You are on page 1of 10

Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?

BAB 1

KANKER
1.1. Apa itu Kanker?
anker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan kematian (Familiys Doctor, 2006). Hal ini sejalan dengan defenisi dari American Cancer Society yang mengatakan kanker sebagai kelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (Kaplan, Salis & Patterson, 1993). Sel kanker berbahaya karena dapat menyebabkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung (Laszlo dalam Sarafino, 1998). Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker pada umumnya cepat menjadi besar. Sel kanker menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkram alat tubuh yang terkena. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar (metatasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyeberan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu. Umumnya, sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan atau pun gejala, bila sudah ada keluhan atau gejala biasanya penyakit berada pada taraf stadium lanjut. Awalnya kanker tidak menimbulkan keluhan karena hanya melibatkan beberapa sel. Bila sel kanker bertambah, maka keadaan bergantung kepada orang yang terkena. Misalnya, pada usus berongga besar, tumor harus mencapai ukuran besar sebelum memicu keluhan (Familiys Doctor, 2006). Pada taraf stadium lanjut sel kanker menyebar sampai ke organ vital seperti otak

Bab 1: Kanker

atau paru lalu mengambil nutrisi yang dibutuhkan oleh organ tersebut, akibatnya organ itu rusak dan mati. Penyakit kanker sendiri dapat melemahkan penderitanya, penyakit tersebut serta pengobatannya dapat menurunkan gairah hidup dan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit (Laszlo dalam Sarafino, 1998). Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, pasien kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi. Kebanyakan pasien kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Bila tidak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian pada pasien.

1.2. Epidemi
Dari data WHO diketahui, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah menjadi 6,25 juta orang. Di negara maju, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakitpenyakit kardiovaskuler. Sepuluh tahun mendatang, diperkirakan 9 juta orang diseluruh dunia akan meninggal karena kanker setiap tahunnya (Familiys Doctor, 2006). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Gumawan Achmad seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan bahwa kanker telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula dalam sambutannya ketika membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi Indonesia ke-1 (1st International Scientific Meeting di Indonesi Society of Surgical Oncologyst/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan mendekati
2

Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?

peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada pada urutan ketiga penyebab terjadinya kematian setelah penyakit kardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995). Selain itu, dalam seminar sehari Kanker Pada Alat Reproduksi Perempuan dalam rangka peringatan hari Ulang Tahun ke-26 Yayasan Kanker Indonesia, Achmad sujudi (1998), menyatakan bahwa di Indonesia ketika ini dijangkakan terdapat penyakit kanker baru dengan perbandingan/rasio 1:1000 penduduk pertahun. Walaupun demikian, apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan (KBI Gemari, 2003). Sayangnya hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4 (Kompas, 2002). Pada tahap ini kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh sehingga semakin kecil peluang untuk sembuh dan pulih, dan berkemungkinan langsung tidak akan sembuh. Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia. Di sisi lain, bila ditinjau dari aspek gender, maka jumlah kaum perempuan yang menderita penyakit kanker menduduki proporsi yang lebih banyak dibandingkan kaum lelaki. Kenyataan ini paling tidak dapat dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia, dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia bahwa 64,4% penderita kanker adalah dari kaum perempuan dan sisanya (36,6%) adalah pria (Mangunkusuma, 1995). Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker di Indonesia, sangat penting bagi masyarakat untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-faktor resiko penyebab kanker.

1.3. Penyebab Kanker


Ada empat faktor utama penyebab kanker seperti lingkungan, makanan, biologis dan psikologis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat faktor penyebab kanker tersebut, yaitu:

Bab 1: Kanker

1.3.1. Lingkungan
a. Bahan kimia Zat yang terdapat pada asap rokok yang dapat menyebabkan kanker paru pada perokok aktif dan perokok pasif (orang yang bukan perokok atau tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker (Familys Doctor, 2006). b. Penyinaran yang berlebihan Sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukimia (Familys Doctor, 2006). c. Merokok Menurut Yayat Sutratmo (Majalah Bulan Kabari dalam www.kabari news.com) perlu diketahui bahwa rokok putih bertanggung jawab 90% dari semua kasus kanker paru-paru yang menjadi penyebab utama kematian baik dari wanita daripada pria. Setiap kali merokok maka akan menghirup sedikitnya 60 zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. d. Polusi udara Menurut Chen Zichou (www.antara.co.id) seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan, kondisi air yang kian hari kian memburuk. Banyak perusahaan kimia dan industri yang membuang limbahnya kesungai dengan mudah. Hal ini menyebabkan air yang ada di sungai terkontaminasi oleh limbah yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang ada disekitar sungai. Akibatnya air yang terkontaminasi tersebut secara langsung berakibat terhadap tumbuh-tumbuhan dan makanan.

Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?

1.3.2. Makanan
Para ilmuwan mendapatkan bahwa makanan-makanan tertentu adalah sumber kanker. Makanan-makanan tersebut menjadi sumber kanker oleh sebab adanya zat-zat kimia tertentu. Makanan yang dapat menyebabkan kanker (www.susukolostrum.com) adalah: a. Daging yang mengandung hormon sex buatan (DES or Diethylstilbestrol). b. Bahan pemanis buatan seperti biang Gula dan saccharin. c. Nitrosamines pada bahan-bahan pengawet buatan, dan bahan pewarna buatan, yang umumnya dipakai dalam produk daging, yang telah diproses dan juga banyak dalam produk makanan kaleng. d. Zat pewarna yang ada dalam makanan, minuman, kosmetik, maupun obat obatan. e. Zat radioaktif yang sekarang ini terdapat hampir di seluruh bulatan bumi sebagai akibat dari percobaan bom atom serta peledakan bom, yang masuk dalam tubuh manusia melalui makanan, khususnya susu. f. Kebanyakan makan garam. g. Makanan yang sudah menjadi Tengik.

1.3.3. Biologi
a. Virus Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker (Familys Doctor, 2006). Salah satu virus yang dapat menyebabkan kanker adalah virus HIV (human immunodefiency virus). Dimana virus HIV (human immunodefiency virus) ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya wanita yang terinfeksi virus HIV (human immunodefiency virus) akan rentan terhadap infeksi HPV (human papillomavirus). Hal ini dapat dilihat bahwa 90% kasus kanker serviks disebabkan karena adanya infeksi HPV (human papillomavirus) (Gale dan Cahrette, 1995). Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik (Familys Doctor, 2006).
5

Bab 1: Kanker

b. Hormon Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria) (Familys Doctor, 2006). c. Keturunan Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor keturunan. Sebab ada orang yang terlahir dengan DNA rusak yang diturunkan salah satu orang tua mereka sehingga mereka memiliki resiko yang tinggi untuk terkena kanker. Faktor keturunan ini memang susah untuk dihindari. Tetapi sejauh apa peranan gen yang abnormal masih belum diketahui (Misky, 2005).

1.3.4. Psikologis
a. Kepribadian Orang dengan tipe kepribadian tertutup termasuk tipe yang mudah terkena stres. Umumnya orang dengan tipe kepribadian ini akan mudah menderita gangguan emosi dan secara sadar berusaha menekan perasaan tersebut. Akibatnya mereka akan memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit kanker dan jantung (dalam www.bemfhui.com). b. Stres Salah satu sebab menurunnya kekebalan tubuh (immunitas) adalah adanya stres dan kondisi stres ini akan melemahkan respon imunitas. Dalam keadaan stres atau emosi seperti marah dan sedih, hypothalamus yang merupakan pusat emosi akan terangsang dan kemudian akan merangsang kelenjar pituitari yang selanjutnya kemudian akan merangsang kelenjar adrenal, sehingga keluarlah hormon glukokortikoid. Jika hormon tersebut keluar secara berlebihan akan terjadi kerusakan pada tubuh yang mengakibatkan antibodi dan respon peradangan menurun. Menurunnya sistem imunitas ini

Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?

mempermudah masuknya sel-sel kanker menyerang tubuh, karena kemampuan sel tersebut untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik. Dapat disimpulkan bahwa stres psikologis berpengaruh terhadap rusaknya kemampuan pembunuhsn sel secara alami untuk penghancuran sel tumor atau sel kanker. Hal ini dapat dijelaskan dari gambar berikut:

Stres Konflik Psikologis Karateristik Kepribadian Kematian Konsekuensi psikologis: Depresi, Penolakan, Marah, Cemas

Diagnosis/ Treatmen

Respon Endokrin Tumor/ Kanker

Perubahan Sistem Kekebalan

Gambar 1. Pengaruh psikososial terhadap timbulnya kanker (Sumber: Prokop, C.K. Bradley, L.A. 1981. Medical Psychology. Cotributions to Behavioral Medicine. New York: Academic Press).

Dari gambaran di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh stres dan konflik yang dialami oleh individu serta karateristik kepribadian sangat berperan dalam timbulnya kanker.

1.4. Kondisi Psikologis yang Dialami oleh Penderita Kanker


Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik yang sekaligus psikologis, yang mana kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan

Bab 1: Kanker

mempengaruhi pula kondisi psikologisnya, dengan kata lain setiap penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja, tetapi juga dapat membawa masalahmasalah bagi kondisi psikologisnya. Hal ini dapat kita lihat pada pasien penderita kanker dimana ketika dokter mendiagnosis bahwa seseorang menderita penyakit berbahaya seperti kanker,secara umum ada tiga bentuk respon emosional yang bisa muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker, yaitu penolakan, kecemasan dan depresi (Taylor, 1988). Dalam keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker untuk dapat menerima dirinya karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stres yang terus-menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tapi juga penyesuaian psikologi individu (Lehmann, deLisa, Warren, deLateur, Bryant and Nicholson, 1978). Kecemasan merupakan respon yang umum terjadi setelah penyakit kanker terdiagnosis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Utami & Hasanat (1998) menunjukkan ketika mengetahui bahwa mereka menderita kanker, pasien kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik, gelisah atau merasa sendiri, dan dibayangi oleh kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari penyakit yang diderita ataupun akibat dari proses penanganan suatu penyakit. Kadangkala proses penanganan kanker sangat membebani pasien dibandingkan penyakitnya sendiri, misalnya proses radiasi dan obat-obatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker tenyata dapat mengakibatkan kerusakan tubuh bahkan bepotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yang tidak dapat diperbaiki (Burish, 1987). Proses penanganan kanker juga disertai dengan rasa sakit, kecemasan, disfungsi seksual, dan kemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama (Redd & Jacobsen, 1988). Perawatan di rumah sakit merupakan salah satu hal yang cukup mencemaskan bagi pasien, misalnya ketika akan dilakukan operasi dan merasa tidak nyaman atau mengalami rasa sakit setelah dilakukannya operasi. Setelah operasi, penderita kanker seringkali mengalami perasaan kecewa ketika harus kehilangan salah satu
8

Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?

organ tubuh Selain itu, pendekatan yang tidak personal dari dokter, perawat ataupun pegawai rumah sakit menyebabkan pasien merasa hanya menjadi objek pemeriksaan semata. Dalam kondisi demikian, seorang seringkali mengalami kehilangan identitas diri dan kehilangan kontrol atas tubuh, lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga membuat pasien kurang nyaman menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit. Kondisi dan penanganan penyakit kanker dapat menimbulkan stres, sehingga tidak saja mempengaruhi kondisi fisik tetapi juga kondisi psikologis pasien. Meskipun reaksi psikologis terhadap diagnosis penyakit dan penanganan kanker sangat beragam dan keadaan serta kemampuan masing-masing penderita tergantung pada banyak faktor, namun ada enam reaksi psikologis yang utama (Prokop, 1991) yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif atau status mental (impairment), gangguan seksual serta penolakan terhadap kenyataan (denial). Jay, Elliot & Varni (1986) menyatakan bahwa profil psikologis pasien yang datang pada pemeriksaan medis menunjukkan tingginya tingkat kecemasan, rasa marah, dan keterasingan. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien yang memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang (Charmaz dalam Radleay, 1994). Banyak penelitian menunjukkan pasien kanker akan mengalami masalah harga diri rendah (Berter, 2002; Carpenter, Brockop, & Andrykowski, 1999; Kurnia, 1995; Cocker, Bell, & Kidmans, 1994; Edelman, Bell, & Kidman, 1999; Curbow, Somerfield, Legro, & Sonnega, 1990; Trunzo & Pinto, 2003; Carpenter, Brockopp, & Andrykowski, 1999; Symister, & Friend 2003; Helgeson, Lepore, & Eton, 2006). Jika perasaan-perasaan rendah tersebut dirasakan pasien dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan depresi. Oleh sebab itu, pasien kanker biasanya mengalami sakit dua kali lipat dari kebanyakan penyakit lain. Selain menderita penyakit kanker itu sendiri mereka juga menderita depresi (Keitel & Kopala, 2000). Mereka tidak bisa menerima keadaan dirinya sebagai orang yang sakit sehingga pasien kanker akan terus merasa bahwa dia adalah orang yang paling tidak beruntung. Dengan menjadi penderita kanker,
9

Bab 1: Kanker

aktivitas yang dapat dilakukannya sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Kemungkinan terjadinya gangguan psikologi seperti depresi, kecemasan, kemarahan, perasaan tidak berdaya dan tidak berharga dialami antara 23%-66% pasien kanker. Diperkirakan saat ini ada sekitar 25% pasien kanker yang mengalami depresi berat (Sinar Harapan, 2003). Banyak penelitian juga menunjukkan pasien kanker mengalami masalah depresi yang berat (Antoni, Lehmann, Kilbourn, Boyers, Culver, Alferi, Yount, Mc Gregor, Arena, Harris, Price, & Carver, 2001; Blackburn, Bishop, Glen, Whalley, & Christie, 1981; Ciaramella, & Poll 2001; Evans, & Connis, 1995; Hipkins, Whitworth, Tarrier, & Jayson G, 2004; Hopko, Bell, Armento, Hunt, & Lejuez, 2005; Love, Love, Grabsch, Clarke, Bloch, David, & Kissane, 2004; Osborn & Demoncada, 2006; Spiegel & Giese, 2003; Wong-Kim, & Bloom, 2005). Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pasien penderita kanker tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga mengalami masalah psikologis, seperti harga diri yang rendah dan depresi. Oleh karena itu pasien penderita kanker tidak hanya diberikan perawatan fisik saja, namun perlu perawatan psikologis untuk meningkatkan harga diri dan mengurangi depresi yang dialami oleh pasien penderita kanker.

10

You might also like