You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN Sistem mekanika yang berkaitan daengan sistem kuantum lazim disebutmekanika kuantum.

dalam hal ini akan dibahas serangkaian bukti percobaan yang mendukung perilaku gelombang berbagai partikel seperti elektron.Dalam fisika klasik,hukum-hukum yang mengatur kekhasan gelombang dan partikel sama sekali berbeda.gerak peluru memenuhi hukum-hukum yang berlaku bagi partikel,seperti mekanika newton;sedangkan gelombang mengalami interferensi dan difraksi,yang tidak dapat dijelaskan dengan mekanika newton yang berlaku bagi partikel. nergi yang diambil sebuah partikel!atau peluru"terpusat dalam ruang batas partikel; sebaliknya energi gelombang,tersebar diseluruh ruang pada muka-muka gelombangnya yang terus mengembang. #erlawanan dengan perbedaan tegas yang berlaku dalam fisika klasik ini,teori kuantum mensyaratkan bahwa,dalam lingkungan mikroskopik,partikel kerap kali mematuhi pula hukum-hukum yang berlaku pada gelombang$ Dengan demikian,kita dipaksa untuk membuang beberapa pengertian klasik tentang perbedaan partikel dan gelombang.%ita telah mengetahui bagaimana elektron,apabila mengalami hamburan compton,berperilaku seperti bola bilyar klasik,sehingga kita cenderung mempercayai bahwa dengan semacam tang yang sangat halus kita akan dapat memungut elektron.&etapi,jika elektron adalah sebuah gelombang,maka kita sama sekali tidak dapat melakukan hal tersebut. Dalam upaya memberikan suatu sistem pemahaman masuk akal dan matematis untuk memecahkan dilema-dilema seperti itu,kita akan merujuk kesejumlah aksioma,analogi dan contoh yang tudak ada pasangannya dalam fisika klasik,sehingga mungkin akan membuat kita akan akan ragu tentang landasan dari logika fisika kuantum.sejak mekanika kuantum pertama kali dikemukakan,para fisikawan telah menggeluti dilema yang sama ini,namun jawaban yang memuaskan terhadap yang penjelasan terpenting mengapa adalah
1

ketercampuradukan

perilaku

gelombang dan partikel yang penuh teka-teki ini harus terjadi,belumlah terpecahkan.hal penerapan berlakunya..'umusan

matematikanya kita menghitung secara terinci sifat berbagai atom serta intiya dengan ketelitian yang sangat luar biasa. (iri perkembangan fisika biasanya ditandai dengan periode panjang pekerjaan eksperimen dan teori tidak memuaskan yang kadang-kadang diselingi oleh cetusan berbagai gagasan mendalam yang menyebabkan perubahan mencolok dalam cara kita memandang alam semesta. Seringkali,semakin dalam gagasan yang dicetuskan dan semakin berani orang mengambil langkah awal semakin sederhana pula gagasan itu tampak dalam sudut pandang sejarah, sehingga kita cenderung bersandar kebelakang dan bertanya dalam hati, )mengapa saya tidak memikirkannya* &eori relati+itas einstein merupakan salah satu contohnya dan hipotesis si warga peranci,ouis de#roglie adalah contoh lain. Dalam bab ini memberikan gambaran tentang sifat gelombang dari partikel. Setelah ditemukannya partikel dan gelombang tahun -./0 dan menemukan bahan gelombang yang salah satunya gelombang elektromagnetik pada suatu saat dapat bersifat sebagai partikel dan suatu saat dapat bersifat gelombang. Dengan kajian ini kita dapat melihat bahan meskipun gelombang maupun partikel dapat berkelakuan sebagai foton dan materi tetapi kedua fenomena tersebut tidak dapat dijelaskan secara bersamaan tergantung sudut pandang pengamatan kita ataupun mekanisme paling dominan yang terjadi saat itu.

BAB II PEMBAHASAN 1. 2ipotesis De #roglie #erdasarkan peristiwa efek fotolistrik dari instein, yang kemudian didukung denganpercobaan yang dilakukan oleh (ompton telah membuktikan tentang dualisme !sifat kembar" cahaya, yaitu cahaya bisa berkelakuan sebagai gelombang, tetapi cahaya juga dapat bersifat partikel. 3ada tahun -.45 ,ouise de #roglie mengemukakan pendapatnya bahwa 6 cahaya dapat berkelakuan seperti partikel, maka partikel pun seperti halnya electron dapat berkelakuan seperti gelombang

7ambar 5.- Skema 3ercobaan ,ouise de #roglie Sebuah foton dengan frekuensi f memiliki energi sebesar hf dan memiliki momentum p 8 , karena c 8 f 9, maka momentum foton dapat dinyatakan p 8 hf:c sehingga panjanggelombang foton dapat dinyatakan 9 8 h:p. ;ntuk benda yang bermassa m bergerak dengan kecepatan memiliki momentum linier sebesar m+ maka panjang gelombang de #roglie dari benda itu dinyatakan dengan persamaan

;ntuk menguji hipotesis yang dilakukan oleh ,ouise de #roglie pada tahun -.4<, Da+isson dan 7ermer di 1merika Serikat dan 7.3. &homson di =nggris secara bebas meyakinkan hipotesis ,ouise de #roglie dengan menunjukkan berkas elektron yang terdifraksi bila berkas ini terhambur oleh kisi atom yang teratur dari suatu kristal. Da+isson dan 7ermer melakukan suatu eksperimen dengan menembakkan elektron berenergi rendah yang telah diketahui tingkat energinya kemudian ditembakkan pada atom dari nikel yang diletakkan dalam ruang hampa. #erdasarkan hasil pengamatan Da+isson dan 7ermer terhadap elektronelektron yang terhambur ternyata dapat menunjukkan adanya gejala interferensi dan difraksi. Dengan demikian hipotesis de #roglie yang menyatakan partikel dapat berkelakuan sebagai gelombang adalah benar. Percobaan Davisson dan Germer. >ika partikel berlaku sebagai gelombang, harus dapat ditunjukkan bahwa partikel dapat menimbulkan pola-pola difraksi seperti halnya polapola difraksi pada gelombang. 3ada tahun -.4< Da+isson dan 7ermer memilih elektron sebagai partikel untuk menguji hipotesa de #roglie. lektron-elektron diperoleh dari filamen yang dipijarkan, kemudian elektron-elektron itu dipercepat dalam medan listrik yang tegangannya 05 ?olt. Setelah dipercepat elektron-elektron memiliki energi kinetik. k 8 05 e? 8 05 . -,@ .-/ A-. >oule Bomentum elektron 6

;ntuk memperoleh pola difraksi diperlukan kisi-kisi yang lebar celahnya kira-kira sama dengan panjang gelombang yang akan diuji. Sebab jika celah terlampau lebar, tidak menimbulkan gangguan pada gelombang, dan jika kisi terlampau sempit, pola-pola difraksi sukar teramati. %isi-kisi yang tepat untuk memperoleh pola difraksi gelombang elektron adalah kisi yang terjadi secara alamiah yakni celah-celah yang berada antara deretan atom-atom kristal bahan padat, dalam hal ini dipergunakan kisi kristal nikel. 2asil percobaan Da+isson dan 7ermer menunjukkan bahwa elektron-elektron dapat menimbulkan pola-pola difraksi. %ini tidak disangsikan lagi bahwa apa yang kita kenal sebagai materi dapat pula menunjukkan sifat gelombang, tepat seperti yang diramalkan oleh de #roglie. 2ipotesis de #roglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan oleh target sama seperti sinar C didifraksikan oleh bidang-bidang atom dalam kristal. Dari beberapa percobaan yang dilakukan pada akhirnya terbukti bahwa eksperimen Da+isson dan 7ermer merupakan bukti langsung dari hipotesis de #roglie mengenai sifat gelombang benda bergerak. %omplikasi lainnya timbul dari interferensi antara gelombang yang didifraksi oleh keluarga lain dari bidang #ragg yang membatasi terjadinya maksimum dan minimum yang menjadi hanya kombinasi tertentu dari energi elektron dan sudut datang sebagai pengganti dari setiap kombinasi yang memenuhi persamaan #ragg 6 #. 2ubungan %etidakpastian #agi 7elombang %lasik Dalam pasal ini kita menyelidiki perbedaan penting lainnyaantara partikel klasik dan gelombang. Barilah kita tinjau sebuah gelombang berbentuk y 8 y- sin k- D, seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.-- ini adalah sebuah gelombang yang terus-menerus mengulang bentuknya tanpa akhir dari D 8 hingga D 8 . !panjang gelombangnya, dipihak lain,

tertentukan secara pasti, sama dengan

". >ika kita menggunakan

sebuah gelombang untuk menyatakan sebuah partikel maka gelombang itu harus memiliki salah satu sifat penting partikel berikut6 ia harus bersifat setempat !localized", atau dapat dikungkung ke dalam suatu bagian ruang kecil !misalnya dalam ukuran atom atau inti atom". 7elombang sinus murni tidak dapat digunakan untuk menentukan letak setempat partikel.

7ambar 5.-- sebuah gelombang sinus murni yang merentang dari -E hingga Sekarang, tinjaulah apa yang terjadi apabila kita memadukan gelombang yang pertama tadi dengan gelombang lain yang panjang gelombangnya agak berbeda !jadi, k yang berbeda", sehingga . 3ola khas yang dihasilkan, yang bagi kasus gelombang suara dikenal sebagai )layanan !beat", diperlihatkan pada gambar 5.-4. 3olanya tetap berulang terus-menerus dari D 8 8 hingga D

, tetapi sekarang kita sedikit mengetahui tentang )letak

gelombangnya pada nila-nilai D tertentu dimana zat perantaranya tampak kurang )bergelombang dari pada tempat lainnya !atau sekurangkurangnya )bergelombang dengan amplitudo yang lebih kecil". Dalam gambar 5.-4, kita akan mengamati getaran pada titik D 8 D1, tetapi tidak pada D 8 D#. Status pengetahuan kita tentang )letak gelombang tampaknya mulai lebih baik, namun dengan bayaran ketidakpastian pada panjang gelombangnya yaitu, bahwa pemanduan dua gelombang dengan

panjang gelombang berbeda mengakibatkan kita tidak dapat lagi menentukan secara pasti panjang gelombangnya.

7ambar 5.-4 Superposisi dua gelombang sinus dengan panjang gelombang yang hampir sama menghasilkan layangan. 3erbedaan panjang gelombang dari kedua gelombang sinus ini adalah -/ persen tetapi kedua amplitudo sama.

7ambar 5.-F resultan perpaduan sejumlah besar gelombang sinus !dengan panjang gelombang yang berbeda-beda dan mungkin pula amplitudo yang berbeda". >ika kita lanjutkan dengan menjumlahkan lagi beberapa gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda !bilangan gelombang k yang berbeda", dengan amplitudo dan fase yang dipilih secara tertentu, maka pada akhirnya kita akan mencapai suatu keadaan seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.-F. 1mplitudo gelombang seperti itu adalah nol di luar suatu bagian ruang sempit tidak tertentukan secara

pasti, tetapi merupakan taksiran kasar bahwa di situ gelombang memiliki amplitudo yang cukup besar". ;ntuk mencapai keadaan ini, kita harus memadukan sejumlah besar gelombang dengan bilangan gelombang k yang berbeda. >adi gelombang paduannya menyatakan suatu rentang

bilangan gelombang !panjang gelombang" yang kita tunjukan dengan 1pabila kita kita mempunyai sebuah gelombang sinus murni, nol !karena hanya ada satu k" sehingga

adalah

menjadi tidak hingga

!gelombangnya mencakup seluruh ruang". #ila kita memperbesar !dengan menambahkan lebih banyak gelombang", maka pada saat yang sama kita memperkecil !gelombang menjadi lebih terkungkung".

&ampaknya kita mempunyai suatu hubungan berbanding terbalik antara dan yaitu, bila salah satu mengecil, maka yang lain membesar. dan ini adalah

2ubungan matematik hampiran antara

!5.F" &anda sama bergelombang dimaksudkan )dalam orde besarnya. !karena dan tidak tertentukan secara pasti, maka besarnya disini

hanya merupakan taksiran, sehingga dengan demikian persamaan !5.F" adalah petunjuk kasar mengenai hubungan antara keduanya". 3ersamaan !5.F" menyatakan bahwa hasil kali dari , jarak lebar gelombang, dengan

, rentang bilangan gelombang yang dikandungnya, besarnya dalam orde satuan. ;ntuk sebarang gelombang, berlaku aturan bahwa kedudukannya hanyalah dapat ditentukan secara pasti dengan bayaran pengetahuan kita

tentang kepastian bilangan gelombang menjadi berkurang. 3ernyataan ini, dan ungkapan matematikanya yang diberikan dalam persamaan !5.F". 2ubungan ini dapat kita tafsirkan dengan cara lain sebagai berikut. 1ndaikanlah kita berupaya untuk mengukur panjang gelombang sebuah gelombang klasik, seperti gelombang air. =ni dapat kita lakukan dengan mengukur jarak antara dua puncak gelombang yang berdekatan. 1ndaikanlah gelombang itu adalah suatu pulsa yang sangat sempit dengan hanya suatu puncak gelombang !gambar 5.-5" maka pengukuran -nya

menjadi sangat sulit, dan kita cenderung membuat kesalahan besar, mungkin dalam orde satu panjang gelombang. =ni berarti, apabila perluasan ruang dari gelombang itu adalah , maka . !=ngat, tanda berarti,

)dalam orde". Baka untuk gelombang ini, kita peroleh 1ndaikanlah gelombang itu kemudian meluas hingga mencapai beberapa panjang gelombang, sehingga . Baka sekarang -nya dapat kita

tentukan dengan ketelitian yang lebih tinggi. Gamun, untuk pencacahan jumlah bilangan bilangan gelombangnya dalam , kita masih membuat

kesalahan dalam orde satu panjang gelombang !mungkin H atau I atau J, tetapi masih dalam orde satuan" dibagi G, jadi sekarang sekali lagi , dan

. 2ubungan ketidakpastian ini, yang mengaitkan

)ukuran suatu gelombang dengan ketidakpastian dalam pengukuran panjang gelombangnya, ternyata setara dengan persamaan !5.F" Barilah gelombang sekarang kita suara, mencoba misalnya". mengukur frekuensi suatu kita dapat

!gelombang

1ndaikanlah

mengamati setiap getarannya !pada suatu osiloskop, misalnya" dengan suatu


9

peralatan pencacah yang memadai. >ika kita mencacah selama selang waktu - detik dan mencatat -// getaran, maka kita memperoleh frekuensi -//2z. &etapi, kita tak dapat yakin bahwa getaran -//2z ini telah kita cacah secara pasti. #erapa jauhkah getaran keseratus satu telah berlalu ketika selang detik terakhir* >ika separuh getaran yang telah berlalu, maka frekuensi sebenarnya dalah -//,02z. 1ndaikanlah sekarang kita mencacah untuk selang waktu 4 detik. Baka kita dapat mencatat 4// getaran, dan akan menyimpulkan frekuensi -// 2z kembali, namun kita akan tidak yakin kembali tentang berapa jauhkah getaran kedua ratus satu telah berlalu. >ika separuh getaran telah berlalu lagi, maka kita akan mempunyai 4//,0 getaran dalam 4 detik, atau frekuensi sebenarnya adalah -//,402z. %etidakpastian dalam frekuensi !sekarang /,402z" telah mengecil dengan faktor 4 apabila kita melipatduakan selang waktu pengukuran kita.

7ambar 5.-5 dua kelompok gelombang yang berbeda Kleh karena itu, di sini kita memperoleh pula hubungan kebalikan seperti yang kita simpulkan sebelum ini6 ketidakpastian dalam frekuensi, , berbanding terbalik dengan ketidakpastian dalam selang waktu, pengukuran dilakukan, dengan menggunakan frekuensi sudut dapat menuliskan hubungan ini sebagai berikut6 !5.5" , masa kita

10

=ni adalah hubungan ketidakpastian keduayang kita peroleh bagi gelombang klasik, dan serupa dengan 3ersamaan !5.F" dalam arti bahwa ia memberikan suatu hubungan antara taksiran ketidakpastian pengukuran semua besaran yang bersangkutan. (. 2ubungan %etidakpastian 2eissenberg 2ubungan ketidakpastian yang dibahas dalam bahas 5.4 berlaku bagi semua gelombang, karena itu kita seharusnya dapat pula menerapkan pada gelombang de#roglie. Dengan menggunakan hubungan mendasar de#roglie bersama dengan pernyataan kita dapati

, yang mengaitkan momentum sebuah partikel dengan bilangan gelombang dari gelombang de#roglie-nya. Bengingatkan gabungan h:4L sering sekali muncul dalam mekanika gelombang, maka untuknya diberikan lambing khusus

8-,/0 D

>-s

e?-s Dengan menggunakan M, maka NNNNNNNNNNNNNNNNNNN.!5.0"

Sehingga

k=p/.

Dengan

demikian

dari

hubungan

ketidakpastian !5.F" kita peroleh

11

M NNNNNNNNNNNNNNNNNNN.!5.@" 3enulisan tikalas D pada momentum adalah untuk mengigatan kita bahwa 3ersamaan !5.@" berlaku bagi gerak sepanjang suatu arah tertentu, yang menyatakan ketidakpastian dalam kedudukan dan momentum hanya pada arah tersebut. 2ubungan serupa yang tidak bergantung dapat diterapkan pula pada arah-arah lainnya6 jadi berlaku pula OyO Oz O M. 2ubungan de#roglie E=h v dapat dituliskan sebagai E= . >adi = E/, Sehingga hubungan ketidakpastian !5.5" menjadi O Ot MNNNNNNNNNNNNNNN!5.<" 3ersamaan !5.@" dan !5.<" dikenal sebagai hubungan M atau

ketidakpastian Heisenberg, yang adalah pernyataan matematis dari asas ketidakpastian Heisenberg. 1sas ini mengatakan bahwa tidak ada satupun percobaan yang dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga memberikan ketidakpastian di bawah batas-batas yang diungkapkan dalam persamaan !5.@" dan !5.<". Parner 2eisenberg !-./---.<@, warga >erman". Sangat terkenal karena asas ketidakpastiannya, ia juga mengembangkan suatu rumusan lengkap mengenai teori kuantum yang didasarkan pada matriks. 2ubungan-hubungan ini memberikan suatu taksiran ketidakpastian minimum yang dapat diperoleh dari beraneka percobaan; pengukuran kedudukan dan momentum sebuah partikel akan memberikan sebaran nilai selebar OD dan O . %ita mungkin dapat saja melakukan pengukuran yang

ketelitiannya menyimpang jauh daripada yang diberikan !5.@" dan !5.<",


12

tetapi yang lebih baik daripada itu tidak dapat kita capai. !Bungkin seringkali anda jumpai bahwa hubungan-hubungan ini ditulis dengan h:4 atau h, ketimbang h, pada ruas kanan, atau juga dengan Qketimbang dengan yang memperlihatkan kesamaan. 3erbedaan ini tidak terlalu penting,karena !5.@" dan !5.<" hanya memberikan taksiran. %etidakpastian OD dan O yang sebenarnya

bergantung pada distribusi bilangan gelombangnya !panjang gelombangnya" yang digunakan untuk membatasi gelombang pada daerah !selang" OD; distribusi yang lebih rapi memberikan OD O lainnya akan memberikan OD O 8 h:4, sedangkan distribusi

Q h:4. Dengan demikian, cukup aman

bagi kita untuk menggunakan h sebagai suatu taksiran". 2ubungan-hubungan ini memberi pengaruh yang sangat jauh pada pandangan kita terhadap alam. Dapat diterima bila dikatakan bahwa terdapat ketidakpastian dalam menentukan letak sebuah gelombang air. Gamun permasalahannya menjadi lain bila pernyataan yang sama diterapkan pada gelombang de#rogli, karena akan tersirat bahwa terdapat pula ketidakpastian dalam menentukan letak partikel. 3ersamaan !5.@" dan !5.<" mengatakan bahwa alam menetapkan suatu batas ketelitian yang dapat kita gunakan untuk melakukan sejumlah percobaan; tidak peduli sebaik apapun peralatan ukur kita dirancang ,kita tidak dapat melakukan pemgukuran yang lebih teliti daripada yang disyaratkan oleh persamaan !5.@" dan !5.<" .

13

7ambar 5.-0 Bomentum sebuah partikel yang terbatasi kedudukannya dalam selang RD. 3engukurannya berulang kali, tiap nilai pi diukur sebanyak ni kali. Bomentum rata-ratanya nol, dan distribusinya memiliki lebar Rp &entu saja, sebuah partikel klasik tidak dapat langsumg bergerak dari keadaan diam bila tidak dikenai daya. %arena itu, bagaimana partikel dapat terjadi memiliki momentum tidak nol* Dilema kita disini berpangkal dari perkataan partikel. &elah kita bahwa istilah )partikel dan )gelombang tidaklah berdiri sendiri dalam fisika kuantum, yang mengungkapkan bahwa deskripsi yang tepat dari suatu sistem fisika haruslah melibatkan kedua aspek ini. 3erilaku gelombanglah yang menyebabkan terjadinya penyebaran distribusi momentum bila jarak ruang , diperkecil. !1nalogi gelombang klasiknya adalah6 pemendekan secara berangsur panjang sebuah senar gitar yang dipetik, lewat tekanan jari yang menggeser sepamjamg senarnya, menyebabkan senar tersebut bergetar dengan frekuensi yamg semakin tinggi, sehingga dengan demikian menjadi semakin lebih cepat getarannya. 3erlu dicatat bahwa semua analogi klasik lain yang terbatas ruang lingkupnya. 2endaklah kita jangan terlalu bersungguh-sungguh menanggapi analogi ini". ;ntuk menentukan letak sebuah partikel, kita harus menentukan amplitudo gelombang de#roglie-nya, yang dilakukan dengan menjumlahkan semua macam komponen gelombangnya; semakin kecil , dibuat, maka menurut persamaan !5.F", semakin banyak gelombang yang harus dijumlahkan. Basing-masing gelombang yang beraneka panjang gelombangnya ini,
14

yang pada umumnya merambat melalui zat perantara dengan laju yang brbeda- beda, terpantul bolak-balik antara kedua dinding pemantul. %etika kedua dinding berada di S E hanya satu gelombang yang diperlukan , tidak ada disersi atau pantulan yang terjadi,dan perilau partikel tidak berubah terhadap waktu. %etika kedua titik didekatkan, lebih banyak gelombang yang diperlukan, disperse dan pantulan kini dapat terjadi, dan kadang gelobang berpada menghaslkan satu ketidak seinbangan sesaat antara gelobang yang bergerak kekanan dan yang bererak kekiri, yang kita amati sebagai nilap px yang tiak nol. 3engukuran yang banyak akan mungkin memperlihatkan bahwa jumlah gerak partkel kekanan sama banyaknya dengan gerak kekiri, sehngga momentum rata-rata pavsama dengan nol, karena momentum yang berlawanan saling menghapuskan. 'ata-rata besar momentumnya = p =a+ tidaklah nol. != p =a+ hanyalah nol jika semua p adalah nol". Semakin dekat jarak suatu dinding , semakin banyak pantuln yang terjadi, dan semakin besar peluang bagi beberapa komponen momentum berinterferenisi secara maksimum sehingga memberikan suatu momentum besar pada arah tertentu. 1kibatnya, partikel akan mulai )bererak semakin cepat; meskipun pav masih tetap nol, = p =a+ menjadi semakin besar. Kleh karena itu, ampaknya berkaitan dengan = p =a+ , yang berkaitan dengan !p4"a+ . adalah

definisi yang pasti dari ,

. . . . . !5.T" 3erhatikan kesamaan definsi ini dengan konsep statistic de+iasi standar dari sebuah besaran x yang memiliki nilai rata-rata x,

15

8 (ontoh 5.0 Seberkas cahaya elektron monoenergi !dengan momentum py" sedang bergerak dalam arah y !jadi px8/". #erkas ini mlewati suatu selah sempit dengan lebar sejajar sumbu D. cailah ketidak pastian dalam

komponen D dari momentum partikelnya setelah berkas elekton melewati celah tesebut. #andingkan penafsirannya dengan deskripsi yang lazim mengenai difraksi satu celah. 3emecahan 6 %arena berkas mula-mula brgerak dalam arah y , maka kita keahui bahwa ia tidak mempunyai komponen momentum arah x, sehingga px pasti nol, dan dengan demikian persamaan !5.@", 8/. >adi menurut

, dan kita sama sekali kehiangan pengetahuan

mengenai kedudukan semua partikel berkas. #egitu mereka melewati celah, kedudukan mereka tidak lagi terlal tidak pasti kita memperkecil menjadi sebesar celah. Sekarang , sehingga menurut persamaan

!5.@",

, hingga memperlihatkan erak parikel-partikel mueni

sepanjang arah y . meskipun py tidak berubah setelah melewati celah, mengukur px tidak lagi memberi hasil pati nol, tapi akan memperlihatkan suatu sebaran nilai disekitar nol, yang terdistribusi dalam suatu selang

16

dengan orde lebar h/a. jadi, menurut asas ketidakpastian, setekah berkas melewati celah, =a akan memiliki komponen x momentum sekitar :a. Dalam pengamatan yang lazim pada difraksi suatu celah, maka pada sebuah layar yang terletak di belakang celah akan tampak suatu pole seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.-@. marilah kita definisikan )kedudukan ) yang paling mungkin dari partike pada kedudukan belah sisi pusat pola difraks. Benurut teori gelombang , kedudukan kedua minimum ini adalah pada sudut yang memenuhi syarat

%arena sudut tan

kecil, maka kita dapat menggunakan hampir sin

. >uga, karena panjang gelombang dari )gelombang-

gelombang partikel ini diberikan oleh hubungan de#roglie, 98 h/py, maka

>ika partikel begereak dengan komponen x momentum px, maka

Sehingga

px =py

D. 3aket 7elombang %edudukan sebuah gelombang sinus !atau kosinus" murni sama sekali tidak terbatasi. =a meluas dari -E hingga UE. Sebaliknya kedudukan sebuah partikel klasik , terbatasi secara tegas. Sebuah paket gelombang dapat dipandang sebagai superposisi sejumlah besar gelombang, yang
17

berinterferensi

secara

maksimum

disekitar

partikel,

sehingga

menghasilkan sebuah gelombang resultan dengan amplitudo yang lebih besar. Sebaliknya pada tempat yang jauh dari partikel, mereka berinterferensi secara minimum, sehingga gelombang resultannya memiliki amplitudo yang lebih kecil pada tempat dimana partikelnya kita perkirakan tidak ditemukan. %ita memperkirakan bahwa deskripsi matematika paket gelombang akan melibatkan penjumlahan !superposisi " sejumlah gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.&injau sebuah gelombang dengan bilangan gelombang k- kemudian menambahkan padanya sebuah gelombang lain dengan bilangan gelombang yang hamper sama k 4 8 k-URk. %omponen-komponen gelombanya pada C8/ bergetar dengan fase sama, sehingga gelombang resultannya memiliki amplitudo yang sama disana. Semakin jauh dari D 8 /, perbedaan kecil dalam kedua panjanggelomangakan menyebabkan fase kedua gelombang sinus ini menjadi berlawanan, sehingga gelombang resultannya memiliki amplitudo nol. Dengan sedikit manipulasi trigonometri kita peroleh hasil V!D" 8 1 cos k-D U a cos k4D

8 41 cos

cos

!5.-/"

Suku persaman !5. -/" diatas memberikan perubahan amplitudo gelombang resultan dalam selubung yang dicirikan oleh suku kosinus yang pertama. Sekarang kita tinjaugelombang-gelombang ini sebagai gelombang ramat, yang deskripsi matematiknya diperoleh dari persamaan !5.-/" dengan mensubstitusikan !kD A t" pada kD. Wrekunsi sudutnya adalah

18

dan + 8

:k adalah kecepatan fase gelombangnya laju dengannya satu

komonen bergerak gelombang bergerak melalui zat perantara. %edua komponen gelombang ini diperlihatkan lagi pada gambar 5.-T untuk t8/ dan waktu t berikutnya. 3ada umumnya kecepatan fase +- 8
-

:k- dan +4 8

:k4 dapat tidak sama. perhatikan bahwa selubungnya bergerak dengan

kecepatan yang berbeda dari masing-nasing komponen gelombangnya. Sekali lagi kita dapat menurunkan pernyataan eksplisit lagi bagi gelombang resultannya dengan melakukan sedikit maniulasi trigonometri yang memberikan hasil 6 V!D,t" 8 1 cos !k-D A
-

t" U 1 cos !k4D -

t"

8 41 cos

cos

!5.--"

Dimana :

.jadi, selubungnya bergerak dengan laju + 8 A ":!k- U

,sedangkan gelombang didalamnya bergerak dengan laju ! dan

k4", yang mana , jika +4.

kecil, tidak terlalu berbeda jauh dari +- dan

Superposisi dari hanya dua gelombang saja tampak tidak menyerupai paket gelombang pada gambar 5.-F. 2ampiran yang lebih baik dapat kita buat dengan menjumlahkan lebih banyak gelombang sinus dengan bilangan gelombang ki yang berbeda, dan amplitude 1!ki" yang mungkin pula bebeda6

19

V!D" 8

!ki" cos kiD

!5.-4"

Gambar 4.18

%ecepatan

grup sebuah paket gelmbang. 7ambar kiri memperlihatkan ) gambar potret pada t 8 / dari gelombang y-,y4 dan jumlahnya !y- memiliki panjang gelombang satuan, sedangkan y4 adalah , satuan". 7elombang bergerak dengan kecepatan F satuan perdetik, sedangkan gelombang 4 dengan 4,0 satuan per detik. 7ambar potret pada t 8 - detik diperlihatkan disebelah kanan. %edua gelombang tidak sefase hinggs jarak <,0 satuan, >adi titik tengah layangan )bergerak dengan kecepatan <,0 satuan perdetik, yang dalam kasus ini lebih besar daripada +- dan +4. >ika terdapat banyak bilangan gelombang yang berbeda dan jika mereka sangat berdekatan, maka jumlah dalam persamaan !5.-4" dapat digantikan dengan suatu integral 6 !5.-F"

=ntegralnya diambil untuk seluruh rentang bilangan gelombang yang diperkenkan !dapat terjadi dari / hingga E". 1ndaikanlah, kita mempunyai suatu rentang bilangamn gelombang dari k/ - Rk:4 hingga k/ U Rk:4. >ika semua gelombang memiliki amplitude 1 yang sama, maka dari persamaan !5.-F" ,bentuk paket gelombangnya dapat diperlihatkan

20

!5.-5"

2ampiran bentuk paket gelombang yang lebih baik dapat diperole dengan mengamil 1!k" berubah-ubah; sebagai contoh, bentuk fungsi 7auss 1!k" 8 memberikan

V!D" E

cos

!5.-0"

Disini terdapat lagi gelombang selubung yang memodulasikan gelombang kosinus dan memperkecil amplitudonya diluar daerah selebar RD, seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.-.. untuk membatasi gelombang inin pada daerah sekecil RD, kita telah menggunakan lagi rentang bilangan gelombang yang besar

Gambar 4.19

(ontoh dua paket gelombang

yang berbeda. #agi masing-masing paket gelombang, terdapat suatu fungsi modulasi yang memperkecil amplitude kosinus diluar daerah RD. 7ambar 5.-. haruslah dipandang sebagai gambar+ potert paket gelombang pada suatu waktu tertentu, seperti t8 /. #egitu pula, persamaan !5.-5" dan !5.-0" hanya menyatakan gelombang pada t 8 /. ;ntuk mengubahnya kebentuk gelombang rambat maka kita harus menggantikan kD dengan kD A t, seperti yang kita akukan pada persamaaan !5.--".

dalam kasus dua gelombang yang kita gunakan bagi persamaan !5.--", kita dapati bahwa gelombang selubungnya bergerak dengan laju
21

. %asus

sederhana ini kita perluas keklasus dimana terdapat banyak bilangan gelmbang tidak sama dengan mendefinisikan kecepatan grup sebagai berikut 6 ?grup 8 !5.-@"

Selubung paket gelombang kecepatan fase masing-masing ?fase 8

ini bergerak pada kecepatan grup,

sedangkan didalamnya, setiap komponen gelombang bergerak dengan

!5.-<"

%ecepatan fase hanya bermakna bagi satu komponen gelombang, tidak terdefinisikan bagi paket gelombang. >adi, sebuah partikel yang terbatasi kedudukannya pada suatu bagi ruang tertentu tidak hanya dinyatakan oleh satu gelombang de #roglie dengan energy dan frekuensi tertentu, tetapi oleh sebuah paket gelombang yang merupakan superposisi dari sejumlah besar gelomban. Selubung gelonbangnya bergerak dengan kecepatan grup >ika kita tidak dapat merumuskan suatu teori memetika yang meramalkan hasil dari satu kali pengukuran, maka kita dapat berupaya untuk memperoleh suatu teori matematik yang meramalkan perilaku statistic dari suatu system !tau dari sejumlah besar h begitu pula,

momentum dan bilangan gelombang berkaitan melalui hubungan p 8 hk. >adi, kecepatan grup +g 8 dapat pula dinyatakan dalam cara berikut 6

22

+g 8

!5.-T"

+g 8

%ecepatan

grup

bukanlah

sifat

gelombang

komponennya

melainkan merupakan sifat zat perantara dalam mana paket gelombang itu bergerak. Sekarang kita buat anggapan berikut, yang sangat pokok gbagi mekanika mendasar dari teori kuantum. %ita menganggap bahwa tanggapan zat perantara terhadap paket gelombang, diberikan oleh d :dp, yang identik dengan tanggapan zat perantara pada bagian partikel. Vaitu

paket gelombang

partikel

!5.-."

Dalam pernyataan untuk energy sebuah partikel, hanya energy kinetic % yang bergantung pada momentum, sehingga d :dp 8 d%:dp ; karena % 8p4:4m bagi sebuah partikel tidak relati+istic, maka d%:dp 8 p:m, yang tidak lain adalah kecepatan partikel sedangkan ruas kiri adalah kecepan grup dari paket gelmbang. Dengan demikian kita telah memperoleh hasil penting berikut. Kecepatan sebuah partikel materi sama dengan kecepatan grup paket gel mbang yang bersangkutan. >adi bahasan ini dapat dirangkum sebagai berikut. Sebuah partikel yang terbatas geraknya dalam suatu bagian ruang dilukiskan sebagai oleh sebuah paket gelombang, yang adalah superposisi gelombang-gelombang de#roglie. 3eket gelomabang bergerak dengan laju yang sama dengan laju pertikel. . 3robabilitas dan %eacakan

23

3engukuran sekali terhadap kedudukan atau momentum partikel dapat dilakukan seteliti yang dapat dicapai oleh keterampilan eksperimental kita. ,alu, bagaimanakah perilaku

gelombang sebuah partikel dapat kita amati* #agaimanakahketidakpastian dalam kedudukan dan momentum mempengaruhi percobaan kita* 3erlemparan sebuah mata uang atau dadu bukanlah suatuproses akan tetapi hakikat keacakan hasil hasilnya yangbakal itu menunjukan diperoleh acak, bahwa

pengetahuan kita tentang keadaansistemnyalah yang kurang lengkap. 1pabila kita menganalisis berdasarkan probabilitas, maka kita sebenarnya mengakui kelemahan kita untuk melakukan analisisnya secara pasti. 3erilaku acak dari sebuah sistem yang tunduk pada hukum-hukum fisika kuantum adalah suatu aspekalam mendasar, bukanlah hasil dari keterbatasan pengetahuan kita tentang sifatsifat sistemnya. W. 1mplitudo 3robabilitas Basih ada satu lagi persoalan terakhir yang perlu di bahas, yaitu apakah yang di tanyakan oleh amplitudo gelombang de#roglie* Dalam setiap gejala penghambatan gelombang,suatu besaran fisika seperti perpindahan atau tekanan mengalami perubahan terhadap jarak dan waktu. ,alu, sifat fisika apakah yang mengalami perubahan ketika gelombang de#roglie merambat * Dalam salah satu pasal di depan, kita tidak pernah membahas sebuah pertikel yang terbatasi kedudukannya dengan sebuah paket gelombang. >ika partikelnya terbatasi pada suatu partikel bagian ruang berukuran , maka paket gelombang yang menyatakan partikel tersebut hanya memiliki amplitudeyang besar dalam derah itu, sedangkan di luarnya amplitudo paket gelombangnya kecil. 1rtinya, amplitudo paket gelombang itu besar pada tempat di mana partikelnya berada, dan kecil pada daerah dimana kemungkinanan mendapatkan pertokel itu kecil. >adi,

24

amplitudo berkaitan intensitas

gelombang de#rogli !sebuah partikel"pada sembarang titik dengan sebuah probabilitas gelombang untuk menemukan lurus partikel yang

bersangkutan pada titik tersebut. 1nalogi dengan fisika klasik, bahwa berbanding dengna kuatdrat amplitudonya,maka probabilitas ini juga berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo gelombang de#roglie. Dalam bab berikut kita akan membahas kerangka matematika untuk menghitung amplitudo bagi sebuah partikel yang berada dalam beraneka ragam situasi, dan juga membahas definisi probabilitas yang lebih matematis. %esulitan kita untuk menafsirkan secara tepat amplitudo gelombang ini sebagian disebabkan karena amplitudo gelombang adalah suatu besaran kompleks. !Suatu +ariable kompleks, seperti amplitudo probabilitas, adalah +ariable yang mengandung suatu bagian imaginer, yang berbanding lurus dengan akar kuadrat dari --, yang dilambangkan denga ; lihat pasal 0.@.". karena kita tidak dapat mengungkapkan +ariable-+ariable tersebut dengan sistem bilangan real !tidak imajiner" kita, maka kita tidak dapat menafsirkan atau mengukur langsung amplitudo gelombangnya. &etapi, probabilitas di definisikan dalam nilai mutlak dari kuadrat amplitudo; karena hasilnya selalu merupakan suatu bilangan real, maka kita tidak sulit menafsirkannya. Beskipun ampitudo gelombang de#roglie tidak mudah di tafsirkan, gelombang de#roglie memiliki ciri khas dari sebuah gelombang klasik yang berperilaku baik. Sebagai contoh, ia dipantulkan dan di bahas, ia memenuhi asas superposisi, dan gelombang-gelombang de#roglie yang merambat dalam arah-arah yang berlawanan dapat berpadu membentuk sebuah gelombang berdiri.

25

BAB III PENUTUP A. Kesimpula De #roglie menyatakan bahwa partikel-partikel seperti electron, proton dan netron mempunyai sifet dualisme, yakni gelombang dan partikel. =ni adalah dasar dari asas saling melengkapi yang mengatakan bahwa gambaran lengkap dari suatu kesatuan fisika seperti foton atau elektron tidak dapat diungkapkan secara tersendiri dalam perilaku partikel saja atau gelombang saja. 1sas ketidakpastian 2eisenbergmengatakan bahwa tidak ada

satupun percobaan yang dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga memberikan ketidakpastian di bawah batas-batas. 2ubungan-hubungan ini memberikan suatu taksiran ketidakpastian minimum yang dapat diperoleh dari beraneka percobaan, pengukuran kedudukan dan momentum sebuah partikel akan memberikan sebaran nilai selebar OD dan O .

Sebuah paket gelombang dapat dipandang sebagai superposisi sejumlah besar gelombang, yang berinterferensi secara maksimum disekitar partikel, sehingga menghasilkan sebuah gelombang resultan dengan amplitudo yang lebih besar. Sebaliknya pada tempat yang jauh dari partikel, mereka berinterferensi secara minimum, sehingga gelombang resultannya memiliki amplitudo yang lebih kecil pada tempat dimana partikelnya kita perperkirakan tidak ditemukan.

26

3engukuran amplitudo gelombang de#rogli !sebuah partikel" pada sembarang titik berkaitan dengan probabilitas untuk menemukan partikel yang bersangkutan pada titik tersebut. 1nalogi dengan fisika klasik, bahwa intensitas sebuah gelombang berbanding lurus dengan kuatdrat amplitudonya, maka probabilitas ini juga berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo gelombang de#roglie. D1W&1' 3;S&1%1 %rane, %enneth.4/--. !isika " dern.>akarta6 ;=-3ress 3hysics, Penny. #i$at %el mbang pada &artikel. http6::wennyphysics.blogspot.com:4/-4:/4:siifat-gelombang-padapartikel.html !diakses tanggal 4T april 4/-F"

27

You might also like