Professional Documents
Culture Documents
Zat/obat yg sering disalahgunakan:Narkoba/Napza NARKOBA: Narkotika Obat berbahaya lainnya NAPZA : Narkotika Alkohol Psikotropika Zat adiktif
Narkotika: Zat :
Heroin(Putauw) Ganja(Cimeng) Kokain Obat: Morfin, Kodein Alkohol: Zat : Bir, Kuntul, LegenVodka, Johny Walker Psikotropika: Zat: Sabu(amfetamin) Ineks(amfetamin) Obat: Sedatif/ Hipnotik: Pil koplo(Valium, Nipam, Lexo, Mogadon, Double L) Zat adiktif: Bensin, Cat, Tiner, Lem, dll
Zat psikoaktif: Zat yg apabila masuk ke dalam tubuh manusia berkhasiat mempengaruhi tubuh, terutama SSP, sehingga menyebabkan perubahan aktifitas mental emosional dan perilaku pengguna dan seringkali menyebabkan ketergantungan terhadap zat tsb.
Berbagai Gangguan Mental & Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif adalah:
Intoksikasi Penggunaan yg merugikan(dulu disebut penyalahgunaan) Sindrom Ketergantungan Keadaan Putus Obat Gangguan Psikotik Sindrom Amnestik
Intoksikasi akut: suatu kondisi peralihan yg timbul akibat menggunakan zat psikoaktif shg terjadi: -gangguan kesadaran -gangguan fungsi kognitif -gangguan persepsi -gangguan afek/perilaku
Penyalahgunaan obat: pemakaian obat oleh seseorang yg dipilihnya sendiri bukan untuk tujuan kedokteran Sindroma ketergantungan:mempunyai gambaran utama yg khas yaitu keinginan yg amat kuat untuk menggunakan zat psikoaktif
Sindroma Lepas Obat(Abstinensia):Gejala-gejala psikis atau fisik yg timbul bila obat yg telah terjadi ketergantungan padanya dihentikan.
Gangguan psikotik:Sekelompok fenomena psikotik yg terjadi selama/ segera sesudah penggunaan zat psikoaktif dan ditandai oleh: -Halusinasi auditorik -Kekeliruan identifikasi -Waham(sering paranoid/ kejaran) -Gangguan psikomotor(ketakutan-ekstasi) -Pd umumnya kesadaran jernih, kecuali adanya kesadaran berkabut. -Gangguan mereda sebagian dalam sebulan dan hilang sama sekali dalam 6 bulan.
Sindrom Amnestik
Gangguan daya ingat jangka pendek Gangguan daya ingat jangka panjang Daya ingat segera masih baik Fungsi kognitif lain relatif masih baik
Trend penyalahgunaan obat di Indonesia relatif stabil:meliputi Alkohol, SedatifHipnotik(obat penenang), Ganja, pemakaian zat campuran serta sedikit Morfin/ Heroin & Amfetamin
FAKTOR PREDISPOSISI
Beberapa org mempunyai resiko > menggunakan NAPZA krn sifat/ latar belakangnya yg disebut faktor resiko tinggi yg dpt dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1. Faktor Individu meliputi: -rasa ingin tahu yg kuat dan ingin mencoba -tdk bersikap tegas thd tawaran teman sebaya -penilaian diri yg negatif spt merasa kurang mampu dlm pelajaran, pergaulan, penampilan diri atau status sosial ekonomi yg rendah.
-rasa kurang percaya diri dlm menghadap tugas -mengurangi rasa tidak enak, ingin menambah prestasi -Tidak tekun & cepat jenuh -sikap memberontak thd peraturan -identitas diri yg kabur akibat proses identifikasi dg or-tu yg kurang berjalan dg baik -depresif, cemas -penghargaan sosial yg kurang -kurang religius
2. Faktor Lingkungan meliputi: -mudah diperolehnya zat NAPZA -komunikasi or-tu dg anak yg kurang efektif -hub or-tu(ayah-ibu) yg kurang harmonis -or-tu /anggota keluarga lainnya menggunakan NAPZA -or-tu yg otoriter -berteman dg pengguna NAPZA -ancaman fisik dari teman/pengedar
OPIOID
Opioid adalah segolongan zat yg mempunyai khasiat seperti morfin Opioid mempunyai khasiat: -analgesik -hipnotik(menidurkan) -euforia(rasa gembira/nikmat) Cara kerja: Opioid bekerja dg mengikatkan diri pd reseptor opioid yg terdapat pada dinding neuron, leukosit, saluran cerna.
Gejala putus opioid biasanya terjadi setelah 6-8 jam penggunaan terakhir Gejala putus opioid -gelisah, sulit tidur -bersin-bersin, pilek -pengeluaran air mata -piloereksi -pupil dilatasi -tekanan darah dan nadi meningkat -diare, kram perut -demam
-rasa ingin menggunakan opioid sgt hebat -rasa sakit dan pegal seluruh tubuh -ngilu tulang dan persendian
PEMERIKSAAN & DIAGNOSIS A. Sikap mental dokter thd pasien hrs positif agar pasien bisa lebih terbuka B. Observasi sikap pasien pd waktu diperiksa
C. Anamnesis Autoanamnesis khusus penyalahgunaan opioid a. Riwayat penyalahgunaan opioid -apa yg dipakai(kombinasi dg obat/ zat lain) -kapan mulai & terakhir menggunakan -cara penggunaan -gejala intoksikasi atau putus obat/zat -alasan penggunaan -jumlah & frekuensi penggunaan sehari
b. Riwayat psikososial pasien -pendidikan/ pekerjaan -hubungan keluarga/ sesama teman -keadaan keluarga -riwayat kriminal/ bunuh diri -riwayat seksual, sosioekonomi, spiritual -kepribadian premorbid
D. Pemeriksaan fisik(a.l. bekas suntukan)& psikiatrik E. Pemeriksaan laboratorium -toksikologi -LFT -HIV / AIDS -lain-lain sesuai kebutuhan -psikotest, MMPI F. Komorbiditas - psikiatrik: skizofrenia, gangguan bipolar, RM, gangguan kepribadian - non psikiatrik: hipertiroidisme, tumor otak, dll.
Penyulit / komplikasi -overdosis -HIV / AIDS -hepatitis -dermatitis -selulitis -anemia -thrombophlebitis, dll
PENATALAKSANAAN 1. Diagnosis 2. Detoksifikasi 3. Rehabilitasi 4. Resosialisasi Ad 1. Diagnosis tanda-tanda intoksikasi / abstinensia opioid. Perlu diagnosis tepat & lengkap untuk keberhasilan terapi.
Ad 2. Detoksifikasi Prinsip: penghentian opioid sambil mengatasi gejala abstinensia. Cara detoksifikasi: -penghentian seketika(Cold Turkey): banyak ditinggalkan karena alasan kemanusiaan -substitusi
Metoda Substitusi: Penghentian zat yg sdh terjadi ketergantungan diganti dg obat lain yg sesuai kemudian dikurangi secara bertahap sampai berhenti. Misal: Clonidine 0,3-0,6 mg/hari dalam dosis terbagi dan bila keadaan sudah stabil dpt dikurangi(tappering off) dlm waktu 4-6 hari. Clonidine dpt menekan perasaan gelisah, lakrimasi, rinorrhea & keringat yg berlebihan
Methadone Dimulai dg 20 mg & ditingkatkan secara perlahan 5-10 mg / perhari(dosis ratarata 20-80 mg /hari) kemudian diteruskan dg terapi methadone rumatan. Dapat ditambah obat lain - Jika nyeri hebat : berikan analgesik kuat - Jika insomnia : berikan anti depresi / neroleptika Sedapat mungkin hindari gol. Benzodiazepin.
RAPID DETOXIFICATION / ULTRA RAPID DETOXIFICATION - Merupakan terapi alternatif khusus ketergantungan heroin /putauw. - Cara detoxifikasi cepat / sangat cepat dimana pasien diberi obat panyekat opioid dlm keadaan dibius shg pasien tdk merasakan sakitnya gejala lepas obat / zat.
Ad 3. REHABILITASI Tujuan : - Mempertahankan pasien tdk menggunakan opioid lagi - Agar kondisi psikologik & fisik kembali normal - Selama rehabilitasi problem tersulit adalah kekambuhan karena craving / sugesti pasien ( ketidakmampuan mengendalikan diri untuk menggunakan zat lagi ). - Sampai saat ini belum ada cara ampuh untuk mengatasi craving.
Tempat rehabilitasi : A. Pusat rehabilitasi B. Berobat jalan Rehabilitasi dilakukan dg : 1. Farmakoterapi Penggunaan obat untuk terapi rumatan, penyekat opioid atau sesuai dg komorbiditas penyakit & gejala penyerta. 2. Psikoterapi a. Psikoterapi individual b. Psikoterapi kelompok:sharing (narcotic anonymous) c. Terapi perilaku 3. Pendampingan spiritual
Ad 4. Resosialisasi - Sembuh kalau 2 th berturut-turut tidak menggunakan lagi. - Resosialisasi sebenarnya sudah dimulai sejak awal. - Tempat & lingkungan sosial yg lama sering merupakan komunitas / stimulasi yg menyebabkan pasien kembali menggunakan. - Membina lingkungan sosial baru
ALKOHOL
Minuman yg mengandung etanol Bir berkadar alkohol 2-5% Anggur berkadar alkohol 10-14% Wiski, vodka, brendi berkadar alkohol 4050%
Hubungan antara jml minuman keras(wiski) yg diminum & pengaruhnya. Jml wiski yg diminum 60-90 ml Pengaruhnya -pengendalian diri & kemampuan menilai sesuatu berkurang -cadel, sempoyongan& kecekatan tangan berkurang -gerak motorik semua lamban
100-175 ml
235-355 ml
Pengaruhnya -kemampuan persepsi hilang, koma. -pernafasan dan denyut jantung berhenti
800-1240 ml
Cara kerja: Pengaruh alkohol thd aktivitas SSP melalui reseptor GABA & reseptor asam glutamat. Pengaruh thd pengguna Thd hepar(hati) perlemakan hati Thd pankreas nekrosis akut, pankreatitis akut maupun kronis
merupakan predisposisi Ca esofagus dapat tjd gastritis & perdarahan lambung diare
Thd imunitas
derajat imunitas menurun Thd sistem pernafasan bronkitis alkohol menganggu refleks glotis shg mudah tjd aspirasi pneumoni
Thd SSP Penggunaan alkohol yg berlebihan dpt tjd intoksikasi alkohol Gejala: -wajah memerah -gangguan koordinasi motorik -jalan tdk stabil -bicara cadel(pelo) -nistagmus -mudah tersinggung -banyak bicara -gangguan memusatkan perhatian
Gejala putus alkohol - Tremor kasar pd tangan, lidah, kelopak mata yg timbul beberapa jam setelah berhenti minum alkohol pd orang yg ketergantungan alkohol. - Mual dan muntah - Rasa letih & lemah - Takikardia - Berkeringat - Tekanan darah meningkat - Ansietas - Depresi/ iritabel
- Kadang-kadang terjadi delirium tremens dlm waktu 1 minggu setelah berhenti menggunakan alkohol/ mengurangi jml alkohol yg diminum. - Demensia alkoholika Berkurangnya kemampuan kognitif yg difus disebabkan oleh atrofi korteks serebri akibat penggunaan alkohol yg kronis dlm jml banyak
Alkohol & keselamatan lalu lintas Menjalankan mesin setelah minum alkohol dpt membahayakan diri sendiri maupun orang lain karena : - Kecermatan penglihatan berkurang - Kemampuan membedakan warna terganggu - Koordinasi motorik terganggu - Hambatan pd pusat inhibisi membuat pengemudi mjd lebih berani &nekat. - Memperlambat waktu reaksi thd rangsang cahaya maupun suara
Terapi menekankan hal-hal berikut: - Sedasi harus cukup pasien agitatif haloperidol 5-10 mg IM - Keseimbangan cairan & elektrolit hrs memadai - Awas hipoglikemia dekstrose 50% 50-100 cc IV - Pasien kejang valium 5-10 mg IV bila perlu diulang
GANJA Ganja berasal dari tanaman kanabis Suatu tanaman yg mengandung zat psikoaktif delta-9 tetra-hidrokanabinol(THC) THC dpt dideteksi dlm urine sampai 1 minggu setelah penggunaan terakhir. Pengaruh ganja pd penggunaan melalui rokok timbul setelah 20-30 menit & bertahan 2-4 jam.
Menjadi lebih tenang, euforia, banyak bicara, merasa ringan di tungkai dan badan. Mulai banyak tertawa walaupun tidak ada rangsang yg lucu Merasa pembicaraannya hebat Terdapat halusinasi penglihatan berupa kilatan sinar, warna-warni cemerlang Persepsi waktu & jarak terganggu
Gangguan koordinasi motorik Setelah mengalami halusinasi penglihatan, ia akan mengantuk & tidur tanpa diganggu mimpi Penggunaan dlm waktu lama & dlm jml banyak -menurunkan kemampuan baca, berbicara & berhitung -mendorong pengguna menghindari kesulitan -gerak anggota badan lambat -kurang memikirkan masa depan -tidak mempunyai semangat bersaing
Dpt menimbulkan -sinusitis -faringitis -kekebalan tubuh menurun -menghambat produksi sperma -hipotrofi prostat & testis
- Mudah disugesti, emosi labil, bingung & takut gila - Pehatian & konsentrasi turun, mengantuk - Waham kejar& paranoia, ilusi, cemas, depresi & panik, takut mati - Merasa identitas diri berubah - Parestesi, perasaan berat di kepala, pusing
Tanda-tanda: - tremor - Takikardia - Mulut kering - Kepekaan thd rasa sakit meningkat - Banyak keringat - Gelisah - Mata merah - Ataksia - sering kencing - Fungsi sosial & pekerjaan terganggu
Keadaan putus ganja Tanda & Gejala: -insomnia - Mual - Mialgia - Cemas - Gelisah - Mudah tersinggung - Demam berkeringat - Nafsu makan menurun - fotofobia
Terapi Bila anxietas khlordiazepoksid 10-50 mg peroral dpt diulangi setelah 1 jam Tempatkan pasien pd ruangan tenang untuk mengurangi stimulasi Antipsikotik untuk jangka pendek -Haloperidol 5 mg/hari dlm dosis terbagi atau -CPZ 25-150 mg peroral Keadaan putus ganja pd umumnya ringan & segera menghilang sendiri dlm waktu yg tidak terlalu lama.
SEDATIF-HIPNOTIK
Sedatif-hipnotik adalah penekan SSP Dosis kecil: mengatasi ansietas Dosis besar: dpt menginduksi tidur Kelompok sedatif-hipnotik: -benzodiazepin -kloralhidrat -bariturat -paraldehid -bromida -karbamat
Benzodiazepin yg sering disalahgunakan: -nitrazepam -bromazepam -flunitrazepam -klonazepam Benzodiazepin & barbiturat bekerja pd reseptor GABA. GABA adl neurotransmiter yg mempunyai sifat menghambat kerja SSP.
Benzodiazepin mempunyai efek anti kejang & relaksasi otot Melalui pengaruhnya thd hipokampus & amigdala benzodiazepin mempunyai efek anti ansietas Karena pengaruhnya pd formatio reticularis &medula spinalis benzodiazepin berkhasiat menginduksi tidur & relaksasi otot
Gangguan Mental & perilaku akibat Sedatifhipnotik Intoksikasi sedatif-hipnotik Gejala neurologis:
Pembicaraan cadel Sempoyongan Nistagmus Gejala psikologis: - afek labil - Hilangnya hambatan impuls seksual & agresif - Iritable - Banyak bicara - Gangguan dlm memusatkan perhatian - Gangguan daya ingat & daya nilai
Pd keadaan overdosis : -pernafasan lambat/ cepat tapi dangkal - tekanan darah turun - nadi lemah & cepat - kulit berkeringat & teraba dingin
Terapi Terapi intoksikasi sedatif-hipnotik: -Terapi simtomatis untuk mencegah penekanan pernafasan & menjaga agar fungsi kardiovaskuler tetap baik infus NS -Kumbah lambung bila sedatif-hipnotik ditelan tidak > 6 jam -beri pernafasan buatan & O2 Terapi keadaan putus sedatif-hipnotik Pada keadaan ketergantungan benzodiazepin Detoksifikasi dilakukan dg cara rawat jalan, dosis diturunkan scr bertahap dlm wkt 4 minggu
AMFETAMIN
Amfetamin adl senyawa sintetik yg tergolong perangsang SSP Derivat amfetamin yg banyak disalahgunakan di Indonesia: 1. 3,4 metilen di-oksi met-amfetamin (MDMA) atau ekstasi 2. Met-amfetamin(sabu-sabu) Tablet/ kapsul ~ 60-250 mg (rata-rata 120 mg )MDMA
Dosis rendah sampai sedang: 5-50 mg secara oral Dosis tinggi : > 100 mg secara IV
Dosis kecil Amfetamin - meningkatkan tekanan darah - denyut nadi> cepat - meningkatkan kewaspadaan - menimbulkan eforia -menghilangkan kantuk - menghilangkan rasa lelah & rasa lapar - Meningkatkan aktivitas motorik - banyak bicara
Dosis sedang amfetamin(20-50 mg) -menimbulkan tremor ringan -gelisah -insomnia -menekan nafsu makan Dosis tinggi dlm waktu lama -dpt menimbulkan perilaku stereotipikal yaitu perbuatan yg diulang terus-menerus tanpa tujuan -tiba-tiba agresif -melakukan tindak kekerasan -waham curiga - anoreksia yg berat
Gejala putus amfetamin: -nafsu makan bertambah -berat badan bertambah -energi berkurang -kebutuhan tidur meningkat - mood disforik(depresif) Gangguan psikotik akibat amfetamin mirip skizofrenia paranoid - waham curiga -halusinasi -isolasi sosial
Intoksikasi MDMA(Ekstasi) -euforia - ansietas, panik - emosi labil -mulut kering(haus) - banyak keringat - tekanan darah meningkat - denyut darah cepat - mual - penglihatan kabur -kebingungan
- meningkatkan kemampuan hub. Interpersonal -lebih mudah menghayati perasaan orang lain - gerakan otot tidak terkendali(tripping) Penelitian mutakhir membuktikan: MDMA & Amfetamin merusak neuron yg sifatnya reversibel, bahkan mematikan neuron, yaitu neuron dopaminergik & serotonergik.
Terapi intoksikasi Pasien ditempatkan dlm ruang yg tenang, ditemani oleh keluarga. Bila gelisah, hiperaktif ativan 1-2 mg peroral dapat diulang Gejala psikotik (+) haloperidol 2-5 mg per oral setiap 4-6 jam atau IM Terapi putus amfetamin -agitasi ativan 3x(1-2 mg) po / hari -depresif antidepresi - gejala psikotik haloperidol 2x(2-5 mg)/hari
Intoksikasi Halusinogenika -gangguan persepsi -gangguan proses pikir - gangguan perilaku - euforia -keras kepala - paranoia - panik -delusi -ide bunuh diri
Derealisasi Disorientasi waktu dan tempat Takikardia Midriasis Hipertensi, hipertermia mirip NMS Pusing Tremor Gangguan koordinasi
Terapi -tempatkan pasien dlm ruang yg tenang & selalu ditemani -terapi simtomatis thd gejala fisik -bila agitatif &berbahaya difiksasi scr fisik - gelisah lorazepam 1-2 mg per oral atau haloperidol 2-5 mg per oral/ IM
Terapi Inhalansia termasuk zat penekan SSP spt sedatif-hipnotik Terapi intoksikasi inhalansia= terapi intoksikasi sedatif-hipnotik yaitu simtomatis Inhalansia jarang menimbulkan keadaan putus zat & sindrom ketergantungan
Tanda & Gejala Klinis Intoksikasi kokain Takikardia Midriasis Hipertensi Tremor Mual, muntah Suhu badan meningkat Aritmia Halusinasi visual / taktil Sinkope Nyeri dada Euforia, disforia Agitasi psikomotor
Agresif & menantang berkelahi Waham paranoid Halusinasi Delirium Kewaspadaan & aktivitas meningkat Mulut kering Keprcayaan diri meningkat Selera makan kurang Perilaku stereotipik Panik Penilaian realita yg kurang wajar, gangguan fungsi sosial & pekerjaan Bila overdosis kejang, depresi pernafasan, koma & mati
Keadaan putus kokain: Keletihan Insomnia/ hipersomnia Agitasi psikomotor Ide bunuh diri & paranoid Mudah tersinggung Perasaan depresif
Terapi Intoksikasi kokain - demam kompres/ antipiretika - isolasi & fiksasi kadang perlu dilakukan - agitasi lorazepam 1-2 mg p o, dpt diulang sesudah 1 jam -agitasi tetap bertahan haloperidol/ flufenazin 2-5 mg p o / IM -takikardia & hipertensi propranolol/klonidin
Tanda & Gejala Klinis Intoksikasi nikotin Ringan sedang: - mual - nyeri abdomen - muntah - Diare - Nyeri kepala - Pusing - denyut jantung menurun
Berat:
Pusing hebat Tekanan darah turun. Frekuensi pernafasan menurun Kejang Mati karena gagal nafas
Keadaan putus nikotin - craving - iritabel -cemas - sulit konsentrasi -gelisah - nyeri kepala - gangguan tidur Pd beberapa individu terlihat perbaikan tjd dlm waktu lebih dari 30 hari sedang craving bisa menetap sampai beberapa bulan
Terapi Intoksikasi nikotin -Terapi simtomatis -Untuk membantu ekskresi nikotin dpt dilakukan asidifikasi dg pemberian amonium khlorida 500 mg tiap 3-4 jam Keadaan putus nikotin -Memerlukan dukungan lingkungan & konseling -Bila perlu, berikan permen kunyah nikotin dg jml yg makin menurun dlm wkt 3 minggu.