana-sarana penampungan air bersih. Menurut Linsey and Franzini (1985), pentingnya tempat penampungan air dalam membentuk suatu sistem penyediaan air yang modern. Kebutuhan penampungan air bersih tersebut akan di rencanakan ditampung pada menara air. Fungsi utama menara air, antara lain untuk menambah tekanan air dan penyimpanan air. Sebelum air didistribusikan kepada masyarakat, terlebih dahulu ditampung di menara,
1

Linsey, R.K dan Franzini J.B, ( 1996), Teknik Sumber Daya Air, Edisi ketiga,. Erlangga, Jakarta.

kemudian digelontorkan ke pipa transmisi utama hingga sampai ke Masyarakat.

Strategi pengembangan Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka kebutuhan tersebut akan di bagi menjadi 3 bagian tampungan yang akan ditampung pada 3 menara air yang masingmasing memiliki kapasitas 15juta liter/hari . pesebaran menara air tersebut dilihat dari kebutuhan air per hari dari tiap-tiap kelurahan oleh karena itu distribusi menara air terletak pada: 1. Menara air Kamal muara yang melayani kebutuhan air pada kelurahan kamal muara dan kapuk muara. 2. Menara air Pluit yang melayani kebutuhan air pada kelurahan Pluit dan pejagalan. 3. Menara air Penjaringan hanya melayani kelurahan penjaringan. Dalam pengembangannya fungsi menara air tersebut dapat di gunakan pula sebagai : Pengembangan Tersebut dilakukan dengan pemerintah dengan memperhatikan strategi pengelolaan air minum dengan cara bekerjasma dengan swasta. Dengan mengedapankan prinsip 1. Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya air ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan kualitas hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Pembangunan air minum mulai dari sumber air, pengambilan air baku, pengolahan air minum, jaringan distribusi air minum dilaksanakan dengan mempertimbangkan kaidah dan norma kelestarian lingkungan 2. Keberpihakan pada Masyarakat Miskin Pada dasarnya seluruh masyarakat Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan air minum yang layak dan terjangkau. Oleh sebab itu pembangunan air minum harus memperhatikan dan melibatkan secara aktif kelompok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat tidak mampu lainnya dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini sebagai upaya agar mereka tidak terabaikan dalam pelayanan air minum, sehingga kebutuhan mereka akan air minum dapat terpenuhi secara layak, adil dan terjangkau. 3. Akuntabilitas Proses Pembangunan Dalam era desentralisasi dan keterbukaan maka pembangunan air minum harus menempatkan masyarakat tidak lagi sebagai obyek pembangunan namun sebagai subyek pembangunan. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap prasarana dan sarana

air minum yang dibangun serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal lebih dini sistem pengelolaannya. Prisnsip dari, oleh dan untuk masyarakat dalam pembangunan air minum mempunyai sasaran akhir masyarakat yang berkemampuan mengoperasikan, meme- lihara, mengelola, dan mengembangkan prasarana dan sarana yang telah dibangun. Sehingga pembangunan air minum harus lebih terbuka, transparan, serta memberi peluang kepada semua pihak untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan air minum dengan kemampuan sumber daya yang ada pada seluruh tahapan pembangunan, mulai perencanaan, pelasanaan, operasi dan pemeliharaan, dan pengembangan pelayanan

4. Pelayanan Optimal dan Tepat Sasaran Pembangunan air minum harus optimal dan tepat sasaran, maksud optimal adalah kualitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, dan nyaman serta terjangkau semua lapisan masyarakat. Jenis pelayanan air minum harus ditawarkan kepada masyarakat pengguna agar mereka dapat memanfaatkan sesuai dengan pilhannya. Tepat sasaran diartikan sebagai cakupan pelayanan prasarana dan sarana air minum yang dibangun sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. 5. Penerapan prinsip Pemulihan Biaya Kapasitas dan kemampuan anggaran pemerintah (pusat dan daerah) yang ada tidak mencukupi untuk terus membangun dan mengelola prasarana dan sarana air minum bagi seluruh masyarakat. Untuk menunjang keberlanjutan pelayanan maka pembangunan dan pengelolaan pelayanan air minum perlu memperhatikan prinsip pemulihan biaya (cost recovery). Sehingga pembangunan air minum yang berbasisi masyarakat perlu memperhitungkan seluruh komponen biaya pembangunan, mulai biaya perencanaan, pembangunan fisik, dan operasi pemeliharaan serta penyusutannya (depreciation). Besaran iuran atas pelayanan air untuk menutup minimal biaya operasional, harus disepakati oleh masyarakat pengguna sesuai dengan tingkat kemampuan/daya beli masyarakat setempat. Pentingnya Strategi dalam pelaksanaan pengelolaan air minum. Strategi ini memberikan kerangka umum untuk mewujudkan keberlanjutan dan penggunaan prasarana dan sarana air minum uang dibangun secara efektif untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Berikut ini beberapa strategi yang saling dalam pendistribusian pengelolaan air minum 1. Menyusun Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)sektor air minum dan penyehatan lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas pelayanan pada tahap, pelaksanaan, operasi, pemeliharaan, dan pengelolaan di Kecamatan Penjaringan 2. Meningkatkan investasi untuk pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat pengguna.

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan prasarana dan sarana air minum yang dilakukan oleh masyarakat pengguna. Jangka panjang Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya. Maka menjadi penting bagi kita untuk menjaga kelestarian air agar tetap sustainable, sehingga bisa di nikmati oleh anak cucu kita kelak. Persoalan terkait penyediaan air minum juga terkendala oleh terbatasnya sumber air permukaan. jika seluruh kebutuhan air minum hanya boleh dicukupi dengan air permukaan, berarti kita akan mengandalkan air sungai. Sungai di Indonesia begitu tercemar, hanya memenuhi kriteria mutu air kelas III dan IV. Padahal, bahan baku air minum seharusnya air permukaan kelas I, Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga diperlukan keberlanjutan dalam pengambilan sumber air baku Diperlukannya suatu alternative pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum yang berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Mengingat melimpahnya sumber daya air yang berasal dari laut, maka perlu dikaji tentang kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat serta kelebihan yang mungkin didapat ketika menggunakan air laut sebagai bahan baku air . Proses pengolahan air asin menjadi air tawar disebut proses Desalinasi air laut yang salah satunya dilakukan dengan sistem osmosis balik (Reverse Osmosis) Kebutuhan air baku di kecamatan penjaringan kurang lebih 50 juta lt/hari. Hal ini di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat pesisir. Untuk lokasi pengembangannya terletak di.. hal tersebut disistribusikan untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan pada 3 menara air yang masing-masing memiliki kapasitas 15juta liter/hari. Pengembangan Tersebut dilakukan dengan pemerintah dengan memperhatikan strategi pengelolaan air minum dengan cara bekerjasma dengan swasta. Dengan mengedapankan prinsip 1. Pembangunan Berwawasan Lingkungan 2. Keberpihakan pada Masyarakat Miskin 3. Akuntabilitas Proses Pembangunan

You might also like