You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan pola berfikir umat manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai naluri ingin tahu, ingin mengenal, ataupun berkomunikasi. Inovasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi telah berhasil menemukan dan menciptakan antara lain telepon, handpone, komputer dan internet. Banyak orang yang mengatakan bahwa dunia cyber (cyberspace) tidak dapat diatur. Cyberspace adalah dunia maya dimana tidak ada lagi batas ruang dan waktu. Padahal ruang dan waktu seringkali dijadikan acuan hukum. Perkembangan Internet dan umumnya dunia cyber tidak selamanya menghasilkan hal-hal yang postif. Salah satu hal negatif yang merupakan efek sampingannya antara lain adalah kejahatan di dunia cyber atau cybercrime. Hilangnya batas ruang dan waktu di Internet mengubah banyak hal. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat berinteraksi, berkomunikasi, bahkan melakukan perdagangan dengan orang dari segala penjuru dunia dengan murah, cepat dan mudah.

Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perdagangan yang sekarang di Indonesia telah mulai diperkenalkan melalui beberapa seminar dan telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce, yang merupakan bentuk perdagangan secara elektronik melalui media internet. E-Commerce pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Bisnis ie-commerce adalah usaha perdagangan yang melewati batas wilayah Negara yang sebaiknya diatur secara global disadari oleh mayoritas Negara dan pelaku bisnis.1 Globalisasi yang sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sector bisnis merupakan sector yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling cepat pertumbuhannya. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu meyediakan layanan jasa dan barang dengan cepat sesuai dengan komsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini telah muncul suatu transaksi yang dilakukan dengan

menggunakan media internet untuk menghubungkan produsen dan konsumen. Transaksi bisnis melalui internet lebih dikenal dengan nama e-business atau e-commerce. Keberadaan e-commerce

merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena e-commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam melakukan transaksi perdagangan, meskipun para pihak berada di dua benua berbeda sekalipun. Dengan
1

Mieke Komar Kantaatmadja, cyber law: suatu pengantar, Elips, 2002, hlm 1

e-commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap negoisasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan teritorial termasuk yurisdiksi hukumnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah : (1) Bagaimana eksistensi e-commerce di Indonesia sebagai salah satu model perdagangan yang dilakukan oleh masyarakatnya? (2) Apakah UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dapat dijadikan paying hukum terhadap kegiatan ecommerce dalam system perdagangan online di Indonesia?

EKSISTENSI E-COMMERCE SEBAGAI SALAH SATU SISTEM PERDAGANGAN DI INDONESIA DI TINJAU DARI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB II PEMBAHASAN

A. Cyber Law Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace

Law. Cyberlaw akan memainkan peranannya dalam dunia masa depan, karena nyaris tidak ada lagi segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi dewasa ini dimana kita perlu sebuah perangkat aturan main didalamnya (virtual world).

Cyberspace adalah ruang maya yang akan menjadi objek dari cyberlaw, istilah cyberspace pertama kali diperkenalkan oleh William Gibson seorang penulis fiksi ilmiah (science fiction) yaitu sebuah masyarakat yang terbentuk melalui komunikasi yang terjalin dalam sebuah jaringan komputer (interconnected computer network). Beberapa istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari cyber law misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan Informatika). Persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat dari pemanfaatan internet terutama

disebabkan oleh sistem yang tidak sepenuhnya mampu merespon persoalan-persoalan dan karakteristik dari internet itu sendiri.

B. Ruang Lingkup Cyber Law Pembahasan mengenai ruang lingkup Cyberlaw sebagai persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan internet. Cyberlaw berkaitan dengan persoalan-persoalan atau aspekaspek, yaitu : E-commerce, dan Trademark/Domain Names. Electronic commerce bergerak dalam bidang retail seperti : perdgangan CD, dan buku lewat situs dalam world wide web (www). Secara singkat E-Commerce dapat dipahami sebagai transaksi perdagangan baik barang maupun jasa lewat media elektronik Domain Names dalam internet adalah seperti nomor telepon atau sebuah alamat. Domain name diberikan kepada

organisasi, perusahaan atau individu yang berdasarkan kontrak dengan The National Science Foundation (Amerika) melalui Network Solution (NSI). C. E-Commerce E-commerce merupakan suatu system yang relatifbaru

berkembang, apabila dibandingkan dengan system perdagangan lainya. Bagi sebagian kalangan, istilah e-commerce diartikan secara sempit sebagai transaksi jual-beli produk, jasa dan informasi antara mtra bisnis lewat jaringan computer, termasuk internet.2 E-commerce (electronic comers) adalah pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui system elektronik seperti internet, televisi, world wide web, atau jaringanjaringan computer lainya. Ecommerce melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, system

manajemen inventori otomatis, dan system pengumpulan data otomatis. Ecommerce juga merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan
2

Mieke Komar Kantaatmadja, Cyber law : suatu pengantar, Elips, 2002, hlm 56-57

layanan get and deliver. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet. Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email. D. Legalitas Perjanjian Perdagangan dalam E-commerce Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan

perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUHPerd. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka. Terhdap perjanjian perdagangan dalam e-commerce berlaku juga ketentuan penawaran dan penerimaan sebagaimana dalam perjanjian perdagangan non elektronik atau perjanjian perdagangan secara tertulis. Dari hal tersebut makas untuk perjanjian e-commece juga berlaku ketentuan yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat sahnya perjanjian yaitu : 1. Kesepakatan antara para pihak 2. Cakap Hukum

3. Suatu hal tertentu (objek) 4. Suatu sebab yang halal Aspek hukum yang terdapat dalam perjanjian perdagangan ecommerce adalah Perjanjian tersebut mengikat para pihak dan terjadi pada saat penawaran transaksi dilakukan. E. Jenis jenis E-commerce Terdapat beberapa jenis atau tipe dari kegiatan perdagangan secara e-commerce, yaitu3 : 1. Business to Business e-commerce Business to Business ecommerce yaitu merupakan transaksi perdagangan yang dilakukan antara perusahaan dengan perusahaan. Salah satu pihak bertindak sebagai produsen yang membuat barang dan menawarkannya langsung kepada perusahaan atau produsen yang lain untuk

mendistribusikan produknya tersebut. Transaksi B2B umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI). 2. Business to Consumer e- commerce yaitu merupakan transaksi perdagangan yang dilakukan antara perusahaan dengan konsumen. Dalam hal ini salah satu pihak perperan sebagai produsen membuat produk (barang/jasa) yang menawarkan langsung produknya kepada konsumen sebagai pengguna barang, untuk barang berbentuk ataupun tidak berbentuk yang ditawarkan atau dijual melalui elektronik. 3. Consumer to Business e-commerce yaitu merupakan transaksi perdagangan yang dilakukan antara consumer dengan

perusahaan. Consumer disini memberikan suatu penawaran dengan budget tertentu dan dengan negosisasi sebagai

Enni Soerjati, Materi perkuliahan Cyber Law Fakultas Hukum UNPAD

persetujuan

kepada

suatu

perusahaan

yang

akan

menggunakan jasanya. 4. Consumer to Consumer e-commerce yaitu merupakan transaksi perdagangan yang dilakukan antara konsumen dengan

konsumen. Salah satu konsumen menawarkan barang atau jasa kepada sesame konsumen lainnya yang dilakukan secara elektronik. 5. Business to Government e-commerce yaitu merupakan

transaksi perdagangan yang dilakukan antara perusahaan dengan pemerintah. Dalam hal ini suatu perusahaan dapat menawarkan barang atau jasa kepada pihak pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahannya. Praktek B2G

biasaanya dilakukan oleh suatu perusahaan yang membantu pemerintah untuk melakukan suatu pembangunan (public sector) yang ditawarkan secara elektronik. 6. Mobile Commerce yaitu merupakan suatu barang atau jasa yang ditawarkan dan dibeli melalui teknologi yang dapat medukung kita dalam melakukan transaksi. F. Dampak Positif dan Negatif dari Kegiatan E-commerce Dalam pelaksanaan kegiatannya, e-commerce yang dilakukan oleh setiap orang perorangan maupun suatu perusahaan dapat menuai berbagai hasil, diantar hasil tersebut ada yang bersifat positif yakni menguntungkan bagi para penggunanya, namun tidak sedikit pula yang menuai hasil yang bersifat negative yaitu merugikan para penggunanya. Dampak positif dan negative yang terdapat dalam kegiatan e-ccommerce sejatinya berkaitan erat dengan kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, berikut beberapa diantaranya: Dampak positif atau kelebihan dari kegiata e-commerce

a. Bagi perusahaan4 Dengan penerapan e-commerce sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah pasar internasional. Bisnis dapat dijalankan tanpa harus terbentur pada batas negara dengan adanya teknologi digital. Pihak perusahaan dapat bertemu dengan partner dan kliennya dari seluruh penjuru dunia. Hal ini

menciptakan sebuah lembaga multinasional virtual. Penghematan didalamnya biaya untuk operasional, membuat, dan termasuk memproses, memperbaiki

biaya

mendistribusikan,

menyimpan,

kembali informasi juga dapat ditekan. E-commerce telah merevolusi cara konsumen dalam membeli barang dan jasa. Produk barang dan jasa dapat dimodifikasi sesuai dengan keingingan

konumen. Contohnya, di masa lalu saat perusahaan Ford mulai memasarkan mobil produksinya, para pembeli hanya dapat membeli motor yang berwarna hitam karena yang dibuat memang hanya warna tersebut. Namun sekarang mobil pembeli sesuai dapat dengan

mengkonfigurasi

sebuah

spesifikasi mereka hanya dalam beberapa menit, misalnya menentukan warna mobil yang mereka inginkan untuk mobil yang akan mereka beli, hanya dengan mengunjungi website Ford di internet. Dengan e-commerce, suatu perusahaan dapat

menghemat sumber daya karena mereka tidak dipusingkan dengan sulitnya membuat penemuan baru untuk modifikasi produk mereka. Dalam hal ini
4

http://mbarikarika.blogspot.com/

berarti dengan e-commerce berkurangnya kendala dalam berinovasinya suatu perusahaan, Sebagai contoh, perusahaan seperti Motorola (mobile phone) dan Dell (komputer) dapat mengumpulkan para konsumennya yang memesan sebuah produk. Para konsumen dapat membuat suatu daftar mengenai spesifikasi produk baru yang mereka inginkan dan mengirimkannya ke perusahaan secara on-line.

Kemudian perusahaan dapat merencanakan produksi suatu produk berdasarkan spesifikasi konsumen dan mengirimkan hasilnya dalam jangka waktu beberapa hari. Dengan e-commerce yang dapat mengurangi lebih biaya rendah

telekomunikasi

menjadi

Internet lebih murah dari sebuah jaringan tambahan yang hanya digunakan untuk telepon. Hal ini

menjadikan lebih murah untuk mengirimkan sebuah fax atau e-mail via internet dari pada melakukan dial telepon secara langsung. Digitalisasi proses dan produk

Contohnya pada kasus produk software dan audio video, produk digital tersebut dapat diunduh atau dikirim lewat e-mail secara langsung ke konsumen melalui internet dalam format digital. Hal ini tentu saja menghemat waktu dan biaya pengiriman produk. Batasan waktu kerja dapat diatasi

Bisnis dapat dijalankan tanpa mengenal batas waktu karena dijalankan secara on-line melalui internet yang selalu beroperasi tiap hari.

10

b. Bagi konsumen5 Akses penuh selama 24 jam dalam 7 hari,

Konsumen dapat berbelanja atau mengolah berbagai transaksi lain, di sebagian besar lokasi. Contohnya memeriksa saldo, melakukan pembayaran, dan

memperoleh informasi lainnya. Lebih banyak pilihan produk yang dapat diperoleh konsumen. Konsumen tidak hanya memiliki

sekumpulan produk yang bisa dipilih, namun juga daftar supplier internasional sehingga konsumen memiliki pilihan produk yang lebih banyak. Perbandingan harga yang dapat ditemukan oleh Konsumen dan dapat berbelanja di seluruh dunia dan membandingkan berbagai situs harganya yang dengan mengunjungi atau tunggal dengan yang

berbeda website

mengunjungi

sebuah

menampilkan berbagai harga dari sejumlah provider. Proses pengantaran produk yang inovatif.

Dengan e-commerce proses pengantaran produk menjadi lebih mudah. Misalnya dalam kasus produk elektronik misalnya software atau berkas audio visual di mana konsumen dapat memperoleh produk tersebut internet. Dampak negative atau kekurangan yang terdapat dalam kegiatan e-commerce a. Bagi perusahaan cukup dengan mengunduhnya melalui

ibid

11

Keamanan

sistem

rentan

diserang

terdapat sejumlah laporan mengenai website dan basis data yang dapat dihack, dan berbagai lubang kelemahan keamanan dalam software. Hal ini dialami oleh sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft dan lembaga perbankan. Masalah keamanan ini menjadi sangat penting karena bila pihak lain yang tidak berwenang bisa menembus sistem maka dapat menghancurkan bisnis yang telah atau sedang berjalan. Persaingan tidak sehat yang dapat terjadi dalam kegiatan e-commerce. Suatu perusahaan dalam hal ini akan berada di bawah tekanan untuk berinovasi dan membangun bisnis untuk memanfaatkan

kesempatan yang ada dapat memicu terjadinya tindakan ilegal yaitu penjiplakan ide dan perang harga. Dengan perkembangan dan inovasi yang melahirkan teknologi baru, sering muncul masalah yaitu sistem bisnis yang lama tidak dapat berkomunikasi dengan infrastruktur berbasis web dan internet. Hal ini memaksa perusahaan untuk menjalankan dua sistem independen yang tidak dapat saling berbagi, hal ini dapat mengakibatkan pembengkakan biaya. b. Bagi konsumen6 Perlunya keahlian computer bagi konsumen yang akan Tanpa melakukan menguasai transaksi keahlian secara e-commerce. mustahil

computer,

konsumen dapat berpartisipasi dalam e-commerce.


6

ibid

12

Pengetahuan dasar computer diperlukan, antara lain pengetahuan mengenai internet dan web. Biaya tambahan untuk mengakses internet.

Untuk ikut serta dalam e-commerce dibutuhkan koneksi internet yang tentu saja menambah pos pengeluaran bagi konsumen yang berperan sebagai pengguna. Komputer diperlukan untuk mengakses internet, tentu saja dibutuhkan biaya komputer untuk yang mendapatkannya. sangat pesat

Perkembangan

menyarankan konsumen untuk juga mengupdate peralatannya teknologi. Risiko Segala bocornya hal privasi dan data saat pribadi. konsumen apabila tidak ingin ketinggalan

mungkin

terjadi

mangakses internet untuk menjalankan e-commerce, termasuk risiko bocornya data pribadi karena ulah orang lain yang ingin membobol sistem. Berkurangnya waktu untuk berinteraksi secara

langsung dengan orang lain. Transaksi e-commerce yang berlangsung secara on-line telah mengurangi waktu konsumen untuk dapat melakukan proses sosial dengan orang lain. Hal ini tidak baik karena dikhawatirkan akan dapat mengurangi rasa

kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. G. Perkembangan Kegiatan Perdagangan melalui E-commerce Di Indonesia System perdagangan dengan memanfaatkan sarana internet

(interconnection networking), selanjutnya yang disebut e-commerce, telah mengubah wajah dunia bisnis di Indonesia. E-commerce lahir

13

selain disebabkan adanya perkembangan teknologi informasi, juga karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang serba cepat, mudah dan praktis. Melalui internet masyarakat memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam memilih produk (barang dan jasa) yang aka dipergunakan tentunya dengan berbagai kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkannya.7 Di Indonesia pemanfaatan teknologi ecommerce dan website masih belum terlalu berkembang. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai kendala seperti infrastruktur yang belum menunjang, kurangnya ketersediaan pekerja yang mengerti tentang teknologi informasi (IT), kurangnya keterlibatan lembaga

keuangan/perbankan dan juga keterbatasan tingkat pendidikan si pemakai. Walaupun demikian, seiring dengan penggunaan teknologi internet yang semakin luas, indikator untuk teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia cukup meningkat secara signifikan. Keberadaaan e-commerce pun pada saat ini di Indonesia belum seluruh masyarakatnya mengerti apa yang dimaksud dengan kegiatan e-commerce tersebut. Kebiasaan masyarakat di Indonesia yang selama ini menggunakan perdagangan konvensional akan menemui kesulitan untuk beralih pada kegiatan perdagangan yang dilakukan dengan e-commerce. H. Regulasi yang Mengatur Berjalannya Kegiatan Perdagangan melalui E-commerce Di Indonesia Kegiatan perdagangan erat kaitannya dengan pelaksanaan prestasi dalam perjanjian. Di Indonesia mengenai keabsahan suatu perjanjian diatur dalam BAB II KUH Perdata mengenai Perikatan pada pasal 1320 yaitu syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yang mengikat para pihaknya. Dalam hal ini selain berlaku dalam kegiatan

Mieke Komar Kantaatmadja, Cyber Law : Suatu Pengantar, Elips, 2002, hlm 54-55

14

perdagangan konvensional, juga berlaku dalam kegiatan perdagangan transaksi secara elektronik (e-commerce). Selain dalam KUH Perdata, kegiatan e-commerce juga diatur dalam UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.8 Dalam UU No. 11 2008, pengertian ecommerce diatur dalam pasal 1 angka 2 bahwa Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Dalam UU tersebut juga dijelaskan mengenai tanda tangan elektronik yang menjadi syarat dalam penyelenggaraan kegiatan e-commerce yang memiliki kekuatan hukum. Ketentuan tersebut dijelaskan dalam pasal 12 UU No. 11 2008.

http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik

15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan e-commerce di Indonesia belum

mencapai perkembangan yang pesat, hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakatnya yang masih banyak menggunakan kegiatan

perdagangan secara konvensional, selain itu kendala yang terdapat dalam masyarakat yang belum mampu melakukan persaingan perdagangan secara e-commerce dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai dunia IT, yang mana prose pelaksanaan ecommerce sejatinya dilakukan melalui media teknologi dan informasi, akan tetapi tidak semua masyarakat belum memahami apa itu ecommerce diantara mereka pun sudah ada yang terbiasa melakukan transaksi secara elektronik tersebut. Kegian e-commerce secara mendetail belum mampu dijelaskan salam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang-undang ini hanya mengatur secara umum mengenai e-commerce, tetapi walaupun demikian UU ITE telah dapat dijadikan payung hukum bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan kegiatan e-commerce. Kepastian hukum mengenai kegiatan ecommerce dapat dilihat dari pasal 12 UU ITE tersebut. Begitu pula dengan pengaturan sanksi yang dapat dikenakan kepada setiap orang yang melakukan pelanggaran dalam kegiatan e-commerce, seperti diantaranya sanksi terhadap pelanggaran privacy seseorang dan sanksi terhadap pelanggaran kejahatan lain di dunia maya.

16

Daftar Pustaka Sumber buku : Kantaatmadja, mieke komar, cyber law: suatu pengantar. Elips. Bandung. 2002 Dewi, sinta, cyber law: Praktik Negara-Negara dalam Mengatur Privasi dalam E-commerce. Widya Padjadjaran. Bandung. 2009

Sumber lain : KUH Perdata UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
http://mbarikarika.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Undangundang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik

17

You might also like